Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 61 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakhrunnisa Ahmad
"Inisiasi menyusu dini (IMD) adalah meletakkan bayi di dada ibu segera setelah bayi lahir dan dibersihkan untuk melakukan kontak kulit antara dada ibu dan bayi, membiarkan bayi menemukan puting ibu untuk menyusu. Proporsi IMD di Dunia sebesar 42% ; ASIA Timur 32% ; ASIA Selatan 40%; dan di Indonesia 56,5%. Penundaan IMD biasanya disebabkan karena bayi lahir dengan dengan sectio cesarea (SC) karena perawatan pasca operasi yang lama sehingga menunda kontak ibu-bayi dan kemungkinan dilakukannya IMD menjadi kecil. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh persalinan Caesar terhadap upaya pelaksanaan IMD, menggunakan data individu Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2017 dengan desain cross-sectional. Sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu ibu dengan bayi yang melakukan IMD (n=8418) dan ibu dengan bayi yang tidak melakukan IMD (n=4238). Data bersifat kategorik dan dianalisis dengan uji regresi logistik ganda. Persalinan dengan SC berisiko 2,7 kali untuk tidak melakukan IMD setelah dikontrol oleh variabel paritas; kunjungan ANC; berat lahir; interaksi antara persalinan Caesar dengan pekerjaan suami; interaksi antara persalinan Caesar dengan pendidikan ibu; dan interaksi antara persalinan Caesar dengan kunjungan ANC. Diharapkan agar dilakukan penapisan secara ketat agar persalinan tanpa indikasi tidak dilakukan tindakan SC, sehingga menurukan angka persalinan SC. Dibuatnya undang-undang mengenai upaya pelaksanaan IMD segera setelah bayi lahir baik bayi yang lahir dengan pervaginam maupun SC.

Early initiation of breastfeeding (EIBF) is placing the baby on the mother's chest as soon as the baby is born and clean to make sure skin-to-skin contact between the mother's chest and the baby, letting the baby find the mother's nipple. The proportion of EIBF in the world was 42%; East ASIA 32%; South ASIA 40%; and in Indonesia 56.5%. Delayed of initiation of breastfeeding was usually caused by the baby was born by cesarean section (CS) because prolonged postoperative care, delaying mother-infant contact, making EIBF less likely. This study was conducted to determine the effect of the CS delivery on the implementation of early initiation of breastfeeding using the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) data with a cross-sectional design. The sample of this study were grouped into two groups, baby-mothers who did EIBF (n=8418) and baby-mothers who did not EIBF (n=4238). Data were categorical and analyzed by multiple logistic regression tests. Delivery with c-section had a 2.7 times risk of not getting EIBF after being controlled by the parity variable; ANC visit; birth weight; the interaction between the type of delivery and the work of the husband; the interaction between the type of delivery and the mother's education; and the interaction between the type of delivery and the ANC visit. It is hoped that a strict screening will be carried out so that deliveries without indications will not be performed by c-section, thereby reducing the number of CS deliveries. The drafting of a law regarding the implementation of EIBF immediately after the baby is born, either babies born with vaginal or CS."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hertina Raisa Putri
"Stunting masih menjadi masalah gizi utama bagi anak di Indonesia. Laporan data SSGI 2022 menunjukkan prevalensi stunting di Indonesia mencapai 21,6%. Stunting disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya akses air bersih dan sanitasi melalui penyakit infeksi. Pada tahun 2020, akses kualitas air minum aman di Indonesia hanya mencapai 11,9%. Selain itu, angka rumah tangga yang memiliki sarana toilet dengan sambungan tangki septik tertutup dan rutin dibersihkan kurang dari 8%. Di sisi lain, program akses air bersih dan sanitasi di Indonesia belum menjadi prioritas dalam penanggulangan stunting. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana akses air bersih dan sanitasi memengaruhi stunting. Penelitian ini menggunakan desain crosssectional dengan populasi seluruh anak usia 6-23 bulan di Indonesia. Seluruh subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi menjadi sampel penelitian, yaitu sebanyak 56.536 sampel. Uji statistik menggunakan uji regresi logistik berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara akses air bersih dan sanitasi dengan stunting. Anak dengan akses air bersih dan sanitasi yang kurang memiliki odds 1,17 kali lebih tinggi untuk mengalami stunting. Dengan demikian, peningkatan akses terhadap air bersih dan sanitasi yang layak perlu dilakukan untuk menanggulangi stunting.

Stunting is still a major nutritional problem for children in Indonesia. The 2022 SSGI data report shows that the prevalence of stunting in Indonesia has reached 21.6%. Stunting is caused by many factors, including access to clean water and sanitation through infectious diseases. In 2020, access to safe drinking water in Indonesia will only reach 11.9%. In addition, the number of households that have toilet facilities with closed septic tank connections and are regularly cleaned is less than 8%. On the other hand, clean water and sanitation access programs in Indonesia have not been a priority in preventing stunting. Therefore, this research aims to find out the relationship between access to clean water and sanitation with stunting. This study used a cross-sectional design with a population of all children aged 6–23 months in Indonesia. All subjects who met the inclusion and exclusion criteria became the research sample, namely 56,536 samples. Statistical tests use multiple logistic regressions. The research results show that there is a significant relationship between access to clean water, sanitation, and stunting. Children with poor access to clean water and sanitation have 1.17 times higher odds of experiencing stunting. Thus, increasing access to clean water and proper sanitation needs to be done to overcome stunting.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Saraswanto Setyawan
"Tujuan pengelolaan Rekam Medis di rumah sakit adalah untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya mencapai tujuan rumah sakit, yaitu peningkatan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit, oleh sebab itu dalam mengelola Rekam Medis, setiap rumah sakit harus selalu mengacu kepada pedoman/petunjuk teknis pengelolaan Rekam Medis yang dibuat oleh rumah sakit yang bersangkutan.
Pedoman/petunjuk teknis pengelolaan Rekam Medis pada suatu rumah sakit pada dasamya mengatur proses kegiatan yang dimulai pada saat diterimanya pasien di tempat penerimaan pasien, pencatatan data medis pasien selama pasien tersebut mendapatkan pelayanan medis, sampai pada penanganan berkas Rekam Medis pasien yang meliputi kegiatan penyimpanan serta pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan untuk melayani perrnintaan/peminjaman bila pasien berobat ulang atau keperluan lain.
Dalam hal pengelolaan Rekam Medis, pencatatan data medis dalam berkas Rekam Medis pasien selama pasien tersebut mendapatkan pelayanan medis sampai pada pengembalian berkas Rekam Medik tersebut dari ruangan rawat inap, rawat jalan, maupun rawat darurat merupakan salah satu hal penting yang telah diatur di dalam pedoman pengelolaan Rekam Medik di Rumah Sakit Haji Jakarta.
Untuk rawat inap, pengembalian berkas Rekam Medis yang telah diisi dengan lengkap dan benar ke Sub Unit Rekam Medis adalah 2x24 jam setelah pasien keluar rumah sakit, sedangkan untuk rawat jalan dan rawat darurat, pengembalian berkas Rekam Medis setelah usai pelayanan atau shift tugas. Khusus untuk pengembalian berkas Rekam Medis rawat inap, hal ini perlu lebih diperhatikan, karena masalah yang akan dihadapi oleh rumah sakit akan lebih banyak dan lebih kompleks akibatnya, balk itu dari segi Mediko-Legal maupun tagihan dari pihak ketiga yang harus disertai resume medis.
Berdasarkan wawancara pra penelitian dengan Kepala Sub Unit Rekam Medis, seorang staf pada Sub Unit Rekam Medik, Kepala Unit Rawat inap dan beberapa perawat, serta pengamatan yang dilakukan di beberapa ruangan rawat imp Rumah Sakit Haji Jakarta selama bulan November tahun 2000, terdapat cukup banyak berkas Rekam Medik yang dikembalikan terlambat, akibatnya hal ini mengganggu kinerja petugas Sub Unit Rekam Medik, dan menghambat pelayanan pasien yang akan berobat kembali, karena harus menunggu petugas mencari keberadaan berkas Rekam Medis pasien tersebut. Hal ini tentu akan menimbulkan pertanyaan bagaimana dengan Sumber Daya Manusia yang merupakan tenaga pelaksana Rekam Medis melakukan pengisian maupun pemeriksaan kelengkapan berkas Rekam Medis di ruangan rawat inap, bagaimana dengan berkas Rekam Medis yang diisi dan diperiksa kelengkapannya tersebut, dan apakah dalam melakukan pengisian maupun pemeriksaan tersebut, Sumber Daya Manusia yang ada sudah mematuhi prosedur yang berlaku di Rumah Sakit Haji Jakarta.
Pada dasarnya pengembalian berkas Rekam Medis yang tepat waktu dari ruangan rawat inap terkait dengan pengisian berkas tersebut di ruangan rawat inap, untuk itu penulis melakukan penelitian dengan salah satu tujuan khusus mengetahui bagaimana Sumber Daya Manusia melakukan pengisian berkas Rekam Medis di ruangan rawat inap.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan rnenggunakan metoda kualitatif. Data-data dan informasi yang diperoleh peneliti selama penelitian adalah melalui wawancara mendalam, observasi, dan data-data sekunder.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pengisian berkas Rekam Medis rawat inap di Rumah Sakit Haji Jakarta yang dilakukan oleh tenaga pelaksana belum dilaksanakan dengan baik, karena masih ada beberapa tenaga medik, maupun tenaga paramedis yang belum sempurna dalam melakukan pengisian karena kendala-kendala yang ada.
Untuk mengatasi hat tersebut, prosedur pengelolaan Rekam Medis yang sudah bagus terutama untuk rawat inap memang perlu setiap kali disosialisasikan khususnya kepada tenaga pelaksana Rekam Medis di Rumah Sakit Haji Jakarta.
Daftar Bacaan: 18 (198.5-1999)

In-patient Medical Record Management In Jakarta Pilgrim's HospitalThe aim of medical record management in hospital is in order to support achieved administration order in the framework of effort reached for the hospital purposes, that is improvement of health care quality in the hospital, therefore to manage medical record, every hospital has to always refers to guidelines of medical record management was made by that hospital.
The guidelines of medical record management in a certain hospital basically regulated the process of activities which was begun, when the patient was admitted to admission, recording the medical data during the patient had medical care, until handling the records of patient that comprises retention and removal records from the storage to serve requisition if the patient will be treated again or other necessity.
In medical record management, recording medical data to the patient records during the patient had medical care, until sending back the records from the in-patient, out-patient, and emergency care unit forms the one of the important thing which had been regulated in the guidelines of medical record management in Jakarta Pilgrim's Hospital.
To in-patient, sending back the medical record which had been recorded completely and correctly to the Department of Medical Record is 2x24 hours after the patient out of the hospital, whereas to out patient and emergency care, sending back the records after health care or shift of the duty. In particular of sending back the in-patient records, it was necessary more concerned, because the problem which will be faced by the hospital will be more and more complex in its consequences, both medico legal aspects and claim of the third party are had to he enclosed by discharge summary.
Based on pre-research interview with the head of Medical Record Department, the staff of Medical Record Department, the head of in-patient unit, and several nurses, and observation which had done in several in-patient rooms of Jakarta Pilgrim's Hospital during November 2000, there were many medical records enough which was not sent back on time, finally its disturbed performance of Medical Record Department staff and obstructed the patient health care which will be treated again, because they have to wait for the staff was looking for medical record of the patient. Certainly it will caused the question about how did the human resources who are forms medical record caretaker do recording and examining medical record completeness at in-patient room, how did the medical record which had been recorded and had been examined its completeness, and what did they do recording and examining, the human resources have obeyed the procedure that had been done in Jakarta Pilgrim's Hospital.
Basically, sending back the medical records on time from the in-patient room was connected by recording that records at in-patient room, there for the writers do the research with the one of special purposes to know how the human resources did recording the medical record at in-patient room.
Kind of this research forms cross sectional research by the qualitative method. Data and information which were acquired researcher during the research by in-depth interview, observation, and secondary data means.
The result of the research showed that recording the in-patient medical record process in Jakarta Pilgrim's Hospital who had been done by the caretaker were not to do well, because there were still several medics, and paramedics who were not complete yet to do recording because of many obstacles.
To overcome that, the medical record management procedure which had been good especially for in-patient, really need every time was socialized particularly to the medical record caretaker in Jakarta Pilgrim's Hospital.
Bibliography: 18 (1985-1999)"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T8631
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djoko Walujo BR
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh maupun lama efek penyemprotan residual Perigen 25 % W.P terhadap kepadatan lalat dan lipas di RSPAD Gatot Subroto dalam upaya perencanaan program pengendalian lalat dan lipas dengan menggunakan pestisida yang aman, efektif di rumah sakit.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen program pengendalian vektor menggunakan dosis residual Ferigen 25 % W.P, dengan desain penelitian Pretest - posttest menggunakan kontrol, selama kurun waktu satu bulan.
Pengambilan sampel dengan blok desain, dimana ruang perawatan di RSPAD Gatot Subroto dibagi dalam 3(tiga) blok, satu blok dipakai sebagai barier/pemisah antara perlakuan dengan kontrol. Pemilihan blok di lakukan secara proporsif mengingat dalam pelaksanaan penelitian ini disamping ruang perawatan, penyemprotan di lakukan juga pada TPS, Dapur, Kantin, sehingga ruang perawatan yang berdekatan dengan TPS, Dapur dan Kantin di pilih sebagai blok perlakuan dan yang jauh sebagai kontrol.
Pengumpulan data di lakukan dengan menggunakan alat ukur kepadatan lalat yang berupa flygrill dan alat ukur kepadatan lipas yang berupa umpan berperekat ukuran 30 x 30 cm untuk luas 1 m2. Pengukuran kepadatan lalat di lakukan pada pagi hari dari jam 02.00 sampan dengan jam 12.00 dengan interval pengukuran tiap 1 menit, sedangkan untuk pengukuran kepadatan lipas umpan di pasang pada sore hari dan di ambil pada pagi hari, lipas yang tertangkap pada umpan di.hitung.
Analisa hasil menggunakan personal computer dengan program statpack, analisa yang di gunakan adalah uji t Test.
Hasil yang dicapai 1 bulan setelah penyemprotan secara statistik penyemprotan residual Perigen 25 % W.P dapat menurunkan kepadatan lalat dan lipas lebih dari 50 % kepadatan lalat dan lipas sebelum penyemprotan. Secara klinis hasil yang di capai penyemprotan residual Perigen 25% W.P. tersebut (bila dibandingkan dengan baku kriteria penilaian kualitas lingkungan hayati) kepadatan lalat dan lipas di Dapur, Kantin dan Ruang perawatan umum maupun kebidanan masih di bawah baku tertinggi, sehingga sebulan setelah penyemprotan masih belum perlu di lakukan penyemprotan ulangan.
Dengan biaya obat dan tenaga sebesar Rp 100,25 / M2 dapat menurunkan kepadatan lalat 0,063 unit/m2 dan menurunkan kepadatan lipas 3,7 lipas/m2. Beaya obat dan tenaga untuk penyemprotan seluruh tempat - tempat yang beresiko tinggi untuk lalat dan Iipas di RSPAD Gatot Subroto sebesar Rp 879.640,?
Sesuai dengan pola dasar Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia, RSPAD Gatot Subroto belum memiliki wadah kegiatan maupun perangkat layanan usaha sanitasi rumah sakit, termasuk didalamnya usaha pengendalian sektor/serangga."
Depok: Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ainin
"Rekam medis rawat inap yang berkualitas akan menghasilkan informasi yang sangat bermanfaat dalam pelayanan dan pengambilan keputusan di RSUD Ciawi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh besarnya kompetensi dan komitmen dokter, petugas pendaftraran dan koder terhadap kualitas rekem medis di RSUD Ciawi tahun 2022. Desain penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif , cross sectional dengan analisa regresi logistik multinomial. Diperoleh hasil kompetensi dan komitmen dokter mempengaruhi secara signifikan (p<0,05) terhadap kualitas rekam medis rawat inap. Kecenderungan dokter dengan kompetensi kurang akan menghasilkan rekam medis dengan kualitas kurang 6,7 kali lebih besar dibandingkan dokter dengan kompetensi baik. Begitu pula dokter dengan komitmen cukupmemiliki kecenderungan untuk menghasilkan rekam medis yang kurang berkualitas 4,2 kali lebih besar dibandingkan dokter dengan komitmen baik. Dokter dengan komitmen cukup memiliki kecenderungan untuk menghasilkan rekam medis yang cukup berkualitas 3,7 kali lebih besar dibandingkan dokter dengan komitmen baik.

Quality inpatient medical records will produce information that is very useful in service and decision making at Ciawi Hospital. This study aims to determine the effect of the competence and commitment of doctors, registration officers and coders on the quality of medical records in Ciawi Hospital in 2022. The research design used was a quantitative, cross-sectional study with multinomial logistic regression analysis. The results obtained that the competence and commitment of doctors significantly affect (p<0.05) on the quality of inpatient medical records. The tendency of doctors with less competence will produce medical records with less quality 6.7 times greater than doctors with good competence. Likewise, doctors with moderate commitment have a tendency to produce poor quality medical records 4.2 times greater than doctors with good commitment. Doctors with sufficient commitment have a tendency to produce quality medical records 3.7 times greater than doctors with good commitment."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khansa Azmi Nur Johim
"Angka kematian ibu adalah tantangan kesehatan masyarakat di dunia, negara-negara berkembang menyumbang 99% kematian ibu secara global. Diperkirakan 15% sampai 20% ibu hamil dari seluruh ibu hamil yang ada akan mengalami keadaan risiko tinggi dan mengalami komplikasi maternal. Asuhan kebidanan komprehensif berbasis bukti yang diberikan oleh bidan maupun dokter spesialis kandungan diharapkan dapat memprediksi komplikasi maternal untuk mencegah kematian ibu. Sistem prediksi komplikasi maternal melalui penilaian usia kehamilan, tanda-tanda vital, tinggi fundus uteri, denyut jantung janin, presentasi, kontraksi, plasenta, robekan, perdarahan, luka perineum, hemoglobin dan proteinurin dengan menggunakan pencatatan dan pelaporan manual membutuhkan waktu untuk mengambil keputusan. Tujuan penelitian ini adalah membangun prototipe aplikasi untuk prediksi komplikasi maternal di Rumah Sakit Mitra Bangsa Pati dalam rangka memprediksi komplikasi maternal, dan merancang basis data maternal dan membuat laporan secara elektronik. Rancangan pengembangan sistem menggunakan pendekatan prototyping. Metode prediksi aplikasi komplikasi maternal berbasis machine learning menggunakan algoritma Naïve Bayes Classifier (NBC). Aplikasi dapat memberikan hasil prediksi komplikasi maternal secara realtime (<3 detik), berupa perdarahan, preeklampsia, infeksi mana nifas, hiperemesis gravidarum, retensio plasenta dan robekan jalan lahir. Pengumpulan data dari buku register, buku KIA dan rekam medis. Dari hasil uji dengan 7-fold cross validation diperoleh nilai akurasi, presisi dan recall adalah 89.2%, 88.8%, dan 89.3% dengan jumlah data latih 2448 data dan data uji 272 data. Pemanfaatan data hasil prediksi yaitu sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.

Maternal mortality is a challenge for public health field in the world and developing countries account for 99% of maternal deaths globally. It is estimated that 15% to 20% of all pregnant women will experience a high risk state and obstetric complication. The evidence-based midwifery comprehensive guideline provided by the midwife is expected to detect early risk factors for pregnancy, labor, and postpartum women before complication occurs. Maternal complications prediction system through assessment of gestational age, vital signs, high fundal uterine, fetal heart rate, presentation, contractions, placenta, tears, bleeding, perineal wounds, hemoglobin and proteinurin using manual recording and reporting takes time to make decisions. The purpose of this study was to build a prototype application for predicting maternal complications at Rumah Sakit Mitra Bangsa Pati in order to predict maternal complications, and design a maternal database and make reports electronically. The system development design uses a prototyping approach. The prediction method for the application of machine learning maternal complications uses the Naïve Bayes Classifier (NBC) algorithm. Applications can provide predictive results for maternal complications in real time (<3 seconds), such as bleeding, preeclampsia, infections where parturition, hyperemesis gravidarum, retention of the placenta and tear of the birth canal. Collecting data from register books, KIA books and medical records. From the results of the test with 5-fold cross validation, the accuracy, precision and recall value were 89.2%, 88.8%, dan 89.3% with 2,448 training data and 272 testing data. The use of prediction data is a basis for decision making."
2019
T52948
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyan Kunthi Nugrahaeni
"Paradigma baru manajemen pendidikan tinggi menekankan otonomi institusi berdasar akuntabilitas, evaluasi, akreditasi dan bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Stikes A. Yani sebagai penyelenggara pendidikan tinggi di bidang kesehatan harus mempunyai kornitmen tinggi untuk menyelenggarakan pendidikan yang bermutu melalui pelaksanaan sistem penjaminan mutu pendidikan, untuk menjamin agar mutu pendidikan dapat dipertahankan dan ditingkatkan.
Sistem informasi yang ada saat ini belum mampu menyediakan infonnasi yang akurat dan tepat waktu mengenai hasil penyeienggaraan pendidikan dalam rangka menjamin mutu pendidikan. Untuk itu perlu dikembangkan model sistem informasi pendukung upaya penjaminan mutu pendidikan sebagai produk infonnasi yang relevan untuk penilaian penyelenggaraan pendidikan secara akurat dan tepat waktu di Sekolah Tinggi llmu Kesehatan Jenderal Ahmad Yani Cimahi.
Pengembangan sistem informasi dilakukan dengan mengkaji sistem yang ada, mengidentifikasi perrnasalahan sistem infonnasi serta mengkaji kebutuhan infonnasi dalam rangka manajemen pemecahan masalah. Hasil kajian dijadikan dasar dalam perancangan system baru, dan dilakukan uji coba. Hasil pengembangan system informasi yang dihasilkannya prototipe system informasi pendukung upaya penjaminan mutu pendidikan yang dapat mengetahui hasil pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pengajran, penelitian dan pengabdian masyarakat. Sehingga dihasilkan informasi yang akurat dan tepat waktu serta dapat menjadi dasar pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah dalam pengelolaan manajemen pendidikan di Stikes A Yani Cimahi. Keunggulan prototipe yang dihasilkan adalah kemampuan menghasilkan informasi yang dibutuhkan, penggunaan basis data dalam pengelolaan data dan infonnasi dan kemudahan dalam pengelolaan dan penyajian data. Informasi yang dihasilkan berupa rekapitulasi kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi dan laporan hasil penjaminan mutu pendidikan yang dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana motu penyelenggaraan pendidikan yang telah dilaksanakan.
Disarankan agar protolipe dapat diterapkan maka diperlukan beberapa tahapan yaitu uji coba dengan menggunakan data hasil penyelengaraan pendidikan. sosialisasi dan pelatihan. monitoring dan evaluasi seeara terus menerus agar segern diadakan penyempumaan bila terdapat kekurangan pada sistem. Perlu penyempumaan dengan menambahkan indikator yang lebih lengkap sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan dalam kegiatan penjaminan mutu pendidikan.

Managements new paradigm higher education emphasize based institution autonomy akuntabilitas. evaluation, accreditation and intent to upgrade education. Stikes A. Yani as promoter of higher education at health area shall have commitment tailing to even out quality education through guarantee system perfonning education quality to secure that education quality can be kept and improved.
Current aught infonnation system can't yet provide accurate information and on time about education management result in order to secure education quality. For it to need developed by supporting infonnation system model quality guarantee effort education as product of relevant information for education management estimation in accurate figure and on time at General Hygiene College Ahmad Yani Cimahi.
Information system development is done with mengkaji aught system, identify about problem infonnation system and mengkaji is information the need in order to trouble-shooting management. Study result made by basic in design of new system, and done by test-driving. Informations system developmental result? college and guarantee result reporting applicable education quality to know how education management quality already been perfonned.
Suggested tbat prototype can be applied therefore needful many steps which is test drivlngs training, monitoring and evaluation continually that shortly been arranged completion if available lack on system. Need completion by adds more complete indicator corresponds to Education National Default in quality guarantee activity education.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T20929
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suharmanto
"Tesis ini membahas efektifitas terapi musik dalam menurunkan dismenore pada siswi SMK Putra Bangsa Depok tahun 2013, menggunakan desain eksperimen pretest-posttest dengan grup kontrol. Sampel berjumlah 60 orang yang terdiri dari 30 orang kelompok kontrol yang mendapat terapi musik pop dan 30 orang kelompok intervensi yang mendapat terapi musik Mozart. Penurunan dismenore diukur menggunakan metode self-reported, wawancara dan observasi dan dilakukan sebanyak dua kali.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat konsistensi dalam pengukuran dan tidak ada perbedaan penurunan dismenore pada setiap pengukuran. Terdapat perbedaan rata-rata dismenore sebelum dan sesudah terapi musik, baik musik Mozart maupun musik pop. Terapi musik pop lebih baik dalam menurunkan dismenore pada remaja. Sehingga dapat disarankan bahwa penggunaan terapi musik pilihan oleh responden (musik pop) pada remaja sangat efektif dalam menurunkan dismenore pada remaja dibandingkan dengan musik Mozart.

This thesis discusses the effectiveness of music therapy in reducing the dysmenorrhea at female student in SMK Putra Bangsa Depok 2013, use experimental pretest-posttest with a control group’s design. Total sample of this study is 60 people consisting of 30 control group that received pop's music therapy and 30 intervention group that received Mozart’s music therapy. Reduction in dysmenorrhea measured twice.
The results showed that there are consistency in measurement and no difference in every measurement. There are a differences in the average dysmenorrhea before and after music therapy, both Mozart's music and pop's music. Pop's music therapy better in reducing dysmenorrhea in adolescents. So it can be suggested that the use of music therapy is preferred by respondents (pop music) more effective in reducing the dysmenorrhea in adolescents than Mozart's music
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T38905
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Arlinda
"Diare masih menjadi masalah kesehatan yang belum teratasi, dimana delapan persen kematian pada anak disebabkan karena diare. Salah satu penyebab diare adalah sanitasi dan perilaku saniter. Penelitian ini bertujuan untuk menilai perilaku sanitasi sesuai dengan lima pilar sanitasi total berbasis masyarakat (STBM); buang air besar sembarangan, cuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dengan aman, mengelola limbah dengan aman dan mengelola sampah dengan benar dan pengaruhnya terhadap kejadian diare anak.
Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang (crosssectional) dengan menggunakan data survey riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2013. Sampel penelitian ini adalah ibu yang mempunyai balita. Regresi logistik digunakan untuk mengetahui nilai rasio odds kejadian diare berdasarkan perilaku sanitasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian diare rendah pada ibu yang berperilaku sanitasi. Pengelolaan air minum dan pengelolaan limbah rumah tangga merupakan pilar yang menentukan dalam kejadian diare anak. Ibu sebagai penentu kondisi kesehatan anak perlu meningkatkan meningkatkan pengetahuan agar hidup lebih higienis dan saniter agar anak tercegah dari kejadian diare.

Diarrhea is still a health problem is not resolved, where eight percent of deaths in children caused by diarrhea. One of the causes of diarrhea are sanitary and sanitary behavior. This study aimed to assess the sanitary behavior in accordance with the five pillars of community-based total sanitation; defecation, hand washing with soap, safe drinking water to manage, manage waste safely and correctly managing waste and its effects on the incidence of childhood diarrhea.
This study used a cross-sectional study design using survey data basic health research in 2013. The sample was mothers with toddlers. Logistic regression was used to determine the value of the odds ratio incidence of diarrhea by sanitation behavior.
The result showed that the incidence of diarrhea lower in women who behaved sanitation. Management of drinking water and household waste management are the pillars that determine the incidence of diarrhea in children. The mother as a determinant of child health conditions need to improve in order to improve knowledge of life more hygienic and sanitary so that children prevented from diarrhea.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T43538
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>