Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 67 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sussane Yosephine
1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wongkaren, Turro Selrits
"The aim of this thesis is showing the relation between population transition and economy transformation. The methods used in this thesis are bibliographical review and simple nonparametric correlation among the variables. It begins with demographic transition, that is, mortality, fertility, and mobility transition. These transitions affect another two group of transitions, namely transition of population quantity and transition of population quality. Transition of population quantity consists of transitions in population magnitude, population growth, and population composition. Transition of quality consists of transitions in population education and population health. Then, those transitions—and transition of urban population, simultaneously—affect economy transformation, which includes transformation in demand structure, transformation in production structure, and transformation in labor. The process of economy transformation, reciprocally, correlates to income per capita and income distribution as well. Finally, income per capita and income distribution will affect the demographic transition. The analysis uses available empirical data in Indonesia. This thesis shows two conclusions. First, Indonesia economy, so far, is stressed on demand side rather than supply side—which is the population. Second, the efforts to improve our human resources should always pay attention not only to the quality of the population, but also to the quantity of the population."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S18976
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tatang Abdul Madjid. S
"ABSTRAK
Keberhasilan program kependudukan di Indonesia memberikan kontribusi sangat berarti kepada keberhasilan pembangunan pada umumnya. Hasil upaya tersebut menyatu dalam ujud nyata yang telah dirasakan masyarakat, terbukti dengan adanya pengakuan dan penghargaan yang datang dari berbagai kalangan, bahkan dari luar negeri.
Salah satu bukti keberhasilan itu antara lain angka fertilitas telah menurun dari 5.5 pada periode 1967-1970 menjadi 3.3 pada periode 1584-1987. Dan diramalkan bahwa pada tahun 2000 wanita Indonesia usia 15-49 akan menunjukkan fertilitas sebesar 2.7, Suyono (1989).
Pemerintah bersama seluruh lapisan masyarakat tidak hanya cukup bangga dengan keberhasilan yang telah dicapai, melainkan sadar bahwa masih banyak hal yang perlu terus diupayakan agar dengan itu dapat mempertahankan dan sekaligus meraih keberhasilan yang lebih baik lagi.
Upaya-upaya tersebut antara lain melakukan berbagai studi, seperti dalam bidang kependudukan dan bidang-bidang lainnya yang lebih rinci dan berkesinambungan.
Guna mencapai sasaran secara konsisten sebagaimana diharapkan, maka penguasaan aspek-aspek kependudukan seperti faktor-faktor yang menentukan fertilitas, perlu dikaji ulang dengan kontinyu dan simultan; melalui berbagai studi multidisipliner. Hal ini perlu, karena hasil-hasil studi yang telah ada akan senantiasa dirasakan masih belum memadai baik jumlah maupun ragamnya. Kurangnya hasil penelitian ini tidak saja dirasakan di kota-kota besar, di tingkat daerah sekalipun akan terjadi hal serupa sejalan dengan pesatnya pembangunan di berbagai bidang.
Berkenaan dengan kurangnya hasil-hasil penelitian tersebut seperti hasil analisis fertilitas di propinsi Sumatera Selatan, dirasakan menambah adanya kendala, khususnya yang berkaitan dengan proses perencanaan pembangunan baik sektoral maupun global. Hal ini memperkuat niat penulis untuk melakukan studi ini.
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: LD FE UI, 1985
331.1 ANA m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sita Dewi
"ABSTRAK
Keberhasilan pembangungan di Indonesia, khususnya dibidang kesehatan dan keluarga berencana ditandai dengan terjadinya penurunan angka kelahiran dan meningkatnya usia harapan hidup. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan struktur penduduk. Jumlah penduduk usia lanjut (60 tahun ke atas) akan terus meningkat yaitu dari 11,3 juta di tahun 1990 menjadi 17,8 juta di tahun 2005 dan terus meningkat menjadi 28,8 juta di tahun 2020.
Penduduk usia lanjut tentunya berbeda dengan penduduk usia muda. Para penduduk usia lanjut telah mengalami kemunduran fisik dan mental. Walaupun demikian di Indonesia pada umumnya penduduk usia lanjut masih dapat melakukan berbagai aktivitas dan masih banyak berperan dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Bahkan penduduk usia lanjut di Indonesia masih banyak yang bekerja. Tampaknya kebutuhan ekonomi dan kondisi kesehatan menjadi alasan mengapa penduduk usia lanjut bekerja, disamping karakteristik sosialnya.
Penelitian ini menggunakan data SAKERTI 1993, yang mendefinisikan penduduk usia lanjut adalah mereka yang telah berusia 60 tahun ke atas. Selain mempelajari karakteristik sosial-ekonomi dan demografi penduduk usia lanjut (jenis kelamin, hubungan dengan kepala rumah tangga, status perkawinan, pendidikan, daerah tempat tinggal, pengeluaran dan kesehatan), dicari faktor penentu (faktor yang "mempengaruhi") bekerja diantara penduduk usia lanjut."
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mauled Mulyono
"The study analyzed the behavior of the labor force participation in the labor market, and the impact of occupational mismatch to the decision of workers continued to. Job search even they have employed by using The Job Search Model. However, the application of the Job Search Model to deal with the characteristics of labor market today, i.e. the highly of disguised unemployment, the gap in labor market, the increasing mobility of workers from informal to. Formal sector the education attainment of job searchers increased rapidly, and some phenomena's of the occupational mismatch and on-the job-search. The raw data in the study used the data SUPAS 1985 (Intercensal Population Survey 1985) was conducted by Biro Pusat Statistik (Central Statistic Bureau) especially for South Sulawesi province. The labor force in this sample amount 23,967 and out of these only 9,982 employed and remains still unemployed.
In The Job Search Model or Search Theory argued that to analyzed individual decision to participate in the labor market or to analyzed the returns could be obtain during job searching process could be measured by using the reservation wage they received after deducted from the expenses they spend during job searching activities. Empirically, the reservation wage was influenced by the individual characteristic and the other factors that engage in labor market. The decision of job searchers whether they will accept or rejected each job that offered to them it will be influenced by individual characteristic and another factors as mentioned above. Since the data above not available in the Intercensal Population Survey 1985, this study will emphasize on job searching which influences by individual characteristic (namely, education level, marital and migrant status, age and residence) and labor market characteristic.
The types of occupation, which a proxy of wage, categorized into professional, white collar, blue collar and others. For analysis purposes, all the categorized was assume "stratum". It's means that the workers who have job searching, will be consider a higher job levels or at least at the same level only. By-using Multinomial Logit Model, it's conclude that the higher level of education workers, the probability to achieved blue collar and others tend to decrease, while probability to achieved white collar and professional tend to increase. The average probability to keep engage in this job concentrated more on farmer and menial workers (others). Another conclusion, which have participated in the same job category, the probability of higher education workers to get higher or the same of job level was higher if compared to lower education workers."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1994
T4296
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aslamia Anwar
"Banyak penelitian tentang bagaimana jumlah anak mempengaruhi kemungkinan wanita yang sudah menikah bergabung dengan pasar tenaga kerja. Ada juga penelitian yang berfokus pada bagaimana lingkungan sosial dan ekonomi memengaruhi probabilitas perempuan bekerja. Namun demikian, belum ada penelitian tentang bagaimana variasi dampak tersebut di lingkungan sosial ekonomi yang berbeda. Makalah ini mengisi kekosongan ini, dengan menggabungkan dua set data Indonesia: Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015 untuk mendapatkan informasi individual, dan survei Potensi Desa 2014 untuk memeroleh informasi tentang lingkungan sosial ekonomi. Analisis regresi logistik dilakukan dengan beberapa variabel kontrol individu, termasuk informasi tentang suami. Untuk menangkap dampak lingkungan sosial-ekonomi pada pola hubungan antara jumlah anak dan probabilitas perempuan untuk bergabung dalam pasar tenaga kerja, makalah ini menggunakan variabel interaksi antara jumlah anak dan variabel lingkungan sosial ekonomi. Lingkungan ekonomi diukur dengan PDB per kapita, kemiskinan, ketersediaan usaha kecil dan menengah, dan jarak ke kantor kecamatan; dan lingkungan sosial, oleh fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, dan adanya kejahatan. Hasilnya menunjukkan bahwa beberapa lingkungan ekonomi (PDB dan kemiskinan) dan satu lingkungan sosial (fasilitas kesehatan) memiliki interaksi yang signifikan dengan jumlah anak. Selanjutnya, arahnya bervariasi tergantung pada lingkungan.

There have been many studies on how number children affects probability of married women joining the labour market. There are also studies who focused on how social and economic environments affect the probability. Nevertheless, there has been no study on how the impact varies in different socio-economic environments. This paper fills in this gap, by merging two Indonesian data sets: 2015 National Socio-economic survey to have individual information and 2014 Village Potential survey to obtain the information on socio-economic environments. A logistic regression analysis is conducted with some individual control variables, including information on husbands. To capture the impact of socio-economic environments on the pattern of relationship between number of children and probability of the women joining the labour market, this paper puts interaction terms between number of children and variables on socio-economic environments. Economic environment is measured by per capita GDP, poverty, availability of small and medium enterprise, and distance to head of district office; and social environment, by health facilities, education facilities, and existence of crime. The results show that some economic environments (GDP and poverty) and one social environment (health facilities) have significant interaction with number of children. Furthermore, the direction varies depending on the environments."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Singapore: ISEAS, 2011
330.959 8 IND
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyuni Kurniawati
"Berjalan merupakan moda transportasi utama untuk sebagian besar manusia di seluruh dunia dan merupakan penghubung dari moda transportasi satu ke moda transportasi lainnya. Jalur pedestrian di Jakarta belum mampu memberikan kenyamanan bagi pejalan kaki. Fasilitas Pejalan kaki diukur menggunakan walkability index. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji permintaan berjalan seseorang dilihat dari faktor demografi sosial ekonomi dan kelayakan berjalan. Faktor tersebut diduga memengaruhi persepsi minat dan preferensi berjalan kaki. Teknik prngumpulan data pada penelitian ini mengunakan observasi, survey kuesioner, wawancara singkat kepada pejalan kaki. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan tabulasi silang serta menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan analisis regresi logistic. Penelitian dilakukan di dua jalan yakni jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Salemba Raya. Fasilitas pejalan kaki pada kawasan tersebut memiliki index walkability sebesar 67,3 di jalan Jenderal Sudirman dan 54,75 di jalan salemba kramat raya. yang menandakan kualitas yang sedang. Berdasarkan pengujian, terdapat kaitan pada faktor demografi sosial ekonomi sedangkan untuk kelayakan berjalan tidak berkaitan dengan permintaan berjalan. Hal ini mengindikasikan perlunya usaha pemerintah untuk meningkatkan permintaan berjalan seseorang dengan melihat dari faktor tersebut, tidak hanya dengan penambahan fasilitas pejalan kaki saja. Karena dengan fasilitas pejalan kaki yang baik, masyarakat DKI Jakarta belum tentu mau berjalan.
Walking is a main mode transportation for many of the world rsquo s people, and connecting one mode transportation to other transportation. Pedestrian ways in Jakarta is not comfortable for pedestrian. Its mean, the sidewalk is not walkable, inadequate and pedestrian facilities are often dilapidated. Pedestrian facilities measured by walkability index. The aim of this research is to analyze demand walking based on demographic, sosio economic, and walkability factors. Data collection techniques use observation, questionnaire survey, and short interview to pedestrian. This study use qualitative method with cross tabulation and quantitative method with logistic regression. Pedestrian facilities in Jalan Jenderal Sudirman has walkability index of 67,3 and Jalan Salemba Raya Kramat Raya has an index walkability of 54,75. That rsquo s mean those way in a sufficient condition. The result found that walkability factor is not related with demand for walking, and there is a good correlation of sosio ecomomic and demographic factor. This indicate that the local governments in DKI Jakarta have to increasing the demand for walking, based on sosio economic and demographic factors, not just focus on increasing the quality of pedestrian ways walkability , even the sidewalk in a good condition, people in Jakarta is not necessarily willing to walk."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T48874
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kristina Andriani
"ABSTRAK
Infrastruktur dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi dalam berbagai cara baik
secara langsung maupun tidak langsung. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis kondisi infrastruktur serta pengaruhnya terhadap ketimpangan
pendapatan dan kemiskinan dengan menggunakan tiga indikator pengukuran,
yaitu gini ratio, persentase 20% penduduk berpendapatan tinggi, dan tingkat
kemiskinan. Penelitian ini menggunakan analisis regresi data panel dengan ruang
lingkup penelitian di 33 provinsi dengan periode tahun 2006-2015. Variabelvariabel
yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari indikator perekonomian
yaitu PDRB per Kapita, infrastruktur ekonomi yang meliputi variabel jalan dan
listrik serta infrastruktur sosial yang diwakili oleh variabel kesehatan dan
pendidikan. PDRB per Kapita digunakan sebagai variable kontrol karena
pendapatan per kapita menggambarkan tingkat pembangunan suatu daerah.
Berdasarkan jenis infrastruktur ditemukan bahwa faktor yang mempengaruhi
kondisi ketimpangan pendapatan adalah semakin lama rata-rata lama sekolah dan
peningkatan angka harapan hidup dan faktor yang mempengaruhi persentase
pendapatan kelompok 20% penduduk berpendapatan tinggi adalah semakin lama
rata-rata lama sekolah dan semakin jarang keluhan kesehatan, sedangkan faktor
yang mempengaruhi kemiskinan adalah penambahan jalan, peningkatan
elektrifikasi, peningkatan ketersediaan energi listrik, semakin lama rata-rata lama
sekolah, dan semakin jarang keluhan kesehatan. Berdasarkan pengukuran gini
ratio teridentifikasi provinsi dengan ketimpangan pendapatan tertinggi adalah
adalah Provinsi Gorontalo dan berdasarkan tingkat kemiskinan teridentifikasi
provinsi dengan tingkat kemiskinan yang paling tinggi adalah Provinsi Papua
Barat. Sedangkan berdasarkan hasil regresi faktor wilayah menunjukkan
bertambahnya ketimpangan dan kemiskinan di Kawasan Timur Indonesia (KTI).
Sasaran pembangunan harus ditujukan bagi peningkatan kapasitas sarana dan
prasarana jalan, layanan akses ketenagalistrikan khususnya di daerah pelosok
yang belum teraliri listrik, peningkatan akses pendidikan dasar, menengah dan
perguruan tinggi, serta peningkatan derajat kesehatan dengan peningkatan akses
pada layanan kesehatan dan mengurangi biaya untuk berobat dengan pemberian
perlindungan sosial khususnya bagi masyarakat tidak mampu atau miskin.

ABSTRACT
Infrastructure can affect economic activity in various ways either directly or
indirectly. This study aims to analyze the condition of infrastructure and its effect
on income and poverty by using three measurement indicators, namely gini ratio,
percentage of highest 20% income population, and poverty level. This research
uses a panel data regression analysis covering 33 provinces during period of year
2006-2015. The variables used in this study consisted of economic indicators of
PDRB per capita, economic infrastructure which includes road and electricity
variables and social infrastructure represented by health and education variables.
PDRB per capita is used as a control variable because per capita income reflects
the level of development of a region. Based on the type of infrastructure it was
found that the factors affecting income inequality are the average length of
schooling and the increase in life expectancy. The factors that affect the
percentage of income group of highest 20% income population is the average
length of schooling and frequentcy of health complaints, while factors affecting
poverty are the addition of roads, increased electrification, increased availability
of electrical energy, average length of schooling, and the frequencu of health
complaints. Based on the measurement of gini ratio, the province identified with
the highest income inequality is Gorontalo Province and based on the poverty
level identified the province with the highest poverty level is West Papua
Province. Meanwhile, based on regression result of region factor shows
increasing inequality and poverty in Eastern Indonesia (KTI). Development
targets should be aimed at improving the capacity of road infrastructure and
facilities, access to electricity services especially in remote areas with no
electricity, improving access to basic, secondary and tertiary education, and
improving health status by increasing access to health services and reducing costs
for treatment the provision of social protection, especially for the poor."
2017
T49630
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>