Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kinerja rangkaian rantai pasok perusahaan air minum dalam kemasan (AMDK). Pengukuran kinerja rantai pasok perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi rantai pasok dari suatu perusahaan. Metode yang digunakan adalah Supply Chain Operations Reference (SCOR). Perbaikan yang dilakukan pada penelitian ini berkaitan dengan permasalahan yang terjadi pada rangkaian rantai pasok. Tingkat kepentingan atribut kinerja diukur berdasar pembobotan dengan kuesioner perbandingan berpasangan oleh beberapa expert. Terdapat 28 indikator kinerja yang diukur dan terbagi ke dalam atribut model SCOR. Dari hasil pengukuran didapatkan kinerja rantai pasok perusahaan pada tahun 2022 sebesar 49,59% yang menunjukkan kinerja perusahaan berada pada kategori marginal dengan warna jingga pada Traffic Light System Monitoring. Dengan menggunakan metode Traffic Light System sebelumnya didapatkan 8 indikator pada rantai pasok perusahaan yang kinerjanya tidak mencapai target dan perlu untuk diperbaiki secepatnya. Oleh karena itu, strategi diperlukan untuk dapat memperbaiki kinerja tersebut.
This research was conducted to measure the supply chains of bottled water companies (AMDK). Measurement of supply chain performance needs to be done to determine the condition of the supply chain of a company. The method used is the Supply Chain Operations Reference (SCOR). The improvements made in this study are related to problems that occur in the supply chain circuit. The security level of the security attribute is measured by weighting with a pairwise comparison questionnaire by several experts. There are 28 performance indicators that are measured and divided into the SCOR attribute model. From the measurement results, the acquisition of the company's supply disruption performance in 2022 is 49.59% which shows the company's performance is in the marginal category with orange color on the Traffic Light Monitoring System. By using the Traffic Light System method previously obtained 8 indicators in the company's supply chain whose performance did not reach the target and needed to be repaired as soon as possible. Therefore, a strategy is needed to improve this performance.
"
Pertumbuhan perusahaan penyedia jasa ride-hailing adalah sebuah fenomena yang sudah cukup umum terjadi, khususnya di negara-negara berkembang. Permintaan yang terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan populasi membuat perusahaan dan layanannya ini disebut sebagai salah satu inovasi yang paling berdampak selama satu dekade terakhir. Selain mampu memfasilitasi kebutuhan mobilisasi dari masyarakat di daerah perkotaan, khususnya Jabodetabek, keberadaan dari perusahaan penyedia layanan ride-hailing juga berhasil mendorong kenaikan yang signifikan pada perekonomian digital Indonesia. Namun, meskipun demikian, permasalahan emisi gas rumah kaca yang timbul dari operasionalnya tidak bisa dihindari seiring dengan pertumbuhan perusahaan tersebut. Melihat potensi pencemaran udara yang akan semakin parah seiring berjalannya waktu, pemerintah harus mengambil langkah tegas untuk bisa mengatasi hal ini. Kebijakan untuk mendorong kesadaran masyarakat dalam menggunakan transportasi publik dan menetapkan target penggunaan kendaraan listrik sebagai operasional layanan ride-hailing adalah beberapa hal yang harus pemerintah pertimbangkan dalam mengatasi permasalahan yang akan datang nantinya. Pemodelan kondisi nyata dengan metode sistem dinamis digunakan untuk menguji signifikansi dari faktor-faktor yang akan diajukan sebagai fokus pemerintah dalam membuat kebijakan. Dengan begitu, alternatif yang sudah teruji faktornya bisa dijadikan sebagai rekomendasi untuk membuat kebijakan terkait perusahaan penyedia layanan ride-hailing.
Industri elektronik merupakan salah satu sektor terbesar yang berkontribusi terhadap PDB Indonesia dan diproyeksikan kebutuhan elektronik oleh masyarakat dunia akan terus meningkat. Hasil limbah elektronik di Indonesia semakin meningkat yang diperkirakan akan meningkat sebesar 39% di tahun 2030. Limbah elektronik termasuk sampah B3 yang memberikan dampak buruk terhadap kesehatan dan lingkungan. Umumnya industri saat ini masih menggunakan model ekonomi linear yang mana tidak memperhatikan terhadap sisi lingkungan, sehingga industri khususnya sektor elektronik membutuhkan model ekonomi sirkular yang dapat memberikan manfaat terhadap sisi lingkungan, sosial dan ekonomi. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi faktor pendorong dan penghambat kunci implementasi konsep ekonomi sirkular pada industri elektronik di Indonesia serta menyusun struktur hirarki hubungan antarfaktor dengan metode Interpretive Structural Modelling (ISM). Dari 25 faktor pendorong diperoleh faktor kunci yaitu instrumen hukum yang terintegrasi dan regulasi dan standarisasi (ISO 14001); dan 23 faktor penghambat diperoleh faktor kunci yaitu biaya investasi yang tinggi. Faktor- faktor kunci ini akan menjadi perhatian utama bagi para pemangku kepentingan untuk memudahkan pengambilan keputusan, khususnya pihak industri dan pemerintah dalam upaya mengoptimalkan dan memaksimalkan transisi implementasi konsep ekonomi sirkular khususnya sektor elektronik di Indonesia.