Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sarah Ayu Setiawan
" Kultur in vitro merupakan salah satu cara untuk memperbanyak eksplan gametofit lumut hati Cheilolejeunea sp. Namun demikian, kultur in vitro dari gametofit lumut hati masih menemui berbagai kendala terkait teknik serta bahan kimia yang sesuai untuk proses sterilisasi eksplan. Hal tersebut disebabkan oleh struktur gametofit lumut hati berdaun yang kecil (1—50 mm) sehingga banyak kontaminan yang masih menempel pada eksplan serta rentan terhadap bahan sterilan. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui metode sterilisasi serta medium yang optimal bagi Cheilolejeunea sp. Penelitian menggunakan dua variasi sterilisasi fisik, yaitu vortex dan sonikasi yang ditumbuhkan pada 2 jenis medium berupa medium padat dan medium cair. Selain itu, penelitian juga menggunakan bahan kimia sebagai bahan sterilan yaitu NaOCl 1% (60”), dithane 1% (120”), dan tetrasiklin 5% (120”). Setelah dilakukan penelitian, didapatkan hasil bahwa sterilisasi lumut secara fisik menggunakan sonikasi yang ditumbuhkan pada medium cair lebih baik dalam menghambat munculnya kontaminasi dibandingkan sterilisasi fisik vortex yang ditanam pada medium padat. Hasil yang diperoleh juga menunjukkan penggunaan medium cair ternyata tidak dapat mempertahankan viabilitas eksplan
In vitro culture is one way to multiply gametophyte explants of liverworts Cheilolejeunea sp. However, in vitro culture of liverworts gametophyte still requires various techniques and chemicals suitable for explant sterilization. This is caused by the gametophyte structure of small leafy liverworts (1-50 mm) so that many contaminants are still attached to the explant and are susceptible to sterilization agents. Research carried out to study the sterilization method as well as the optimal medium for Cheilolejeunea sp. The study used two variations of physical sterilization, namely vortex and sonication grown on 2 types of medium containing solid and liquid medium. In addition, the study also used chemicals as sterile agents, namely NaOCl 1% (60 "), Dithane 1% (120"), and tetracycline 5% (120 "). After the research, physical sterilization was obtained using sonication grown on liquid medium is better in comparison to contamination than physical sterilization of vortex that is planted on solid medium. The results obtained also indicate the use of liquid media does not seem to be able to maintain explant viability."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putra Mahanaim Tampubolon
"Transfeksi merupakan proses memasukkan materi genetik ke dalam sel mamalia, yang umumnya digunakan untuk keperluan terapi gen dan produksi obat-obatan berbahan biologis (biologics) dari kultur sel mamalia. Pengantaran materi genetik melalui senyawa lipid (lipofeksi) merupakan metode transfeksi paling diminati karena sifatnya yang tidak toksik, mudah digunakan, terjangkau, dan memiliki nilai efisiensi transfeksi yang baik. Lipopeptida Pal-CK2H2-Tat(NLS)-TL(NLS) merupakan agen lipofeksi hasil pengembangan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang diharapkan mampu menjadi kompetitor agen lipofeksi komersial yang sudah ada di pasar, akan tetapi kemampuannya dalam menginduksi produk biologis pada galur sel mamalia Chinese Hamster Ovary K1 (CHO-K1) belum terkarakterisasi dengan baik. Berkenaan dengan itu, proinsulin merupakan produk biologis bernilai tinggi yang pengembangannya juga sedang dilakukan oleh BPPT. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan klon plasmid proinsulin rekombinan serta mendeteksi produksi proinsulin hasil transfeksi plasmid yang menggunakan lipopeptida Pal-CK2H2-Tat(NLS)-TL(NLS) pada galur sel mamalia CHO-K1. Deteksi dilakukan melalui metode immunofluorescence assay (IFA) dan western blotting (WB). Hasil menunjukkan bahwa telah didapat 6 klon plasmid proinsulin rekombinan, dengan 1 klon terbukti fungsional karena mampu menginduksi ekspresi proinsulin dengan ukuran protein yang benar di dalam sel CHO-K1. Uji IFA dari hasil transfeksi yang menggunakan lipopeptida Pal-CK2H2-Tat(NLS)-TL(NLS) menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara nilai Corrected Cell Total Fluorescence (CTCF) sel pasca transfeksi proinsulin rekombinan dan sel pasca transfeksi plasmid non-rekombinan pEGFP-N1. Uji pasca transfeksi yang menggunakan lipopeptida Pal-CK2H2-Tat(NLS)-TL(NLS) konsisten dengan pengujian IFA dan WB pasca transfeksi yang menggunakan agen lipofeksi komersial TurboFect™. Dapat disimpulkan bahwa protein proinsulin berhasil diekspresikan pasca transfeksi menggunakan lipopeptida Pal-CK2H2-Tat(NLS)-TL(NLS) pada galur sel mamalia CHO-K1.

The process of introducing genetic materials into mammalian cells is known by transfection, which holds value in gene therapy and the production of biologics in mammalian cell culture. Among methods of transfection, deliverance through lipid particles or lipofection is the most favorable one because of several advantages. Pal-CK2H2-Tat(NLS)-TL(NLS) is a novel lipofection agent developed by the Agency for the Assessment and Application of Technology (BPPT) to compete with its successor in the field of lipofection, but its capability of inducing the production of biologics in CHO-K1 mammalian cell line was not characterized well. In the meantime, the same agency has been working on recombinant proinsulin, a highly valued biological product. The aims of this research are first to obtain clones of recombinant proinsulin and second to detect the presence of proinsulin in CHO-K1 cells post-transfected with recombinant proinsulin using Pal-CK2H2-Tat(NLS)-TL(NLS) lipopeptide. Protein detection is done through immunofluorescence assay (IFA) and western blotting (WB). Six plasmid clones of recombinant proinsulin have been obtained, with one clone proved to be functional in expressing proinsulin with the correct size in CHO-K1 cells. Immunofluorescence assay of lipopeptide transfection results shows that there is a significant difference of Corrected Total Cell Fluorescence (CTCF) between cells post-transfected with recombinant proinsulin and cells post-transfected with non-recombinant plasmid pEGFP-N1. The result is consistent with previous IFA and WB testing of cells post-transfected with recombinant proinsulin using commercial lipofection agent TurboFect™. Therefore, proinsulin has been successfully expressed in CHO-K1 cells post-transfected with recombinant proinsulin using Pal-CK2H2-Tat(NLS)-TL(NLS)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bimo Satrio Putra Erlyandi
"

Manifestasi klinis seseorang yang terinfeksi virus chikungunya (CHIKV) mirip dengan seseorang yang terinfeksi virus dengue (DENV) sehingga menyulitkan para praktisi kesehatan dalam melakukan diagnosis penyakit. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah memulai pengembangan kit diagnostik infeksi CHIKV berbasis protein rekombinan untuk mendeteksi keberadaan partikel CHIKV dalam serum darah. Penelitian sebelumnya, BPPT telah berhasil memproduksi serum antibodi poliklonal anti-CHIKV sebagai langkah awal pengembangan kit diagnostik. Penelitian kloning dan ekspresi gen envelope 2 (E2) virus chikungunya (CHIKV) Isolat Indonesia pada Saccharomyces cerevisiae merupakan penelitian lanjutan dengan tujuan untuk memperoleh plasmid rekombinan pYES2-E2 CHIKV dan untuk memperoleh protein rekombinan E2 yang diekspresikan oleh Saccharomyces cerevisiae. Protein rekombinan E2 yang dihasilkan akan diuji reaktivitasnya dengan menggunakan antibodi poliklonal anti-CHIKV yang telah diproduksi BPPT sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa plasmid rekombinan pYES2-E2 CHIKV telah berhasil diperoleh berdasarkan 2 metode verifikasi yaitu metode PCR dan metode digesti. Hasil analisis ekspresi protein dengan SDS PAGE menunjukkan pita protein pada berbagai macam ukuran. Analisis protein dengan western blotting memberikan hasil dengan munculnya pita protein pada kisaran ukuran 25--35 kDa. Protein rekombinan E2 CHIKV diduga telah berhasil diperoleh dan memerlukan pengujian lebih lanjut dengan menggunakan antibodi poliklonal anti-CHIKV.


Diagnosis of people-infected chikungunya virus (CHIKV) is quite challenging since it has similar symptoms with dengue virus infection. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) had started the development of diagnostic kit chikungunya virus infection based on recombinant protein to improve the diagnosis of CHIKV infection. Previous research, BPPT had successfully produced policlonal antibody anti-CHIKV serum. Cloning and expression of envelope 2 (E2) gene chikungunya virus isolate from Indonesia in Saccharomyces cerevisiae is aimed to produce recombinant plasmid pYES2-E2 CHIKV and to produce recombinant protein E2 expressed by S. cerevisiae.  The results were recombinant plasmid pYES2-E2 CHIKV had successfully achieved based on 2 verification methods (PCR and digestion method). Protein expression analysis by western blotting gave result a single band appearance suspected E2 CHIKV protein with molecule size ranged from 25 to 35 kDa. Sample which positively contains recombinant protein E2 CHIKV is continued to test its reactivity with policlonal antibody anti-CHIKV serum which had previously produced by BPPT.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daiichiro Widodo Abinawanto
"Telah dilakukan penelitian tentang Keanekaragaman parem Etnis Karo di Pasar Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Tujuan penelitian adalah untuk mendokumentasikan pengetahuan lokal pedagang obat tradisional etnis Karo di Pasar Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara dalam pemanfaatan parem.
Metode penelitian dilakukan dengan teknik wawancara semistruktural dan terbuka serta pengambilan data tumbuhan untuk dilakukan identifikasi. Wawancara dilakukan pada tujuh pedagang dari tujuh kios yang terdapat di pasar Pancur Batu. Pertanyaan meliputi jenis parem, kegunaan, bahan baku yang digunakan, dan cara pembuatan parem.
Tumbuhan obat yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan parem mencapai 145 spesies dari 49 famili. Parem dengan jumlah bahan tumbuhan tertinggi terdapat pada parem dingin yang berjumlah rata-rata 43 spesies tumbuhan. Zingiberaceae merupakan famili yang memiliki spesies bahan penyusun parem terbanyak yaitu berjumlah 20 spesies tumbuhan. Sebanyak 40 famili tumbuhan obat dimanfaatkan pada bagian daun. Sebanyak 69% dari 145 spesies tumbuhan obat bahan pembuatan parem berhabitus herba.
Parem dingin merupakan parem yang memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut karena memiliki bahan tumbuhan yang bermanfaat dalam merawat kulit. Hal tersebut terlihat dari rata-rata jumlah spesies penyusun parem dingin yang terdapat di Pasar Pancur Batu. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai metabolit sekunder yang terdapat pada bahan tumbuhan penyusun parem tersebut.

Research has been carried out on the diversity of ethnic Karo parem in Pancur Batu Market, Deli Serdang Regency, North Sumatera. The aim of the study was to document the local knowledge of traders of traditional Karo ethnic medicine at Pancur Batu Market, Deli Serdang Regency, North Sumatera in the utilization of the parem.
The research method was carried out by semi-structural and open interview techniques and plant data collection for identification. Interviews were conducted at seven traders from seven kiosks located in Pancur Batu market. Questions include the type of parem, uses, raw materials used, and the way of making parem.
Medicinal plants that are used as raw material for making parem reach 145 species from 49 families. the parem with the highest amount of plant material is found in the cold parem, which amounts to an average of 43 species of plants. Zingiberaceae is the family that has the most species of parem making material, amounting to 20 species of plants. As many as 40 families of medicinal plants are used in the leaves. As many as 69% of the 145 species of medicinal plants which produce herbaceous herbal medicine.
Parem dingin is a parem that has the potential to be developed further because it has plant ingredients that are beneficial in caring for the skin. This can be seen from the average number of parem dingin component species found in Pancur Batu Market. Further research is needed regarding secondary metabolites found in the plant material that composes the parem."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syavana Levaretna Arsy
"Ion kalsium (Ca2+) adalah salah satu kation divalen yang berperan dalam proses kondensasi kromosom. Pengaruh Ca2+ pada kondensasi kromosom dengan melihat pola banding dan nilai kromosom belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ion kalsium (Ca2+) pada kondensasi struktur kromosom sel HeLa dengan teknik G-banding-trypsin-Leishman (GTL-banding) dan karyotyping. Sebaran kromosom pada tahap metafase diperoleh dengan mengkultur sel HeLa pada suhu 37 °C (5% CO2). BAPTA 1 mM sebagai chelator spesifik Ca2+ dan EDTA 1 mM sebagai chelator kation diberikan sebelum pemanenan kromosom. Kromosom yang telah dipanen selanjutnya dilakukan banding dengan pewarna Leishman. Pengaruh Ca2+ pada kondensasi kromosom diamati dengan membandingkan kromosom pada kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol. Data dianalisis secara kualitatif dengan mengamati struktur kromosom dan pola banding kromosom, serta secara kuantitatif dengan mengacu pada Quality Assessment (QA) berdasarkan International System for Human Cytogenetics Nomenclature (ISCN). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kromosom pada kelompok kontrol memiliki struktur yang padat dengan pola banding yang jelas teramati dengan nilai kromosom 2 hingga 5. Kelompok perlakuan 1 mM BAPTA memiliki struktur kromosom yang tidak padat dengan ukuran yang lebih besar dari kelompok kontrol dan memiliki pola banding yang kurang jelas dengan nilai kromosom 2 hingga 5. Kelompok perlakuan 1 mM EDTA memiliki struktur kromosom yang tidak padat dan fibrous dengan ukuran yang lebih besar dan panjang dari kelompok kontrol serta memiliki pola banding yang kurang jelas dengan nilai kromosom 2 hingga 6. Kromosom pada kelompok perlakuan 1 mM BAPTA dan 1 mM EDTA memiliki struktur lebih tidak padat dan pola banding yang kurang jelas jika dibandingkan dengan kelompok kontrol sehingga mengindikasikan peran Ca2+ dalam kondensasi struktur kromosom.

Calcium ion (Ca2+) is one of the divalent cations involved in the chromosome condensation process. The effect of Ca2+ on chromosome condensation by observing banding patterns and chromosome value has yet known. This study aimed to determine the effect of calcium ion (Ca2+) on HeLa cell chromosome structure condensation using G-banding-Trypsin-Leishman (GTL-banding) technique and karyotyping. Metaphase chromosome spreads were obtained by culturing the HeLa cell at 37 ℃ (5% CO2). 1 mM BAPTA as Ca2+ chelator and 1 mM EDTA as cation chelator was added prior to the chromosome harvest. G-banding was carried out on harvested chromosomes using Leishman dye. The effect of Ca2+ on chromosome condensation was determined by comparing the treated chromosome to the control chromosome. The data were obtained and analyzed qualitatively by observing chromosome structure and banding pattern, as well as quantitatively by referring to the International System for Human Cytogenetics Nomenclature (ISCN). The result showed that the chromosome in the control group had a condensed structure with a clear banding pattern and chromosome value ranged from 2 to 5. Chromosome treated with 1 mM BAPTA had a less condensed structure with a bigger size compared to the control group and had chromosome value ranged from 2 to 5. Chromosome treated with 1 mM EDTA was also less condensed with longer and fibrous structure and had chromosome value ranged from 2 to 6. BAPTA-treated and EDTA-treated chromosomes had a less condensed structure with less clear banding pattern compared to the control which indicated the role of Ca2+ in the chromosome condensation process."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Egga Agustina
"Diospyros maritima Blume. merupakan salah satu spesies dari genus Diospyros yang ada di lingkungan Kampus Universitas Indonesia. Beberapa kelompok fitokimia yang terkandung dalam genus Diospyros diketahui berpotensi sebagai agen pereduksi ion Ag+, di antaranya fenol, flavonoid, alkaloid, terpenoid, dan saponin. Faktor-faktor yang memengaruhi proses biosintesis nanopartikel perak (AgNP) dapat berupa rasio volume ekstrak dan AgNO3, waktu reaksi, suhu, dan pH. Hal tersebut akan bepengaruh terhadap laju reaksi, ukuran, dan bentuk AgNP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan fitokimia dalam ekstrak air D. maritima dan untuk mengetahui potensi ekstrak air daun D. maritima untuk biosintesis AgNP. Pada penelitian ini, diteliti pula pengaruh rasio volume ekstrak dan AgNO3 (0,1:1, 0,2:1, 0,5:1, 2,0:1, dan 5,0:1) terhadap waktu biosintesis AgNP, yaitu 25 menit, 2 jam, 3 jam, 24 jam, 48 jam, dan 96 jam. Hasil uji kualitatif fitokimia dengan metode kolorimetri pada ekstrak air D. maritima menunjukkan bahwa esktrak mengandung senyawa fenol, flavonoid, alkaloid, dan saponin. Rasio antara ekstrak air daun D. maritima dengan AgNO3 dalam penelitian ini yang berpotensi untuk biosintesis AgNP ialah larutan dengan rasio volume 0,1:1, 0,2:1, 0,5:1, dan 2,0:1. Larutan 0,5:1 merupakan rasio yang dapat menghasilkan AgNP yang lebih cepat dan banyak mulai waktu reaksi 24 jam berdasarkan karakteritik dari spektrum absorpsi UV-Vis.

Diospyros maritima Blume. is one of several species of the genus Diospyros in the University of Indonesia campus area. Some phytochemical groups contained in the genus Diospyros are known to act as Ag+ reducing agents, including phenols, flavonoids, alkaloids, terpenoids, and saponins. Factors that influence the biosynthesis is the ratio of the volume of extract and AgNO3, reaction time, temperature, and pH. This will affect the reaction rate, size, and shape of AgNPs. This study aims to determine the phytochemical content in D. maritima extracts and to determine the potential of D. maritima leaf extracts for AgNPs biosynthesis. In this study, also investigated the effect of the volume ratio of extract and AgNO3 (0.1:1, 0.2:1, 0.5:1, 2.0:1, and 5.0:1) to the biosynthesis time of AgNPs, that is 25 minutes, 2 hours, 3 hours, 24 hours, 48 hours, and 96 hours. The results of the qualitative phytochemical test with the colorimetric method in the leaf extract of D. maritima showed that the extract contained phenol, flavonoid, alkaloid, and saponin compounds. The ratio between D. maritima leaf extract and AgNO3 in this study that has the potential for AgNPs biosynthesis is a solution with a volume ratio of 0.1:1, 0.2:1, 0.5:1, and 2.0:1. The biosynthesis time is affected by the ratio of the volume of extract and AgNO3. Solution with a ratio of 0.5:1 can produce AgNPs faster and more AgNPs are formed starting a reaction time of 24 hours based on the characteristics of the UV-Vis absorption spectrum."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Faisal Gunawan
"

Protein Granulocyte Colony Stimulating Factor (G-CSF) memiliki peran spesifik dalam menstimulasi poliferasi dan pematangan sel neutrofil. Penelitian sebelumnya, gen CSF3 telah berhasil dikontruksi secara in vitro di dalam vektor pPICZα dengan penyisipan kodon metionin pada ujung-5’ dan kodon stop pada ujung-3’ dari gen CSF3. Kontruksi tersebut menghasilkan pPICZα-metCSF3. Tujuan penelitian ini adalah transformasi plasmid pPICZα-metCSF3 pada sel inang Komagataella phaffii dan melakukan pengujian fenotipe Mut pada sel transforman yang diperoleh. Plasmid pPICZα-metCSF3 diisolasi dari Escherichia coli DH5α dan dilinierisasi sehingga menghasilkan plasmid linier berukuran 4.131 pb. Plasmid rekombinan dipurifikasi dan dikuantifikasi, selanjutnya ditransformasikan ke dalam sel inang K. phaffii dengan metode elektroporasi. Jumlah koloni yang terbentuk berkisar 214 koloni transforman dan nilai efisiesi transformasi mencapai 0,18 x 103 cfu/µg plasmid DNA. Seleksi koloni transforman dilakukan pada medium YPD dengan konsentrasi zeosin yang bertingkat. Sebanyak 15 dari 23 koloni transfoman memiliki resistensi terhadap seluruh tingkatan konsentrasi zeosin. Pengujian fenotipe Mut pada 23 koloni transforman memiliki fenotipe Mut+. Berdasarkan data pengamatan yang diperoleh bahwa K. phaffii berhasil membawa plasmid pPICZα-metCSF3 dan koloni transforman memiliki keberadaan gen aktif AOX1 dan AOX2 (fenotipe Mut+).


Granulocyte Colony Stimulating Factor (G-CSF) protein has a specific role to stimulate proliferation and maturation of neutrophils. Previous research has succeeded an in vitro construction of CSF3 gene on pPICZα vector, while inserting a methionine codon at 5’-end and two stop codons at 3’-end of CSF3 gene sequences. The metCSF3 gene has been formed in recombinant plasmid named pPICZα-metCSF3. The purposes of this research are to transform the pPICZα-metCSF3 recombinant plasmid into Komagataella phaffii host and conducting the phenotype Mut analysis on the transformant colonies. The pPICZα-metCSF3 plasmid was isolated from Escherichia coli DH5α and was linearized to 4.131 bp of plasmid in size. pPICZα-metCSF3 plasmid was purified and quantified, then it was transformed into K. phaffii through electroporation method. Approximately 214 transformant colonies successfully produced and the transformation efficiency reached up to 0,18 x 103 cfu/µg of DNA plasmid. The transformant was selected on YPD medium with increasing zeocin concentration. Approximately 15 out of 23 transformant were resistant against all stage of zeocin concentration. The determination of Mut phenotype on 23 transformant colonies categorized as Mut+ phenotype. In brief, K. phaffii has been succeded to bring pPICZα-metCSF3 plasmid and transformant colonies have active AOX1 and AOX2 gene (Mut+ phenotype).

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nizal Muhammad Rizqi
"

Epidermal growth factor receptor variant III (EGFRvIII) telah ditemukan sebagai protein reseptor spesifik pada beberapa jenis sel kanker. Protein tersebut merupakan hasil ekspresi dari salah satu jenis mutan gen EGFR, yaitu gen EGFRvIII. Mutasi pada gen EGFRvIII terjadi karena adanya delesi ekson  2  hingga 7 yang merupakan bagian dari domain ekstraselular yang berinteraksi dengan ligan alaminya. Keberadaan EGFRvIII yang spesifik hanya pada sel kanker memberikan potensi bagi protein tersebut untuk dijadikan sebagai molekul target pada terapi penargetan kanker dengan antibodi monoklonal. Fragmen antibodi untai tunggal (ScFv) anti-EGFRvIII merupakan antibodi monoklonal yang dapat digunakan sebagai ligan spesifik terhadap EGFRvIII dalam simulasi terapi penargetan kanker. Antibodi ScFv-anti-EGFRvIII dapat diproduksi menggunakan plasmid pPICZα-ScFv-anti-EGFRvIII-egfp. Plasmid rekombinan ini memiliki promotor indusibel AOX1 dan sinyal sekresi matting factor-a yang dapat ditransformasikan pada Komagataella phaffii sehingga antibodi ScFv-anti-EGFRvIII dapat disekresikan oleh sel inang. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan klona K. phaffii transforman yang membawa gen ScFv-anti-EGFRvIII. Plasmid diisolasi dari Escherichia coli TOP10F` dan dipurifikasi dengan pelarut organik. Plasmid kemudian dipotong dengan enzim SacI sehingga diperoleh plasmid linear yang berukuran 5.150 bp. Metode transformasi yang digunakan adalah elektroporasi. Seleksi K. phaffii transforman dilakukan pada medium seleksi yang mengandung antibiotik zeocin. Hasil penelitian menunjukkan klona K. phaffii transforman yang mengandung plasmid rekombinan  pPICZα-ScFv-anti-EGFRvIII-egfp (5150 bp) berhasil diperoleh. Hasil seleksi K. phaffii transforman dengan replica platting menunjukkan, bahwa seluruh koloni tunggal transforman yang terpilih dapat tumbuh dengan baik pada konsentrasi zeocin 100 μg/mL. Hal tersebut mengindikasikan, bahwa plasmid rekombinan pPICZα-ScFv-anti-EGFRvIII-egfp dapat berintegrasi ke dalam genom K. phaffii secara stabil.

 


Cancer is a disease caused by abnormal proliferation of cell which can produce fatal effects for an organ system. Epidermal growth factor receptor variant III (EGFRvIII) has been found to be a spesific receptor protein in several tyoes of cancer cells. The protein is expressed by one of many types of mutant from EGFR gene, namely EGFRvIII. Mutation in EGFRvIII gene occur because of deletion on exon 2 to exon 7 that are part of the extracellular domain that interacts with their natural ligand. The specificity of EGFRvIII on cancer cells EGFRvIII provides a potential for the protein to be used as target molecule in cancer-targeting therapy with monoclonal antibodies. Single-chain variable fragment (ScFv) of anti-EGFRvIII is a monoclonal antibody that can be used as specific ligands against EGFRvIII in simulating cancer-targeting theraphy. The ScFv-anti-EGFRvIII antibody can be produced using the pPICZα-ScFv-anti-EGFRvIII-egfp plasmid. This recombinant plasmid has an inducible AOX1 promoter and matting factor-a secretion signal that can be transformed into Komagataella phaffii so that the ScFv-anti-EGFRvIII antibody can be expressed extracellularly. The purpose of this study is to obtain a K. phaffii transformant clone that carries the ScFv-anti-EGFRvIII gene. The plasmid were isolated from Escherichia coli TOP10F` and purified. Plasmid were then cut with the SacI enzym so that a 5.150 bp linear plasmid was obtained. The method of transformation in this study is electroporation. The selection of K. phaffii transformant was carried out on a selection medium containing zeocin antibiotic. The results showed that K. phaffii transformant clone containing pPICZα-ScFv-anti-EGFRvIII-egfp (5150 bp) recombinant plasmid was succesfully obtained. The selection of K. phaffii transforman with replica platting shows that all selected single colony transformants can grow well at zeocin concentration of 100 μg/mL. The result indicate that the pPICZα-ScFv-anti-EGFRvIII-egfp recombinant plasmid can be integrated into K. phaffii genome stably.

 

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Ambarwati
"Cekaman genangan merupakan kondisi pori-pori tanah terisi oleh air sehingga menurunkan pasokan oksigen. Penurunan pasokan oksigen menghambat pertumbuhan akar sehingga menurunkan serapan unsur hara. Hasilnya, daun klorosis dan gugur serta pertambahan tinggi tanaman terhambat. Cekaman genangan juga menyebabkan akumulasi Reactive Oxygen Species (ROS) sehingga terjadi cekaman oksidatif pada tanaman. Asam salisilat secara eksogen merupakan solusi untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman pada cekaman genangan melalui peningkatan aktivitas antioksidan. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh pemberian asam salisilat dengan konsentrasi 0,1 mM, 0,5 mM, dan 1 mM terhadap pertumbuhan dan aktivitas antioksidan selada (Lactuca sativa L.) yang mengalami cekaman genangan setinggi dua cm di atas permukaan media tanam selama tiga hari. Perlakuan asam salisilat diberikan dua hari sebelum cekaman genangan dengan Rancangan Acak Kelompok yang terdiri atas lima perlakuan dan lima ulangan. Pertumbuhan tanaman yang diukur antara lain tinggi tanaman dan jumlah daun. Aktivitas antioksidan diuji dengan metode 2,2-Diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian larutan asam salisilat 0,1 mM, 0,5 mM dan 1 mM belum memberikan pengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah daun dan aktivitas antioksidan selada pada cekaman genangan.

Waterlogging stress is a condition in which the soil pores are filled with water, thereby reducing the supply of oxygen. Decreased oxygen supply inhibits root growth thereby reducing nutrient uptake. As a result, chlorosis and fall leaves and stunted plant height increase. Waterlogging stress also causes the accumulation of Reactive Oxygen Species (ROS) resulting in oxidative stress in plants. Salicylic acid exogenously is a solution to increase plant growth in waterlogging stress by increasing antioxidant activity. The aim of the study was to determine the effect of salicylic acid application at concentrations of 0.1 mM, 0.5 mM, and 1 mM on the growth and antioxidant activity of lettuce (Lactuca sativa L.) which was subjected to waterlogging stress as high as two cm above the surface of the planting medium for three days. Salicylic acid treatment was given two days before waterlogging stress in a randomized block design consisting of five treatments and five replications. Plant growth measured includes plant height and number of leaves. Antioxidant activity was tested using the 2,2-Diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) method. The results showed that the administration of 0.1 mM, 0.5 mM and 1 mM salicylic acid solution had no effect on plant height, number of leaves and antioxidant activity of lettuce under waterlogging stress."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devina Trisha Marella
"Mukopolisakaridosis (MPS) tipe VI adalah kelainan genetik langka berupa defisiensi enzim arylsulfatase B (ARSB) akibat kemunculan varian pathogenic gen ARSB. Gejala MPS tipe VI meliputi kornea berkabut, fitur wajah kasar, abnormalitas tulang dan persendian, serta kelainan saluran pernapasan dan pembengkakan organ. Diagnosis MPS tipe VI dilakukan dengan pengukuran aktivitas enzim serta konfirmasi melalui analisis varian gen ARSB. Varian gen pathogenic yang paling umum dilaporkan pada pasien MPS tipe VI terletak di rentang ekson 5—8, yaitu c.962T>C (p.Leu321Pro), c.1197C>G (p.Phe399Leu), dan beberapa varian pada asam amino Arg315 di ekson 5. Analisis varian gen ARSB belum pernah dilakukan di Indonesia walapun sudah ada pelaporan kasus MPS tipe VI. Tujuan dari analisis varian gen ARSB di Indonesia adalah mengidentifikasi dan mengklasifikasi varian gen ARSB serta mendapatkan profil genetik gen ARSB pada pasien MPS tipe VI di Indonesia. Analisis varian gen ARSB dilakukan pada dua pasien MPS tipe VI dan sepuluh individu normal sebagai kelompok kontrol menggunakan sekuensing Sanger. Penelitian tidak menemukan adanya varian pathogenic pada gen ARSB ekson 5—8 pasien MPS tipe VI. Penelitian berhasil menemukan varian benign c.1072G>A (p.Val358Met) pada ekson 5, c.1142+233C>T dan c.1143-27A>C pada intron 5, dan c.1337-32C>G pada intron 7 serta satu varian likely benign c.1213+149C>G pada intron 6 yang sudah pernah dilaporkan sebelumnya. Ditemukan juga satu varian novel c.1142+213C>T pada intron 5 dengan klasifikasi variant of uncertain significance. Penambahan individu dalam kelompok kontrol disarankan agar frekuensi alel dalam populasi lebih tercerminkan dengan baik.

Mucopolysaccharidosis (MPS) type VI is a rare genetic disorder due to arylsulfatase B (ARSB) enzyme deficiency caused by the presence of pathogenic variant in ARSB ene. Clinical symptoms of MPS type VI are corneal clouding, coarse facial features, joint and skeletal abnormalities, respiratory problems, and enlarged organs. Diagnosis of MPS type VI is done by evaluating ARSB enzyme activity and is confirmed by ARSB gene analysis. The most commonly reported pathogenic variants in MPS type VI patients are located in exon 5—8, such as c.962T>C (p.Leu321Pro), c.1197C>G (p.Phe399Leu), dan numerous variants involving Arg315 at exon 5. Analysis of ARSB gene has not been done in Indonesia although one MPS type VI case has been reported. Analysis of ARSB gene in Indonesia is done to identify and classify the ARSB gene variants and to also obtain genetic profile of MPS type VI patients in Indonesia. The analysis is done to two MPS type VI patients along with ten normal individuals as control group using Sanger sequencing. This study has found no pathogenic variants in exon 5—8 of ARSB gene. This study have identified benign variants c.1072G>A (p.Val358Met) at exon 5, c.1142+233C>T and c.1143-27A>C at intron 5, and c.1337-32C>G at intron 7 along with one likely benign variant c.1213+149C>G at intron 6 which have been previously reported before. One novel variant c.1142+213C>T at intron 5 was also found and classified as variant of uncertain significance. A larger control group is advised to better reflect the allele frequency in population."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library