Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 134 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rosmawaty
"The advantages of tempeh as a high nutritious food and has an additional value for preventing various diseases, especially degenerative disease, makes many participants from all over the world eager to do research. The research is purposely to explore the potential of tempeh. Indonesia, the origin country of tempeh, had to anticipate the development that occurs in the free market. This under doing study could threaten the local industry of tempeh if other countries are developing tempeh modernly and competing with Indonesia's tempeh.
In order to identify the ability to compete of Indonesia's tempeh, it can be analyzed with the Nine Model Factors by Dong Sung Cho. This model is the improvement of the Diamond Porter's Model, which created to analyze among third country such as Indonesia. The Nine Model Factors divides competitive resources into two large groups, which are the physical factors and human factors. Physical factors consist of natural resources, business environment, its related industry and its support, and also domestic's demand. Human factors analyzed into workers, politicians and bureaucracy, businessman, as well as manager and professional engineer. In order to analyze, the data are being taken by performing interviews, observations, and library study. To limit the scope of observation, so the tempeh makers has been taken from the member of South Jakarta Prim-KOPTI with Judgment Sampling. Japan is the country which used to compare the product.
Based on Nine Model Factor analysis, product resources is achieved and being given to Indonesia supports the integrity this industry as well as domestic demand and business environment. From worker sector, tempeh makers which publicly 80% of them are elementary graduated, makes product innovation process quite hard. To protect the presence of tempeh maker, government has shield of the private opportunity to develop tempeh industry in modem way. This matter is not profitable because if its done with machinery so it will create product standardization and could reach the global market. The potential of tempeh market is widely open to Japan because Indonesia's tempeh has its own supplementary by doing two times fermentations while in Japan only one fermentation.
Based on the reseach result it could be concluded that Indonesia's tempeh still having competitiveness in term of 'fresh tempeh', but Japan will threatened Indonesian tempeh industry with its second and thirth generation of tempe which only taking the component from tempeh. The demanding Japanese consumers will make producers more innovative and developing the product continuously. Hence, to create a conclusive climate performance in tempeh industry, it is better to consider HKTI ideas of 30% import tax of soy bean, and protective policies for the tempeh makers is necessarily reevaluate and develop tempeh industry in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14073
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmad Widiyanto
"Deregulasi bidang otomotif tahun 1999 menjadi awal dimulainya era liberalisasi sektor otomotif Indonesia setelah 30 tahun sebelumnya mendapat proteksi ketat dari pemerintah. Jika sebelum tahun 1999 jumlah ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merk) sepeda motor di Indonesia hanya ada 5 perusahaan, maka sejak adanya deregulasi bidang otomotif berkembang menjadi 35 perusahaan pada tahun 2001. Selama ini pasar sepeda motor di Indonesia dikuasai oleh merk-merk Jepang seperti Honda, Yamaha dan Suzuki. Dengan masuknya pemain baru tersebut, kapasitas produksi meningkat 40%, yakni dari 2,5 juta unit per tahun pada tahun 2000 menjadi 3,5 juta unit per tahun pada tahun 2001. PT. Panca Putra Otomotif sebagai pemain baru dalam bisnis sepeda motor tentunya memerlukan strategi bersaing agar dapat menjadi perusahaan yang dapat bertahan bahkan jika mungkin menjadi pemain yang diperhitungkan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi lingkungan ekstemal dan internal yang dihadapi oleh perusahaan, memetakan posisi persaingan perusahaan dalam industri sepeda motor di Indonesia dan menemukan faktor-faktor kunci kesuksesan (key succes factor) untuk penyusunan strategi yang akan digunakan oleh perusahaan dalam menghadapi persaingan. Penelitian ini bersifat deskriptif untuk menjelaskan strategi bersaing perusahaan dalam rangka meraih pangsa pasar dan meningkatkan penjualan sepeda motor. Untuk mendukung analisis digunakan data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara dengan Direktur Utama dan General Manajer PT. Panca Putra Otomotif selaku penangung jawab perusahaan serta melalui penyebaran kuisioner tentang faktor-faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi perusahaan kepada seluruh karyawan (12 responden) di kantor pusat untuk mengetahui fokus strategi bisnis perusahaan dalam meningkatkan penjualan sekaligus sebagai pedoman untuk memahami proses identifikasi faktor keputusan kunci yang diperkirakan mempengaruhi proses penyusunan strategi bersaing.
Pengumpulan data sekunder diperoleh melalui laporan perusahaan, rencana perusahaan, peraturan yang berkaitan dengan industri sepeda motor, media cetak dan internat. Data yang dikumpulkan selanjutnya dianalisis menggunakan konsep Lima Kekuatan Bersaing Porter (1980) untuk menjelaskan persaingan antar pemain dalam industri sepeda motor di Indonesia. Penentuan faktor-faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi perusahaan menggunakan metode IFAS/EFAS Matrix; serta penentuan alternatif strategi dengan analisa SWOT. Dari IFAS dan EFAS matrix diperoleh gambaran bahwa lingkungan eksternal berupa faktor politik, ekonomi, teknologi, sosial dan industri maupun lingkungan internal berupa operasional, pemasaran, SDM dan keuangan perusahaan saat ini masih mendukung untuk pertumbuhan perusahaan.
Dengan melakukan pembobotan pada faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan, didapatkan hasil bahwa posisi perusahaan berada pada kuadran 1, dimana perusahaan memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan.dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy). Dari perolehan pangsa pasar dapat disimpulkan bahwa posisi PT. Astra Honda Motor adalah sebagai pemimpin pasar dan PT. Panca Putra Otomotif sebagai pengikut pasar. Pengikut pasar dapat mencapai laba yang tinggi karena tidak menuntut biaya inovasi apapun. Keberhasilan perusahaan dalam memasuki industri: adalah disebabkan karena strategi yang digunakan sesuai dengan posisi yang ada, Sebagai saran kepada perusahaan terdapat beberapa altematif strategi agar dapat meningkatkan penjualan antara lain: periuasan jaringan distribusi, penjualan melalui kerjasama dan dukungan lembaga pembiayaan konsumen, menjaga kualitas produk serta memperluas jaringan penjualan, service dan suku cadang."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T14098
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setyo Wahyudi
"Pada masa sekarang ini, industri perbankan nasional mulai melakukan recovery setelah beberapa dekade sebelumnya mengalami krisis sejak pertengahan tahun 1997, diawali dengan terjadinya krisis moneter, akibat dari jatuhnya nilai rupiah terhadap valuta asing sehingga neraca pembayaran menjadi negatif, lalu diikuti krisis perbankan, krisis ekonomi, krisis sosial, krisis kepercayaan dan akhirnya krisis politik.
Selanjutnya di bidang perbankan Pemerintah melakukan suatu kebijakan untuk mengatasi krisis perbankan tersebut, antara lain : melikuidasi 16 bank, membentuk BPPN untuk menyehatkan bank-bank, tindakan membekukan bank-bank bermasalah, take over bagi bank yang masih bisa diselamatkan, merger dsb. Diantara kebijakan pemerintah tersebut yang dianggap menarik bagi penulis adalah Pengumuman Pemerintah pada tanggal 21 Agustus 1998 mengenai mergernya empat bank pemerintah menjadi Bank Mandiri, Kredit bermasalah empat bank tersebut diserahkan ke AMU-BPPN, sementara Bank BRI khusus menangani KUK dan bisnis ritel banking untuk mendukung pengembangan usaha kecil dan koperasi. Seperti kita ketahui bersama bahwa pangsa pasar ritel banking saat ini merupakan pasar bagi semua perbankan, mengingat ketangguhannya pada saat krisis moneter, sehingga menjadi pasar yang menarik minat bagi seluruh perbankan nasional, bahkan bank yang berstatus "corporate banking" pun masuk juga ke pasar ritel.
Berdasarkan kondisi tersebut diatas PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dituntut untuk bersaing, mengembangkan bisnisnya dan tetap eksis dalam percaturan bisnis ritel banking terutama dalam meningkatkan kredit ritelnya. Untuk melakukan strategi pemasaran kredit ritel tersebut, maka di sini Bank BRI perlu melakukan suatu analisis. Analisis SWOT akan memberi informasi mengenai : kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, setelah dilakukan tabulasi dengan menggunakan bobot dan skala, maka akan didapatkan posisi dalam matrik SWOT untuk menentukan grand strategy apa yang harus dilakukaa Dengan melakukan analisis kinerja industri perbankan nasional, seperti : CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO, LDR dan rasio-rasio lainnya, maka akan didapatkan posisi Bank BRI dalam peta persaingan perbankan nasional. Selanjutnya dengan melakukan analisis STP (Segmentation, Targeting, Positioning), akan didapatkan suatu gambaran mengenai segmen, target serta posisi apa dan bagaimana produk kredit ritel Bank BRI di benak calon nasabah maupun nasabahnya, sehingga pemasaran kredit ritel tersebut - sebagai implementasi strategi fungsional, dapat mencapai tepat pada sasarannya

In this time, national banking industry starts to recover after hit by crisis since the middle of the year 1997 a few decades before, in which started by monetary crises caused by the fall of rupiah value to the foreign currency until the balance of payment become negative. The crises then followed by banking crisis, economy crisis, social crisis, believe crisis, and then politic crisis.
Then in the banking field, the government make a regulation to overcome the banking crises, which are: liquidate 16 banks, create BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional - Indonesian Banking Restructuring Agency) to recover the banks, liquidate banks with problems, take over for the banks that can still be saved, merger, and so on. Between those regulations, one that interesting to the writer is that the government announcement on 21 August 1998 about the merger of four public banks to become Bank Mandiri. Credit problem of those four banks was given to AMU (Asset Management Unit) BPPN, while Bank BRI handle KUK (Kredir Usaha Kecil - small business credit) and banking retail business to carry the developing of small business and cooperation. As we know together that nowadays, the segment of retail banking market is a market for all banking, considering that its strength during monetary crisis, hence become an interesting market for all national banking, in fact banks with status as "corporate banking" also get in to this retail market.
Based on above condition PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk is demanded to compete, developing its business and still exist in the field of banking retail business, especially in increasing its retail credit To implement the strategy of the retail credit marketing, Bank BRI need to make an analysis. SWOT analysis will give information about strength, weakness, opportunity, and threat. After doing tabulation using weight and scale, will be drawn a position in SWOT matrix to decide what grand strategy to be done. By doing national work industry banking analysis, such as: CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO, LDR, and others ratio, so would be got Bank BRI position in national banking competitiveness map. Then, by doing STP (Segmentation, Targeting, Positioning) analysis, will be resulted a picture about segment, target, and what position, and how Bank BRI retail credit product seen by applicant customer or its customer, until the retail credit marketing, as functional strategy implementation, can reach its real target.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T14169
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Marsidi
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas layanan yang diberikan Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Senen terhadap Wajib Pajak ditinjau dari dimensi :Reliability, Ressponsiveness, Assurance, Tangibles, dan Empathy. Selain itu untuk menganalisis dan mengetahui peta posisi masing-masing dimensi pada Diagram Kartesius, pelayanan mana yang kritis yang diberikan Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Senen kepada Wajib Pajak, sehingga dapat dijadikan pedoman untuk memperbaiki pelayanan kepada Wajib Pajak.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan kategori data terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan keberatan, sedangkan data sekunder diperoleh melalui tinjauan kepustakaan dan dokumentasi.
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat 8 (delapan) atribut pelayanan KPP Jakarta Senen yang dinilai penting oleh Wajib Pajak tetapi kinerjanya masih rendah, sehingga perlu mendapat prioritas utama untuk segera diperbaiki kinerjanya; terdapat 10 (sepuluh) atribut pelayanan yang dinilai penting oleh Wajib Pajak dengan kinerja baik, sehingga perlu dipertahankan; dan tidak terdapat atribut pelayanan yang dinilai Wajib Pajak tingkat kepentingannya dan kinerjanya rendah serta berlebihan dalam memberikan perhatian.
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk memperdalam pengetahuan dan teori tentang pelayanan dan kualitasnya serta melihat sejauh mana pelayanan tersebut telah masuk pada kritena berkualitas, serta dapat memperdalam pengetahuan tentang cars-cara memetakan dimensi-dimensi kualitas dengan menggunakan Diagram Kartesius. Lebih lanjut hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat dalam menerapkan dan menggunakan konsep ilmu pengetahuan khususnya bagian konsep pengelolaan organisasi dan manajemen pemasalahan yang diperoleh selama proses belajar mengajar berlangsung.
Manfaat lain dari hasil penelitian ini adalah, Wajib Pajak diharapkan mengetahui secara benar kapan dan dalam hal apa dapat diajukan keberatan, syarat-syarat yang harus dipenuhi, jangka waktu penyelesaian keberatan, serta kepastian hukum yang akan diperolehnya sehubungan dengan pengajuan keberatan trsebut, dan sebagai bahan evaluasi Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Senen atas penyelesaian proses keberatan, baik terhadap proses penyelesaian keberatan itu sendiri maupun ketersediaan Sumber Daya Manusia yang handal baik jumlah maupun kualitas pendidikan. Dengan demikian dapat diketahui juga bagaimana kinerja Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Senen dalam hal penyelesaian keberatan Wajib Pajak dan dapat menjadi masukan bagi pihak Direktorat Jenderal Pajak, terutama yang berhubungan dengan ketersediaan perangkat peraturan perundang-undanganan yang menyangkut proses penyelesaian keberatan Wajib Pajak."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12285
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Waludi
"PT. Sumi Rubber Indonesia adalah produsen ban dengan merek Dunlop. Dalam menghadapi persaingan dalam era hypercompetition sebagai akibat globalisasi dan overcapacfty perusahaan dituntut untuk selalu berusaha mendapatkan konsumen baru dan yang Iebih penting Iagi adalah mempertahankan konsumen yang telah ada. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan memiliki merek dengan ekuitas yang kuat yang ditunjang dengan kualitas produk yang sesuai dengan harapan konsumen.
Langkah pertama dalam mengelola merek adalah mengevaluasi merek dan sudut pandang konsumen. Oleh karena itu, untuk mengetahui sejauh mana kekuatan merek dibenak konsumen, maka diperlukan sebuah penelitian khusus mengenai kekuatan elemen-elemen ekuitas merek. Peneiitian dilakukan di Jakarta dengan menyebarkan kuesioner ke konsumen yang menjadi target market produk ban Dunlop. Pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner disusun berdasarkan empat elemen ekuitas merek, yaitu brand awareness. brand association, perceived quality dan brand loyalty.
Survei yang dilakukan di Jakarta dengan sampel sebanyak 200 orang menunjukkan bahwa 200 responden semua Iaki-Iaki dengan usia mayoritas 31 - 40 tahun (36,5%) dengan pendidikan terbanyak adalah sarjana (73%). Sedangkan pekerjaan responden mayoritas adalah pegawai swasta (59.5%) dengan penghasilan rata-rata terbanyak ada di tingkat Rp. 4,0 juta - Rp. 6.0 juta (31,3%).
Berdasarkan analisis dan hasil kuesioner terlihat bahwa pertama, brand awareness ban Dunlop menempati peringkat keempat top of mind dalam kategori produk ban. Kedua, brand associatlon produk dibenak konsumen adalah sebagai produk internasional, mempunyai desain / pola telapak menarik, produk berkualitas dan produk teknologi tinggi. Ketiga, perceived quality yang dlperoleh menunjukkan bahwa produk ini belum dapat memenuhi harapan konsumen karena nilai performance yang dicapai masih dibawah harapan konsumennya. Keempat, brand loyalty pelanggan produk ini telah mencapai tingkat satisfied buyer yaitu tahap dimana pelanggan puas dalam menggunakan ban Dunlop.
Pencapaian kekuatan elemen-elemen ekuitas merek ban Dunlop sudah cukup baik mengingat merek-merek yang menjadi pesaing utama adalah merek-merek yang sudah Iama meniadi market leader di industri ban Indonesia. Untuk memperbaiki kekuatan mereknya, perusahaan harus memperbaiki kualitas produk dan memberikan pelayanan penjualan yang dapat memberikan kesan mendalam bagi konsumennya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12235
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Rahmah Yuliati
"Pasar di dunia pendidikan yang diadakan oleh pemerintah dan masyarakat pada saat ini berkembang pesat sehingga persaingan di dalam dunia pendidikan di Indonesia, khususnya di bidang pendidikan tinggi, akan menjadi demikian ketat. Dari seluruh PTN dan PTS di Indonesia, ada yang sama dalam memiliki jurusan/program studi. Dengan dibentuknya Badan Akreditasi Nasional Peruruan Tinggi (BAN-PT), maka persaingan antar jurusan/program studi di suatu perguruan tinggi dalam meningkatkan kualitasnya akan semakin tajam. Hal ini disebabkan hasil penilaian BAN-PT akan menjadi rujukan bagi calon mahasiswa dalam memilih Perguruan Tinggi. Dalam hal ini, keunggulan bersaing perlu dicapai untuk menjaga keberadaan organisasi dengan cara pencapaian nilai pelanggan yang berkelanjutan (suistanable customer value).
Memahami perilaku konsumen dan mengenal pelanggan tidak pernah sederhana. Pelanggan mungkin menyatakan kebutuhan dan keinginannya, namun bertindak sebaliknya. Dalam hal ini, menjadi tugas pemasaran untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Dalam pendidikan tinggi, orientasi terhadap salah satu pelanggan yaitu mahasiswa dapat dilakukan dalam batas-batas tertentu yang tidak mcmpengaruhi misi dan tujuan pendidikan. Oleh karena ilu, IISIP Jakarta berusaha untuk mengerti dan memahami perilaku konsumennya, di antaranya mengenai preferensi mahasiswa terhadap faktor-faktor yang dipertimbangkannya dalam memilih perguruan tinggi.
Di dalam pengambilan keputusan memilih perguruan tinggi, kumpulan pilihan (evoket set atau consideration set) konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih perguruan tinggi dibatasi 7 faktor saja, yaitu: (1) Jurusan/program studi yang tersedia (Alma, 1992: 330; James, Baldwin dan Melnnis, 1999: 19; Kansil dan Kansil, 1997: 22-25 ; PC-based software by the College Board, title The College Explorer, dalam Kotler dan Fox, 1995: 270; Rachman, dalam Indrayati, 2003: 13-14); (2) Biaya (Alma, 1992: 330; Kusumawardi, 2001: 95; Kansil dan Kansil, 1997: 20-22; Kotler dan Fox, 1995: 255 PC-based soflware by the College Board lille The College Explorer, dalam Kotler dan Fox, 1995: 270; Rachman, dalam Indrayati, 2003: 13-14); (3) Kualitas akademik (Alma, 1992: 330; James, Baldwin dan Molnnis, 1999: 22; Kusumawardi , 2001: 95; Kotler dan Fox, 1995: 255; Rachman, dalam Indrayati, 2003: 12-l6),; (4) Fasilitas (Kusumawardi, 2001: 95; Rachman, dalam Indrayati, 2003: 16; Kotler dan Fox, 1995: 342-344); (5) Lokasi (Alma, 1992: 330; James, Baldwin dan Melnnis, 1999: 25; Kusumawardi, 2001: 95; Kotler dan Fox, 1995: 255; PC-based software by the College Board, title The College Explorer, dalam Kotler dan Fox, 1995: 270); (6) Reputasi (James, Baldwin dan Melnnis, 1999: 25; Kusumawardi, 2001: 95; Rachman, dalam Indrayati, 2003: 16); (7) Kehidupan sosial (Kotler dan Fox, 1995 : 255; James, Baldwin dan Melnnis, 1999: 57).
Perumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah: ?Apakah ketujuh faktor yang terdiri dari: jurusan/program studi yang tersedia, biaya, kualitas akademik, fasilitas, lokasi, reputasi, dan kehidupan sosial mempengaruhi pertimbangan mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi?. Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah: ?Ada tujuh faktor yang mempengaruhi pertimbangan mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi". Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan ketujuh faktor yang terdiri dari faktor jurusan/program studi yang tersedia, biaya, kualitas akademik, fasilitas, lokasi, reputasi, dan kehidupan sosial mempengaruhi pertimbangan mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi.
Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui kuesioner berskala Likert 1-5. Sedangkan, data sekunder diperoleh dari hasil laporan perusahaan atau organisasi yaitu IISIP Jakarta, dan peraturan-peraturan yang terkait dengan industri pendidikan. Penelitian ini bersifat eksplorasi (explorarory studies), maka item-item pemyataan yang dikembangkan dari literatur harus diujicobakan terlebih dahulu. Untuk itu, sudah dilaksanakan pre rest dengan menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa IISIP Jakarta pada tanggal 29 Mei 2003 dan 31 Mei 2003 untuk menghasilkan instrumen penelitian yang valid dan reliable. Selanjutnya, dilakukan penyebaran kuesioner untuk penelitian sesungguhnya pada tanggal 30 Juni - 5 Juli 2003. Sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah mahasiswa IISIP Jakarta angkatan 2002 yang terdaftar pada semester genap 2002/2003 sebanyak 250 orang untuk ketujuh jurusan yang ada di IISIP Jakarta. Pengambilan sampel menggunakan sampel random probabilitas (probability random sampling) dengan teknik sampel random stratifikasi proportional (proportional stratified random sampling).
Metode pengolahan data yang digunakan ada dua tahap, yaitu: (1) tahap uji validitas dan reliabilitas, dan (2) tahap analisis faktor. Setelah dilakukan analisis validitas dan reliabilitas, dari lima puluh item pernyataan ternyata ada tiga puluh tiga item pemyataan yang valid dan reliable yang memenuhi syarat untuk dijadikan instrumen penelitian. Tahap ini merupakan prasyarat agar tahap analisis faktor dapat dilakukan.
Selanjutnya, pada tahap analisis faktor, diagram scree-plot mengindikasikan bahwa ke tiga puluh tiga item tersebut membentuk tiga faktor baru yang merupakan komposit dari tujuh faktor awal. Ketiga buah faktor tersebut diberi nama menjadi faktor: selektifitas, reputasi, dan perceived quality."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12319
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Eka Ria D.
"Masyarakat Indonesia telah berubah menuju masyarakat digital dimana telepon selular merupakan benda yang dapat digunakan sebagai sumber informasi. Berkaitan dengan hal itu, telepon seluler dengan fitur SMSnya dapat digunakan sebagai media berpromosi oleh suatu perusahaan. Cepat, tepat sasaran, mudah dan murah merupakan beberapa alasan penggunaaan SMS sebagai media untuk berpromosi. Di sisi lain SMS juga mempunyai beberapa kelemahan yaitu mudah disalahgunakan, tidak terkesan prestis karena SMS identik dengan harga murah. Namun dengan teknologi SMS Broadcasting di mana perusahaan dapat membuat sender ID pribadi dengan nama produknya atau nama perusahaannya maka kesan murah tidak terlalu terlihat bahkan menimbulkan efek personalisasi tersendiri.
Sebagai media altematif baru untuk berpromosi, SMS Broadcasting memerlukan suatu strategi komunikasi pemasaran yang tepat, kreatif dan inovatif agar mampu menciptakan keunggulan bersaing dengan media promosi lainnya yang telah lebih dulu ada seperti TV, koran, majalah atau billboard.
Penelitian ini menggambarkan dan menganalisa bagaimana strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan PT.MM Sindo serta menganalisa latar belakang dan kendala - kendala yang di hadapi. Penelitian ini juga mengidentifikasi medium apa yang paling tepat digunakan untuk periklanannya. Penelitian ini didasari oleh beberapa teori komunikasi yang berkaitan dengan Integrated Communication Marketing dan pengaruhnya terhadap strategi pemasaran. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode wawancara digunakan untuk mengumpulkan data primer. Nara sumber berasal dari pihak internal PT.MMSindo. Dokumen internal dan eksternal digunakan dalam rangka pengumpulan data sekunder.
PT.MM Sindo merencanakan strategi komunikasinya dengan menganalisa situasi pasar hingga kemudian dapat membuat segementasi, target konsumen dan positioning produknya. Positioning yang dibuat PT.MMSindo bagi paket - paket jasa yang ditawarkannya ialah pernyataan "Informasi ada dalam genggaman anda", positioning tersebut digunakan untuk memasuki jendela konsumen.
Diakhir penelitian, penulis menemukan bahwa dalam usahanya meningkatkan volume penjualan, PT.MM Sindo telah menerapkan strategi komunikasi pemasarannya dengan sistematis dan terarah sehingga dapat menghasilkan prospek penjualan yang meningkat, walaupun masih ada langkah-langkah yang mungkin dapat dioptimalkan lagi. Lebih lanjut, perlu dilakukan pengkajian lebih mendalam terhadap konsep - konsep dan teori mengenai media untuk berpromosi. Apabila selama ini, baik akademisi maupun prakitisi mengenal banyak media promosi, media cetak dapat berupa koran, majalah atau buletin, sementara media elektronik berupa TV dan radio maka saat ini SMS Broadcasting muncul menjadi alternatif baru sebagai media untuk berpromosi. SMS yang telah akrab di masyarakat bisa menjadi media promosi yang potensial. Selain itu, pengkajian yang lebih konseptual juga dapat dilakukan berkaitan sifat SMS Broadcasting ini yang merupakan produk jasa dengan tingkat kontak rendah terhadap konsumennya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22058
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erman
"Penelitian ini diilhami dari pihak manajemen VICO Indonesia yang ingin penerapan outsourcing teknologi informasi ini dipikirkan sebagai cara untuk mendapatkan beberapa manfaat dengan penekanan pada Peningkatan kualitas pelayanan, Peningkatan keefektifan biaya, Peningkatan fleksibilitas sumber daya staf dan mendapatkan biaya TI yang sebenarnya dan sudut pandang bisnis bahwa Outsourcing teknologi Informasi merupakan suatu proyek investasi dalam bidang teknologi informasi, sehingga pengukuran nilai ekonomis atau nilai bisnis dari investasi teknologi informasi dilakukan untuk memastikan bahwa siklus hubungan antara perspektif bisnis dan perspektif teknologi informasi dapat berjalan. Artinya, dipandang dari sudut pandang bisnis, suatu investasi teknologi informasi seharusnya mampu memberikan suatu nilai tambah bagi bisnis.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran sejauh mana suatu proyek investasi teknologi informasi memberikan kontribusi kepada perusahaan melalui manfaat-manfaat yang diharapkan akan diperoleh dari proyek tersebut.
Dalam penelitian ini digunakan metode Information economics Metode ini yang dikembangkan untuk mengkaji proyek-proyek. investasi tekntalugi informasi, dan mampu mengkaji suatu alternatif teknologi komunikasi melalu dua pendekatan, yaitu dari sisi finansial dan dari sisi non finansial. Metode ini mampu pula membantu pengambil keputusan untuk melakukan pemeringkatan kelayakan antara beberapa altematif investasi teknologi informasi yang disesuaikan dengan tujuan perusahaan.
Untuk menunjang penelitian ini telah disebarkan 30 kuesioner kepada karyawan pimpinan dengan jabatan Manager hingga Vice President. Metode yang digunakan adalah survey dengan populasi sebesar 53 orang dan digunakan sampel sebanyak 30 orang.
Dari hasil penelitian ini hasil ROI akhir yang diperoleh Outsourcing teknologi informasi VICO setelah menggabungkan manfaat nyata (tangible benefits) dan manfaat semi nyata (quasi intangible) adalah sebesar 150,01%. Sedangkan Nilai Skor akhir outsourcing teknologi informasi adalah 61 dari total nilai maksimum 100. Skor ini menggambarkan bahwa implementasi outsourcing teknologi informasi yang dilakukan oleh VICC Indonesia masih kondisi yang cukup baik atau layak. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa gabungan manfaat nyata (tangible), semi nyata (quasi intangible) dan tidak nyata (intangible) adalah gambaran investasi teknologi informasi yang lebih akurat dan komprehensif.
Dari hasil Penelitian ini, disarankan dilakukan implementasi manfaat innovation valuation untuk meningkatkan kinerja outsourcing teknologi informasi. Perbaikan kinerja tersebut terjadi apabila VICD menerapkan strategi teknologi informasi perusahaan sebagai berikut: 1.) Aset teknologi yang ada ditingkatkan utilisasinya dengan cara menyewakan aset tersebut kepada pihak ketiga. 2.) Perangkat lunak hasil pengembangan bisa dipasarkan secara komersial kepada perusahaan sejenis untuk meningkatkan pendapatan.

The research was inspired by The Management of VICO Indonesia that required implementation of Information Technology (IT) outsourcing to get benefits with improvement on cost effectiveness, service level, staff resource and IT Cost From the aspect of business that IT outsourcing is an investment project of the Information Technology, so that measurement of economic value or business value of information technology investment to ensure that cycle of relation between business perspective and Information Technology perspective is ambulatory together. It means, in the light of look into business, an Information Technology investment ought to could give an added value for business.
The objective of research is to get the picture how far Information Technology investment project give contribution to company through expected benefits will be obtained from the project.
The research used the Information Economics method. The method developed to study the projects of information technology investment, and also could as alternative through two approaches that is from side of financial and non financial. This method could also assist the decision maker to conduct level eligibility between some information technology investment alternatives with a purpose to company.
To support the research, 30 questionnaires were spread to employees with position as Manager till Vice President. The Method used is survey with population 53 peoples and used as sample are 30 peoples.
From the research result that ROI final which obtained by IT Outsourcing of VICO after joining tangible benefits and intangible quasi are 150.01 %. While final Value Score of IT outsourcing is 61 from totalizing maximum value 100. This score depict that implementation of Information Technology (IT) outsourcing conducted by VICO Indonesia still good enough condition or competent. This research could be concluded that the benefit alliance of tangible, intangible quasi and intangible is more comprehensive and accurate of Information Technology investment image. From the research result, is suggested to be conducted implementation of Innovation valuation benefits to improve performance of Information technology outsourcing. Improvement will be happened if VICO apply information technology strategy as follows: 1.) Improve the utilization of the existing asset technology and rent to third party. 2.) The result of software development can be marketed commercially to similar company to increase earnings.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22430
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudha Tembaga Isnadi
"Minuman ringan siap saji atau ready to drink (RTD) mudah sekali diperoleh di berbagai tempat, mulai dari warung sampai toko-toko kecil. Minuman ringan dikonsumsi oleh semua lapisan masyarakat dari berbagai latar belakang pendidikan dan pekerjaan. Industri minuman ringan memiliki potensi yang amat besar untuk dikembangkan dengan jumlah konsumsi per kapita yang masih rendah dan penduduk berusia muda yang sangat besar. Sejak bulan Juni 2004 yang lalu, PT. Coca-Cola Indonesia melakukan inovasi dengan meluncurkan produk minuman teh siap saji dalam kemasan botol (RTD) yaitu FRESTEA, dimana situasi pasar produk minuman teh slap saji dalam kemasan botol pada sat itu masih didominasi oleh perusahaan minuman teh siap saji dalam kemasan botol yang pertama ada dan terlama di Indonesia.
Produk minuman teh siap saji dalam kemasan botol merek FRESTEA dipilih sebagai obyek penelitian dengan pertimbangan bahwa produk tersebut dapat menjadi merek terbaik dan pemasar terbesar untuk kategori produk minuman teh siap saji dalam kemasan botol di seluruh Indonesia dalam waktu yang cukup singkat dibandingkan dengan kompetitornya serta produk minuman teh siap saji dalam kemasan botol dengan ekuitas merek kedua terkuat di Indonesia. Dan penelitian ini diharapkan akan diperoleh informasi strategis mengenai usaha-usaha pemasaran (intensitas iklan) dan dimensi-dimensi ekuitas merek apa yang memberikan kontribusi terhadap kekuatan ekuitas merek yang dimiliki produk teh minuman siap saji dalam kemasan botol merek Frestea ini.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat deskriptif, data diolah dengan program SPSS 11.0 kemudian diteliti menggunakan teknik pengukuran secara menyeluruh (multicolinearity) dari komponen-komponen pengukurnya dengan model persamaan struktural.
Pengukuran model persamaan struktural tersebut dibantu aplikasi software LISREL (Linear Structural Relations) 8.54 yang hasilnya berupa nilai ekuitas merek secara rasio. Dengan jumlah sampel penelitian yang berjumlah 100 responden dengan teknik random sampling yang menggunakan structural equation modeling (SEM) dan program LISREL 8.54 untuk memproses data-datanya. Penelitian ini mengacu pada konsep penelitian ekuitas merek yang merupakan pengembangan dari penelitian Yoo yang telah mengalami berbagai perubahan didalamnya_ Analisis statistik ini mengestimasi beberapa persamaan regresi yang terpisah, namun sating berhubungan, dan secara simultan, Berbeda dengan analisis regresi, SEM bisa terdapat beberapa peubah terikat yang bisa menjadi peubah babas bagi peubah terikat yang lain.
Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah menunjukkan bahwa promosi secara positif berpengaruh tidak langsung mempengaruhi ekuitas merek. Hubungan tidak langsung elemen bauran pemasaran dengan ekuitas merek menunjukkan bahwa frekuensi iklan secara positif berpengaruh tidak langsung dengan ekuitas merek. Kesan kualitas merek memiliki kontribusi yang terbesar terhadap pembentukan ekuitas merek dibandingkan dengan dimensi-dimensi merek lainnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22588
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firman
"ABSTRACT
One of the eflicacy keys especially in maintaining bank management
effort is how to reach customers satisfaction. While one basic factors influencing customer satisfaction is the service quality given by a bank to their customers. The main goal of this research is to know the level of customer satisfaction based on the service given by PT. Bank DKI through case study from PT. Bank DKI at Tanjung Priok Branch.
In this research the service for customer is restricted at the credit service
for the working capital given by PT. Bank DKI at Tanjung Priok Branch that
consist of : marketing department , credit administration and customer service.
This research uses survey type with the descriptive methode and the
quantitative approach that are proposedly occurence data and existing theory. Data
of research obtaining from primary data through questioners that spread out to the
customers and also secondary data from books, literature, magazine and internal
data of bank. While data processing use descriptif non parametric especially
statistic trough frequency distribution andmodus as a means ofthe analysis.
Implementation of research through 20 items of questioners that assumed
deputizing tive dimensions of the bank service quality which are reliability,
responsiveness, assurance, emphaty and tangible. In order to obtain depiction of
customer satisfaction level is based on bank services, then the answer of the
questioner will be quantification by using likert scale. In the order side to map
between the level of service and performance concerning to importance of service
is using cartesius diagram.
The result of research depict that the service quality that customer
accepted trough 20 questioners as formulation from 5 services quality dimension
determined that the modus of assessment scale is between 1 up to 5.
In general, It is seen ?dom each quality of dimension service the level of
services in PT. Bank DKI, Tanjimg Piiolc Branch consist of reliability, responsiveness, assurance, emphaty, and tangible that based on the customers response are good.
Beside that, according to the mapping that has been conducted, there are difference among customers? perception for the level of performance of service compared to the expectation of customers or mount customers' importance. The range of these level from the biggest one are responsiveness, reliability, assurance, emphaty, tangible. The difference existence reflected that there are still gap which must be covered by management in order to gain the service for the customers as they ask for.
Based on that assessment level and the mapping, PT. Bank DKI must defend the existing service throughout emphasized the effort to maintain the ability and profesionalism to serve the customer by mean of improving the service quality that still less satistied by customers.
"
2006
T22478; T22474
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   3 4 5 6 7 8 9 10 11 12   >>