Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 134 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yulianti
"Industri kartu kredit, sebagai penyedia instrumen pembayaran non-tunai, masih mempunyai potensi pasar yang besar di Indonesia. Dengan perkiraan lebih dari 15 juta orang Indonesia yang dapat menjadi konsumen kartu kredit, hingga kini penetrasi pasar kartu kredit baru mencapai 4,5 juta kartu yang mewakili hanya sekitar 1 juta orang dan pertumbuhannya sangat lambat dari tahun ke tahun. Kondisi pasar yang belum card-minded menjad i barrier yang sulit bagi pemain baru di bisnis ini ditambah lagi dengan jumlah bank penerbit kartu kredit yang sangat banyak di Indonesia. Tercatat Iebih dari 15 bank memberikan pilihan kartu kredit kepada masyarakat Indonesia. Hal ini membuat para pemain dalam industri ini harus menerapkan strategi pemasaran yang jitu untuk dapat memenangkan pasar. Tak terkecuali Bank BNI sebagai salah satu pemain baru dalam industri kartu kredit yang pertama kali meluncurkan produknya di tahun 1999. Walalupun demikian, kondisi industri kartu kredit ini memberikan daya tarik bagi penulis untuk melakukan penelitian dengan topik : Strategi Integrated Marketing Communication untuk mendukung positioning kartu kredit (kasus Bank BNI) Penelitian dilakukan di BNI Card Center dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara yang mendalam dengan pihak manajemen BNI Card Center sedangkan survei dilakukan kepada 3 jenis responden yaitu pemegang kartu kredit BNI, pemegang kartu kredit bank lain serta nasabah potensial, yang merupakan responden yang mewakili pasar untuk level individu. Selain itu digunakan pula data - data sekunder dari tulisan maupun laporan yang sesuai dengan topik penelitian ini. Analisa data menggunakan metode kualitatif dengan cara melakukan pengkategorian hasil temuan survei di lapangan berdasarkan tema dan topik yang sesuai, kemudian data dipaparkan dan dibandingkan dengan persepsi tujuan dari objek penelitian ini. Kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori tentang positioning, persepsi serta IMC. Al Ries dan Jack Trout mengemukakan bahwa ledakan informasi serta iklan, terjadi kemacetan dalam pikiran karena pikiran mempunyai keterbatasan dalam mengolah dan menyimpan informasi. Efektivitas iklan pun di pertanyakan sebagai media komunikasi yang digunakan secara umum oleh perusahaan. Agar berhasil, perusahaan harus menciptakan posisi yang tidak dipertimbangkan oleh kekuatan dan kelemahan perusahaannya, tetapi juga oleh para pesaingnya. Dilain pihak, mengingat tantangan positioning yang begitu banyak, komunikasi harus dilakukan secara efektif dan efisien. Karena itu penerapan IMC sangat penting agar terjadi konsistensi dalam penyampaian pesan dan pembentukan persepsi prospek. Dilain pihak, penerapan IMC lebih efisien dibandingkan melakukan komunikasi di beberapa media secara terpisah. Bank BNI dalam hal ini telah melakukan kegiatan positioning dari brand kartu kreditnya yang dikenal dengan Kartu Kredit BNI. Dalam upaya untuk membentuk citra unik di persepsi konsumen, pada saat awal diluncurkan, dengan mempertimbangkan adanya krisis perekonomian yang sedang melanda Indonesia, Kartu Kredit BNI (MasterCard) diterbitkan dengan positioning sebagai harga terendah. Langkah ini berhasil membawa BNI melakukan lampatan dari urutan 21 menjadi urutan 10 besar dalam waktu 2 tahun. Namun dengan berangsur - angsur pulihnya kondisi perekonomian, saat meluncurkan produk keduanya (BNI VISA) di tahun 1999, Kartu Kredit BNI melakukan repositioning dengan image sebagai "Kartu Kredit untuk Keluarga". Pilihan citra "keluarga" ini sangat unik mengingat seluruh pesaing berlomba - lomba membentuk citra yang "prestige dan life-style". Disatu sisi BNI mencoba "membumi" dan mengedukasi pasar tentang produk kartu kredit sebagai instrumen pembayaran biasa yang praktis dan fungsional, di sisi lain BNI harus melakukan edukasi yang gencar karena persepsi umum masyarakat telah lama terbentuk bahwa kartu kredit adalah produk prestige untuk kalangan menengah atas yang digunakan untuk keperluan - keperluan yang bersifat mewah dan prestige. Konsistensi pesan dan image sangat diperlukan agar citra "keluarga" dapat menancap dan memberikan BNI posisi yang unik dalam persepsi konsumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa walaupun BNI tidak benar -- benar melakukan IMC secara komprehensif dan terencana, persepsi yang terbentuk dari responden menunjukkan korelasi yang positif antara IMC dengan pembentukan image keluarga. Lebih dari 80 persen responden menganggap Kartu Kredit BNI yang lebih pantas disebut kartu kredit keluarga dibanding bank - bank lain. Namun, hasil penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa konsumen tidak dapat mengidentifikasi secara jelas mengenai asasiasi "Kartu Kredit Keluarga". Artinya, walaupun responden menganggap Kartu Kredit BNI lebih hangat dan kekeluargaan dibanding pesaingnya, image "keluarga" itu sendiri belum terdefenisikan dalam persepsi konsumen. Dengan kata lain belum terjadi suatu brand association yang kuat, yang mana ini berpotensi untuk di rebut oleh pesaing- pesaingnya. Rekomendasi teoritis dari penelitian ini adalah penelitian ini masih perlu dilakukan penelitian lanjutan oleh peneliti lain untuk mendapatkan basil yang lebih komprehensif mengenai penerapan Integrated Marketing Communication khususnya untuk pemasaran jasa di Indonesia. Rekomendasi praktis, penulis menyarankan agar dalam kampanye komunikasi pemasaran Kartu Kredit BNI diarahkan untuk membuat pernyataan yang lebih jelas dan terarah mengenai positioning "keluarga" tersebut. Konsitensi pesan dan citra perlu untuk tetap dipertahankan. Selain itu, BNI juga perlu mempertimbangkan penggunaan media - media komunikasi lain seperti Internet, melakukan kegiatan kehumasan kekeluargaan atau bahkan melakukan pembentukan komunitas pemegang Kartu Kredit BNI. BNI juga perlu menggali perilaku konsumennya agar komunikasi pemasaran yang dilakukan BNI semakin terarah dan efektifitasnya semakin teruji.

Integrated Marketing Communication Strategy and The Strengthen of Credit Card Positioning (Case : BNI Credit Card)As a non-cash payment instrument, credit card industry in Indonesia still have huge market potential. According to data from Central of Statistical Bureau (Biro Pusat Statistik), Indonesia is estimated to have more than 15 million work-labor from middle-class economic status on which could become a potential credit card consumer. However, credit-card owner in Indonesia currently approximately only 4,5 million card, quoted from Indonesian Credit Card Association, which represented only for 1 million people. The growth of credit card have shown a very slow increment every year. Beside the [ow understanding about credit card service and yet, the society who still have not "card-minded", Indonesian credit card market getting more difficult to penetrate by the intense of competition among credit card issuer, which now have more than 15 banks and financial institution. New player in this industry such as Bank BNI who first issued it's credit card product at 1997, require sharp marketing strategy to overcome the barriers. This situation of Indonesian credit card industry make an interesting point for the author to conduct a research of" Strategy of Integrated Marketing Communication and the enhancement of credit card's positioning (Bank BNI case)". This research take place at BNI Card Center by using both qualitative and quantitative method. Data compilation getting done from in-depth interview with BNI's officer. The author also investigate 3 group of individual-user respondent which are the BNI's cardholder, non-BNI's cardholder and potential consumer who currently have not using any credit card. This research also supported by other statistical data from other resources. Data analysis using qualitative method by categorizing the data of survey result and then compare it with significant theories. The result then will be compare to objective of this research which is the BNI's predetermine perception of the it's credit card product in the market's mind. The basic concept of this research are the theories about positioning, perception and IMC. According to Al Ries and Jack Trout from their famous book "Positioning : The Battle For Your Mind", the explotion of information and intense of advertising's frequency, result the mind's jammed since the mind itself has it's limitation to process and store information or stimulus. This phenomenon makes the ads effectivity, as the major communication medium of company's, becoming more difficult to measure. To achieve it's communication effectiveness, the company should consider a unique positioning among its competitor and try to penetrate consumer's mind with effective and efficient communication strategy. Therefore IMC implementation become major role for both message consistency and effectivity of perception creation. Bank BNI, the subject of this research, issued two type of credit card product (MasterCard and VISA) which is blend with the name of "Kartu Kredit BNI" (BNI's credit card). In order to create an unique image of it's product, BNI's have set positioning statement as "Credit Card with the lowest interest" when it's product (MasterCard) first issued. This positioningstatement had communicated by considering the economic crisis in Indonesia which make the people become more "price conscious". However, the economic situation was getting better and the crisis could be more anticipated when BNI release it's second product (BNI VISA) in 1999. Considering the pricing strategy would not become effective anymore, BNI try to repositioning it's product image as a "Credit Card for your Family" (Kartu Kredit Keluarga Indonesia) which is a emotional approach. The choice of"family" image is unique considering the domination of "life-style" image of other credit card product. This "down-to-earth" image of BNI's credit card product trying to educate the market that credit card is a conience payment instrument to facilitate daily purchase for entire family member, not an individual and prestige card to support hedonic life-style as claimed by other bank- On the other hand, this positioning have to face public-belief about credit card among people as a prestige and premium service. BNI should plan a comprehensive and heavy education campaign for this new positioning with consistency of both message and visual's atmosphere to strengthen it's family image in consumer's perception. At this research, the author observe and test the consistency of BNI's credit card image and message from several communication media used by BNI such as advertising, sales promotion, direct marketing and PR among respondent. The result shown that even though BNI still using advertising as it's major communication media and have not planned a Integrated Marketing Communication strategy to educate it's new product image, most of respondent (81,5 %) consider BNI as the "family credit card", compared to competitor's product. On the other hand, the open question used on this survey shown that the association of this "family credit care have not been known and define in consumer's perception. The respondent have not aware about "family credit card" definition. Most of them thought that "family credit card is a credit card on which we can give to other family member". This false definition refer to one of the feature of credit card which is "supplement card" that is a generic feature supported by all credit card issuer. For theoritical recommendation for this research, the author suggest other researcher to conduct more in-depth research and survey which considering other variables such as demographic (age, ethnicity, social class), economic and geographical factor to get comprehensive conclusion of service marketing in Indonesia, especially credit card marketing. For practical recommendation, the author suggest BNI to build stronger and clear association of it's product image and positioning as a "family credit card" with serial of tactical campaign. Beside advertising, BNI should consider other media of communication to enhance it's positioning such as internet and interactive media, more public relation event with family's tone and manner, or if necessary create a BNI's credit card family community like Harley Davidson does. It would be better if 8NI could held a consumer research to mapping it's comprehensive consumer's behavior so BNI could plan more effective communication campaign.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12193
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hera Laxmi Devi Septiani
"Pada dasarnya tujuan utama komunikasi adalah untuk mengubah perilaku. Perubahan perilaku itu baru dapat dicapai jika komunikasi yang dilakukan efektif, artinya pesan yang disampaikan oleh komunikator dimaknai sama oleh komunikan. Untuk dapat menciptakan suatu komunikasi yang efektif, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, di antaranya adanya kesamaan stock of knowledge atau kesamaan frame of reference dan field of experience antara komunikator dan komunikan. Sayangnya, dalam prakteknya banyak komunikator yang kurang memahami pentingnya kesamaan stock of knowledge ini, sehingga seringkali pesan yang ingin disampaikan ternyata tidak ditangkap dengan baik oleh komunikan karena dipersepsikan secara berbeda. Hal seperti ini juga sering terjadi dalam kegiatan komunikasi pemasaran, khususnya iklan. Dalam beberapa kasus pengiklan seringkali disibukkan dengan ide-ide mengenai bagaimana membuat tampilan visual yang - menurut mereka - kreatif dan menarik, namun di sisi lain pengiklan kurang memperhitungkan apakah ide-ide brilyan mereka dapat dipahami oleh audiens. Padahal menurut pakar periklanan Frank Jefkins jika pesan suatu kampanye iklan tidak dipahami oleh audiens, itu berarti kampanye tersebut gagal total, yang ada hanyalah pemborosan waktu dan uang.
Fenomena di atas melatarbelakangi ketertarikan penulis untuk melakukan penelitian dengan topik : Persepsi Audiens terhadap iklan Produk (suatu studi kualitatif mengenal kegiatan komunikasi pemasaran kartu GSM prabayar MENTARI). Ketertarikan kepada topik ini juga dipicu oleh banyaknya pertanyaan yang timbul ketika pertama kalii ikian MENTARI "The Freedom to be You" yang mempertanyakan maksud iklan tersebut. Padahal sebagian besar dari penanya tersebut termasuk dalam kriteria target audiens iklan MENTARI "The Freedom to. be You? yang seharusnya dapat mengerti dengan mudah pesan yang disampaikan oleh iklan tersebut. Melalui penelitian yang bersifat kualitatif ini penulis berusaha mencari tahu apakah terdapat kesesuaian persepsi antara pengiklan dan audiens. Kerangka pemikiran yang digunakan adalah teori dan konsep pemasaran, komunikasi pemasaran, komunikasi, serta perikianan. Dari kerangka pemikiran itu didapat gambaran mengenai bagaimana melakukan suatu kegiatan komunikasi pemasaran, khususnya perikianan, yang efektif.
Hasil penelitian menyebutkan bahwa terdapat ketidaksesuaian persepsi antara pengiklan MENTARI "The Freedom to be You? dengan audiens, Faktor-faktor yang ditengarai berperan sebagai noise antara lain visual yang ditampikan dalam iklan ternyata dimaknai berbeda oleh audiens, selain itu komponen-komponen iklan lainnya, yaitu headline dan body copy yang seharusnya membantu menjelaskan pesan iklan tersebut ternyata tidak cukup menjelaskan karena tidak bersifat single-minded, melainkan ambigu atau bermakna ganda sehingga dapat dipersepsikan secara berbeda-beda oleh audiens. Selain rancangan pesan iklannya, tampilan visual iklan MENTARI "The Freedom to be You"secara teknis juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain tidak terdapat uniqueness sehingga mengurangi daya tarik iklan tersebut terhadap audiens. Hal ini terbukti dari sekian banyak narasumber tidak ada seorang pun yang berhasil me-recall atau mengingat kembali iklan tersebut tanpa bantuan.
Berdasarkan temuan-temuan di atas, penulis memberikan rekomendasi praktis agar dalam melakukan suatu kegiatan komunikasi pemasaran pengiklan terlebih dahulu menetapkan strategi komunikasi secara jelas dan terarah. Begitu pula dalam teknis merancang pesan iklan, pengiklan harus lebih jeli melihat siapa target audiens-nya. Secara teoritis penulis memberikan rekomendasi agar penelitian ini ditindaklanjuti dengan penelitian-penelitian lainnya yang lebih bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur sejauhmana efektifitas kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan.
Daftar Pustaka: 20 judul buku (1995-2002), 6 Web site"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12162
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emil Satria
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui posisi daya saing industri karung plastik nasional, strategi yang dapat dilakukan dalam rangka penciptaan daya saing global serta ingin melihat peran pemerintah untuk mendukung peningkatan daya saing tersebut.
Penentuan strategi ini dirancang dengan menggunakan teknik pendekatan sistem analisis SWOT yang digunakan untuk mengidentifkasi faktor-faktor penting peningkatan keunggulan daya saing yang meliputi faktor internal (kekuatan dan kelemahan) serta faktor eksternal (peluang dan ancaman) yang dihadapi oleh industri karung plastik nasional. Sedangkan untuk melihat posisi persaingan industri karung plastik nasional di pasar global digunakan metoda revealed comparative advantage (RCA) dengan membandingkan nilai indeks RCA industri karung plastik nasional dengan beberapa negara pesaing. Sedangkan metoda proses hirarki analitik (PHA) digunakan untuk memudahkan permodelan prioritas permasalahan dan mengetahui afternatif strategi peningkatan keunggulan daya saing.
Dari hasil identifkasi terhadap sistem menunjukkan kekuatan yang dapat diandalkan seperti potensi bahan baku yang kita miliki, potensi pasar dalam negeri yang sangat besar dan jumlah tenaga kerja yang cukup tersedia dengan upah yang relatif murah. Sedangkan kelemahan yang kita miliki adalah masih rendahnya produktivitas tenaga kerja, promosi investasi untuk memacu pertumbuhan ekonomi yang terpuruk, iklim usaha yang belum kondusif jika dibandingkan dengan negara pesaing dan faktor sumber daya modal yang masih mahal.
Peluang-peluang yang cukup menjanjikan antara lain liberalisasi perdagangan dunia dan dimulainya AFTA, sedangkan ancaman yang juga dihadapi adalah, dengan adanya globalisasi juga akan terjadi multi sourching didalam proses produksi, kecenderungan dari negara maju untuk melakukan proteksi dengan dalih HAM, isu lingkungan dan bioterorisme, kampanye untuk membatasi penggunaan karung plastik serta makin kuatnya negara pesaing.
Berdasarkan nilai indeks dengan menggunakan metoda RCA yang digunakan untuk melihat posisi daya saing Indonesia di pasar global diketahui nilai indeks RCA industri karung plastik nasional selama 1996 sampai dengan tahun 2000 selalu lebih besar dari 3 yang artinya mempunyai keunggulan daya saing kuat. Sedangkan jika dibandingkan dengan negara-negara pesaing (lima besar negara eksportir karung plastik) posisi Indonesia tahun 1996 ada pada peringkat III (dengan indeks 8,44), tahun 1997 peringkat IV (dengan nilai indeks 4,82), tahun 1998 peringkat V (dengan nilai indeks 4,06) dan tahun 1999 serta 2000 menduduki peringkat pertama (dengan nilai indeks 10,03 dan 11,14). Lima negara yang menjadi pesaing utama karung plastik Indonesia adalah China, Thailand, Turki, Mexico dan Korea.
Berdasarkan hasil pengolahan data kuesioner yang diisi oleh responden dengan metode PHA, faktor penentu yang mempengaruhi keunggulan daya saing industri karung plastik nasional secara berurutan adalah kondisi permintaan, kebijakan pemerintah, kesempatan, faktor kondisi, strategi, struktur dan persaingan dan industri terkait dan pendukung.
Analisis aktor/pelaku yang berperan dalam pengambilan keputusan stategi peningkatan daya saing industri karung plastik nasional adalah berturut-turut industri karung nasional, pemerintah, lembaga/institusi terkait, lembaga tujuan ekspor, negara pesaing, industri pendukung dan asosiasi.
Berdasarkan urutan prioritas tujuan yang ingin dicapai dalam penetuan strategi peningkatan daya saing industri karung plastik nasional di pasar global adalah pertumbuhan dan perluasan pasar ekspor, penguatan struktur industri dan perolehan devisa.
Dari pengolahan secara vertikal, diperoleh urutan pnoritas alternatif strategi sebagai upaya peningkatan daya saing industri karung plastik nasional di pasar global, adalah strategi generik diferensiasi menjadi prioritas utama, strategi generik keunggulan biaya menyeluruh menjadi prioritas kedua dan strategi generik fokus menjadi prioritas ketiga."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12369
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gegen Sandiko
"Persepsi konsumen terhadap suatu produk dipengaruhi oleh beberapa faktor. Persepsi yang timbul tersebut dapat menumbuhkan minat konsumen terhadap suatu produk. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara atribut produk yang terdiri atas harga, kualitas, desain, dan prestige; serta negara asal suatu produsen, dengan persepsi sivitas akademika Trisakti dalam membeli atau menggunakan suatu ponsel, dan juga bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi sivitas akademika Trisakti terhadap ponsel Nokia dan Motorola.
Suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang produk atau jasa, tidak terlepas dari lingkup pemasaran. Perusahaan perlu memikirkan suatu strategi dalam melakukan pemasaran produk atau jasanya. Strategi pemasaran sendiri tidak terlepas dari pembentukan persepsi pada konsumen. Perusahaan perlu mengetahui gejala-gejala pembentukan persepsi pada konsumen sehingga perusahaan dapat membentuk dan membawa persepsi konsumen pada produk atau jasa mereka sesuai yang diharapkan. Dari sekian banyaknya teori pemasaran, salah satunya mengenai teori pemasaran produk yang terfokus pada atribut produk serta country of origin atau country of image dari produk tersebut. Dari teori yang ada tentang pemasaran produk, hampir semua berpendapat bahwa country of origin atau country of image, serta atribut produk berhubungan dengan pembentukan persepsi konsumen terhadap suatu produk.
Penelitian ini merupakan studi lapangan (field research) terhadap sivitas akademika Trisakti Grogol, dengan sampel berjumlah 130 responden. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode convenient sampling. Pengumpulan data menggunakan metode survei, dengan menyebarkan kuesioner yang menggunakan skala liken. Pengolahan data menggunakan program komputer SPSS 10.0 dengan analisis data bivariat yang dipakai yaitu spearman's coefficient correlation serta paired sampled test (uji T).
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara variabel negara asal, harga, fitur, durability, serviceability, bentuk desain, kemudahan operasional, inovasi dan prestige dengan persepsi sivitas akademika Trisakti dalam membeli atau menggunakan suatu ponsel. Hal ini terlihat dari p-value yang lebih kecil dari 0.05. Pada uji T, untuk melihat perbedaan persepsi terhadap ponsel Nokia dan persepsi terhadap ponsel Motorola, nilai p-value juga lebih kecil dari 0.05 yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan pula antara persepsi responden terhadap ponsel Nokia dan persepsi responden terhadap ponsel Motorola."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12414
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Rustian
"Masalah penelitian adalah Strategi bersaing apa yang dapat digunakan oleh PT. BMW Indonesia dalam rangka persaingan antar industri mobil khususnya kategori sedan. Oleh karena maka tujuan penelitian adalah merumuskan strategi bersaing yang dapat digunakan oleh PT. BMW dalam rangka persaingan antar industri mobil khususnya kategori sedan.
Desain penelitian menggunakan studi kasus yang berupaya untuk menggambarkan strategi pemasaran BMW pada suatu periode waktu yang didasari oleh fakta yang sebenarnya, melalui telaah data dan telaah kasus. Di samping itu, analisis juga dilakukan secara deksriptif.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan riset kepustakaan, yakni dari buku dan literatur yang berhubungan strategi pemasaran dan ri.set lapangan dimana dilakukan dengan cara mengadakan pengumpulan data melalui penelaahan langsung mengenai masalah yang akan dibahas dalam tesis ini.
Pada penelitian kali ini disusiun strategy pemasaran mobil sedan yang tepat dengan mempertimbangkan faktor eksternal dan internal melalui teknik SWOT analisis. Penyusunan strategi dilakukan dalam dua tahap yaitu input stage, yang menganalisis situasi untuk menentukan peluang dan ancaman serta kekuatan dan kelemahan dengan menggunakan alatBantu External Factor Evaluation (EFE) dan Internal Factor Evaluation (IFE) matrik. Berdasarkan analisis tersebut. Posisi pada saat ini berada pada posisi agresif.
Implementasi strategi yang dianjurkan adalah melakukan penetrasi pasar dengan menggencarkan kegiatan pemasaran melalui bauran promosi untuk mendukung marketing strategy dan pengembanagn pasar local dengan melaksanakan semua bauran pemasaran.
Rekomendasi yang diberikan adalah melakukan strategi pengembangan pasar, dimana untuk mencapai strategi ini dapat dilakukan dengan mengembangkan jaringan distribusi dan promosi yang terpadu dan memberikan kepuasan bagi konsumennya dengan produk yang berkualitas prima. Hal ini dapat dilakukan dengan dukungan sarana, prasarana serta infrastruktur yang dimiliki oleh BMW."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12422
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliana Mulyani
"Sebelum terjadi krisis moneter yang melanda negara Indonesia, sebenarnya industri asuransi menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan, hal ini dapat dilihat dari jumlah produksi premi asuransi yang terus meningkat.
Sejak krisis moneter pertengahan Juli 1997 hingga saat ini (Juli 1999), kondisi perekonomian nasional masih belum pulih, ditambah lagi dengan akibat kerusuhan 13-14 Mei 1998, perusahaan asuransi di perkirakan harus membayar ganti kerugian kurang lebih Rp. 8 trilyun , yang harus ditanggung oleh perusahaan asuransi dan reasuransi, bailk lokal maupun asing (Bisnis Indonesia 7 Juni 1998). Kerugian itu terdiri atas kerugian fisik, gedung dan gangguan usaha. Bila perusahaan lokal harus menanggung 10% saja dari jumlah kerugian tersebut, maka akan menanggung Rp. 800 milyar. Padahal menurut data Ditjen Lembaga Keuangan, jumlah perusahaan asuransi kerugian di Indonesia mencapai 103 perusahaan, dimana hanya 51 yang memiliki modal 10 milyar rupiah, sedangkan 52 perusahaan lainnya berkisar antara 3 milyar rupiah sampai dengan 9 milyar rupiah. Ini berarti banyak perusahaan akan gulung tikar akibat menanggung kerugian.
Selain ancaman kerugian yang dialami perusahaan asuransi kerugian, perusahaan asuransi jiwa banyak dirundung masalah. Merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dollar menyebabkan banyak pemegang polis dalam dollar yang membatalkan perjanjiannya dengan melakukan penarikan tunai. Pembatalan kontrak sepihak ini tentu sangat memberatkan perusahaan. Dalam hat ini ada dua tipe pemegang polis yang membatalkan perjanjiannya, yaitu mereka yang melakukan profit taking dan pemegang polls yang tidak mampu membayar premi akibat melonjaknya nilai tukar dollar.
Perubahan besar yang mempengaruhi kehidupan masyarakat di seluruh dunia, terutama ditandai dengan kemajuan ilmu dan tehnologi telah menimbulkan gejala globalisasi di berbagai bidang kehidupan. Arus investasi, industri, tehnologi informasi dan individual consumers menjadi global (Ohmae, 1995). Globalisasi merupakan proses yang tidak dapat dicegah dan pengaruhnya ternyata telah melanda perekonomian Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Oktiva E.
"Informasi yang cepat dan akurat sangatlah dibutuhkan saat ini. Banyaknya bentuk penyampaian informasi kepada masyarakat sangat mempengaruhi penilaian mereka terhadap suatu media. Dengan terus berkembangnya teknologi informasi melalui komputer, maka muncullah portal - portal berita, yang dapat menyajikan informasi yang dibutukan masyarakat secara lebih cepat, tepat dan Akurat.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah hiburan, informasi, dan gangguan mempengaruhi nilai dari suatu portal berita, dalam hal ini adalah www.kompas.com dan www.detik.com. Dan apakah hiburan dan nilai dari suatu portal berita tersebut mempengaruhi prilaku terhadap suatu portal. Adapun sampel yang diambil adalah para karvawan dan karyawati yang ada di Jakarta Karena para pekerja merupakan konsumen yang sering memanfaatkan media internet dalam pencarian informasi terkini.
Dari hasil survey yang telah dilakukan, maka secara umum dapat disimpulkan bahwa faktor gangguan tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai dari suatu portal berita Tetapi faktor informasi dan hiburan mempunyai pengaruh terhadap nilai dari suatu portal berita Dan faktor hiburan dari portal berita tidak memiliki hubungan terhadap prilaku pengunjung portal berita, namun nilai dari suatu portal tidak mempengaruhi prilaku pengunjung portal berita
Bila kandungan informasi dari suatu portal meningkat, maka nilai portal tersebut juga meningkat. Begitu pula sebaliknya, jika nilai dari suatu portal meningkat, maka kandungan informasi portal tersebut berarti juga meningkat.
Begitu pula dengan sifat hiburan dari portal berita. Apabila isi dari suatu portal berita sifat hiburannya tinggi, maka nilai dari portal tersebut tinggi.
Berdasakan penelitian ini, maka suatu portal dengan kandungan informasi yang banyak dan up to date sangatlah berarti bagi para pengakses portal berita. Sehingga mendorong mereka untuk mengakses suatu portal bila dirasakan mereka ingin mencari informasi terkini.
Sedangkan value/nilai pada portal berita pada media web tidak membuktikan pengunjung portal berita tersebut mengingat isi. komposisi dan model dari portal berita tersebut. Bahkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak adanya kesetiaan responden atas portal berita pada media web."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12433
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Taufik Rakhman
"Latar belakang penelitian ini adalah Prosound Records sebagai salah satu perusahaan rekaman yang hanya bermain di wilayah lokal tidak lagi hanya bersaing dengan perusahaan rekaman lokal saja, namun juga dengan perusahan rekaman yang bergabung dengan label internasional. Untuk itu dituntut sebuah strategi promosi yang baik dalam perencanaan, desain dan pelaksanaan sehingga album yang dirilis sesuai dengan yang diharapkan.
Penelitian dilakukan dengan metode studi kasus (case study) dengan tipe penelitian 2 yaitu desain kasus single - multi unit analisis. Yang menjadi objek atau kasus adalah album Malam Pertama-Rossa dan album NaFF-NaFF yang keduanya dirilis oleh Prosound Records dalam waktu hampir bersamaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kegiatan promosi Prosound Records mulai dari masa sebelum edar (pra rilis), masa edar (rilis) hingga masa sesudah edar (pasca rills) pada album Malam Pertama-Rossa dan abum NaFF-NaFF, dengan mengevaluasi input yaitu menganalisis permasalahan yang dihadapi perusahaan dari data yang diperoleh perusahaan, mengevaluasi perencanaan dan desain straegi promosi, mengevaluasi pelaksanaan strategi promosi dan mengevaluasi sejauh mana tingkat kesesuaian antara perencanaan dan desain dengan pelaksanaan sebuah strategi promosi.
Pengumpulan data dilakukan dengan mewawancarai direktur utama, direktur dan manajer promosi yang menjadi sumber informasi utama, sumber data sekunder diambil dari dokumentasi perusahaan.
Hasil penelitian menunjukkan: meskipun ada persaingan dalam bisnis rekaman, namun sebuah perencanaan dan desain dari sebuah strategi promosi sebaiknya sesuai dengan pelaksanaan kegiatan promosinya. Setiap album yang akan dirilis memiliki keunggulan yang berbeda sehingga dalam merencanakan dan mendesain strategi promosinya disesuaikan dengan karakteristik album tersebut.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah: dan informasi yang berhasil dikumpulkan, Prosound Records melakukan perencanaan dan desain dalam strategi promosinya ditiap album yang akan dirilis yang telah disesuaikan dengan karakteristiknya. Namun pada pelaksanaan strategi promosi tersebut tidak selalu sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan didesain terlebih dahulu. Hal ini biasanya disebabkan faktor diluar Prosound Records, masyarakat sebagai konsumen masih percaya pada 'the singer not the sow' dimana faktor penyanyi sebagai figur masih sangat berperan,Dalam melakukan kegiatan perecanaan, desain dan pelaksanaan sebuah strategi promosi selain dilakukan secara efektif dan efisien juga diperlukan faktor-faktor lain seperti peka terhadap lingkungan yang dinamis dan inovasi dalam berpromosi.

Evaluation of Planning, Design and Implementation of Promotion Strategic at Recording Company (Case Study: Promotion Strategic Prosound Records on the Malam Pertama album-Rossa and NaFF album NaFF)The research background is Prosound as one of recording company that the business just in the local area not only gets the competition from the other local recording company but also with the international label. A good promotion strategic in the planning, design and implementation from the album will be released.
The study was carried out by employing case study design as, single case deigns-multiple units of analysis. The cases under study are Malam Petama album by Rossa and NaFF album by NaFF. Both of them released by Prosound Records almost at the same time.
The general research objective is to understand promotion activities of Prosound Records from before release era, release era until after release era by input evaluation which encompasses: problem analysis from data obtained from the company, evaluation of promotion program design and evaluation of its implementation
The data collection was conducted interview with the president director of Prosound Records, Director and Promotion Manager. In addition secondary data was collected.
The research findings indicate despite considerable competition with the other album from the other recoding company, promotion division must have a promotion strategic in the planning, design and its implementation. Because of album is the unique product, the promotion division should have the product well-known.
The research concludes that information obtained from Prosound Records, in the planning, design and implementation from the album will be released, promotion division do the different way depending on characteristic the album and the singer. Effective, efficient and innovative are needed in the promotion.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12493
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Yetty
"Di era globalisasi akan semakin banyak usaha pelayanan jasa teknis yang terlibat, baik dari institusi perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Untuk dapat memenangkan persaingan dalam Pelayanan Jasa Teknis (PJT) tentunya diperlukan strategi yang tepat dan sesuai dengan kriteria-kriteria teknik, ekonomi dan finansial, manajerial dan secara kualitas harus dapat memenuhi kepuasan pelanggan tersebut.
Balai Besar Industri Agro telah berusaha memberikan PJT yang berkualitas dan memuaskan pelanggannya. Penelitian ini bertujuan untuk; mengetahui persepsi pelanggan terhadap kualitas PJT BBIA, mengetahui persepsi karyawan BBIA sehubungan dengan PJT yang diberikan, mengukur kepuasan pelanggan PJT BBIA, dan menentukan strategi peningkatan PJT yang cocok untuk memenuhi kepuasan pelanggannya. Kualitas pelayanan dianalisa dengan metoda Servqual dan analisis strategi dengan menggunakan matrik kepuasan pelanggan.
Dari hasil penelitian dan analisa yang dilakukan diketahui bahwa dengan metoda Servqual, menurut persepsi pelanggan kinerja PJT BBIA masih belum memenuhi harapan pelanggan, tetapi kualitas PJT BBIA sudah dikategorikan cukup bagus. Sedangkan kualitas PJT menurut karyawan dikategorikan bagus. Terlihat adanya perbedaan persepsi pelanggan dengan persepsi karyawan tentang kualitas PJT BBIA yaitu karyawan menilai kualitas PJT Iebih tinggi dari penilaian pelanggan. Hal ini berarti karyawan kurang tepat memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan. Dengan matriks kepuasan pelanggan diketahui bahwa semua dimensi PJT berada pada kuadran B yang berarti kinerja PJT BBIA sudah memenuhi kepuasan pelanggannya. Begitu juga halnya dengan semua variabelnya juga telah memuaskan pelanggannya. Oleh karena itu PJT BBIA tidak memerlukan strategi peningkatan kualitas.
Strategi yang cocok untuk PJT BBIA adalah strategi untuk mempertahankan kualitas supaya terus dapat memuaskan pelanggan PJT BBIA Bogor. Pada akhir tulisan disarankan beberapa upaya yang sebaiknya dilakukan sehubungan dengan strategi untuk mempertahankan kualitas PJT BBIA Bogor tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12512
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manulang, Thurman
"Prospek bisnis ritel sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti faktor ekonomi, politik maupun sosial budaya. Hal tersebut dapat diperhatikan dari perkembangan ekonomi dan politik akhir-akhir ini, bisnis ritel mengalami kelesuan dan menghadapi tantangan yang cukup berat. Dalam situasi krisis demikian yang dapat dilakukan para pelaku bisnis ritel adalah bagaimana aktivitas bisnisnya bertahan.
PT. Sarinah sebagai salah satu BUMN di bawah Depperindag, yang bergerak di bisnis ritel menghadapi berbagai masalah antara lain mengalami penurun tingkat pertumbuhan penjualan, ketatnya persaingan di bisnis ritel baik yang datang dari pengusaha domestik maupun yang datang dari investor asing, diberikannya kesempatan bagi investor asing untuk menanamkan modalnya di bidang ritel sampai di tingkat Kabupaten. Untuk itu PT. Sarinah perlu mempersiapkan suatu strategi bersaing, dan mencari solusi melalui analisis secara komprehensif sehingga diperoleh gambaran posisi bersaing.
Penelitian ini diawali dengan menganalisis kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Dalam menganalisis digunakan metode Proses Hirarki Analitik (PHA) untuk membobot derajat kepentingan setiap faktor. Sedangkan untuk menentukan posisi bersaing PT. Sarinah digunakan General Electric Matrix.
Analisis PHA menunjukkan kekuatan bisnis ritel PT. Sarinah terletak pada pangsa pasar, fasilitas, sedangkan daya tank bisnis ritel PT. Sarinah terletak pada ukuran pasar dan kesetiaan pembeli. Dari uji PHA dan GE Matrix diperoleh posisi bersaing PT. Sarinah pada area atau sel V GE Matrix, dengan strategi hold dan maintain. Artinya PT. Sarinah berada pada area atau sel selektif. Untuk itu PT. Sarinah perlu berhati-hati apabila ingin melakukan investasi baru.
Dengan melihat posisi bersaing, kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman diberikan alternatif pemilihan strategi bersaing perusahaan untuk dapat mendukung keberhasilan perusahaan di dalam menghadapi persaingan. Sehubungan dengan itu perlu menggunakan strategi penetrasi pasar dan strategi pengembangan produk."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>