Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 259 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nindy Fairiska
"Rebranding adalah aktivitas di institusi yang mempunyai tujuan untuk melakukan transformasi kedudukan brand dibenak pemilik kepentingan dan menjadikan label serta personalitas pembeda dengan institusi lainnya. Upaya rebranding yang dilakukan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dan Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mempunyai tujuan untuk memperbaharui posisi brand dibenak masyarakat melalui perubahan pada nama, logo, posisi brand, meningkatkan kesan yang positif melalui program yang dibuat serta peningkatan fasilitas pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan pelayanan dan tingkat keparahan penyakit sebelum dan sesudah dilakukannya rebranding ‘Rumah Sehat Untuk Jakarta’ di RSUD Pasar Minggu. Penelitian ini dilakukan di RSUD Pasar Minggu pada bulan Mei 2024. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan melakukan studi perbandingan antara dua waktu, sebelum dan sesudah rebranding ‘Rumah Sehat Untuk Jakarta’ dengan melakukan wawancara mendalam dengan informan terpilih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan kualitas pelayanan yang terlihat signifikan perubahannya pada dimensi bukti fisik (tangible) dan tidak terdapat program promotif dan preventif yang khusus dibuat sesudah adanya rebranding. Namun, promosi kesehatan pada media sosial terjadi perbaikan, baik dari segi visual maupun konten, serta peningkatan intensitas penggunaan media sosial tersebut. Tingkat keparahan penyakit belum bisa diukur perbedaannya karena waktu penelitian yang masih sedikit sesudah rebranding dilakukan. Kesimpulannya, rebranding ‘Rumah Sehat Untuk Jakarta’ memiliki tujuan yang baik, dengan perubahan paling signifikan terlihat pada logo, sarana prasarana, surat menyurat, dan seragam petugas. Dampak rebranding terhadap tingkat keparahan penyakit belum bisa dinilai secara komprehensif dalam jangka pendek dan memerlukan analisis jangka panjang. Saran peneliti diharapkan Dinas Kesehatan DKI Jakarta melakukan keberlanjutan untuk rebranding ‘Rumah Sehat Untuk Jakarta’ dengan menginisiasi program promotif dan preventif. Selain itu, RSUD Pasar Minggu diharapkan terus berkomitmen melaksanakan makna dari ‘Rumah Sehat Untuk Jakarta’ dalam memberikan pelayanan kepada pasien.

Rebranding is an activity in a company or institution that has the aim of transforming the the brand’s position in the minds of the stakeholders and differentiating its label and personality from other institutions. The rebranding efforts carried out by the Regional General Hospitals (RSUD) and Regional Special Hospitals (RSKD) owned by the Provincial Government of DKI Jakarta aim to renewing brand’s position in the public’s mind through changes in name, logo, brand position, increasing positive impressions through various programs, and improving healthcare service facilities. This study aims to compare the services and severity level of illness before and after rebranding of ‘Rumah Sehat Untuk Jakarta’ at RSUD Pasar Minggu. This research was conducted at RSUD Pasar Minggu in May 2024. This research used a descriptive qualitative approach by conducting a comparative study between two period, before and after rebranding 'Rumah Sehat Untuk Jakarta’, through in-depth interviews with selected informants. The results of the research showed that the comparison of service quality shows significant changes in the dimension of physical evidence (tangible) and there are no specific promotive and preventive programs created after the rebranding. However, health promotion on social media has improved both in terms of visuals and content, as well as increased intensity of social media usage. The difference in the severity level of illness cannot be measured due to the short research period. In conclusion, the rebranding ‘Rumah Sehat Untuk Jakarta’ has a positive purpose, with the most significant changes observed in the logo, infrastructure, correspondence and staff uniforms. The impact of rebranding on severity level of illness cannot be assessed comprehensively in the short term and requires long-term analysis. Researchers suggest that the DKI Jakarta Health Office should continue the rebranding efforts of 'Rumah Sehat Untuk Jakarta' by initiating promotive and preventive programs. Furthermore, RSUD Pasar Minggu is expected to continue committing to the essence of 'Rumah Sehat Untuk Jakarta' in providing patient services.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdining Ageng Pratikno
"Latar belakang: Perkembangan teknologi dan media sosial telah mengubah cara manusia mencari informasi, termasuk layanan kesehatan. Rumah Sakit Yos Sudarso Padang memanfaatkan media sosial sebagai alat pemasaran namun masih menghadapi tantangan dalam meningkatkan jumlah kunjungan pasien. Tujuan: Penelitian ini mengkaji hubungan antara media sosial dan electronic word of mouth (e-WOM) melalui brand awareness terhadap minat kunjungan pasien di RS Yos Sudarso Padang. Temuan penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan strategi pemasaran yang lebih efektif untuk meningkatkan jumlah kunjungan pasien. Metodologi: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif dan teknik purposive sampling dengan menyebar kuesioner online kepada 100 sampel penelitian yang merupakan konsumen setia (followers) akun media sosial (Instagram, TikTok, YouTube, Facebook) dari Rumah Sakit Yos Sudarso Padang. Analisis data dilakukan dengan menggunakan Partial Least Square (PLS). Hasil: Hasil analisis melihatkan adanya hubungan yang signifikan antara media sosial dan brand awareness, serta antara media sosial dan minat kunjungan. Namun, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dan brand awareness, serta antara e-WOM, brand awareness, dan minat kunjungan secara bersama-sama. Meskipun begitu, terdapat hubungan yang signifikan antara e-WOM dan minat kunjungan, serta antara brand awareness dan minat kunjungan. Kesimpulan: Berdasarkan temuan ini, Rumah Sakit Yos Sudarso Padang dapat mengembangkan strategi pemasaran yang lebih efektif dengan memanfaatkan media sosial sebagai alat utama untuk meningkatkan minat kunjungan pasien dan memperkuat kesadaran merk calon pasien.

Background: The development of technology and social media has transformed how people seek information, including healthcare services. Yos Sudarso Hospital in Padang utilizes social media as a marketing tool but still faces challenges in increasing patient visits. This study examines the relationship between social media and electronic word of mouth (e-WOM) through brand awareness on patient visit interest at Yos Sudarso Hospital Padang. The findings are expected to develop more effective marketing strategies to increase patient visits. Methodology: This study employed a cross-sectional design with a quantitative approach and purposive sampling technique, distributing online questionnaires to 100 research samples who were loyal consumers (followers) of RS Yos Sudarso Padang's social media accounts (Instagram, TikTok, YouTube, Facebook). Data analysis was conducted using Partial Least Square (PLS). Results: The analysis confirmed a significant relationship between social media and brand awareness, as well as between social media and visit intention. However, there was no significant relationship between and brand awareness, as well as between e-WOM, brand awareness, and visit intention together. Nevertheless, there was a significant relationship between e-WOM and visit intention, as well as between brand awareness and visit intention. Conclusion: Based on these findings, Yos Sudarso Hospital Padang can develop more effective marketing strategies by leveraging social media as a primary tool to increase patient visit interest and strengthen brand awareness among potential patients."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novitri
"Pelayanan kesehatan di rumah sakit harus berfokus pada mutu dan keselamatan pasien, termasuk salah satu didalamnya adalah pelayanan operasi. Pada tahun 2022 angka penundaan operasi di RSUP Fatmawati sebesar 2,3%. Dampak dari penundaan operasi berpotensi pada terjadinya inefisiensi keuangan. Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui adanya hubungan penundaan operasi terhadap kecemasan pasien di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Tahun 2023. Penelitian dilakukan dengan pendekatan observasional dan desain case control yang melibatkan 102 Responden pada penelitian kuantitatif dan 14 informan penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukan nilai OR “Estimate” yaitu 0.183, artinya sebagai faktor protective sehingga dapat disimpulkan bahwa kejadian risiko kecemasan pasien yang mengalami penundaan operasi lebih rendah dibandingkan pasien yang tidak mengalami penundaan operasi. Tetapi p value < 0.005 menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara penundaan operasi dengan kecemasan. Ditemukan ada hubungan kondisi pasien, hasil laboratorium dan kesiapan operator dengan penundaan operasi. Simpulan adalah penundaan operasi berisiko menimbulkan kecemasan pasien sehingga saran penelitian ini adalah pengembangan klinik pra bedah.

Health services in hospitals must focus on quality and patient safety, including surgical services. In 2022 the number of postponed operations at Fatmawati General Hospital will be 2.3%. The impact of postponing operations has the potential to result in financial inefficiencies. The aim of the research carried out was to determine the relationship between postponing surgery and patient anxiety at the Fatmawati Central General Hospital in 2023. The research was carried out using an observational approach and case control design involving 102 respondents in quantitative research and 14 qualitative research informants. The research results show that the OR "Estimate" value is 0.183, meaning it is a protective factor so it can be concluded that the incidence of anxiety risk in patients who experience a delay in surgery is lower than in patients who do not experience a delay in surgery. However, p value < 0.005 indicates there is a significant relationship between delaying surgery and anxiety. It was found that there was a relationship between patient condition, laboratory results and operator readiness with surgical delays. The conclusion is that delaying surgery risks causing patient anxiety, so the suggestion for this research is the development of a pre-surgical clinic."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arifah Alfiyyah
"Penelitian ini menganalisis pengendalian mutu infeksi TB pada petugas di Rumah Sakit “X” Daerah Depok Jawa Barat, yang jarang dilakukan karena fokus pada pasien. Berdasarkan teori Donabedian (structure, process dan outcome) dan teori Van Meter dan Van Horn, penelitian ini mengidentifikasi standar pengendalian TB, kebijakan, SDM, sarana, dan anggaran sebagai bagian dari struktur; komunikasi dan manajemen risiko sebagai proses; serta deteksi TB/ILTB dan pengobatan sebagai hasil. Metode penelitian menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan triangulasi sumber melalui wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen dengan 13 informan. Hasil menunjukkan bahwa standar pengendalian TB mengikuti aturan nasional, kebijakan khusus TB sedang diproses, dan perlindungan airborne disease diterapkan. Kesadaran individu dan unit terkait bertanggung jawab atas pemantauan dan evaluasi kebijakan perlindungan. Sarana dan prasarana TB RO belum memenuhi standar, namun anggaran sudah mendukung perlindungan melalui BPJS dan dana hibah. Proses komunikasi dilakukan antar unit dan personal melalui digitalisasi dan nota dinas, serta manajemen risiko infeksi TB memenuhi 5 level hirarki pengendalian. Data outcome menunjukkan 49% petugas ILTB tahun 2023 dengan 2 petugas hasil x-ray tidak normal, namun pemantauan pengobatan belum optimal. Secara keseluruhan, perlindungan petugas terhadap infeksi TB berjalan meski kebijakan khusus TB belum ditetapkan. Perlindungan petugas terhadap infeksi TB dengan melihat structure, process dan outcome dapat melindungi petugas dari penyebaran TB dan meningkatkan mutu rumah sakit.

This study analyzes TB infection control among healthcare workers at hospital “X” Depok West Java, which is often overlooked due to patient-focused efforts. Using Donabedian’s framework (structure, process, outcome) and Van Meter and Van Horn's theory, the study examines TB control standards, policies, human resources, facilities, and budget (structure); communication and risk management (process); and TB/LTBI detection and treatment (outcome). Qualitative descriptive methods, including interviews, observations, and document reviews with 13 informants, reveal adherence to national TB control standards, ongoing policy development, and airborne disease protection. Despite some infrastructural shortcomings, budget support through national universal health coverage called BPJS Kesehatan and grants is noted. Communication is maintained digitally and formally, with risk management aligning with the hierarchy of controls. Outcomes indicate 49% LTBI detection in 2023, though treatment monitoring is insufficient. Overall, TB protection for staff is in place, yet specific TB policies are pending. Improved MDR-TB (Multidrug-Resistant Tuberculosis) facilities and policy optimization could enhance hospital quality."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sheirly N. Indra Azhari
"Latar belakang: Berbagai faktor diketahui memengaruhi kepuasan dan loyalitas pasien Instalasi Gawat Darurat (IGD) sebuah rumah sakit, mulai dari mutu layanan, harga hingga citra merek. Kepuasan dan loyalitas pasien IGD Rumah Sakit Eka Cibubur masih menjadi salah satu permasalahan dari keseluruhan pelayanan Rumah Sakit, yang berdampak pada kinerja operasionalnya berupa pertumbuhan negatif pada tahun 2023.
Tujuan: Tujuan utama penelitian ini adalah menganalisis dan menguji berbagai faktor yang memengaruhi kepuasan dan loyalitas pasien Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Eka Cibubur.
Metode: Merupakan studi kuantitatif pada 163 pasien yang menggunakan layanan IGD Rumah Sakit Eka Cibubur pada Desember 2023 hingga Januari 2024. Data diambil dengan menyebarkan questionnaire kepada pasien yang telah ditentukan setelah diujicobakan terlebih dahulu. Kemudian dilakukan analisis multivariat serta estimasi hubungan saling ketergantungan antara variabel laten secara bersamaan melalui uji Stuctural Equation Modeling (SEM).
Hasil: Kepuasan pasien dipengaruhi oleh mutu layanan (p = 0,034), harga (p = 0,000) dan citra merek (p = 0,015). Sedangkan loyalitas pasien hanya dipengaruhi oleh citra merek (p = 0,003) dan kepuasan pasien (p = 0,003). Selain itu, kepuasan pasien memediasi penuh hubungan antara harga (p = 0,024), namun tidak memediasi hubungan antara mutu layanan (p = 0,109) dan citra merek (p = 0,068) dengan loyalitas pasien.
Kesimpulan: Mutu layanan, harga dan citra merek yang dipersepsikan dengan baik oleh pasien IGD terbukti memengaruhi kepuasan akan layanannya. Dengan loyalitas akan penggunaan layanan berikutnya sangat ditentukan oleh kepuasannya, khususnya kepuasan akan harga yang terbukti sangat memengaruhi loyalitas pasien akan penggunaan layanan IGD selanjutnya. Lebih lanjut, studi terhadap faktor lain masih perlu dilakukan guna perbaikan berkelanjutan.

Background: Various factors are known to influence patient satisfaction and loyalty in a hospital's Emergency Room (IGD), ranging from service quality, price to brand image. Satisfaction and loyalty of emergency room patients at Eka Cibubur Hospital is still one of the problems of the hospital's overall services, which has an impact on its operational performance in the form of negative growth in 2023.
Objective: The main objective of this research is to analyze and test various factors that influence patient satisfaction and loyalty at the Emergency Department (IGD) of Eka Cibubur Hospital.
Methods: This is a quantitative study on 163 patients who used the emergency room services at Eka Cibubur Hospital from December 2023 to January 2024. Data was collected by distributing questionnaires to patients who had been determined after being tested first. Then, multivariate analysis was carried out and estimation of the interdependence relationship between latent variables simultaneously through the Structural Equation Modeling (SEM) test.
Results: Patient satisfaction is influenced by service quality (p = 0.034), price (p = 0.000) and brand image (p = 0.015). Meanwhile, patient loyalty is only influenced by brand image (p = 0.003) and patient satisfaction (p = 0.003). In addition, patient satisfaction fully mediates the relationship between price (p = 0.024), but does not mediate the relationship between service quality (p = 0.109) and brand image (p = 0.068) and patient loyalty.
Conclusion: Service quality, price and brand image that are well perceived by emergency room patients have been proven to influence satisfaction with their services. Loyalty regarding subsequent use of services is largely determined by satisfaction, especially satisfaction with price which has been proven to greatly influence patient loyalty regarding subsequent use of ER services. Furthermore, studies on other factors still need to be carried out for continuous improvement.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tin Elasari
"Untuk dapat mewujudkan Misi Indonesia Sehat 2010, ditetapkan empat misi pembangunan kesehatan dan salah satu misi tersebut adalah memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau. Pelayanan kesehatan hendaknya dikerjakan sesuai dengan standar pelayanan kesehatan yang berlaku dan dilakukan secara benar dengan segera. Berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka meningkatkan upaya pembangunan kesehatan guna mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan meningkatkan pemerataan dan mutu pelayanan secara terus menerus.
Sesuai dengan hal diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji alasan-alasan yang mempengaruhi tingkat kepatuhan petugas dalam menggunakan standar penatalaksanaan ISPA pada Balita di Puskesmas Dempo Kota Palembang, dimana tingkat kepatuhan petugas terhadap standar penatalaksanaan di Puskesmas tersebut masih rendah.
Penelitian ini merupakan studi kasus dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Data diperoleh melalui observasi dan wawancara mendalam dengan 5 prang informan di Puskesmas Dempo. Sebagai informan adalah petugas kesehatan yang melayani balita penderita ISPA dengan mengadakan observasi dan wawancara mendalam (in-depth interview), sedangkan kepala Puskesmas dilakukan wawancara mendalam. Untuk petugas kesehatan yang dilihat adalah pengetahuan, sikap, motivasi, pengalaman, sarana dan imbalan, untuk kepala Puskesmas yang dilihat adalah pengawasan atau supervisi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang menyebabkan ketidakpatuhan petugas menggunakan daftar tilik ISPA pada balita adalah karena rendahnya pengetahuan petugas terhadap standar pengetahuan yang ada di daftar tilik, terbatasnya waktu yang ada untuk melayani balita ISPA, kurangnya penghargaan pembinaan pada petugas, kurangnya pengawasan dan kepala Puskesmas dan kurangnya j umlah petugas yang diperlukan untuk melayani penderita ISPA.
Melihat dari hasil penelitian ini disarankan kepada Dines Kesehatan agar mengadakan pelatihan kembali untuk meningkatkan pengetahuan petugas, menyediakan dana khusus untuk pembinaan, meningkatkan pengawasan, menyediakan dan memperbaiki sarana, dan lebih memperhatikan pelaksanaan program ISPA. Bagi kepala Puskesmas agar meningkatkan pembinaan dan pengawasan, mengadakan diseminasi, memotivasi petugas ISPA dengan memberikan penghargaan, menyediakan ruang periksa khusus, menambah jumlah petugas ISPA, memberikan perhatian yang cukup terhadap program ISPA dan melakukan pengawasan terhadap rekam medik dan sistem pencatatan dan pelaporan ISPA. Bagi petugas kesehatan adalah agar dalam memberikan pelayanan kepada pasien tetap berpedoman pada standar yang telah ditetapkan, apabila menemukan kesulitan atau hambatan melapor ke pimpinan dan agar setiap petugas ISPA terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam menangani pasien ISPA dengan mengikuti pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan. Bagi peneliti lain agar meneliti variabel-variabel lain diluar variabel yang sudah diteliti dan meneliti lebih lanjut mengenai periunya daftar tilik yang ada sekarang untuk diperbaiki.

Qualitative Analysis of Personnel Compliance In Using ARI Check List in Infants: Case Study in Dempo Community Health Center, Palembang, South Sumatera Year 2001In order to realize the vision of Healthy Indonesia 2010, four health development missions have been set and one of such mission is to maintain and improve high quality, well-distributed and affordable health service. The health service must be done according to the prevailing health standard and shall be done correctly and immediately. Various efforts have been done in an attempt to improve health developments in order to give health service to the people and improve its distribution and quality continuously.
According to the above matters, this research in intended to study the reasons that affect the level of personnel compliance in using the ARI administration standard in infants in Community Health Center in Dempo, Palembang, where the level of compliance of the personnel towards administration standard in such Community Health Center is still low.
This research is a case study by using qualitative approach. The data is obtained through observation and in-depth interview with 5 informants in Dempo Community Health Center. The informants are health personnel that serve the infants ARI patients by performing observation and in-depth interview, while the Head of Community Health Center perform in-depth interview. The health personnel observed are knowledge, attitude, motivation, experience, facilities and rewards, while for the Head of Community Health Center the characteristics observed are supervision or control.
Results of study shows that the cause of incompliance of personnel in using the ARl Check List in infants is the low level of such personnel knowledge toward the knowledge in such check list, the limitation of the available time to serve the ARI infants, the lack of incentive for guidance in such personnel, the lack of supervision from Head of Community Health Center and the lack of personnel needed to serve the ARI patients.
Having observed this research it is suggested that the Health Office to perform retraining to increase knowledge of such personnel, provide special fund for development, increase supervision, provide and improve facilities, and pay more attention to the ART program implementation. For the Head of Community Health Center, they must improve development and supervision, dissemination, motivating the ARI personnel by giving rewards, provide special check room, increase the number of ARI personnel, provide sufficient attention to ARI program and perform supervision towards medical records and recording and reporting system of ARi. For the health personnel, in providing service to the patients they must stick to the standard that has been set, in case they have difficulties or obstacles they must report supervisor and each ARI personnel must continue to increase their knowledge and skill in handling ARI patients by following training. For other researchers, the variables other than that have been to studied can examined and further research regarding the need to improve the existing checklist.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T1700
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Martriandra
"Proses pelaksanaan supervisi program Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut atau P2 ISPA yang dilaksanakan mempunyai arti sangat penting terutama dalam pelaksanaan pelayanan P2ISPA di Puskesmas. Dalam pelaksanaan kegiatan supervisi pelaksanaan program P2ISPA tingkat Puskesmas di Kabupaten Ogan Komering Ilir terlihat tren yang terus menurun dari tahun ketahun yang memberikan dampak menurunnya cakupan program P2ISPA.
Penelitian ini dirancang dengan pendekatan kualitatif untuk mengetahui tentang proses pelaksanaan supervisi dan memperoleh informasi lebih jauh tentang hal-hal yang melatarbelakangi pelaksanaan supervisi program P2ISPA di puskesmas Kutaraya dan puskesmas Indralaya, Kabupaten Ogan Komering Ilir. Penelitian ini diharapkan akan dapat memeberikan pemahaman yang lebih mendalam mengingat masih kurangnya data maupun informasi tentang penelitian proses pelaksanaan supervisi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa. Secara umum proses pelaksanaan supervisi , (sejak mulai dari perencanaan ,jadwal supervisi,frekuensi kegiatan, maupun dalam pelaksanaannya berupa pengamatan, pembinaan maupun pembimbingan serta pemecahan masalah, sisi pencatatan dan pelaporan kegiatan ;reed back) kenyataannya belum memenuhi harapan.
Kesimpulan dari penelitian ini dapat dikemukakan bahwa belum baiknya kegiatan proses pelaksanaan supervisi program P2 ISPA yang dilaksanakan di puskesmas Kutaraya dan puskesmas Indralaya, dilatarbelakangi oleh kemampuan manajemen.yang belum baik, upaya perbaikan yang berkesinambungan melalui pendekatan Qualitiy Improvement tidak dilembagakan serta pembinaan dari Dinas Kesehatan Kabupaten yang intensitasnya masih rendah dalam pelaksanaan program P2ISPA dilapangan.
Dari hasil penelitian yang dilakukan serta kesimpulan yang dapat diambil, dapat diberikan saran kepada atasan dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ilir untuk melakukan upaya pelatihan bagi pimpinan puskesmas dan petugas puskesmas dalam rangka penguatan kegiatan supervisi. Dengan memanfaatkan peluang otonomi daerah, hal lain yang teramat penting adalah pengadaan sarana maupun dana dalam pelaksanaan supervisi program P2ISPA melalui advocacy kepada Pemerintah Daerah Kabupaten maupun DPR sebagai upaya kesinambungan melalui pendekatan Quality Improvement. Bagi puskesmas sendiri, diperlukan inisiatif untuk memberdayakati seluruh petugasnya melalui pelatihan dan pembinaan tingkat puskesmas pada setiap kesempatan pertemuan puskesmas.

Process Analysis of Supervision on Eradication Acute Respiratory Tract Infection (ARI) Program at 2 Community Health Centers, Kutaraya and Indralaya Ogan Komering Regency 2001.Background: The aim of this study is to know and to get further information about the process of supervision. Supervision is very important to improve the performance of eradicataion Acute Respiratory tract Infection ( ARI ) program at the community Health Centers in Ogan Komering Ilir regency, South Sumatera. Eradication ARI program in this regency, still faces problems, i.e. low target/ coverage, and high underfive morbidity and mortality, and the ongoing evaluation tends to decline within the last three years.
Methods: This study wa a qualitative using indepth interview and observation The location of this study was decided through 2 subdistrict Health Centers, at Kutarya and Indralaya. The subjects were health workers who conduct and responsible to the eradication of ARI
Result : Results showed that the proces of planning, scheduling, guiding! problem solving, recording/reporting and feed back activity conducted by the health workers are still the main problem. There are lack of leadership, on the job training, and teamwork problem solving at those 2 Subdistrict Health Center. This study also indicates that supervision was one of the most effective effort to improve the perfonnance of eradication of ARI program at the community health centers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T4613
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Pito Supeni
"Tujuan Penelitian: Penelitian ini mengukur rata-rata kinerja petugas dengan melakukan pengamatan terhadap penampilan kerja petugas pengelola program TB Paru di Puskesmas, dan kemudian melihat hubungannya dengan faktor individu, faktor psikologis dan faktor organisasi. Pengumpulan data selain dengan pengamatan juga dilakukan wawancara untuk mengetahui faktor individu, faktor psikologis dan faktor organisasi.
Metode Penelitian: Desain studi crossectional. Pengambilan data dilakukan dengan pengamatan menggunakan checklist dan wawancara menggunakan kuesioner.
Hasil Penelitian: Hasil dari penelitian ini adalah rata-rata kinerja petugas pengelola TB Paru mencapai skor 45,54. Dalam faktor individu penghasilan berhubungan bermakna dengan kinerja petugas demikian juga kemampuan berhubungan bermakna dengan kinerja petugas. Sedangkan dalam faktor psikologis motivasi dan persepsi peran keduanya berhubungan bermakna dengan kinerja petugas. Adapun faktor organisasi, sumberdaya dan struktur organisasi berhubungan dengan kinerja petugas. Analisa multivariat menghasilkan model dimana kemampuan, sumberdaya, motivasi, struktur, penghasilan dan interaksi sumberdaya dan motivasi berhubungan dengan kinerja petugas secara bersama-sama. Model yang dihasilkan bermakna dengan nilai p pada uji F kurang dari 0,05 dan R square sebesar 0,782.
Rekomendasi : Melihat rata-rata kinerja yang baru mencapai 45,54 maka masih perlu ditingkatkan lagi. Peningkatan kinerja dapat dilakukan dengan meningkatkan kemampuan, sumberdaya, motivasi dan penghasilan. Perlu dilakukan peningkatan kemampuan teknis petugas Kabupaten, pedoman supervisi dan advokasi kepada pengambilan keputusan di daerah.

Objectives: This research has objectives to measured provider?s performance by making observation to such on lung tuberculoses program at health center and then examines correlations between the individual, the psychology and the organization factors.
Method: Study design in this research is crossectional study. Collecting the data has been done by observation which the checklist used and interview which questionnaire used.
Result: This research show that the averages score of performance as much as 45.541. On the individual factor, level of income variables correlations significantly performance, so do with the level of competency show significant correlations. Furthermore motivation and perception (Psychology factors) correlation significantly to the provider's performance. Within the organization factor, variable of resources and organizational structure are significantly correlated. The multivariate analysis showed variables of competency, resources, motivation and income together explain the performance significantly with p value on the F test less of 0,05 and adjusted R Square of 0.773.
Recommendation: Considering low provider's performance it is suggested that specific intervention should bee done on improving provider's competency, providing adequate resources, improving motivation level, and providing attractive incentive for the providers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T8400
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A.Y.G. Wibisono
"Sejalan dengan perkembangan bidang pemerintahan yang memunculkan isu desentralisasi, termasuk bidang kesehatan, maka kemampuan daerah dalam hal menggali sumber daya yang ada, terutama sumber daya manusia, sangatlah penting. Sumber daya manusia mempunyai peran yang penting dalam meningkatkan produktivitas, sedangkan produktivitas berbanding lurus dengan kinerja. Selain itu Kinerja sangatlah dipengaruhi oleh kepuasan kerja, walaupun kedua hal tersebut juga dipengaruhi faktor lain.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kepuasan dan kinerja pegawai strutural, dan melihat hubungan kepuasan dan kinerja pegawai struktural setelah dikendalikan faktor konfonding. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Sanggau dari tanggal 18 September 2000 sampai dengan 25 Nopember 2000. Jenis penelitian yang digunakan adalah cross sectional pada 43 pegawai struktural.
Analisis yang digunakan adalah analisis univariat, bivariat dan multivariat distribusi frekuensi, regresi linier sederhana dan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pegawai struktural menurut 5 dimensi kepuasan secara berurutan rata-rata adalah 82,17 %; 75,78 %; 70,93 %; 80,23 %; dan 83,3 %; sedangkan kinerja rata-rata adalah 51,2 %.
Dari analisis bivariat didapatkan bahwa tidak ada satupun dimensi kepuasan yang berhubungan bermakna secara statistik dengan kinerja. Faktor yang berhubungan dengan kinerja adalah sarana dan pendidikan, sedangkan faktor yang berhubungan dengan dimensi kepuasan adalah motivasi dan pendidikan. Dari hasil analisis multivariat didapat bahwa faktor yang paling dominan yang berhubungan dengan kinerja adalah pendidikan dan kepuasan kondisi kerja yang mendukung. Pendidikan juga merupakan satu-satunya variabel yang bisa dijadikan sebagai faktor konfonding.
Variabel yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan kinerja adalah pendidikan yang sesuai dengan syarat pendidikan dalam hal menduduki jabatan, selain itu juga perlu dilaksanakan prinsip 'the right man on the right place' untuk meningkatkan kepuasan kerja pegawai.

Relationship between Staff Satisfaction and Staff Performance at Sanggau District Hospital West Kalimantan, 2000Current development of government paking, which is decentralization paking, urges local authorities including provinces and districts to strengthen their system including human resources. Within an organization, human resources are important factors in organizational productivity as indicators organizational performance. Furtherance, the performance is influenced by worker satisfaction and other variables.
To these extant, this study is arises to elaborate staff performance at RSUD Sanggau, and examine factors related to the performance. This study was conducted on September to November 2000, which designed with a cross -sectional survey. Samples were 43 structural staff at the hospital.
Data analyses were univariate, bivariate and multivariate to answer specific research questions. This study showed that level of working satisfaction Likert are 82, 17 %; 75,78 %; 70,93 %; 80,23 %; and 83,3 %; respectively to 5 dimensions of satisfaction which are challenge, reward, work climate, partner support, and talent.
Factors related to performance were facility and level of education. While motivation and level of education were related significantly to dimension challenge, work climate, and talent of satisfaction.
Further analysis using multiple linear regressions with backward method showed that only education variable related significantly to the performance, while staff satisfactions were not.
This study recommends that in add to improve organizational performance, educational background of employee should be appropriate for structural placement. This will be further maintaining worker satisfaction.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T10115
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryani Rahmah
"Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menggambarkan kondisi keuangan di Program SEHAT1 RSAB "Harapan Kita" sejak awal berdiri tahun 1994 sampai dengan tahun 2000. Selama ini Program SEHATI belum membuat laporan keuangan dalam bentuk Neraca dan Laporan Laba Rugi. Laporan yang dibuat hanya dalam bentuk laporan pendapatan dan pengeluaran per bulan.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode analisa deskriptif yaitu menggambarkan kondisi yang ada dengan menggunakan data kuantitatif dan data kualitatif. Data kualitatif diperoleh dengan melakukan wawancara 10 (sepuluh) informan dari pihak manajemen Program SEHATI dan manajemen rumah sakit.
Kerangka konsep penelitian terdiri dari tiga bagian yaitu pertama analisa laporan keuangan dengan melakukan analisis tren dan analisis ratio keuangan. Kedua analisa utilisasi/demand dari layanan kesehatan yang ada di Program SEHATI. Ketiga kajian manajemen dengan melakukan wawancara kepada pihak manajerial Program SEHATI dan Rumah Sakit. Dari ketiga langkah tersebut diperoleh gambaran tentang kondisi keuangan Program SEHATI.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, Neraca Program SEHATI dari tahun 1994 sampai dengan tahun 2000 menggambarkan kondisi kinerja keuangan setiap tahunnya. Ratio keuangan secara keseluruhan menggambarkan kondisi berada diatas rata-rata industrinya yang menunjukkan efektifitas Program SEHATI dalam menggunakan sumber daya yang dimiliki.
Dari data tingkat kunjungan pasien Program SEHATI, menunjukkan tren yang meningkat dari tahun ke tahun. Sebaliknya untuk jumlah kunjungan pasien baru cenderung menurun.
Hasil wawancara yang dilakukan terhadap sepuluh informan, menyatakan, semua pihak tidak keberatan dengan kemungkinan dirubahnya Program SEHATI menjadi Unit dengan tetap menjalankan kebijakan-kebijakan yang selama ini sudah diterapkan.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalali kondisi keuangan Program SEHATI RSAB "Harapan Kita" sangat baik dan nantinya bisa menjadi profit unit yang sangat menguntungkan bagi rumah sakit. dengan terus meningkatkan cakupan atau luas pelayanan melalui berbagai alternatif peinasaran yang dapat meningkakan jumlah kunjungan pasien.
Daftar bacaan : 25 ( 1981 - 2001)

Financial analysis of Celah Bibir SEHAT1 Program of RSAB "Harapan Kita" Year 1994/2000This research was done with purpose to illustrate the financial condition in the SEHATI program in RSAB "Harapan kita". Since it?s established in 1994 until year 2000. During it's year, the SEHATI Program not yet made report in the form of Balance sheet and Income statement report. The only report made was in form of income and expenses report every month.
Research done by using descriptive analysis methods, which describe existing condition by using qualitative and quantitative data. Qualitative data was acquired by doing interview with 10 (ten) informant from the hospital and SEHATI Program management staff.
Research framework concept was consisting of three steps; First, financial report analysis by doing trend and financial ratio analysis. Second, Utilizes or demand analysis of health services in the SEHATI Program. Third, Management analysis by interviewing hospital and SEHATI Program management staff from these three steps acquired illustration of the financial condition of SEHATI Program.
From the research, SEHATI Program balance sheets from year 1994 to 2000 confirm a good financial performance condition. Income statement reports reveal an increasing profit gain every year. Financial ratios, in general, describe an above industry average condition that shows SEHATI Program efficiency in using its resources.
From patient visit-level data in SEHATI Program shows an increasing trend every year. On the contrary, the numbers of new patient visit relatively decreasing. Interview which done to ten informant, said that they don't mind about the possibility of changing SEHATI Program into unit, by applying better system and procedure.
As the conclusion of this research, financial condition of SEHATI Program in the RSAB "Harapan Kita" considered proficient and had the ability to become a profit unit, which giving advantage to the hospitals.
Bibliographies 25 (1981 - 2001)"
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T10755
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>