Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 261 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Niken Sasanti Ardi
"Hasil swaperiksa di situs PDSKJI adalah 69% responden memiliki masalah psikologis: cemas 68%, depresi 67% dan trauma psikologis 77%, serta sebanyak 49% responden yang mengalami depresi juga memiliki ide untuk mengakhiri hidupnya. Sebanyak 48% pasien dengan positif COVID-19 mengalami stress psikologis saat memasuki ruang isolasi. Alokasi anggaran kesehatan jiwa tahun 2019 sebesar Rp. 44.554.492.000. Rasio Psikiater di Indonesia adalah 1:278.000, penyebaran Psikiater belum merata. Terjadi beberapa situasi dimana pasien COVID-19 menerjunkan diri dari ruang lantai perawatan pada beberapa rumah sakit di Indonesia, yang terjadi pula di RS UI. Tujuan dari penelitian ini untuk memperoleh pemodelan sistem dinamik yang menjadi opsi strategi pelayanan kesehatan mental COVID-19 di RS UI. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan kuantitatif (mix method) non-eksperimental/observasional design sequential exploratory dengan studi literatur, telaah dokumen (30 rekam medis), observasi, wawancara mendalam dan pemodelan sistem dinamik. Hasil penelitian adalah kelima unsur input memiliki pengaruh terhadap seluruh proses pelayanan kesehatan mental COVID-19 di RSUI, yaitu kebijakan (sosialisasi skrining status mental belum menyeluruh), sumber daya manusia (jumlah kurang dan tidak ada pelatihan psikiatri), sarana prasarana (keamanan ruangan belum sesuai syarat), logistik (persediaan obat rawat jalan yang belum memenuhi) dan anggaran (belum spesifik dicantumkan di rencana anggaran). Pemodelan sistem dinamik digunakan untuk memotret dinamika sistem pelayanan kesehatan mental COVID-19 di RSUI dan melakukan simulasi skenario-skenario yang dikembangkan untuk kondisi yang akan datang. Dari simulasi yang dilakukan dengan kondisi Business As Usual, akan terjadi peningkatan jumlah pasien cemas-depresi sebanyak 3795 pasien di bulan Juni 2021 jika RSUI tidak melakukan intervensi apapun. Skenario Moderat akan memprediksi jumlah pasien cemas-depresi sebanyak 2875 pasien, sedangkan dengan skenario Optimis jumlah pasien cemas-depresi sebanyak 2300 pasien. Di setiap skenario, manajemen RSUI dapat mengantisipasi peningkatan tersebut

The results of self-examination on the PDSKJI website were 69% of respondents had psychological problems: 68% anxiety, 67% depression and 77% psychological trauma, and as many as 49% of respondents who experienced depression also had the idea of ending their life. As many as 48% of patients who tested positive for COVID-19 experienced psychological stress when entering isolation rooms. The mental health budget allocation for 2019 is Rp. 44,554,492,000. The ratio of psychiatrists in Indonesia is 1: 278,000, the distribution of psychiatrists is not evenly distributed. There have been several situations where COVID-19 patients have dropped themselves from the treatment floor rooms at several hospitals in Indonesia, which also happened at UI Hospital. The purpose of this study was to obtain dynamic system modeling as an option for the mental health service strategy for COVID-19 at UI Hospital. This research is a qualitative and quantitative research (mix method) non-experimental / observational sequential exploratory design with literature study, document review (30 medical records), observation, in-depth interviews and dynamic systems modeling. The results showed that the five elements of input had an influence on the entire process of mental health services for COVID-19 at RSUI, namely policies (socialization of mental status screening was not comprehensive), human resources (insufficient number and no psychiatric training), infrastructure (room security was not yet according to requirements), logistics (inadequate outpatient medicine supplies) and budget (not specifically included in the budget plan). Dynamic system modeling is used to capture the dynamics of the COVID-19 mental health service system at RSUI and simulate developed scenarios for future conditions. From the simulations carried out with Business As Usual conditions, there will be an increase in the number of anxious-depressed patients by 3795 patients in June 2021 if RSUI does not intervene. The Moderate scenario will predict the number of anxious-depressed patients as much as 2875 patients, while with the Optimistic scenario the number of anxious-depression patients is 2300 patients. In each scenario, RSUI management can anticipate this increase."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Derisca Yosa
"Pelayanan pemeriksaan laboratorium Klinik Pratama KKP dirasakan masih rendah. Berdasarkan hasil studi pendahuluan pemantapan mutu internal pada tahap pra analitik, pasien mengeluhkan darah tidak berhenti sebanyak 3%, terdapat bekuan darah tabung EDTA sebanyak 7,5%, terjadi hemolisis sebanyak 10,5%. Pada tahap analitik, tidak adanya catatan evaluasi pada nilai control sedangkan pada tahap pasca analitik tidak dilakukan verifikasi validasi hasil pemeriksaan laboratorium dan ketidaklengkapan data pasien pada lembar hasil sebanyak 1,5%.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pemantapan mutu internal pada instalasi Laboratorium Klinik Pratama Kementerian Kelautan dan Perikanan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif menggunakan metode wawancara mendalam dan telaah dokumen. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret – Juli 2020. Kriteria informan penelitian adalah terdiri unsur pimpinan, pelaksana dan pengguna jasa laboratorium. Hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat komponen input (organisasi dan manajemen) belum sepenuhnya terlaksana dengan baik, kemudian secara garis besar pada komponen proses dan ouput (tahap pra analitik, analitik dan pasca analitik) terdapat factor penghambat yaitu ketidaklengkapan SOP pada tiap tahapan. Sedangkan factor pendukungnya adalah tersedianya insfrastruktur penunjang kegiatan laboratorium. Dari hasil dapat disimpulkan bahwa pemantapan mutu internal laboratorium belum terlaksana dengan baik dan masih terdapat ketidaklengkapan acuan di tiap tahap pra analitik, analitik dan pasca analitik. Perlu dilakukan monitoring seberapa jauh unsur organisasi dan sistem manajemen guna meningkatkan mutu laboratorium, kemudian dukungan sarana dan prasana dalam menunjang kegiatan laboratorium. Pada tahap pra analitik, analitik dan pasca analitik, petugas laboratorium perlu menambahkan kelengkapan SOP di setiap tahapan.

Primary KKP Clinic laboratory examination services are still felt low. Based on the results of a preliminary study of internal quality assurance in the pre-analytical stage, patients complained of non-stopping blood by 3%, there was a 7.5% EDTA tube blood clot, hemolysis occurred by 10.5%. At the analytical stage, there was no evaluation record on the control value while at the post analytic stage there was no verification and validation of the results of the laboratory examination and incomplete patient data on the result sheet as much as 1.5%.
This study was conducted to analyze internal quality assurance at the Primary Laboratory Laboratory in the Ministry of Marine Affairs and Fisheries. This research is a qualitative study using in-depth interviews and document review. This research was conducted in March – July 2020. The criteria for the research informants consisted of elements of leadership, executors and users of laboratory services.
The results of the study found that there are input components (organizational and management) that have not been fully implemented well, then in broad outline in the procces and output components (pre-analytic, analytic and post-analytic stages) there are inhibiting factors namely incomplete Standard Operating Procedure at each stage. While the supporting factor is the availability of supporting infrastructure for laboratory activities. From the results it can be concluded that the strengthening of laboratory internal quality has not been carried out properly and there are still incomplete references in each component pre-analytic, analytic and post-analytic. It is necessary to monitor the extent of the elements of the organization and management system in order to improve the quality of laboratories, then to support facilities and infrastructure to support laboratory activities. In the pre-analytical, analytic and post-analytic stages, laboratory staff need to add the completeness of the Standard Operating Procedure at each stage.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Bunga Melati Jelita
"Keterbatasan akan ketersediaan masker N95 di rumah sakit selama pandemi COVID-19 menjadi masalah setiap fasilitas kesehatan dimana kebutuhan yang terus meningkat. Penggunaan kembali masker N95 dengan metode sterilisasi telah diteliti dan sudah diperbolehkan berdasarkan Pedoman Centers for Disease Control (CDC). Beberapa metode sterilisasi dapat dilakukan, sesuai prosedur yang telah ditetapkan agar tidak menurunkan fungsi dari masker N95. Yang dinilai dari proses sterilisasi adalah efisiensi
masker setelah sterilisasi, hingga jumlah pemakaian yang dapat digunakan. Juga parameter kondisi masker N95 setelah sterilisasi, yaitu efisiensi filter pada lapisan masker
N95. Dalam pendekatan manajemen rumah sakit dengan menilai dan waktu proses sterilisasi dan berapa banyak siklus sterilisasi yang dapat dilakukan. Hasil dari studi
systematic review ini menunjukkan bahwa metode yang paling baik digunakan dalam pendekatan manajemen rumah sakit adalah dry heat, steaming dengan autoclave.

The limited availability of N95 masks in hospitals during the COVID-19 pandemic is a problem for every health facilities where demand keep increasing. Reuse of N95 masks by the sterilization method has been investigated and is permitted under the Centers for
Disease Control (CDC) Guidelines. Several sterilization methods can be carried out, according to established procedures so it won’t degrade the function of the mask. Which is assessed from the sterilization process is the efficiency of the mask after sterilization, to the number of uses that can be used. Also, the parameter of the condition of the N95 mask after sterilization, namely the filter efficiency of the N95 mask layer. In hospital
management approaches by assessing and timing the sterilization process and how many sterilization cycles can be performed. The results of this systematic review study indicate that the best method used in hospital management approaches is the dry heat and steaming
with autoclave methods.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afifa Nur Chabibah
"Pandemi COVID-19 dan surat himbauan Kemenkes Nomor YR.03.03/III/III8/2020 menyebabkan adanya gap permintaan pelayanan telehealth salah satuya pada platform telehealth yaitu Halodoc (kenaikan 2x lipat pengunduh aplikasi, 10x lipat konsultasi dokter, 6x lipat layanan toko kesehatan, dan 3x lipat layanan buat janji); Alodokter (kunjungan dan active user meningkat 50%), dan Grabhealth (8x lipat permintaan konsultasi dan 25% permintaan konsultasi Covid dari total layanan) pada tahun 2019 hingga 2020. Perubahan tersebut harus memperhatikan mutu dan kepuasan pelanggan karena pelayanan platform telehealth yang bermutu akan mengarah pada kepuasan pelanggan dan pelanggan yang puas akan menghasilkan loyalitas pelanggan terhadap pelayanan platform telehealth. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan mutu pelayanan dan kepuasan terhadap loyalitas pengguna platform telehealth di area Jabodetabek selama masa pandemi COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain penelitian analitik kuantitatif dan penelitian cross sectional. Hasil menunjukkan mayoritas responden berusia kurang dari 25 tahun (39,8%); berjenis kelamin perempuan (69,9%), tingat pendidikan S1/D4 atau lebih (81,3%) dengan pekerjaan wiraswasta (42,7%) dan pendapatan Rp 5.000.000,00 atau lebih per bulan (55,3%). Domisili paling banyak di Jakarta (39,0 %); aktivitas dan aplikais yang sering digunakan adalah konsultasi dokter (48,8%) dan Halodoc (78,0 %), frekuensi penggunaan sebanyak 1-2 kali selama Pandemi COVID-19 (52,8%) dan merupakan pelanggan lama (51,2%). 81,7% responden merasa telah mendapatkan mutu pelayanan baik; 84,6 % merasa puas; dan 63,0 % memiliki loyalitas tinggi. Terdapat hubungan antara mutu pelayanan dengan kepuasan (p-value = 0,000; OR 15,2 95%CI : 6,8 – 33,9). Mutu pelayanan dan kepuasan memiliki hubungan dengan loyalitas (p-value 0,000 dan 0,001) setelah dikontrol oleh variabel karakteristik individu (usia, pendidikan, pekerjaan, aktivitas, platform, frekuensi, dan lama penggunaan). Variabel yang paling dominan adalah mutu pelayanan dengan OR 11,4 (96% CI : 3,357 – 39,230). Saran yang dapat diberikan kepada pemerintah yaitu perlu menyusun pedoman dalam penyelenggaraan pelayanan platform telehealth dan bekerjasama dengan penyedia platform; bagi penyedia platform yaitu dapat memperluas jenis pelayanan yang berkaitan dengan pandemi COVID-19; meningkatkan jaminan keamanan data pengguna; memberi sosialisasi service excellent pada dokter; memberikan petunjuk penggunaan dan permasalahan platform; dan merancang tampilan desain tata letak menu dan warna yang menarik; sedangkan bagi masyarakat yaitu untuk lebih mengembangkan pemanfaatan pelayanan platform telehealth guna mencegah penularan COVID-19 dan lebih berpartisipasi untuk memberikan masukan terkait kebutuhan dan mutu pelayanan platform telehealth.

The COVID-19 pandemic and the circular letter from the Ministry of Health Number YR.03.03/III/III8/2020 caused a demand gap for telehealth services, one of which was on the telehealth platform, for example Halodoc (app downloads increased 2x, doctor consultations 10x, health store services 6x, and appointment service 3x); Alodokter (visits and active users increased by 50%), and Grabhealth (consultation requests increased 8x and Covid consultation requests reached 25% of total services) in 2019 to 2020. These changes must pay attention to quality and customer satisfaction because quality telehealth platform services will leads customer to satisfaction and satisfied customers will result in customer loyalty to the telehealth platform services. The purpose of this study was to determine the relationship between service quality and satisfaction to the loyalty of telehealth platform users at Jabodetabek during the COVID-19 pandemic. This research is an observational study with a quantitative analytical research design and a cross sectional study. The results showed that the majority of respondents were less than 25 years old (39.8%); female (69.9%); have a higher education level (81.3%); unemployed (42.7%); high income (55.3%); domiciled in Jakarta (39.0%); using a doctor's consultation (48.8%), using the Halodoc platform (78.0%); using 1-2 times during the COVID-19 Pandemic (52.8%), and were an existing customer (51.2%). 81.7% of respondents felt they had received good service; 84.6% were satisfied; and 63.0% have high loyalty. There is a relationship between service quality and satisfaction (p-value = 0.000; OR 15.2 95%CI: 6.8 – 33.9). Service quality and satisfaction have a relationship with loyalty (p-value 0.000 and 0.001) after being controlled by individual characteristics variables (age, education, occupation, activity, platform, frequency, and duration of use). The most dominant variable was service quality with an OR of 11.4 (96% CI : 3,357 – 39,230). Suggestions that can be given to the government are need to develop guidelines in the implementation of telehealth platform services and cooperate with platform providers; for platform providers, are being able to expand the types of services related to the COVID-19 pandemic, improve user data security guarantee, provide socialization of service excellent to doctors, provide instructions for use and platform issues, and designing attractive menu layouts and colors; while for the community was to further develop the use of telehealth platform services to prevent the transmission of COVID-19 and more participate in providing regarding the needs and quality of telehealth platform services."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naenda Stasya
"Perkembangan teknologi informasi melalui internet dan perkembangan strategi marketing yang mengikutinya menjadi alasan rumah sakit untuk ikut merumuskan pengembangan strategi marketing . Sudah sejak lama bahwa strategi marketing berdasarkan marketing mix telah banyak digunakan untuk mencapai keberhasilan organisasi. Diperlukan pengembangan strategi marketing yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan sesuai zamannya namun tetap berupaya untuk mencapai keberhasilan tujuan organisasi. Oleh karena itu peneliti tertarik mengangkat strategi digital marketing dengan pendekatan marketing mix di RS Budi Kemuliaan sebagai penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif dan disain penelitian adalah crossectional. Penelitian ini menggunakan wawancara mendalam dan dilanjutkan dengan Consensus Decision Making Group CDMG) untuk penentuan strategi. Arahan strategi RS Budi Kemuliaan adalah Adding Value Strategy sehingga konsep pemasaran pun harus memiliki adding value untuk pelanggan. Strategy Marketing Mix melalui elemen 7P yaitu Product, Promotion,Price,Place, People, Procces, dan Physical Evidence ini sesuai dengan konsep marketing RS Budi Kemuliaan. Sementara Strategi Digital marketing yang sesuai dengan resources RS Budi Kemuliaan adalah optimalisasi website, media social, email, mobile phone dan video. Hasil penelitian ini adalah penggabungan dirumuskan Strategi Digital Marketing dengan Pendekatan Marketing Mix yang sesuai dengan RS Budi Kemuliaan yang disebut dengan Strategi Digital Marketing Mix. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan panduan strategi digital marketing di RS Budi Kemuliaan.

The development of information technology through the internet and the development of marketing strategies that follow are the reasons for the hospital to participate in formulating the development of a marketing strategy. It has been a long time since marketing strategies based on the marketing mix have been widely used to achieve organizational success. It is necessary to develop a marketing strategy that can meet the needs of customers according to their era but still strive to achieve the success of organizational goals. Therefore, researchers are interested in adopting a digital marketing strategy with a marketing mix approach at Budi Kemuliaan Hospital as research. This research is a descriptive analytic study with a qualitative approach and the research design is cross-sectional. This study used in-depth interviews and was continued with the CDMG (Consensus Decision Making Group) to determine strategy. The strategic direction of Budi Kemuliaan Hospital is the Adding Value Strategy, so that the marketing concept must have adding value for customers too. The Marketing Mix Strategy through the 7P elements, namely Product, Promotion, Price, Place, People, Process, and Physical Evidence is in accordance with the marketing concept of Budi Kemuliaan Hospital. Meanwhile, the digital marketing strategy that is in accordance with Budi Kemuliaan Hospital's resources is to optimize the website, social media, email, mobile phone and video. The result of this research is a combination of formulated Digital Marketing Strategy with Marketing Mix Approach in accordance with Budi Kemuliaan Hospital which is called the Digital Marketing Mix Strategy. This study aims to obtain a digital marketing strategy guide at Budi Kemuliaan Hospital."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifah Iskhia Dilla
"Alur pelayanan rumah sakit yang profesional di tuntut agar dapat dijalankan dengan baik dan sesuai dengan yang diinginkan pengguna jasa kesehatan dengan mengutamakan patient safety dan mutu pelayanan. Salah satu alur pelayanan di rumah sakit adalah pelayanan rawat jalan. RS X memiliki pelayanan rawat jalan dengan kunjungan yang terus meningkat setiap tahunnya dan banyaknya komplain terkait pelayanan rawat jalan yang menjadi hambatan terhadap alur rawat jalan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif berupa wawancara dan observasi dengan memakai konsep lean thinking. Observasi dibagi menjadi 5 proses: pasien tanpa pemeriksaan penunjang, pasien control rawat inap dan control rawat jalan dengan penunjang, pasien dengan pemeriksaan penunjang dari perawat, pasien dengan pemeriksaan penunjang dari dokter, dan pemeriksaan penunjang dari perawat dan dokter. Hasilnya menunjukkan adanya temuan berupa waste defect, overproduction, waiting, transportation, inventory, motion dan excess processing. Proses yang paling lama dan banyak ditemukan waste adalah pada proses pemeriksaan penunjang dari perawat dan dokter. Seluruh waste tersebar pada beberapa unit dalam pelayanan rawat jalan RS X. Usulan perbaikan jangka pendek diberikan berupa pemberian arahan serta teguran kepada petugas agar tidak perlu mengulang pekerjaan, pembuatan banner petunjuk serta alur pelayanan dan penerapan 5S. Usulan perbaikan jangka panjang yang diberikan berupa perbaikan alur pelayanan rawat jalan dengan mempertimbangkan pengurangan waste yang ditemukan.

The flow of professional hospital services is demanded to be carried out properly and in accordance with what health service users want by prioritizing patient safety and quality of service. One of the service lines in the hospital is outpatient services. RS X is a hospital with outpatient services that has an increasing number of visits every year. However, this has resulted in many complaints regarding outpatient services which are an obstacle to the outpatient flow. The concept of lean thinking is used so that outpatient services at RS X can be improved. Until later it will be given improvements to outpatient flows through proposals to improve outpatient flows using simulation applications. This research uses qualitative methods in the form of interviews and observations. Observation is divided into 5 processes: patients without supporting examinations, inpatient control patients and outpatient control with support, patients with supporting examinations from nurses, patients with supporting examinations from doctors, and supporting examinations from nurses and doctors. As a result, waste was found in the form of waste defects, overproduction, waiting, transportation, inventory, motion and excess processing. The process that is the longest and the most waste is found in the supporting examination process from nurses and doctors. All of the waste is scattered in several units in the outpatient services of X Hospital. Proposals for short-term improvements are given in the form of giving directions and warnings to officers so that they do not need to repeat work, making banner instructions as well as service flow and implementation of 5S. The proposed long-term improvement is to improve outpatient service flow by considering the reduction of waste found."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Desak Nyoman Yunita Pratiwi
"Pelayanan dan penyelenggaraan resume medis yang berkualitas telah menjadi salah satu dari indikator muru pelayanan rumah sakit saat ini, angka ketidak lengkapan data catatan medis (KLPCM) RSU Parama Sidhi sebesar 17,1%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperbaiki kelengkapan pengisian resume medis oleh DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pelayanan) melalui implementasi konsep Sort, Straigthen, Scrub, Systematize, dan Sustain (5S) dengan melihat adanya hubungan antara penerapan S terhadap kelengkapan pengisian resume medis dan mencari upaya perbaikan berdasarakan pada continues improvement. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan analisa kuantitatif dan kualitatif, dengan dua sumber data yaitu data primer dan data skunder. Pada data sekunder hasil penelitian sebanyak 1362 berkas didapatkan 26,80 % berkas resume medis yang tidak lengkap. Dari analisa univariat didapatkan ketidaklengkapan pengisian resume medis rawat inap data administrasi sebesar 1,8%, dan pada data klinis didapatkan ketidak lengkapan terbanyak pada pengisian diagnosa kerja/ diagnosa awal sebesar 26% dan terkecil pada pengisian diagnosa akhir sebesar 19,2%. Data primer menggunakan instrument kuisioner implementasi 5S, data univariat komponen Scrub (S3) memiliki implemetasi tertinggi sebesar 81%, namun dalam implementasi terendah pada komponen Sytematize (S4) sebesar 19% sehingga saran yang dapat dilakukan adalah kembali melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan SPO serta melakukan sosialisasi, melakukan perbaikan dalam pembentukan formulir dan mekanisme penataan berkas, serta membentuk kebijakan pelayanan yang berupaya dalam mengatasi keterbatasan waktu DPJP dalam pelayanan.

The quality of the hospital’s medical resume is one of hospital’s services quality indicator, which Parama Sidhi General Hospital still have figure of 17,1% for the incompleteness of medical record data (KLPCM). The goal of this research is to improve the attending physician medical resume’s completion through Sort, Straighten, Scrub, Systematize, and Sustain concept (5S) by acknowledged connection between 5S concept and medical resume completeness efforts based on continues improvement. This research is a mixed method analysis, by using primary and secondary data. The secondary data showed 26,80% among 1362 medical resume files were not completed. Univariate analysis of the medical resumes displayed 1,8% uncompletion administrative data, whereas 19,2% final diagnosis and 26% working diagnosis uncomplete as the minor and one of major issues from the clinical data perspective. Univariate analysis of primary data used 5S implementation questionnaire instrument showed that Scrub (S3) 81% and Systematize (S4) 19% as the most common and the least implemented component of 5S, called improvements at re-evaluation of the Standard Operating Procedures (SOP) implementation and its socialization, forms formatting and its filing mechanism, and hospital’s service policy to overcome the physician’s time shortage."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asriyanti Bandaso
"Rumah sakit sebagai sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan menghasilkan limbah yang jika tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan dampak terhadap kesehatan. Pada Maret 2020 terjadi bencana non-alam pandemi Covid-19 di Indonesia yang menyebabkan produksi limbah medis padat di rumah sakit meningkat sehingga membutuhkan peningkatan kapasitas pengelolaannya. Rumkital Dr. Mintohardjo sebagai salah satu rumah sakit rujukan covid-19 juga melaksanakan pengelolaan limbah medis padat. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) padat melalui pendekatan sistem yaitu mulai dari input, proses dan output untuk mengetahui permasalahan yang ada dalam sistem pengelolaan limbah B3 padat. Desain penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan kualitatif. Masalah pada tahap input adalah kurangnya petugas di bagian kesehatan lingkungan dan susunan personil di bagian kesehatan lingkungan sedangkan pada tahap proses berada pada prosedur pelaksanaan pengelolaan limbah B3 padat yang masih belum sesuai dengan pedoman yang berlaku dan kapasitas pembakaran mesin insinerator yang tidak sebanding dengan jumlah timbulan limbah B3 padat. Pada tahap output, diharapkan seluruh timbulan timbulan limbah B3 padat terkelola dengan baik. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengelolaan limbah B3 padat belum berjalan maksimal karena masih terdapat kendala atau hambatan pada setiap tahapan prosesnya sehingga perlu adanya rekomendasi (plan of action) sebagai solusi pemecahan masalah.

Hospitals as health facilities that provide health services produce waste which, if not handled properly, will have an impact on health. In March 2020 there was a non-natural disaster from the Covid-19 pandemic in Indonesia which caused the production of solid medical waste in hospitals to increase, thus requiring an increase in its management capacity. Dr. Rumkital Mintohardjo as one of the covid-19 referral hospitals also implements solid medical waste management. This study aims to analyze the management of hazardous and toxic waste (B3) solid through a systems approach, starting from the input, process and output to determine the problems that exist in the solid B3 waste management system. The design of this research is analytic with a qualitative approach. The problem at the input stage is the lack of officers in the environmental health section and the composition of personnel in the environmental health section, while at the process stage there are procedures for implementing solid B3 waste management which are still not in accordance with applicable guidelines and the incinerator engine combustion capacity is not proportional to the amount of waste generation Solid B3. At the output stage, it is hoped that all solid B3 waste generation will be managed properly. From the research results, it can be concluded that B3 solid waste management has not run optimally because there are still obstacles or obstacles at each stage of the process so that a recommendation (plan of action) is needed as a solution to the problem."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Tzarina Prisella Purnamasari
"Insidensi kanker payudara terus meningkat secara global setiap tahun. Di negara berpendapatan menengah ke bawah, meningkatnya insidensi ini diikuti dengan meningkatnya angka kematian akibat kanker payudara yang disebabkan oleh keterlambatan diagnosis yang sering terjadi, sehingga pengobatan dan perawatan kanker payudara tidak lagi efektif dilakukan. Pada penelitian ini dilakukan analisis metode peningkatan deteksi dini terencana kanker payudara yang telah dilakukan di beberapa negara berpendapatan menengah ke bawah dengan menggunakan systematic review. Systematic review dilakukan dengan melakukan identifikasi literatur dari Google scholar, ProQuest, ScienceDirect, Scopus, dan Pubmed dengan menggunakan kata kunci improve, early detection, screening, breast cancer, low middle-income countries, dan LMIC, lalu dilakukan pencarian lanjutan dengan teknik snowball dari literatur yang sudah didapatkan. Kriteria inklusi pada pencarian literatur adalah artikel full text berbahasa Inggris yang diterbitkan pada tahun 2010 – Juni tahun 2020 dan memiliki lokasi studi di negara berpendapatan menengah ke bawah. Sebelas artikel didapatkan dari pencarian dan proses seleksi menggunakan diagram alir PRISMA. Ditemukan 5 jenis program dalam upaya peningkatan deteksi dini kanker payudara di negara berpendapatan menengah ke bawah, yaitu program skrining berbasis populasi, program skrining oportunistik, program peningkatan pengetahuan dan kesadaran, program pengalihan tugas, dan pelaksanaan program nasional deteksi dini kanker payudara. Program-program tersebut diketahui berhasil meningkatkan deteksi dini kanker payudara pada latar negara berpendapatan menengah ke bawah. Program peningkatan pengetahuan dan kesadaran, dan program pengalihan tugas dinilai sebagai program yang paling sesuai untuk dilaksanakan di negara berpendapatan menengah ke bawah. Meski begitu, perlu dilakukan pilot studi dan evaluasi biaya untuk melihat keefektifan program deteksi dini ini.

Incidence of breast cancer keeps increasing globally every year, and in low-and middle-income countries it followed by increased mortality rate. This phenomenon could be associated with late-stage diagnosis that made treatments no longer effective. This study aimed to analyse methods to increase early detection for breast cancer that has been done in several low-and middle-income countries by using systematic review. Systematic review was carried out by identifying literatures from online databases such as Google scholar, ProQuest, ScienceDirect, Scopus, and Pubmed using “improve”, “early detection”, “screening”, “breast cancer”, “low middle-income countries", and “LMIC” as keywords, and followed by manually searching literatures using snowball technique from the literatures that had been identified earlier. Inclusion criterias in this study were English full text that were published between 2010 – June 2020 with low-and middle-income countries setting. Eleven articles were obtained using PRISMA flow diagram and 5 types of programs were found to increase early detection for breast cancer in low-and middle-income countries; population-based screening program, oportunistic screening program, program to improve knowledge and awareness about breast cancer and early detection, task shifting program, and implementation of national breast cancer early detection program. These programs were known to be able to improve early detection in their respective study location. Improving knowledge and awareness, and task shifting program were the most suitable program to be executed in low-and middle-income countries setting. These countries shall do some pilot studies and cost evaluation to identify and analyse the effectivity of these programs before implementing it widely."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khansa Vhastia Adityani
"Pasien sebagai konsumen pelayanan kesehatan, akan melihat dan mempertimbangkan banyak faktor dalam memperoleh pelayanan kesehatan dari suatu fasilitas pelayanan kesehatan, sehingga mendorong fasilitas pelayanan kesehatan untuk menyediakan dan memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi pasien untuk memberikan rasa puas pada pasien. Hal tersebut karena kepuasan pasien dipercayai dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur berhasilnya suatu fasilitas pelayanan kesehatan dalam melaksanakan tugasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepuasan pasien yang dilihat dari ketiga indikator, yaitu janji temu, fasilitas, dan pelayanan kesehatan gigi dengan metode penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional dengan menyebarkan kuisioner yang terdiri dari 25 pertanyaan. Hasil penelitian yang didapat adalah nilai p value sebesar 0.06 untuk janji temu, nilai p value sebesar 0.007 untuk fasilitas, dan nilai p value sebesar 0.013 untuk pelayanan kesehatan gigi. Hal tersebut dapat menyimpulkan bahwa dari ketiga indikator, hanya janji temu yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pasien. Klinik dapat menjadikan kepuasan pasien sebagai hal atau aspek yang harus diperhatikan, dijaga, dan ditingkatkan. Selain itu, klinik dapat membuat SOP atau prosedur yang berkaitan dengan sistem janji temu, fasilitas, dan pelayanan kesehatan gigi untuk membantu dan mempermudah berjalannya klinik dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Tenaga kesehatan dan tenaga penunjang juga harus meningkatkan skills dan ilmunya terkait pelayanan dengan mengikuti pelatihan, seperti training, workshop, atau seminar. Selain itu, rekomendasi yang dapat diberikan adalah untuk melanjutkan survey kepuasan pasien sehingga membantu klinik untuk memiliki data dan informasi terkait kepuasan pasien terhadap kinerja klinik.

Patients as consumers of health services, will see and consider many factors in obtaining health services from a health care facility, thus encouraging health care facilities to provide and provide quality health services for patients to provide patient satisfaction. This is because patient satisfaction is believed to be used as a tool to measure the success of a health care facility in carrying out its duties. This study aims to determine patient satisfaction as seen from three indicators, namely appointments, facilities, and dental health services with quantitative research methods with a cross-sectional design by distributing questionnaires consisting of 25 questions.The results obtained are a p value of 0.06 for appointments, a p value of 0.007 for facilities, and a p value of 0.013 for dental health services. It can be concluded that of the three indicators, only appointments do not significantly affect patient satisfaction. Clinics can make patient satisfaction a matter or aspect that must be considered, maintained, and improved. In addition, the clinic can create SOPs or procedures related to the appointment system, facilities, and dental health services to help and facilitate the running of the clinic in providing services to patients. Health workers and supporting staff must also improve their skills and knowledge related to services by attending training, such as trainings, workshops, or seminars. In addition, a recommendation that can be given is to continue the patient satisfaction survey so that it helps the clinic to have data and information related to patient satisfaction with clinic performance."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library