Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 238 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dini Apriani
"Pengukuran kinerja rumah sakit dapat memberikan dasar yang kuat bagi penyelesaian
masalah yang ada dan sangat dibutuhkan untuk peningkatan mutu pelayanan
kesehatan. Tesis ini menilai kinerja mutu organisasi rumah sakit menggunakan
Malcolm Baldrige For Performance Excelence berdasarkan tujuh kriteria yaitu
Leadership, Startegy Planning, Costumers Focus, Meassurement, analysis and
Management Knowledge, Work Focus, Operation Focus dan Result. Penelitian ini
adalah penelitian kualitatif dengan mengumpulkan informasi mengenai kinerja
organisasi melalui wawancara mendalam, CDMG dan data sekunder. Berdasarkan
hasil penelitian, dalam setiap kriteria juga dijabarkan peluang perbaikan yang dapat dilakukan oleh rumah sakit untuk meningkatkan kinerja mutu organisasi.

Meassurement of hospital performance can provide a strong foundation for
solving existing problems and is needed to improve the quality of care service.
This thesis assesses the quality performance of hospital organization using
Malcolm Baldrige For Performance Excellence based on seven criteria:
Leadership, Strategy Planning, Costumers Focus, Meassurement, Analysis and
Management Knowledge, Work Focus, Operation Focus and Result. This research
is based on a qualitative research by collecting information about organizational
performance through in-depth intervies, CDMG and secondary data. Based on the
results of the study, in each criteria also elaborated opportunities for improvement that can be done by the hospital to improve the quality performance of the organization.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fidela Eniraisa
"Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yaitu promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit harus mampu meningkatkan pelayanannya agar lebih bermutu dan terjangkau demi terwujudnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Oleh sebab itu rumah sakit diharapkan memiliki karakter mutu pelayanan prima sesuai dengan harapan pasien, serta memberikan pelayanan medis yang bermutu. RSAL Dr. Mintohardjo adalah salah satu rumah sakit milik pemerintah yang melayani pasien swasta maupun pasien JKN. Untuk meningkatkan kualitas pelayanannya, pada bulan Agustus 2017 RSAL Dr. Mintohadjo berinisiasi mengembangkan poli rawat jalan sore yang dibuka pada pukul 15.00 – 19.00 WIB. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas implementasi program rawat jalan sore di RSAL Dr. Mintohardjo. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus di poli rawat jalan sore RSAL Dr. Mintohardjo pada bulan Juli – September 2018. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi program rawat jalan sore di RSAL Dr. Mintohardjo belum efektif. Beberapa kendala yang dihadapi adalah komitmen dari dokter pelaksana program yang masih kurang, promosi mengenai program dan komunikasi antar organisasi yang belum maksimal, jumlah dokter & perawat yang terbatas, serta belum dibentuknya struktur organisasi khusus yang mengatur pelaksanaan poli sore. Dibutuhkan suatu strategi yang dapat berjalan simultan, salah satu caranya adalah dengan melakukan promosi besar-besaran dan melakukan kerja sama dengan klien lain seperti asuransi swasta yang dilakukan bersamaan dengan pembenahan kualitas pelayanan poli sore di RSAL Dr. Mintohardjo.

The hospital is a health service institution that organizes individual health services in a comprehensive manner that is promotive, preventive, curative, and rehabilitative, which provides inpatient, outpatient, and emergency services. Hospitals must be able to improve their services to be more qualified and affordable for the sake of achieving the highest degree of health. Therefore hospitals are expected to have the character of excellent service quality in accordance with patient expectations, as well as providing quality medical services. RSAL Dr. Mintohardjo is one of the government-owned hospitals that serve private patients and JKN patients. To improve the quality of service, in August 2017 RSAL Dr. Mintohadjo took the initiative to develop an afternoon outpatient poly that was opened at 15.00 - 19.00 WIB. The purpose of this study was to determine the effectiveness of the implementation of the afternoon outpatient program at RSAL Dr. Mintohardjo. This study used a qualitative method with a case study approach at the afternoon outpatient clinic RSAL Dr. Mintohardjo in July - September 2018. The results of the study showed that the implementation of the afternoon outpatient program at RSAL Dr. Mintohardjo has not been effective. Some of the obstacles faced were commitments from program administrators who were still lacking, promotion of programs and communication between organizations that were not optimal, the number of doctors & nurses was limited, and the formation of a special organizational structure that regulated the implementation of the afternoon poly. A strategy that can run simultaneously is needed, one of the ways is by conducting large-scale promotions and collaborating with other clients such as private insurance which are carried out simultaneously with improving the quality of afternoon poly services at RSAL Dr. Mintohardjo."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Melianita
"Keadilan distributif, keadilan prosedural, keadilan interpersonal dan keadilan informasional merupakan empat dimensi yang menjadi konstruk dalam keadilan organisasi. Persepsi pegawai tentang keadilan organisasi diprediksi berhubungan dengan motivasi kerja pegawai. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara persepsi keadilan organisasi pada penilaian prestasi kerja pegawai negeri sipil dengan motivasi kerja pegawai. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksplanatori. Sampel yang digunakan pada  penelitian ini menggunakan total sampling dengan melibatkan 91 pegawai di Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan.  Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner yang diisi langsung oleh responden. Analisis yang digunakan untuk menguji hubungan antara variabel independen dan dependen dengan menggunakan uji Chi Square, selanjutnya dilakukan analisis regresi logistik ganda pemodelan faktor resiko pada analisis multivariat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara persepsi keadilan organisasi gabungan dari seluruh dimensi dengan motivasi kerja. Dan  berdasarkan dimensi keadilan organisasi hanya dimensi keadilan prosedural dan keadilan interpersonal yang memiliki hubungan yang signifikan dengan motivasi kerja. Persepsi dimensi keadilan interpersonal pada penilaian prestasi kerja PNS merupakan dimensi yang paling dominan mempengaruhi motivasi kerja pegawai. Dan variabel yang menjadi perancu (konfonder) hubungan dimensi persepsi keadilan organisasi dengan motivasi kerja adalah jabatan/kelas jabatan. Peran dan partisipasi pimpinan dalam memberikan motivasi langsung kepada pegawai sangat penting dalam menumbuhkan kerjasama tim yang baik.

Distributive justice, procedural justice, interpersonal justice and informational justice is the fourth dimension into the construct of organizational justice. Employee perceptions of organizational justice is predicted to relate to employee motivation. The purpose of this study was to analyze the corellation between perceptions of organizational justice in performance appraisal of civil servants with employee motivation. This research is a quantitative study with explanatory research. The sample used in this study using total sampling involving 91 employees at the Center For Health Human Resources For Health Education. The technique of collecting data using questionnaires filled out directly by the respondent. The analysis is used to examine the corellation between independent and dependent variables using Chi Square test, then performed multiple logistic regression analysis modeling of risk factors in the multivariate analysis. The results of this study indicate that there is a significant relationship between perceptions of organizational justice of all dimensions combined with work motivation. And based on the dimensions of organizational justice only dimension procedural justice and interpersonal justice has a significant corellation with work motivation. Perception of interpersonal justice dimensions on performance appraisal of civil servants is the dimension most dominant influence employee motivation. And that became the confounding variables relations dimension of perceived organizational justice and work motivation is job title/grade position. The role and participation of leaders in delivering directly to employee motivation is very important in fostering good teamwork."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Nugroho
"Rumah sakit wajib melakukan akreditasi rumah sakit untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit yang berkesinambungan. Masing-masing rumah sakit baik dari rumah sakit publik ataupun privat berbeda dalam pengelolaan peningkatan mutu rumah sakit yang berkesinambungan. Tujuan dari penelitian ini mendapatkan gambaran dampak akreditasi terhadap mutu rumah sakit dan peningkatan mutu berkesinambungan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif dengan menggunakan uji statistik dan penelitian kualitatif dengan wawancara mendalam dan diskusi kelompok terarah. Hasil penelitian RSIA Kartini dan RS Budi Kemuliaan dengan uji statistik tidak ada perbedaan rata-rata indikator mutu sebelum dan sesudah akreditasi. Hasil wawancara ketiga rumah sakit bahwa akreditasi memberikan dampak positif terhadap peningkatan mutu rumah sakit. Berdasarkan dari analisis grafik nilai rata-rata indikator mutu menunjukan RSIA Kartini mengalami peningkatan sebelum akreditasi dan penurunan setelah akreditasi. Sedangkan RS Budi Kemuliaan mengalami peningkatan sebelum akreditasi dan mengalami stagnasi bahkan penurunan setelah akreditasi. Secara keseluruhan akreditasi rumah sakit memberikan dampak yang positif terhadap peningkatan mutu rumah sakit. Akan tetapi hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kepemimpinan, biaya dan manusia.

Hospitals are obliged to hospitals accreditation to improve the quality of continuous hospital services. Each hospital from public or private hospitals differs in the management of continuous quality improvement of hospitals. The purpose of this research is to get an overview of the impact of accreditation on hospital quality and continuous quality improvement. This research is quantitative and qualitative research. Quantitative research using statistical tests and qualitative research with in-depth interviews and focus group discussions. The results of Kartini Mother and Children Hospital, Budi Kemuliaan Hospital with statistical tests showed no difference in average quality indicators before and after accreditation. The results of the interviews of the three hospitals that accreditation has a positive impact on improving the quality of hospitals. Based on the analysis of the average value of quality indicators, Kartini Mother and Children Hospital improved before accreditation and decreased after accreditation. While Budi Kemuliaan Hospital experienced an increase before accreditation and stagnated even decreased after accreditation. Overall hospital accreditation has a positive impact on improving the quality of hospitals. However, this is influenced by several factors such as leadership, cost and human beings."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Happy Sumanti
"Tesis ini membahas Usulan Rencana Strategis RSUD Kota Bekasi Tahun 2018 – 2023 dalam mengidentifikasikan faktor peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan untuk menentukan posisi rumah sakit agar dapat menentukan strategi terpilih yang akan digunakan untuk menentukan rencana strategis lima tahun kedepan berdasarkan pendekatan SWOT Balances Scorecard. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui observasi peneliti, wawancara mendalam dengan para informan, pengambilan keputusan melalui forum CDMG ( Consensus Decision Making Group) serta data sekunder yang diperoleh dari BPS (Badan Pusat Statistik), data Profil RSUD Kota Bekasi, data Profil Dinas Kesehatan Kota Bekasi, laporan tahunan keuangan RSUD Kota Bekasi. Hasil penelitian ini adalah posisi RSUD Kota Bekasi ada di Future Quadrant menurut Matriks SWOT dan pada sel V menurut Matriks IE, yaitu Hold and Maintain. Strategi yang terpilih untuk dikembangkan adalah Product Development dan Market Penetration. Dari hasil penelitian ini, peneliti menyarankan untuk melakukan implementasi dan evaluasi strategi agar dapat dicapai tujuan, visi dan misi RSUD Kota Bekasi.

This thesis discusses The Proposed Strategic Plan of RSUD Kota Bekasi 2018 – 2023 in identifying the opportunity, threat, strength and weakness factor to determine the position of the hospital in order to determine the chosen strategy that will be used to determine the strategic plan for the next five years based on SWOT Balanced Scorecard. This research is qualitative research with data collecting method through researcher’s observation, in depth interview with informant, decision making through CDMG (Consensus Decision Making Group) forum and secondary data obtained from BPS ( Statistic Central Bureau), data of RSUD Kota Bekasi Profile, annual financial report of RSUD Kota Bekasi. The result of this research is the position of RSUD Kota Bekasi is in Future Quadrant according SWOT Matrix and on cell V according to IE Matrix, that is Hold and Maintain. The strategies chosen to be developed are Product Development and Market Penetration. From the result of this study, researchers suggest to implement and evaluate strategies in order to achieve goals, vision and mission RSUD Kota Bekasi.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayudewi Komala Indriastuti
"Latar Belakang: Menghadapi persaingan usaha di bidang kesehatan harus mampu menyiapkan strategi yang tepat untuk menarik minat pasien, Salah satu strategi yang sering digunakan dalam memasarkan barang/jasa pelayanan kesehatan adalah marketing mix. RSGM Unjani merupakan Rumah Sakit Gigi dan Mulut satu-satunya di Cimahi yang dalam implementasinya untuk menarik jumlah kunjungan pasien membutuhkan evaluasi dan membuat strategi yang tepat. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara factor-faktor bauran pemasaran terhadap minat kunjungan ulang pasien RSGM Unjani Cimahi. Metode : Data Primer diperoleh dari pengisian kuesioner online oleh 124 orang pengunjung rumah sakit. Elemen-elemen bauran pemasaran yang dinilai yaitu product, price, people, process, physical evidence, place,promotion serta Minat Kunjungan Ulang. Hasil : Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan antara ketujuh variabel bauran pemasaran dengan minat kunjungan ulang RSGM Unjani. Berdasarkan hasil analisis multivariat variabel Promotion (B= 0,324) dan Physical Evidence (B=0,285) merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan kunjungan ulang. Kesimpulan : Faktor bauran pemasaran yang berkorelasi kuat terhadap minat kunjungan ulang dipertahankan dan ditingkatkan serta untuk faktor lain yang masih berkorelasi sedang dapat dievaluasi sehingga RSGM Unjani mampu melakukan penerapan strategi yang optimal pada ketujuh elemen bauran pemasaran dan dapat meningkatkan minat kunjungan ulang pasien ke RSGM Unjani Cimahi.

Given the intense competition in the health sector, we must devise an effective strategy to pique patients' interest. The marketing mix is a frequently employed approach to promoting healthcare services. RSGM Unjani, the sole dental and oral facility in Cimahi, needs evaluation and the development of an appropriate strategy to increase the volume of patient visits. Objective: This research aims to examine the correlation between various marketing mix elements and patients' inclination to return to RSGM Unjani Cimahi. Methods: The data collection method involved the administration of online questionnaires to a sample of 124 patients. The marketing mix elements evaluate the sort of product, price, people, process, physical evidence, place, promotion, and repeat visit interest. Findings: The bivariate analysis reveals a significant correlation between patrons' interest in revisiting RSGM Unjani and the seven marketing mix variables. The variables promotion (B = 0.324) and tangible evidence (B = 0.285) are the most significantly associated with repeat visits, according to the results of the multivariate analysis. In conclusion, RSGM Unjani can enhance patient interest in repeat visits by focusing on marketing mix factors that strongly correlate with this interest, such as maintaining and increasing them. Additionally, RSGM Unjani can evaluate other factors with a moderate correlation and implement optimal strategies for all seven elements of the marketing mix to increase patient interest in repeat visits further."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joung, Oka Wilsen
"Rumah sakit secara tidak langsung memiliki tuntutan dalam menerapkan strategi pemasaran. Bauran pemasaran merupakan model strategi terdiri dari 7P, yaitu product, price, place, promotion, people, process, physical evidence. Rumah Sakit Santo Antonio Baturaja mengalami penurunan tingkat keterisian tempat tidur setelah relokasi pada tahun 2019. Informasi pelayanan belum tersampaikan ke masyarakat, salah satunya pelayanan BPJS padahal Universal Health Coverage di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) mencapai 87,67% pada November 2023. Penelitian ini bertujuan menciptakan strategi optimalisasi pemilihan RS Santo Antonio sebagai fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut (FKRTL) di Kabupaten OKU dengan pendekatan bauran pemasaran. Penelitian mixed method, analisis kuantitatif dengan desain potong lintang dari 100 sampel yang mengisi kuesioner di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), dilanjutkan analisis kualitatif dengan wawancara mendalam beberapa sampel dan manajemen RS Santo Antonio untuk mengkonfirmasi hasil analisis kuantitatif. Hasil analisis kuantitatif didapatkan promosi, harga, sumber daya manusia, proses, dan bukti fisik memiliki hubungan dengan pemilihan FKRTL. Selanjutnya hasil analisis kualitatif didapatkan permasalahan dan rencana strategi. Strategi optimalisasi sesuai prioritas nilai odds ratio (OR) terbesar meliputi pelatihan dan remunerasi untuk mengoptimalkan kinerja SDM, branding tanpa iur biaya, promosi omnichannel yang konsisten, rekam medis elektronik untuk mempersingkat waktu tunggu, dan membangun citra menerima pasien BPJS walaupun gedung RS bagus

Hospitals indirectly have demands in implementing marketing strategies. The marketing mix is ​​a strategy model consisting of 7Ps, namely product, price, place, promotion, people, process, physical evidence. Santo Antonio Baturaja Hospital experienced a decrease in bed occupancy rates after relocation in 2019. Information about services has not been conveyed to the public, one of which is BPJS services even though Universal Health Coverage in Ogan Komering Ulu (OKU) Regency reached 87.67% in November 2023. Research This aims to create an optimization strategy for selecting Santo Antonio Hospital as an advanced referral health facility (FKRTL) in OKU Regency using a marketing mix approach. Mixed method research, quantitative analysis with a cross-sectional design from 100 samples who filled out questionnaires at First Level Health Facilities (FKTP), followed by qualitative analysis with in-depth interviews with several samples and the management of Santo Antonio Hospital to confirm the results of the quantitative analysis. The results of the quantitative analysis showed that promotion, price, human resources, processes and physical evidence were related to the selection of FKRTL. Furthermore, the results of the qualitative analysis obtained problems and strategic plans. Optimization strategies according to the priority of the largest odds ratio (OR) value include training and remuneration to optimize HR performance, branding without cost fees, consistent omnichannel marketing, electronic medical records to shorten waiting times, and building an image of accepting BPJS patients even though the hospital building is good."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulinur Firdaus
"Sektor kesehatan di Indonesia sedang dihadapkan pandemi COVID-19 sehingga pemenuhan jumlah dan jenis SDM menjadi kunci terjaganya mutu pelayanan kesehatan di puskesmas. Kepuasan kerja menjadi penting bagi karyawan non-PNS dengan berbagai tantangan tupoksinya selama pandemi COVID-19. Kabupaten Bogor merupakan salah satu lokus peningkatan kepuasan kerja yang masih di bawah 75% untuk tingkat kepuasan yang tinggi di tahun 2017. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan determinan kepuasan kerja pada pegawai non-PNS di masa pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan metode penelitian kuantitatif pada 141 pegawai non-PNS pada primary healthcare di Kabupaten Bogor sebagai responden penelitian. Alat yang digunakan adalah kuesioner kepuasan kerja yang memiliki nilai reliabilitas sebesar 0,940. Hasil yang dicapai tingkat kepuasan kerja yang rendah sebesar 78% dan kepuasan kerja yang tinggi sebesar 22% yang didominasi oleh faktor intrinsik yang memiliki kisaran yang lebih rendah dalam memberikan tingkat kepuasan yang tinggi dibandingkan dengan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik yang dimaksud adalah penghargaan, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, keahlian dan jenjang karier. Faktor ekstrinsik yang dimaksud adalah kebijakan organisasi, pengawasan, pendapatan, hubungan interpersonal, kondisi kerja dan keamanan kerja. Determinan dominan yang memiliki hubungan dengan kepuasan kerja adalah kondisi tempat kerja (OR= 2.818), pengawasan (OR=2.596), dan pekerjaan itu sendiri (OR=2.479). Variabel penentu yang dikendalikan adalah pengakuan, dan hubungan interpersonal rekan kerja. Berdasarkan penelitian ini skor kepuasan kerja secara signifikan berhubungan dengan faktor intrinsik dan ekstrinsik yang terdiri dari tiga determinan dominan utama dan dikendalikan oleh dua determinan lain untuk perawatan kesehatan primer non-PNS di Kabupaten Bogor.

The health sector in Indonesia is facing the COVID-19 pandemic so that the fulfilment of the number and type of human resources is the key to maintaining the quality of health services in primary healthcare. Job satisfaction has become important for non-civil servants with their various challenges during the COVID-19 pandemic. Bogor Regency is one of the loci of increasing job satisfaction which is still below 75% for high satisfaction levels in 2017. This study used a cross-sectional design with quantitative research methods on 141 non-civil servant employees at primary healthcare in Bogor Regency as research respondents. The tool used is a job satisfaction questionnaire which has a reliability value of 0.940. This study achieved were a low job satisfaction rate of 78% and high job satisfaction of 22% which was dominated by intrinsic factors that had a lower range in providing a high level of satisfaction compared to extrinsic factors. The intrinsic factors in question are reward, recognition, work itself, responsibility, expertise and career path. Extrinsic factors in question are organizational policy, supervision, income, interpersonal relationships, working conditions and job security. The dominant determinants that have a relationship with job satisfaction are workplace conditions (OR= 2,818), supervision (OR=2,596), and the work itself (OR=2,479). The controlled determinant variables are recognition, and co-worker interpersonal relationship. Based on this study the score of job satisfaction is significantly in relationship with intrinsic and extrinsic factor which consist of three main dominant determinants and being controlled by two other determinants for non-civil servants’ primary health care in Bogor Regency."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Ginanjar
"Sindrom koroner akut berkontribusi pada tingginya angka morbiditas dan mortalitas terkait kasus penyakit kardiovaskular, dengan salah satu penyebab mortalitas tertinggi yaitu STEMI(ST Elevation Myocardial Infarction). Keterlambatan penanganan pasien STEMI menjadi penyebab tingginya mortalitas dan kejadian MACE (Major Adverse Cardiac Event), serta berpengaruh terhadap kualitas pelayanan kesehatan.Program CODE STEMI diciptakan dengan harapan dapat menyelesaikan keterlambatan ini serta meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan program CODE STEMI terhadap kualitas pelayanan pasien dengan STEMI di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.Metode yang digunakan adalah metode operasional secara kuantitatif dan kualitatif dengan desain kohort retrospektif. Data kuantitatif didapatkan dari telaah dokumen dengan jumlah sampel 207 pasien (135 kelompok CODE STEMI, 72 kelompok Non CODE STEMI), sedangkan data kualitatif didapatkan dari wawancara mendalam dengan sepuluh informan penelitian. Analisis data dilakukan secara kuantitatif dengan uji Mann whitney (Door to balloon time, total biaya RS, lama rawat) dan chi square (kejadian Mortalitas dan MACE). Hasil penelitian menunjukan terdapat perbaikan yang bermakna untuk door to balloon time, total biaya dan lama rawat pasien STEMI pada pasien yang ditangani dengan CODE STEMI. Selain itu terdapat kecenderungan penurunan angka kejadian MACE dan mortalitas setelah diterapkan program CODE STEMI. Baik pihak rumah sakit maupun pasien mengaku puas dengan program CODE STEMI tersebut. Program ini terbukti memiliki efikasi, efektivitas, optimalitas, akseptibilitas, legitimasi, dan ekuitas yang baik serta memenuhi prinsip-prinsip manajemen yang baik untuk sebuah program pelayanan. Kesimpulan penelitian ini adalah program CODE STEMI berpengaruh baik terhadap kualitas pelayanan pasien dengan STEMI di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.

Acute coronary syndrome contributes to high rates of morbidity and mortality associated with cardiovascular disease, with one of the highest causes of mortality is STEMI (ST Elevation Myocardial Infarction). Delay in the management of STEMI patients is a cause of high mortality and the incidence of MACE (Major Adverse Cardiac Event), as well as affecting healthcare quality. This delay may be solved by the CODE STEMI program. This study aims to determine the effect of the implementation of the CODE STEMI program on the quality of healthcare services with patients with STEMI at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital. The method used was an observational method using quantitative and qualitative approach with a cross sectional design. Quantitative data were obtained from a medical records with a sample of 207 patients (135 CODE STEMI groups, 72 Non-CODE STEMI groups), while qualitative data were obtained from in-depth interviews with ten research informants. Data analysis was performed quantitatively by Mann Whitney test (Door to balloon time, total hospital costs, length of stay) and chi square test (Mortality and MACE events). The results of the study shows a significant reduction in terms of door to balloon time, total cost, and length of stay of STEMI patients treated with CODE STEMI. In addition, there is a decreasing tendency of the incidence of MACE and mortality after the application of the CODE STEMI program. Both the hospital and the patient said they were satisfied with the CODE STEMI program. This program is proven to have a good efficacy, effectivity, optimality, acceptability, legitimation, and equity. It also met the required principles of good management for healthcare program. The conclusion of this study is that the CODE STEMI program has a good impact on the healthcare quality of patients with STEMI in Dr. Cipto Mangunkusumo National Central General Hospital. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arda Yunita Subardi
"Latar belakang: Pada awal bencana pandemi COVID-19 menyebabkan banyak Rumah Sakit tidak siap, terutama saat terjadi lonjakan kapasitas. Adanya kebijakan Pemantauan dan Evaluasi Kesiapan Rumah Sakit dalam menghadapi pandemi dan penetapan sebagai RS Rujukan COVID-19 membuat RSUD Kabupaten Bekasi harus mengimplementasikan kebijakan tersebut. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sejauh mana kesiapan RSUD Kabupaten Bekasi dalam menghadapi pandemi COVID-19, faktor-faktor apa yang berperan dalam implementasi kebijakan, bagaimana peran pimpinan dan pelaksana, kebijakan dan strategi yang dilaksanakan. Metode: penelitian desain deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam dan validitas dengan Triangulasi sumber melalui observasi, telaah dokumen dan cross-check dengan penilaian terhadap 12 komponen kunci menggunakan checklist Monev Kesiapan RS yang diadaptasi dari WHO, dilakukan pada Februari-Mei 2022. Hasil: RSUD Kabupaten Bekasi mendapatkan skor 96% pada penilaian kondisi triwulan 4 Tahun 2021. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan adalah Faktor Lingkungan, Sumber Daya, Hubungan antar organisasi terkait, serta Karakteristik dan kapabilitas pimpinan dan pelaksana. Strategi yang dilakukan adalah Skenario antisipatif, pemenuhan Staff, Stuff, System dan Structure serta Komunikasi-Koordinasi Kesimpulan RSUD Kabupaten Bekasi siap dalam menghadapi pandemi COVID-19. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan adalah Lingkungan, Sumber Daya, Hubungan antar organisasi, serta karakteristik dan kapabilitas pelaksana. Kepemimpinan merupakan faktor kunci dalam menjalankan strategi.

Background: In the beginning of COVID-19 pandemic, most of hospitals were unplanned to handle this pandemic especially in surge capacity. The purpose of this study’s are to analyze the hospital readiness to cope with pandemic circumstances by evaluating hospital readiness and strategies due to the Hospital Readiness Policy and mandatory as a referral hospital. to Covid-19. Method: The study employs a descriptive analytic qualitative method on Februari-May 2022, by in-depth interview utilize response from 12 different components also use main data while score and percentage as an outcome of response from checklist based on WHO. Validation with observation and document review as a source Triangulation. Measurement of Hospital Readiness was in Bekasi District Hospital at Quarter 2021. Results: In this study, the average score is 96%. Influenced factors of policy implementation were Environment, Resources, Inter-organization relationship, Characteristic and capability of a leader and employee. By accomplishing the strategy for anticipation scenario, fulfillment staff, stuff, system and structure, and Communication-Coordination, the hospital is ready to deal with pandemic. Conclusion: The hospital perseverance is ready. The success factors policy implementation: Environment, Resources, Inter-organization relationship, and Characteristic and capability of a leader and employee. Leadership is the key factor in implementing the strategy."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library