Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 80 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pargiono
"Program Imunisasi di Indonesia tahun 1997 mencakup 7 (tujuh) jenis antigen sesuai anjuran WHO. Pada tahun 1990 secara nasional Indonesia mencapai status Universal Child Immunization (UCI). Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) terbukti telah berhasil memantau cakupan sampai mencapai target Universal Child Immunization (UCI), Meskipun cakupan imunisasi di Kota Bekasi cukup tinggi, namun wabah campak masih tetap tinggi, sehingga perlu dilihat penyebabnya.
Dari hasil penelitian diketahui salah satu penyebabnya adalah faktor kepatuhan petugas coldchain dan vaksin dalam menerapkan Standar Operasional Prosedur Imunisasi.
Penelitian tentang kepatuhan petugas terhadap Standar Operasional Prosedur Imunisasi (SOPI) pada pengelola coldchain dan vaksin dilakukan dengan disain cross-Sectional dengan pendekatan kuantitatif. Banyaknya responder 62 orang dengan total populasi yang berasal dari 31 puskesmas yang tersebar di Kota Bekasi.
Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui kepatuhan petugas dalam menerapkan SOPI yang dilihat dari faktor internal dan eksternal. Prosentase petugas yang patuh terhadap SOPI sebanyak 32 orang (52 %), sedangkan yang tidak patuh 30 orang (48 %). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat faktor eksternal hanya terdapat satu variabel (variabel imbalan) yang memiliki hubungan bermakna dengan kepatuhan, karena variabel imbalan p < 0,05. Selain itu faktor internal dan eksternal yang memiliki p < 0,25, menjadi kandidat dalam model.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat 4 (empat) variabel dengan p < 0,25, yaitu dari faktor internal adalah pendidikan, pengetahuan, dan motivasi, sedangkan faktor eksternal adalah imbalan.
Adapun anaiisa keeratan hubungan pada 4 (empat) variabel tersebut menyatakan bahwa, petugas dengan latar belakang pendidikan medis mempunyai peluang untuk patuh 2,18 kali dibanding non-medis. Sedangkan petugas dengan tingkat pengetahuan baik mempunyai peluang untuk patuh 2,33 kali dibanding petugas dengan tingkat pengetahuan buruk.
Selain itu petugas yang memiliki motivasi baik tingkat kepatuhannya 5,26 kali dibanding petugas yang memiliki motivasi buruk. Begitu pula dengan variabel imbalan, terlihat bahwa petugas yang mendapat imbalan baik berpeluang untuk patuh sebesar 8,46 kali dibanding petugas yang mendapat imbalan buruk.
Berdasarkan hal tersebut diatas, kesimpulan secara umum adalah tingkat kepatuhan petugas terhadap Standar Opersional Prosedur Imunisasi pada pengelola coldchain dan vaksin di Kota Bekasi tahun 2002 belum balk, dan disarankan kepada Dinas Kesehatan Kota Bekasi perlu menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan strategi intensifikasi peningkatan penerimaan keuangan, dan membuat kebijakan kesehatan tentang peningkatan kualitas sumber daya manusia terutama yang berhubungan dengan pengetahuan melalui peningkatan frekuensi dan kualitas pelatihan dan supervisi petugas coldchain dan vaksin.
Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan selaku pengelola program disarankan supaya meningkatkan alokasi biaya untuk pelatihan petugas imunisasi.

The Fact which is Have a Relation with Employee Obedience to the Operational Immunization Standard Procedure for Executor of Coldchain and Vaccine in Bekasi, West Java 2002Indonesia immunization program in 1997 has 7 (seven) contents of antigent that suitable with the WHO suggest.
In 1990 by a national, Indonesia get the status Universal Child Immunization (UCI). Small fresh district has successful to water fish until it gets the Universal Child Immunization (UCI) target.
Eventhough the immunization in Bekasi is high enough, but the measles epidemic still high, so that we have to find the cause.
From the observation, we know that the one of the cause is an employee obedience factor of Coldchain and Vaccine in making decision of The Operational Immunization Standard Procedure.
The observation about the employee obedience by the Operational Immunization Standard Procedure (SOPI :Standart Operasional Prosedure Imunisasi), for executor Coldchain and Vaccine is done by cross sectional design with Quantitative approximation.
More respondence 62 persons with population who come from 31 public clinic in Bekasi. The purpose from this observation is for knowing the employee in running the SOPI which is get from the internal and external factor.
Presentation of employee who's obey by SOPI is 32 persons (52%), and then who hasn't obey is 30 persons (48%). The observation shows that there hasn't got a good relation between the internal and external factor with obedience, because P>0.005, and the external there is only one variable (wages variable), which is has a good relation with obedience, because the wages variable is P<0.005.
Beside of that, the internal and external which have P<0.25, can be a candidate in models. The observation shows us that there are 4 (four) variables with P<0.25 from internal factor, they are study, knowledge, and motivation, but the external factor is a wages.
The analyze fixed relation at 4 (four) variables, tell us that the medical educational background has an opportunity for obey 2.18 times than non medical. And an employee with a good step education has an opportunity for obey 2.33 times than employee who has bad education.
Beside of that, the employee who has a good motivation, the step obedience is 5.26 times than the employee who has bad motivation. The same with wages variable, show us that an employee who has good wages, has opportunity for obey 8,46 times than an employee who has bad wages.
Base from that case, the regular summary is a step obedience for Operational Immunization Standard Procedure at the executor of Coldchain and Vaccine in Bekasi in 2002, hasn't good enough, and there is a suggestion for the healthy dines service to make a healthy policy about the important grade Quality of human resource, which have relation with knowledge by the grade of frequency and training quality and employee supervisor of Coldchain and Vaccine.
Directorate General Communicable Disease Control and Environmental Health as a program executor is suggest for manage a cost to an employee training immunization.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T 11666
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M.M.B. Sunarti
"Ruang lingkup dan cara penelitian : Dalam upaya mencari vaksin dengue yang aman, efisien dan ekonomis maka diperlukan peta epitop yang lengkap sehingga dapat diketahui fraksi virus yang bersifat imunogen kuat. Untuk keperluan tersebut dibutuhkan panel antibodi monoklonal. Karena dengue tipe 2 merupakan salah satu tipe yang banyak dihubungkan dengan kasus - kasus berat dan fatal di Indonesia maka dalam penelitian ini akan dicoba untuk membuat antibodi monoklonal terhadap virus dengue tipe 2 galur NGC dengan jalan memfusikan sel mieloma mencit P3U1 dengan splenosit mencit yang sebelumnya diimunisasi dengan virus dengue tersebut.
Proses fusi dibantu dengan penambahan polietilen glikol 4000 50 % dan sel disebar pada sumur mikrotiter. Seleksi sel hibrid dilakukan dengan cara menam bahkan medium yang mengandung hiposantin, aminopterin dan timidin. Selanjutnya dilakukan pemilahan antara hibrid yang mensekresi antibodi dan tidak dengan cara ELISA. Karakterisasi supematan hibrid terpilih dilakukan dengan cara ELISA dan HI dengan ke - 4 tipe virus dengue sedangkan reaktiiiasnya terhadap virus ensefalitis Jepang diuji dengan cara ELISA.
Hasil : Splenosit mencit Balb C betina yang sebelumnya diimunisasi dengan virus dengue tipe 2 galur NGC difusikan dengan 2,3 x 10 6 P3U1 dengan perbandingan 2 : 1. Seleksi dari 532 sumur mikrotiter yang berisi hasil fusi memperlihatkan pertumbuhan hibrid pada 383 sumur yang berisi 2 - 15 klon. Daripadanya hanya 201 sumur yang dapat ditapis dan setelah proses kloning - sub kloning dipilib 15 klon yang bereaksi kuat dengan D2 NGC.
Hasil uji dengan ke - 4 serotipe virus dengue dan virus ensefalitis Jepang menunjukkan adanya 1 klon yang bersifat spesifik tipe dan 6 klon yang Flavivirus sub group reactive. Dua klon tidak diuji secara lengkap karena jumlahnya kurang. Sebanyak 6 Mon tidak memenuhi kriteria penggolongan antibodi monoklonal yang diajukan oteh Henchal. Ditemukan juga 1 Mon yang merupakan sekretor labil.
Kesimpulan : Hasil yang didapatkan tidak memenuhi harapan. Adanya kontaminasi dihubungkan dengan sedikitnya jumlah antibodi monoklonal spesifik tipe yang dapat ditemukan. Klon yang berhasil ditemukan berupa Mon yang bersifat spesifik tipe, Flavivirus sub group reactive dan klon yang tidak dapat diklasifkasikan. Ditemukan pula klon yang termasuk sekretor labil .Rendahnya harga serapan yang didapatkan dari tampilan ELISA memerlukan beberapa cara untuk memperbaikinya."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Ashrina Syafrizal
"ABSTRAK
Virus dengue DENV dapat menginfeksi manusia tanpa batasan usia di daerah tropis dan subtropis. Vaksin DENV dari keempat serotype sangat diperlukan untuk mencegah infeksi DENV. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat respon imun seluler CD4, CD8, dan CD25 pada mencit yang diimunisasi dengan vaksin DNA pUMD4 kla/b. Plasmid pUMD4 kla/b diproduksi dan diisolasi dengan menggunakan berbagai metode. Uji ekspresi pUMD4 kla/b dilakukan dengan transfeksi pada sel Chinese Hamster Ovary. Plasmid yang telah mengekspresikan protein preM-E DENV-4 selanjutnya diimunisasikan pada mencit ddY pada hari ke-0, ke-21, dan ke-42. Hasil analisis limpa tanpa induksi dengan menggunakan uji flow cytometry menunjukkan persentase CD4 pada mencit yang diimunisasi lebih rendah jika dibandingkan dengan kelompok pUMVC4a dan kelompok tanpa imunisasi. Akan tetapi persentase CD8 dan CD25 menunjukkan hasil yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelompok pUMVC4a dan kelompok tanpa imunisasi. Analisis limpa dengan induksi pada mencit yang diimunisasi sebesar 3,7 CD4 , 9,7 CD8 , dan 13 CD25 secara berurutan dan persentase CD4, CD8, dan CD25 lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelompok pUMVC4a dan kelompok tanpa imunisasi setelah imunisasi ke-3. Kesimpulan penelitian ini adalah adanya aktivasi imun seluler pada mencit setelah imunisasi dengan pUMD4 kla/b.

ABSTRACT
Dengue virus infected humans in every ranges of ages at tropical and subtropical regions. In previous study DNA vaccine pUMD4 kla b was constructed. The purpose of this research is to inform cellular immune responses CD4, CD8, and CD25 in mice those were immunised by pUMD4 kla b. pUMD4 kla b plasmid was isolated by many methods. Expression test of pUMD4 kla b was held by transfection on CHO cells. pUMD4 kla b that had expressed preM E dengue proteins was immunised in ddY mice in aged 5 6 weeks on day 0, day 21, and day 42. Evaluation of immunizations could be seen from flow cytometry test on mice rsquo s splenocytes. pUMD4 kla b could express preM E dengue proteins. Result showed enhancements on percentages rsquo numbers of CD4 cells 2.6 , CD8 cells 4.4 , and CD25 6 in ddY mice without induction, and CD4 cells 3.7 , CD8 cells 9.7 , and CD25 13 with induction after third immunizations. Percentages of CD4, CD8, and CD25 in pUMD4 kla b rsquo s immunizations are higher than in pUMVC4a rsquo s immunizations and without immunizations. Conclusion there were cellular immunity activations after immunized with pUMD4 kla b."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T58957
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fikri Ahsan
"Tesis ini menganalisis konstitusionalitas vaksin COVID-19 sebagai barang publik. Hal yang melatarbelakangi penulisan tesis ini adalah perlunya penegasan terhadap posisi atau status vaksin COVID-19 sebagai barang publik dalam kondisi pandemik yang didasarkan pada teori barang publik termasuk pelayanan publik, pelaksanaan nilai HAM dan pemberlakuan ketentuan undang-undang di Indonesia yang memiliki ciri konsep Hukum Tata Negara Darurat. Dengan menggunakan pendekatan undang-undang, kasus, dan konseptual, dihasilkan jawaban atas dua rumusan masalah dalam penelitian ini. Pertama, vaksin COVID-19 dapat dikategorikan sebagai barang publik menurut teori barang publik dan pengaturan HAM (hak atas kesehatan). Kedua, kriteria dan mekanisme penetapan vaksin COVID-19 sebagai barang publik dapat ditinjau menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik yang relevan dengan konsep Kedaruratan di Indonesia pada 2 (dua) peraturan perundangan yaitu Undang-Undang Kekarantinaan Kesehatan dan Undang-Undang Penanggulangan Bencana. Sehingga disarankan untuk optimalisasi kampanye vaksin COVID-19 sebagai barang publik oleh pemangku kepentingan terkait, sekaligus agar untuk berorientasi terhadap vaksin COVID-19 sebagai barang publik dalam penyusunan regulasi terkait. Selain itu, untuk segera merevisi regulasi yang masih berlaku atau menyusun regulasi baru yang spesifik tentang kedaruratan dalam aspek kesehatan masyarakat.

This thesis analyzes the constitutionality of the COVID-19 vaccine as a public good. The reason behind writing this thesis is the need to affirm the position or status of the COVID-19 vaccine as a public good in pandemic conditions which is based on the theory of public goods including public services, the implementation of human rights values and the implementation of legal provisions in Indonesia which have the characteristics of the Emergency Constitutional Law concept. By using a statutory, case, and conceptual approach, answers to two problem formulations in this study are produced. First, the COVID-19 vaccine can be categorized as a public good according to the theory of public goods and the regulation of human rights (the right to health). Second, the criteria and mechanism for determining the COVID-19 vaccine as a public good can be reviewed according to Law Number 25 of 2009 concerning Public Services which is relevant to the concept of emergency in Indonesia in 2 (two) regulations, namely the Health Quarantine Law and the Disaster Management Law. So it is recommended to optimize the COVID-19 vaccine campaign as a public good by relevant stakeholders, as well as to be oriented towards the COVID-19 vaccine as a public good in the preparation of related regulations. In addition, to immediately revise the regulations that are still in force or draft new regulations that are specific to emergencies in the aspect of public health."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurniawan Rachmadi
"Latar belakang : Ketahanan Nasional mencakup ketahanan diberbagai bidang termasuk ketahanan di bidang kesehatan. Kemandirian dalam bidang kesehatan mendukung ketahanan nasional. Untuk menilai kemandirian dalam bidang kesehatan pada penelitian ini dipergunakan kebijakan dan pelaksanaan penanggulangan AIDS di Indonesia, pengadaan obat ARV dan obat lain yang diperlukan masyarakat, pengembangan vaksin flu burung dan kerjasama penelitian dengan laboratorium Namru.
Landasan Teori: Teori yang digunakan adalah teori ketergantungan negara yang sedang berkembang terhadap negara maju dalam pembangunan negara berkembang. Disamping itu juga teori ketahanan nasional mengenai kekuatan disegala bidang termasuk bidang kesehatan sesuai dengan kondisi lingkungan dan perubahan zaman.
Hasil : 1. Strategi nasional penanggulangan AIDS di Indonesia telah memuat kebijakan untuk melaksanakan penanggulangan dengan kekuatan sendiri ditambah dengan bantuan dari luar negeri. Hanya saja dalam pelaksanaan program HIV/AIDS tersebut sebagian besar masih bergantung pada bantuan dari luar baik dalam bidang konsep, teknologi maupun dana. Dari segi dana sekitar 70% dari pendanaan yang diperlukan masih berasal dari luar. Pada pelaksanaan program aspek budaya lokal masih kurang dipertimbangkan 2. Dalam pengadaan obat ARV Indonesia telah berhasil mengadakan obat AIDS dasar melalui perjuangan yang cukup melelahkan. Kesinambungan pengadaan obat tersebut masih terancam isu mutu yang dikemukakan oleh WHO dan lembaga internasional lainnya. 3. Telah timbulmya kesadaran mengenai pentingnya kepemilikan virus flu burung strain Indonesia yang selama ini dimanfaatkan oleh industri farmasi internasional untuk pengembangan vaksin flu burung tanpa memberi keuntungan pada Indonesia. 4. Timbulnya kesadaran mengenai ketimpangan kerjasama antara pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat dalam operasional laboratorium penelitian Namru.
Kesimpulan : Dari penelaahan kasus penanggulangan AIDS, pengadaan obat ARV, Vaksin flu Burung dan Laboratorium Namru didapatkan ketergantungan Indonesia pada
pihak luar masih tinggi. Telah timbul kesadaran tentang hak?hak Indonesia serta keinginan utuk lebih mandiri dalam bidang kesehatan. Upaya untuk mandiri tersebut memerlukan kesadaran mengenai ketahanan nasional baik di kalangan pemerintah, masyarakat, serta kalangan bisnis. Karena itu sosialisasi mengenai ketahanan nasional perlu digalakan, secara terus menerus.

Background: National resilience is build by many aspects of resilience including resilience in health sector. Reliance in health sector support national resilience. To evaluate reliance in Indonesian health sector in this study government policy and program in AIDS control, availability of AIDS drug , development of flu vaccine and cooperation with Namru (Naval Army Medical Reasearch Unit) United State of America was analyzed.
Theoritical background: In this study development dependency theory in developing countries was used. Beside this theory, national resilience theory including resilience in all aspects of life including health sector is used as a tool to analyzed Indonesian government policy and program in health.
Result: 1. Indonesian government policy in AIDS Control strategy already considered self reliance as important factor to control AIDS in Indonesia. Foreign supports are welcome as complement to national program. However in program implementation there is dependency to foreign donor in conceptual thought, technology and fund. In financing the program 70% of fund is still from foreign country. In implementation of AIDS control program local culture and social condition is not optimally considered. 2. AIDS drug avabiality program has already provided Indonesian people with affordable drug but the process to produce this drug in Indonesia is not easy. Indonesia has to fight its right because many international company opposed this program. Issue on quality became big issue to stop this national program. 3. Concern about right to share the Indonesian avian flu viral strain inv developing flu vaccine already exist. However Indonesia also has to fight to get its right. 4. Equal partnership principle in agreement between Indonesia and United State of America in Namru laboratory cases also not represented in agreement and as the qonsequences also in laboratory operation.
Conclusion: Analysis from AIDS National control program, AIDS drug national production, development of flu vaccine and Namru laboratory showed that Indonesia is in weak position. Although concern about national security and national resilience in Indonesia already exist but in implementation developed contries as donor is still very dominan. International agencies also dominated by developed countries so it position is difficult to support developing countries right. To improve national resilience condition, alertness on national resilience issues in government, bussines sector and public should be rised. Every sectors should strengthen their capacity to support Indonesian government bargain power to plan and supervise programs supported by foreign donors."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T25494
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Santi
"Golongan usia anak merupakan golongan usia yang paling ringan terdampak infeksi COVID-19. Salah satu kemungkinan penyebab keadaan tersebut adalah perlindungan dari efek nonspesifik vaksinasi rutin yang diterima anak sebelumnya. Vaksinasi rutin yang diterima anak dapat memodulasi sistem imun anak terhadap infeksi lain di luar target imunisasi yang dituju melalui mekanisme imunitas heterolog. Bukti-bukti penelitian terdahulu menimbulkan hipotesis antigen vaksin DTP berpotensi menimbulkan imunitas heterolog dengan SARS-CoV-2. Hal ini berdasarkan kemiripan epitop antara antigen SARS-CoV-2 dengan antigen pada vaksin DTP. Belum diketahui bagaimana pengaruh vaksinasi DT booster terhadap respons imun (antibodi S-RBD SARS-CoV-2 dan IFN-ɤ-sel T spesifik SARS-CoV-2) pascavaksinasi COVID-19 inaktif pada anak usia 6–7 tahun. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian vaksinasi DT booster pada anak yang mendapat vaksinasi COVID-19 inaktif terhadap respons imun humoral dan selular anak.
Studi potong lintang dilakukan dengan didahului tahapan pengambilan data pada orang tua subjek penelitian di wilayah Senen, Jakarta Pusat. Pengambilan data menggunakan kuesioner yang disebarkan secara luring kepada orang tua melalui guru sekolah anaknya. Dari kuesioner didapatkan data status vaksinasi anak, yang dibedakan dalam 4 kelompok yaitu COVID+/DT+, COVID+/DT–, COVID–/DT+ dan COVID–/DT–, dan diukur antibodi S-RBD, IFN-ɤ-sel T spesifik SARS-CoV-2 dan IgG antidifteri.
Hasil penelitian menunjukkan 113 dari 154 subjek penelitian (73,4%) telah memiliki status relative immune terhadap difteri, dengan hasil IgG antidifteri > 0,1 IU/mL. Terdapat imunitas heterolog vaksinasi DT booster terhadap COVID-19 dengan adanya perbedaan bermakna kadar antibodi S-RBD SARS-CoV-2 antara anak yang sudah mendapat vaksin DT booster dibanding yang belum (1182 U/mL vs. 612,5 U/mL, p = 0,026), dan perbedaan bermakna IFN-ɤ-sel T spesifik SARS-CoV-2 pada anak COVID+/DT+ dibanding COVID+/DT– (560,87 mIU/mL vs. 318,03 mIU/mL, p = 0,03). Tidak didapatkan korelasi antara IgG antidifteri dan S-RBD SARS-CoV-2. Selain hasil penelitian data laboratorium, didapatkan pula data keinginan orang tua untuk vaksinasi COVID-19 bagi anaknya adalah sebesar 69,7%.
Disimpulkan vaksin DT booster dapat berperan menguatkan respons imun spesifik SARS-CoV-2 pada anak yang menerima vaksin COVID-19 inaktif.

Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) in children tends to be mild. A possible cause is existing protection from the routine vaccination previously received by children. Routine vaccinations can modulate the child's immune system against other pathogen, presumably through a mechanism of heterologous immunity. Previous research had suggested that the Diphtheria-Tetanus-Pertussis (DTP) vaccine antigen has potential to incite heterologous immunity towards SARS-CoV-2, due to similarities between SARS-CoV-2 epitopes and various epitopes found within the DTP vaccine. It was not known whether the Diphtheria-Tetanus (DT) vaccination could modulate the SARS-CoV-2-specific immune response among children aged 6–7 years who received inactivated COVID-19 vaccine.
This study thus aimed to assess the impact of DT booster immunization in SARS-CoV-2-specific humoral and cellular immune responses among children who received two doses of CoronaVac.
A cross-sectional study was performed on children aged 6–7 years old in the Senen area, Central Jakarta. This study was started with data collection from parents of eligible subjects using questionnaire that was distributed to parents via their children’ school teachers. Based on the collected demographic data and the child's vaccination status, eligible subjects were further screened. The participating subjects were subsequently classified into 4 groups, i.e., COVID+/DT+, COVID+/DT-, COVID-/DT+ and COVID-/DT-. Blood collections were performed to determine anti-diphtheria toxoid antibodies, anti-S-RBD antibodies and SARS-CoV-2-specific T cell-produced IFN-ɤ.
The results showed that 113 of 154 subjects (73.4%) had relative immune-status against diphtheria as the result of the anti–diphtheria toxoid antibodies was > 0.1 IU/mL. There was a heterologous immunity of DT booster and COVID-19 vaccine, as there was significant difference in anti-S-RBD antibody titers between the group with DT booster compared to non-DT booster (1182 U/mL vs. 612.5 U/mL, p = 0.026), and a significant difference in IFN-ɤ concentration between the group of COVID+/DT+ and COVID+/DT- (560.87 mIU/mL vs. 318.03 mIU/mL, p = 0.03). No correlation was found between anti-diphtheria and anti-S-RBD antibodies. In addition, our data indicated that parental intention to vaccinate their children against COVID-19 in the Senen area was 69.7%.
In conclusion, our results suggested that DT booster vaccine might able to enhance SARS-CoV-2-specific immune responses among children who received inactivated COVID-19 vaccine.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra
"ABSTRAK
Penyakit dengue yang disebabkan oleh infeksi virus dengue telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang dihadapi oleh dunia, terutama negara-negara tropis dan subtropis. Virus dengue (DENV) memiliki empat serotype (DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4) dan DENV-3 merupakan virus dengue yang besar penyebarannya di Indonesia. Untuk mengurangi terjadinya insidensi penyakit dengue, diperlukan suatu tindakan pencegahan dengan cara pengembangan vaksin. Pengembangan vaksin yang dilakukan ialah secara in silico, dengan merancang vaksin dengue virus yang bersifat tetravalent menggunakan protein envelope (E) DENV-3 sebagai backbone. Prediksi epitope T cell ditentukan melalui server MULTIPRED dengan metode algoritma HMM dan prediksi epitope B cell dilakukan melalui Conformational Epitope Prediction server (CEP). Epitope T cell dari virus dengue serotype 1, 2, dan 4 disubstitusi ke dalam backbone DENV-3 sehingga didapatkan enam rancangan sekuens peptide vaccine dengue (vaksin HMM1-6). Rancangan sekuens tersebut dicari kesamaan strukturnya melalui program BLAST dan menghasilkan 93% identity. Hasil struktur tiga dimensi protein dari homology modelling dengan server SwissModel, baik First Approach Mode maupun Optimise Mode, kualitasnya sudah baik karena plot residu non glisin yang ada pada disallowed region jumlahnya lebih kecil dari 15% jumlah seluruh residu protein. Vaksin HMM4 (2-4-1) dan vaksin HMM6 (4-2-1) merupakan struktur vaksin yang memiliki similaritas struktur paling besar dengan nilai score-nya 64.5, hasil pembandingan struktur dengan program VAST. Sehingga dapat dikatakan vaksin HMM4 dan vaksin HMM6 adalah rancangan vaksin paling baik, didasarkan similaritasnya dengan struktur protein E DENV-3 native. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mariata Arisanti
"ABSTRAK
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia paling dominan
disebabkan oleh virus dengue (DENV) serotipe 3. Upaya pencegahan DBD dapat
dilakukan melalui vaksinasi. Lembaga BPPT saat ini sedang mengembangkan
vaksin DBD berbahan baku protein rekombinan NS2B-NS3. Protein ini
merupakan salah satu protein non struktural penyusun genom DENV dan
memiliki berat molekul sebesar 83 kDa. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan
isolasi dan purifikasi protein NS2B-NS3 DENV serotipe 3 dari sel transforman
Saccharomyces cerevisae. Purifikasi protein NS2B-NS3 dilakukan dengan metode
HisPur Ni-NTA Magnetic Beads. Optimasi purifikasi dilakukan dengan
meningkatkan konsentrasi imidazole sebagai pengikat protein dalam elution buffer
dari 250 mM -- 500 mM. Validitas isolat protein dan protein hasil purifikasi diuji
secara kualitatif dengan metode Sodium Dodecyl Sulfate-Polyacriamide Gel
Electrophoresis (SDS-PAGE), serta dikuantifikasi proteinnya dengan metode
Bichinconinic Acid (BCA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa protein NS2BNS3
telah berhasil dipurifikasi secara optimal pada konsentrasi imidazole 300
mM dengan metode HisPur Ni-NTA Magnetic Beads. Analisis hasil SDS-PAGE
menunjukkan bahwa terdapat pita spesifik berukuran 83 kDa pada lajur hasil elusi
dengan konsentrasi imidazole 300 mM dan berdasarkan hasil kuantifikasi protein
diperoleh persentase efektivitas purifikasi tertinggi, yaitu 16,38%.

ABSTRACT
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia paling dominan
disebabkan oleh virus dengue (DENV) serotipe 3. Upaya pencegahan DBD dapat
dilakukan melalui vaksinasi. Lembaga BPPT saat ini sedang mengembangkan
vaksin DBD berbahan baku protein rekombinan NS2B-NS3. Protein ini
merupakan salah satu protein non struktural penyusun genom DENV dan
memiliki berat molekul sebesar 83 kDa. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan
isolasi dan purifikasi protein NS2B-NS3 DENV serotipe 3 dari sel transforman
Saccharomyces cerevisae. Purifikasi protein NS2B-NS3 dilakukan dengan metode
HisPur Ni-NTA Magnetic Beads. Optimasi purifikasi dilakukan dengan
meningkatkan konsentrasi imidazole sebagai pengikat protein dalam elution buffer
dari 250 mM -- 500 mM. Validitas isolat protein dan protein hasil purifikasi diuji
secara kualitatif dengan metode Sodium Dodecyl Sulfate-Polyacriamide Gel
Electrophoresis (SDS-PAGE), serta dikuantifikasi proteinnya dengan metode
Bichinconinic Acid (BCA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa protein NS2BNS3
telah berhasil dipurifikasi secara optimal pada konsentrasi imidazole 300
mM dengan metode HisPur Ni-NTA Magnetic Beads. Analisis hasil SDS-PAGE
menunjukkan bahwa terdapat pita spesifik berukuran 83 kDa pada lajur hasil elusi
dengan konsentrasi imidazole 300 mM dan berdasarkan hasil kuantifikasi protein
diperoleh persentase efektivitas purifikasi tertinggi, yaitu 16,38%."
2016
S66306
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Handina Dwirachmi
"ABSTRAK
Human papillomavirus HPV adalah virus DNA yang dapat menginfeksi bagian basal sel epitel leher rahim wanita melalui luka sehingga meningkatkan kasus kanker serviks di Indonesia. Penelitian mengenai pengembangan obat terhadap penyakit kanker serviks berbasis vaksin DNA terapeutik telah dilakukan melalui konstruksi plasmid rekombinan antigen E7 HPV-16 pada sistem ekspresi mamalia. Vektor plasmid pcDNA 3.1 5.428 pb yang digunakan pada penelitian berhasil dikonstruksi melalui proses digesti pada situs NheI dan ligasi dengan fragmen acak gen E7 294 pb sehingga membentuk plasmid rekombinan pcDNA-E7 CADB. Plasmid rekombinan hasil ligasi diklona ke dalam sel E. coli TOP 10 melalui proses transformasi heat shock. Analisis hasil penelitian menunjukkan bahwa 5 koloni mengandung plasmid rekombinan pcDNA-E7 CADB. Analisis orientasi arah gen melalui PCR dan digesti pada 5 koloni menghasilkan 2 koloni plasmid positif dengan arah orientasi 5 rsquo; ke 3 rsquo; pada koloni nomor 5 dan 7. Kedua koloni menunjukkan bahwa fragmen gen E7 CADB berhasil disisipkan pada vektor pcDNA 3.1 dan berhasil diklona ke dalam E. coli TOP 10.

ABSTRACT
Human papillomavirus HPV is a DNA virus that can infects the basal cells of the female cervix through wounds in which it may increase the risk of cervical cancer in Indonesia. There has been a drug development research to treat cervical cancer based on therapeutic DNA vaccine via constructing recombinant plasmid of HPV 16 E7 in mammalian expression system. pcDNA 3.1 plasmid vectors 5.428 bp which were used in this research are successfully construced through the digestion process at NheI site and the ligation process with shuffling fragments of E7 gene 294 bp which created pcDNA E7 CADB recombinant plasmid. Recombinant plasmid which is the result of the ligation process is cloned into TOP 10 Escherichia coli cell through a transformation process called heat shock. The result of this research displays 5 colonies containing pcDNA E7 CADB recombinant plasmid. Analysis of gene direction orientation through PCR and digestion of 5 colonies displays positive plasmid on 2 colonies with 5 rsquo ndash 3 rsquo direction on colony unit 5 and colony unit 7. Result of the 2 colony shows that E7 CADB gene fragment successfully inserted into the NheI site of pcDNA 3.1. It also resulted in cloning completion of E7 CADB gene fragments into TOP 10 E. coli."
2017
S69683
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nafira Audrine
"Kanker serviks merupakan penyebab kematian terbesar kedua dan merupakan salah satu beban biaya kesehatan terbesar di Indonesia. Kanker serviks merupakan kondisi yang disebabkan oleh infeksi HPV. Oleh karena itu, pencegahan infeksi virus dapat dilakukan dengan vaksinasi HPV serta pemeriksaan skrining secara rutin. Desain penelitian ini potong lintang. Penelitian mengambil subjek wanita yang berobat ke Poliklinik Ginekologi dan Onkologi Departemen Obstetri dan Ginekologi RSCM tahun 2021—2022 dan didapatkan total 193 subjek untuk dianalisis. Data yang termasuk dalam analisis adalah usia, pendidikan, jumlah pernikahan, paritas, riwayat keguguran, riwayat KB, riwayat vaksinasi HPV, riwayat skrining dengan tes DNA HPV, dan temuan kelainan serviks. Didapatkan proporsi temuan non-neoplastik dan neoplastik serviks beruturut-turut adalah 3,1% dan 96,9%. Ditemukan hubungan vaksinasi HPV terhadap kejadian kelainan serviks berupa OR 0,022 (IK95% 0,002-0,194; nilai P 0,005), dan hubungan riwayat skrining tes DNA HPV dengan temuan kelainan serviks berupa OR 0,033 (IK95% 0,004-0,252; nilai P 0,008). Riwayat vaksinasi HPV, riwayat skrining kanker serviks, dan tingkat pendidikan berhubungan dengan temuan kelainan serviks (prakanker dan kanker).

Cervical cancer is the second leading cause of death and one of the biggest health cost burdens in Indonesia. Cervical cancer is a condition caused by HPV infection. Therefore, prevention of viral infection can be done with HPV vaccination as well as regular screening examinations. The design of this study was cross-sectional. The study took female subjects who sought treatment at the Gynecology and Oncology Polyclinic of the Department of Obstetrics and Gynecology of RSCM in 2021-2022 and obtained a total of 193 subjects for analysis. Data included in the analysis were age, education, number of marriages, parity, history of abortion, history of contraception, history of HPV vaccination, history of screening with HPV DNA test, and findings of cervical abnormalities. The proportions of cervical non-neoplastic and neoplastic findings were 3.1% and 96.9%, respectively. The association of HPV vaccination with the incidence of cervical abnormalities was OR 0.022 (95% CI 0.002-0.194; P value 0.005), and the association of HPV DNA test screening history with cervical abnormalities was OR 0.033 (95% CI 0.004-0.252; P value 0.008). HPV vaccination history, cervical cancer screening history, and education level are associated with findings of cervical abnormalities (precancerous and cancerous)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>