Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jessica
"Latar belakang : Trauma gigi pada kalangan anak-anak sering terjadi di sekolah dengan prevalensi 1 dari 14 murid menderita injuri di sekolah setiap tahunnya. Strategi perawatan dan pertolongan pertama yang tepat dapat menentukan prognosis gigi yang terkena trauma. Guru merupakan wali orang tua di sekolah yang dapat berperan dalam kasus trauma gigi yang terjadi di sekolah. Berdasarkan literatur, pengetahuan guru masih kurang mengenai trauma gigi anak. Sikap dan pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi faktor internal dan eksternal seperti atribut fisiologis berupa jenis kelamin, pengalaman, dan pekerjaan. Studi mengenai pengukuran sikap dan pengetahuan guru mengenai trauma gigi anak menggunakan kuesioner telah banyak dilakukan dengan populasi berbeda-beda. Tujuan penelitian ini adalah menganalis hubungan jenis kelamin, lama pengalaman mengajar, dan bidang studi terhadap sikap dan pengetahuan guru sekolah dasar mengenai trauma gigi anak berdasarkan populasi di Indonesia. Metode Penelitian : Desain penelitian ini adalah analitik korelasi. Sebanyak 90 guru sekolah dasar negeri (SDN) dari 14 SDN di Jakarta Pusat yang dipilih secara acak untuk mengisi kuesioner. Data dianalisis dengan uji korelasi Kendall. Hasil : Terdapat hubungan bermakna antara pengalaman mengajar dengan sikap guru mengenai trauma gigi anak (p<0.05) dengan korelasi linier negatif yang lemah. Namun, variabel-variabel lainnya tidak memiliki hubungan bermakna pada sikap maupun pengetahuan. Kesimpulan : Terdapat hubungan bermakna antara lama pengalaman mengajar dengan sikap guru terhadap trauma gigi pada anak, sedangkan tidak terdapat hubungan bermakna antara variabel-variabel lainnya. Secara umum didapati sikap guru sekolah dasar terhadap trauma gigi anak baik, sedangkan pengetahuan guru terhadap trauma gigi anak buruk.

Background : Dental trauma occur frequently in children with 1 of 14 students suffered from injury in school per year. Treatment strategy and proper immediate management could improve the prognosis of an injured tooth. Teacher has an important role providing first aid management in dental trauma case. However, there is still lack of knowledge from teacher about dental trauma in children. There are few factors that can affect attitude and knowledge such as gender, experience, and occupation. Evaluation of attitude and knowledge through questionnaire has been widely used in many countries. The purpose of this research was to analyze the relationship between gender, teaching experience, and school subject toward elementary school teacher’s attitude and knowledge about dental trauma in children based on Indonesia population. Methods : This is a correlation analysis research. Subjects were 90 teachers from 14 public elementary schools in Central Jakarta who were chosen randomly to fill in a questionnaire. Data is analyzed with Kendall correlation. Results : There was a significant relationship between teaching experience and teacher’s attitude (p<0.05) with a weak negative linear correlation. There is no significant correlation between other variables. Conclusion : There was a significant relationship between teaching experience and teacher’s attitude toward dental trauma in children. In the other hand, there are no significant relationship between other variables to teacher’s attitude and knowledge. In general, teacher’s attitude is positive toward dental trauma in children while there was an insufficient knowledge of teacher about dental trauma."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Sonia
"Latar belakang: Dispareunia adalah nyeri pelvik yang muncul saat berhubungan seksual. Ruptur perineum derajat III dan IV dapat menyebabkan nyeri yang lebih berat dibandingkan serajat I dan II. Beberapa faktor yang mempengaruhi trauma sfingter ani obstetri adalah persalinan dengan bantuan alat, paritas, dan berat bayi lahir.
Metode: Merupakan studi potong lintang yang menggunakan data sekunder dan wawancara subjek di RSUPN Cipto Mangunkusumo di tahun 2016-2020. Dilakukan evaluasi dispareunia dalam 12 minggu pasca persalinan per vaginam pada perempuan dengan trauma sfingter ani obstetrik.
Hasil: Sebanyak 66 subjek memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Sebanyak 89,4% subjek tidak mengalami dispareunia dalam waktu 12 minggu pasca persalinan per vaginam. Ada 7 subjek yang mengalami dispareunia dan sebanyak 2 subjek tergolong nyeri berat. Ruptur perineum derajat IV memiliki perbedaan yang signifikan terhadap kejadian dispareunia (p 0,001).
Kesimpulan: Prevalensi dispareunia pada perempuan dengan trauma sfingter ani obstetric sebesar 10,6%. Terdapat perbedaan yang signifikan pada ruptur derajat IV terhadap kejadian dispareunia. Material benang dan teknik penjahitan, dan faktor-faktor eksternal maish harus dilakukan studi lanjut.

Introduction: Dyspareunia is a pelvic pain occur during or after sexual intercourse. The incidence of dyspareunia from 1,2% to 56,1%. Third degree and fourth degree tear can cause deliberately much pain than first and second degree tear. Several factors caused obstetric anal sphincter injury after vaginal delivery such as assisted vaginal delivery using vacuum and forceps prolonged second stage of labor, parity, and baby birth weight.
Methods : This study design is cross sectional using secondary data (medical records) and subjects interview which evaluates the prevalence of dyspareunia in 12 weeks after vaginal delivery on women with obstetric anal sphincter injury. This study took place in Cipto Mangunkusumo Hospital ( 2016-2020).
Results : Sixty six subjects were enrolled into this study after met the criteria. The results were based on demographic, clinical characteristics, and bivariate analysis. Based on the dyspareunia, showed 89,4% subjects did not have dyspareunia in 12 weeks after vaginal delivery. Total 7 subjects suffered from dyspareunia.The study showed the degree of perineal rupture was significantly correlated with dyspareunia on subjects ( p 0,001).
Conclusion : The prevalence of dyspareunia on women with OASIs is 10,6%. There was statistically significant association between the degree of rupture and dyspareunia. Suturing material and technique, and wound healing factors are still need to be analysed more in the further study.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mustikasari
"Aspek penting dalam kondisi bencana adalah Penanggulangan bencana. Pelayanan Kesehatan bagian dari tahap penanggulangan bencana terutama pada aspek pemenuhan kebutuhan dasar dan rekontruksi bencana, pasti melibatkan berbagai sumber daya bidang kesehatan termasuk perawat yang merupakan bagian dari sumberdaya manusia kesehatan. Perawat merupakan garda terdepan dalam pemberian pelayanan termasuk dalam kondisi bencana. Kompetensi perawat yang bertugas di daerah yang mengalami bencana harus bisa bekerja cepat, efisien dan efektif. Perawat selalu hadir dan memainkan peran penting dalam situasi keadaan bencana."
Depok: UI Publishing, 2024
PGB0642
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Yustika Suci Oktaviani
"Aspek psikologis merupakan salah satu hal yang dapat dikaji dalam karya sastra. Aspek psikologis dalam karya sastra ditunjukkan melalui tokoh dan penokohan. Berdasarkan hal ini, terdapat banyak aspek psikologis yang dapat dikaji, salah satunya adalah trauma yang dialami tokoh. Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian ini berfokus pada identifikasi trauma psikologis yang dirasakan oleh tokoh Magi Diela dalam novel Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peristiwa traumatis dan dampaknya pada tokoh Magi Diela serta cara Magi Diela dalam menghadapi trauma. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan menggunakan teori psikoanalisis Sigmund Freud yang berkaitan dengan trauma. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) terdapat beberapa peristiwa yang melatarbelakangi trauma tokoh Magi seperti penculikan, pelecehan seksual, dan pemerkosaan, 2) dampak yang dirasakan oleh tokoh Magi meliputi dampak pada fisik dan psikisnya, dan 3) terdapat berbagai cara yang dilakukan Magi dalam menghadapi traumanya seperti pembentukan reaksi, regresi, melarikan diri, dan membalas dendam.

Psychological aspect is considered to be one of the elements to be analyzed in literature. Psychological aspects in literature could be presented through character and the characterization. Hence, there are many psychological aspects that could be analyzed, one of them is the psychological trauma experienced by the caracter. In this regard, this study would focus on the psychological trauma experienced by the character, Magi Diela, in the novel Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam. This research aimed to describe traumatic events and its impact on the character Magi Diela, as well as the way Magi Diela deals with the trauma. This study used a descriptive analysis method by using Sigmund Freud psychoanalysis theory which related to trauma. The result of this study showed that 1) there are some events which cause trauma for the character, Magi, such as kidnapping, sexual harassment, and rape, 2) the impact experienced by the character Magi includes physical and psychological impact, 3) there are many things Magi did to deal with the trauma such as the creation of reaction, regression, self-escape, and revenge.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Pria Agustus Yadi
"Dilakukan studi Kohort retrospektif untuk menilai pengaruh kelebihan cairan pasca operasi terhadap hasil akhir penatalaksanaan trauma dengan syok hemoragik di RSUPN Dr.Cipto Mangunkusumo. Data diperoleh dari rekam medik 42 penderita yang terbagi menjadi kelompok I (24 penderita) menerima cairan ~ 10.000 cc dan kelompok II (18 penderita) yang menerima cairan < 10.000 cc selama 24 jam I. Dari seluruh penderita, 18 penderita diantaranya meninggal dunia dan kelompok I mempunyai risiko kematian 6 kali lebih tinggi dibanding kelompok II dan perbedaan diantara keduanya bermakna secara statistik (p < 0,05). Timbulnya 2 atau 3 dari kematian (koagulopati, asidosis metabolik dan hipotermi) meningkatkan risiko kematian 28 kali lebih tinggi dan hubungannya bermakna (p < 0,001). Mereka yang hidup dan menerima cairan ~ 10.000 cc mempunyai lama rawat lebih panjang dibandingkan mereka yang menerima cairan <10.000 cc (P<0,05). Resusitasi cairan masih meningkatkan risiko kematian dan lama perawatan lebih panjang dan risiko kematian terutama dihubungkan dengan ditemukannya 2 atau 3 dari trias kematian. Diperlukan pemahaman kompleksitas respon tubuh yang terjadi pasca trauma dan syok hemoragik sehingga dapat melakukan resusitasi yang benar diikuti monitoring yang ketat untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas penatalaksanaan trauma dengan syok hemoragik.

A retrospective cohort study was conducted! to assess the effect of postoperative excess fluid on the final outcome of trauma management with hemorrhagic shock at RSUPN- Dr.Cipto Mangunkusumo. Data was obtained from the medical records of 42 patients who were divided into group I (24 patients) receiving ~ 10,000 cc of fluid and group II (18 patients) who received 10,000 cc < liquid for 24 hours I. Of all the patients, 18 of them died and group I was at risk mortality was 6 times higher than group II and the difference between the two was statistically significant (p < 0.05). The occurrence of 2 or 3 of mortality (coagulopathy, metabolic acidosis and hypothermy) increased the risk of death 28 times higher and the association was significant (p < 0.001). Those who lived and received ~10,000 cc of fluid had a longer treatment time than those who received < 10,000 cc (P <0.05). Fluid resuscitation still increases the risk of death and length of treatment longer and the risk of death is mainly associated with the discovery of 2 or 3 of the triad of death. Understanding is required the complexity of the body's response that occurs after trauma and hemorrhagic shock so that it can perform correct resuscitation followed by strict monitoring to reduce morbidity and mortality in the management of trauma with hemorrhagic shock."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1997
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Robby Farhan
"Latar Belakang: Kehilangan gigi dan trauma oklusi merupakan salah satu faktor pendukung penyebab penyakit periodontal. Belum ada penelitian mengenai analisis kehilangan gigi molar pertama mandibula terhadap trauma oklusi dan status periodontal di Indonesia.
Tujuan: Memperoleh analisis kehilangan gigi molar pertama mandibula terhadap trauma oklusi dan status periodontal.
Metode: Studi retrospektif menggunakan data sekunder dengan pendekatan potong lintang dari rekam medik Departemen Periodonsia RSKGM FKG UI periode 2012-2017.
Hasil: Didapatkan 184 subjek yang mengalami kehilangan gigi molar pertama (M1) mandibula dengan jumlah kasus trauma oklusi terjadi pada 42 gigi premolar kedua (P2) mandibula dan 63 gigi molar kedua (M2) mandibula. Trauma oklusi yang terjadi pada P2 dan M2 mandibula memiliki nilai resesi gingiva, kedalaman poket, dan kehilangan perlekatan klinis yang lebih besar dibandingkan dengan keadaan tidak trauma oklusi. Terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) nilai resesi gingiva, kedalaman poket, dan kehilangan perlekatan klinis antara gigi P2 mandibula trauma oklusi dengan tidak trauma oklusi. Terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) nilai resesi gingiva dan kehilangan perlekatan klinis antara gigi M2 mandibula trauma oklusi dengan tidak trauma oklusi.
Kesimpulan: Kehilangan gigi M1 mandibula dengan trauma oklusi berpengaruh terhadap resesi gingiva, kedalaman poket, dan kehilangan perlekatan klinis pada gigi P2 dan M2 mandibula.

Background: Tooth loss and trauma from occlusion are kind of factors that contributing in periodontal disease. There has been no research on the analysis of mandibular first molar loss to trauma from occlusion and periodontal status in Indonesia.
Objective: Get the analysis of mandibular first molar loss to trauma from occlusion and periodontal status.
Method: A cross-sectional study using medical records in Department of Periodontics RSKGM FKG UI 2012-2017.
Result: There were 184 subjects that had mandibular first molar (M1) loss with total 42 mandibular second premolar (P2) and 63 mandibular second molar (M2) cases related to trauma from occlusion (TFO). Gingival recession, pocket depth, and loss of attachment of P2 and M2 mandibular teeth with TFO were worse than non-TFO. There were statically significant differences (p<0,05) of gingival recession, pocket depth, and loss of attachment between P2 mandibular teeth with TFO and non-TFO groups. There were statically significant differences (p<0,05) of gingival recession and loss of attachment between M2 mandibular teeth with TFO and non-TFO groups.
Conclusion:  Mandibular first molar loss with trauma from occlusion is related to gingival recession, pocket depth, and lost of attachment on mandibular second premolar and mandibular second molar.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Leksono
"Penelitian ini berfokus pada perlakuan dan tindakan tokoh-tokoh Belanda dan Bumiputra dalam praktik perbudakan terhadap tokoh utama dalam novel Rasina (2023) pada masa kolonialisme di Hindia Belanda. Objek kajian meliputi kejiwaan, pemikiran, dan cara pandang Rasina dalam bentuk narasi dan dialog. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik baca dan catat. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan psikoanalisis, berdasarkan teori psikologi sastra Sigmund Freud (1958). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rasina mengalami berbagai kekerasan fisik, verbal, dan seksual selama dua tahun hidup menjadi budak yang mengakibatkan gangguan pasca trauma yang diderita pada periode setelahnya.

This research focuses on the treatment and actions of Dutch and native characters in the practice of slavery against the main character in the novel Rasina (2023) during colonialism in the Dutch East Indies. The object of study includes Rasina's psychology, thoughts, and perspectives in the form of narration and dialog. The research method used is descriptive qualitative with reading and recording techniques. The approach used is a psychoanalytic approach, based on Sigmund Freud's (1958) theory of literary psychology. The results showed that Rasina experienced various physical, verbal, and sexual abuse during her two years as a slave, which resulted in post-traumatic disorders suffered in the later period.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Syarif Mustika Harinurdi
"ABSTRAK
Latar Belakang : penggunaan trauma skor dapat menentukan penanganan pasien trauma
dengan cepat dan tepat sehingga menurunkan mortalitas hingga 25%. Tujuan : untuk
mengetahui perbandingan performa skoring GAP dengan TRISS dalam memprediksi
mortalitas pasien trauma IGD RSCM Januari-Desember 2013. Desain Penelitian : studi
cross sectional dengan sampel Rekam Medik pasien trauma IGD RSCM. Hasil penelitian :
skor GAP memiliki nilai sensitifitas 80% dan spesitifitas 98,8% Kesimpulan : skor
GAP sangat baik untuk prediksi pasien trauma yang hidup tetapi kurang baik untuk
menentukan prediksi mortalitas pasien trauma di IGD RSCM

ABSTRACT
Title: The comparison of performance between GAP and TRISS Scoring in the
prediction of mortality of trauma patients in the Emergency Room of RSCM from
January until December 2013
Background: The use of trauma scoring can speed up the handling of trauma patients
in order to reduce mortality of patients by up to 25%
Objective: to know how the result of the performance between GAP and TRISS
scoring in the prediction of mortality of trauma patients.
Study design: cross sectional study which the sample was taken from Medical
Records. of trauma patiens for 1 year. Result: showed that the sensitivity GAP value
of 80% and 99,8% for specificity. Conclution: the GAP is very goog for determining
the prediction of life but not good enough for the prediction of mortality of trauma
patients in emergency room of RSCM."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Almaulidah Ikaputri Septahapsari
"ABSTRAK
Latar Belakang: Trauma gigi adalah masalah kesehatan yang perlu ditanggulangi.
Data epidemiologi trauma gigi di Indonesia belum ditemukan. Tujuan: Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui distribusi frekuensi trauma gigi permanen anterior pada
anak sekolah dasar. Metode: Metode penelitian ini adalah deskriptif dengan desain
cross sectional yang dilakukan pada 500 anak usia 8-12 tahun. Hasil: Hasil penelitian
menunjukkan bahwa trauma gigi terjadi dua kali lebih sering pada anak laki-laki usia
9 tahun yang melibatkan gigi permanen insisif sentral maksila kanan dan biasanya
terjadi di lingkungan rumah akibat aktivitas fisik.

ABSTRACT
Background: Dental trauma is health problems that have to be solved. Epidemiology
data of dental trauma in Indonesia has not been determined. Aim: The aim of this
reseach was to determine the distribution frequency of traumatic permanent anterior
teeth on elementary school student. Method: The method of this research was
descriptive with cross sectional design, which has been done on 500 children aged 8-
12 years old. Result: Result showed that dental trauma in children is two times more
common in boys aged 9 years, involving the permanent maxillary right central incisor
and usually caused of physical activity around the house."
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Clarissa Tania
"Intervensi ini dilakukan pada seorang anak laki-laki berusia 9 tahun yang tinggal di panti asuhan. Ia yang memiliki insecure attachment dan trauma perkembangan. Bersama dengan ibu asuh, anak menjadi partisipan dalam intervensi ini. Target dari intervensi ini adalah menurunkan perilaku externalizing, stress pengasuh serta meningkatkan konsep diri dan kualitas hubungan pengasuh dan anak Jumlah sesi yang diberikan sebanyak 11 sesi. Intervensi yang diberikan pada anak dan pengasuh berfokus pada attachement dan self regulation.
Efektifitas pemberian intervensi ini diukur setelah sesi selesai diberikan. Efektifitas ini dapat dilihat dengan penurunan masalah pada skor CBCL dan parent stress index serta peningkatan pada skor parent perception inventory dan the way I feel about myself.f Hasil intervensi menunjukkan adanya penurunan dalam masalah perilaku externalizing. Selain itu, adanya penurunan level stress yang dialami oleh ibu serta perubahan dalam konsep diri anak. Namun demikian, penurunan yang terjadi tidak terlalu besar. Hal ini dipengaruhi ketidakikutsertaan ibu pada sesi regulasi diri anak. Butuh waktu yang lebih panjang untuk memastikan apakah intervensi yang diberikan memang efektif.

This intervention is done for nine years old boy who live at orphanage. He has insecure attachment and developmental trauma. He and his foster mother become our participants. There are some targets for this intervention, reduce externalizing behavior, foster mother's stress and increase relation between foster mother and child, and improvement on child' self concept. There were 11 sessions for child and foster mother which focused on attachment and self regulation.
The Effectivity of this intervention is measured after the last session. The effectivity will be seen on decreasing CBCL score, parent stress index, and increasing on parent perception inventory and the way i feel about myself. The result showed there was declined on externalizing problem. make sure In addition to that, there was also a decrease on mother's stress level and change on child's self perception. We need more time to make sure the effectivity of this intervention.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T45374
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   3 4 5 6 7 8 9 10 11 12   >>