Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 39 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ria Hikmatul Hayati
"ABSTRAK
Fokus pembahasan tesis ini adalah peran beberapa agen dan kekuatan mereka dalam memunculkan batik Sasambo di Nusa Tenggara Barat, serta benturan narasi agen tersebut dengan pihak lain dalam menggambarkan identitas NTB. Batik Sasambo berupaya menggoyah kehadiran tenun sebagai kain khas masyarakat setempat dengan diberikannya ruang yang lebih luas. Dengan menggunakan metode etnografi melalui observasi dan wawancara mendalam, penelitian ini memperlihatkan bahwa beberapa guru di SMKN 5 Mataram, seorang guru SMP 7 Pujut dan Dinas Perindustrian NTB merupakan agen yang berperan penting dalam menjadikan batik Sasambo sebagai identitas NTB. Agen ini menarasikan bahwa batik Sasambo sebagai bentuk modernisasi identitas, alat untuk menyatukan etnis, sebagai bentuk kecintaan pada identitas nasional, dan membantu membangun perekonomian masyarakat. Namun, pihak lain yang berasal dari Dinas Perdagangan NTB, Dinas Koperasi dan UKM, masyarakat penenun, dan masyarakat yang pernah mengikuti pelatihan membatik, serta penjual di toko oleh-oleh mengontestasi narasi tersebut dengan menyatakan bahwa batik Sasambo belum mampu mengejar keberhasilan kain tenun karena batik Sasambo belum mampu tembus ke pasar ekspor. Selain itu, batik Sasambo terlampau mahal sehingga tidak laku dan tidak mampu dibeli oleh masyarakat setempat. Perbedaan proses membatik dan menenun juga menjadikan batik Sasambo sulit diterima masyarakat. Penelitian ini juga membuktikan bahwa keberadaan tenun belum mampu bergeser sebagai identitas NTB.Kata Kunci: Batik Sasambo, tenun, agen, narasi.

ABSTRACT
The focus of this thesis discussion is the role of some agents and their power in bringing batik Sasambo in West Nusa Tenggara, as well as the narrative clash of the agent with others in describing the identity of NTB. Batik Sasambo seeks to shake the presence of weaving as a special fabric of the local community with the giving of a wider space. Using ethnographic methods through observation and in depth interviews, this study shows that some teachers at SMKN 5 Mataram, a teacher of SMP 7 Pujut and NTB Industry Office are agents that play an important role in making Sasambo batik as the identity of NTB. This agent narrates that Sasambo batik as a form of identity modernization, a tool for unifying ethnicity, as a form of love for national identity, and helping to build the economy of the community. However, others from the NTB Trade Office, the Cooperative and SMEs, the weavers, and the people who had participated in the batik training, as well as the sellers in the gift shop contended the narrative by stating that Sasambo batik has not been able to pursue the success of woven fabric because of batik Sasambo has not been able to break into the export market. In addition, batik Sasambo is too expensive so it is not sold and cannot be bought by the local community. The differences in the process of batik making and weaving also make batik Sasambo difficult to accept by society. This study also proves that the existence of weaving has not been able to shift as the identity of NTB. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T50970
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
S7527
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Bagus Gede Surya Aditya
"Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual dapat digunakan untuk melindungi Kekayaan Bangsa Indonesia yang memiliki keanekaragaman budaya dan apabila dimanfaatkan memiliki potensi nilai ekonomis didalamnya. Tenun Gringsing dari Bali sebagai salah satu Warisan Budaya Bangsa Indonesia, sudah diberikan perlindungan melalui Indikasi Geografis. Namun, untuk melihat sejauh mana efektifitas serta implementasi yang sudah berjalan, penelitian ini akan mengkaji
perlindungan rezim Hak Kekayaan Intelektual selain Indikasi Geografis yang dapat melindungi khususnya Tenun Gringsing secara optimal. Temuan dari penelitian skripsi ini menunjukkan adanya dampak positif dari perlindungan Indikasi Geografis namun masih diperlukan kontinuitas pengawasan agar tidak terjadi pelanggaran di kemudian hari.
Protection of Intellectual Property Rights can be used to protect the Indonesian Nation's Wealth which has cultural diversity and if used has potential economic value in it. Gringsing weaving from Bali as one of the Cultural Heritage of the Indonesian Nation, has been given protection through Geographical Indications. However, to see how far the effectiveness and implementation have gone, this research will examine protection of the Intellectual Property Rights regime other than Geographical Indications that can optimally protect the Gringsing Weaving in particular. The findings of this thesis research indicate that there is a positive impact from the protection of Geographical Indications, but continuity of supervision is still needed so that violations do not occur in the future."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Feri Satriansyah
"Tesis ini meneliti tentang profil pengrajin kain tenun adat Sambas dan upaya peningkatan peran koperasi dalam pemberdayaan pengrajin. Perhatian terhadap pengrajin ini sangat penting dilakukan karena sejak awal keberadaannya hingga sekarang ini belum mengalami perkembangan yang berarti, dan terlebih lagi belakangan ini keadaannya sangat memperhatikan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: mengidentifikasi lebih lanjut dan mendalam berbagai permasalahan yang dihadapi oleh pengrajin kain tenun adat Sambas, dan mencoba memberikan solusi melalui peningkatan peran koperasi dan institusi lainnya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini kombinasi antara metode penelitian kuantitatif dan metode penelitian kualitatif. Metode kuantitatif hanya disajikan dalam bentuk tabel. Selanjutnya diberikan analisis deskriptif yang akan dikaitkan pula dengan temuan dari penelitian lain yang sejenis. Adapun penelitian ini dilakukan di desa Tumok Manggis Kabupaten Sambas, dengan jumlah responden sebanyak 32 orang pengrajin.
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dan dengan didukung data primer dan sekunder, maka penulis menarik beberapa kesimpulan. Pertama, permasalahan-permasalahan yang dihadapi pengrajin antara lain: sulit dalam mendapatkan modal, sulit dalam mendapatkan bahan baku, sulit dalam memasarkan, dan pembinaan yang diberikan masih kurang. Kedua, Pemecahan masalah tersebut dapat dilakukan dengan pemberdayaan pengrajin, di dalam melakukan pemberdayaan tersebut harus ada yang memberi kemampuan atau keberdayaan dalam hal ini yang paling tepat adalah Koperasi, BUMN dan Pemerintah. Namun selama ini peran dari institusi tersebut masih kurang. Terutama Koptenas atau koperasi tenun adat Sambas sebagai wadah yang dimiliki pengrajin kain tenun adat Sambas sampai saat ini perannya sangat dirasakan kurang. Berdasarkan hasil temuan di lapangan ada beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut antara lain : Sumber daya manusia pengurus masih rendah, pendelegasian tugas antara ketua terhadap bawahan terlalu berlebihan, kurang keseriusan pengurus dalam pengelolaan koperasi.
Untuk itu perlu keseriusan pihak terkait untuk membantu membenahi Koptenas agar dapat menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan yang diharapkan pengrajin sebab dengan berfungsinya koperasi tentu akan berdampak terhadap pencapaian proses pemberdayaan pengrajin, terutama dalam hal pinjaman modal, penyediaan bahan baku dan membantu dalam memasarkan. Begitu halnya dengan peran BUMN juga harus ditingkatkan terutama dalam hal pinjaman modal, hendaknya pinjaman modal ini dapat merata keseluruh pengrajin, sebab dengan banyaknya modal yang dimiliki pengrajin akan berpengaruh juga dalam proses pemberdayaan pengrajin. Peran pemerintah juga masih dirasakan kurang terutama dalam hal pembinaan untuk meningkatkan sumberdaya pengrajin, dan peningkatan hasil produksi. Kendala alokasi dana yang masih kurang yang dihadapi pemerintah dalam memajukan usaha industri kecil di Kabupaten Sambas semoga secepatnya mendapatkan jalan keluarnya karena dengan alokasi dana yang besar akan memudahkan pihak terkait dalam hal ini Sub Dinas Perindustrian untuk melakukan proses pemberdayaan pengrajin."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T7525
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Tallo, Erny Ch
Kupang: Tim Penggerak PKK dan Dekranasi Propinsi NTT, 2003
R 746.1 TAL p
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Lisyawati Nurcahyani
"Tenun Ikat Sintang merupakan salah satu produk tradisional yang keberadaannyaterancam punah. Tujuan penelitian ini menjelaskan bagaimana strategi masyarakat Sintangdan pemerintah daerah merespon ancaman ini melalui kebijakan dan kerja sama dalampengembangan produk tenun ikat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif denganmelakukan wawancara dan pengamatan di lapangan serta didukung dengan studikepustakaan. Subyek penelitian adalah para perajin, lembaga swadaya masyarakat, danPemerintah Daerah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi yang dilakukan berjalandengan baik dan diperlukan keterlibatan pihak lain seperti yayasan dan Pemerintah Daerah.Walaupun pengembangan telah dilakukan, masih ada hambatan yang belum terselesaikanterutama dalam penyediaan bahan baku dari tumbuh-tumbuhan alam yang ada di hutandan dalam bidang pemasaran yang disebabkan tingginya biaya produksi sehingga membuatharga tenun ikat menjadi mahal."
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018
370 JPK 3:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lisyawati Nurcahyani
"Tenun ikat Sintang is one of the traditional products whose existence is threatenedwith extinction. The purpose of this study explains how Sintang community’s strategiesand local governments respond to these threats through policy and cooperation in thedevelopment of weaving products. This study used library method and fieldobservations. Interviews were conducted with artisans, private organizations (NGO) andlocal governments. The results of this study were variety of efforts such as the developmentof human resources artisans, provision of raw materials, product diversification, the provisionof the means of production and marketing. In order for this strategy to work well it needed theintervention of authorities and institution such as non-governmental organizations suchand the local government. Despite efforts towards the developmen had been done,the problems still remain especially in the supply of raw materials on natural resources inthe forest as well as marketing as the effect of high production costs that make the Ikatweaving more expensive."
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018
370 JPK 3:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 >>