Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 320 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aditya Satria Ramadhan
"Stabilitas sistem tenaga listrik merupakan syarat yang penting dalam ketenagalistrikan. Salah satunya adalah mengenai stabilitas transien pada pembangkitan. Apabila sistem mengalami gangguan yang besar dan tiba-tiba, pembangkitan akan mengalami ayunan dan bisa kehilangan kestabilannya apabila gangguan tersebut tidak dibersihkan tepat pada waktunya. Agar sistem tetap dalam keadaan stabil maka dilakukan penentuan kestabilan yang dilakukan dengan menggunakan kriteria sama luas. Metode ini cukup representatif dalam menganalisis stabilitas peralihan pembangkitan yang terhubung ke sistem tenaga listrik.Ketika terjadi gangguan pada line, maka sistem akan berusaha untuk menghilangkan gangguan tersebut dengan membuka breaker untuk menghilangkan gangguan, Kemudian dalam waktu tertentu setelah gangguan lepas/hilang, penggunaan recloser akan menutup pada selang waktu yang ditentukan dan sistem akan kembali tertutup. Namun, satu hal yang perlu diperhatikan adalah menjaga kestabilan transien pembangkitan dalam rentang waktu yang ditentukan untuk menghilangkan gangguan. Hal tersebut hasilnya dapat dilihat salah satunya dengan melihat nilai dari sudut rotornya.Dalam penulisan ini, analisis yang dilakukan adalah mempelajari pengaruh penggunaan recloser terhadap stabilitas transien pembangkitan sinkron ketika terjadi gangguan. Metode yang digunakan adalah studi literatur dan simulasi dengan menggunakan aplikasi DigSilent Power Factory 15.1 dengan melihat grafik dari sudut rotornya. Diharapkan dengan hasil analisis berupa data grafik simulasi dan perbandingan data akan diketahui pengaruh penggunaan recloser terhadap stabilitas transien pembangkitan di suatu sistem.

The stability of the electrical power system is an important condition in electricity. One is about the transient stability of the pembangkitan. If the system has a large and sudden interruption, the pembangkitan will experience a swing and may lose its stability if the disturbance is not cleaned in time. In order for the system to remain in a stable state, a stability determination is made using the equal area criterion. This method is quite representative in analyzing the transition stability of the pembangkitan connected to the power system. When interference occurs on the line, the system will attempt to eliminate the interference by opening the circuit breaker to eliminate interference, Then within a certain time after the disruption, recloser will close at specified time intervals and the system will be in close loop again. However, one thing to note is to maintain the transient stability of the pembangkitan within the specified time range to eliminate interference. The result can be seen by looking at the value of the rotor angle. In this paper, the objective is to study the effect of using recloser to transient stability of synchronous pembangkitan when disturbance occurs. The method used is literature study and simulation using DigSilent Power Factory 15.1 application by analyze at graph from rotor angle. With the results of analysis in the form of simulation graph data and data comparison, we will know the effect of using recloser to transient stability of the pembangkitan in a system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Pranowo Hadiwardoyo
"ABSTRAK
Split Mastik Aspal adalah campuran bergradasi terbuka yang bahan pembentuknya terdiri dari agregat kasar, agregat halus, bahan pengisi (filler), aspal dan bahan tambah (additive) yang berfungsi untuk stabilisasi aspal. Dalam hal ini bahan tambah (additive) yang digunakan adalah Roadcel.
Dalam penelitian ini aspal yang direncanakan digunakan adalah aspal dengan penetrasi 60/70 dengan kadar aspal 6%, 6.5%, 7%, 7.5%, 8% dan variasi roadcel yang digunakan adalah 0%, 0.2%, 0.3%, 0.4%, 0.5% dan 0.6%. Bahan pengisi yang digunakan adalah semen portland, sedangkan agregat halusnya adalah abu batu dan pasir kali. Akan tetapi dengan berjalannya penelitian ini, ternyata pasir kali bila digunakan sebagai agregat halus pada campuran Split Mastik Aspa/ latlfiCl bahan tambah raadcel dengan aspal penetrasi 60/70 tidak memenuhi persyaratan campuran Split Malik Aspal yang telah ditetapkan, sehingga penggunaan aspal dengan penetrasi 80/100 diperlukan sebagai perbandingan, yang mana ternyata hasilnyapun tetap tidak memenuhi persyaratan. Sehingga dalam penelitian ini pasir kali tidak digunakan lagi sebagai agregat halus campuran Split Mastik Aspal yang sudah menggunakan bahan tambah roadcel.
Dari hasil pemeriksaan aspal minyak, terlihat bahwa penambahan roadcel pada aspal dapat menyebabkan perubahan sifat aspal berupa menurunkan nilai penetrasi, menaikan nilai titik lembek, menaikan nilai titik nyala dan menurunkan nilai daktilitas.
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa penggunaan roadcel sebagai bahan tambah pada campuran Split Mastik Aspal dapat memperkecil nilai rongga dalam campuran, menaikan nilai stabilitas, menurunkan nilai kelelhan, menaikan nilai kekakuan dan memperkecil nilai permeabilitas. Sehingga penggunaan roadcel pada suatu campuran Split Mastik Aspal akan mengurangi rembesan air/menambah kekedapan terhadap air."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sadono
"ABSTRAK
Adalah sesuatu pilar demokrasi adalah masyrakat madani, yang salah satu perujudan utamanya berupa organisasi kemasyarakatan (ormas). Seiring proses demokratisasi pasca-reformasi 1998, di berbagai kota di Indonesia bermunculan banyak ormas, baik yang lingkup kegitanya di tingkat nasional maupun daerahh. kemunculan ormas-ormas ini merupakan ekspresi hak untuk berkumpul, berserikat, dan berpendapat yang dijamin oleh UUD 1945. Menyikapi perkembangan tersebut, berbagai regulasi dikeluarkan olehpemerintah. penerapan regulasi ini pun mengalami dinamika dari waktu ke waktu. Tujuanya menjamin hak konstitusional warga negara dengan memfasilitasi dan mengoptimalkan kehadiran ormas yang berkontribusi bagi tercapainya tujuan nasional."
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pertahanan RI, 2019
355 JIPHAN 5:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Def Primal
"ABSTRAK
Latar Belakang : Pes planus plantaris flatfoot akan meningkatkan tekanan plantar karena tahanan berat tubuh selama melakukan aktivitas. Aktivitas dengan weight-bearing yang berlebih overuse beresiko terjadinya cedera pada ekstremitas bawah dan akan penurunan kelengkungan pada arcus plantaris. Atlet basket dengan aktivitas latihan weight-bearing secara terus menurus akan mempengaruhi kelengkungan pada plantar sehingga menimbulkan malformasi lengkung kaki menjadi lebih datar flatfoot . Kondisi ini dilaporkan dapat memengaruhi stabilitas postural selama beraktivitas. Atlet basket diharapkan memiliki kestabilan yang baik dalam berbagai kondisi untuk mempertahankan performa selama bertanding.Metode : Studi ini merupakan cross-sectional analitik kuantitatif dengan subjek mahasiswa olahraga basket FIK UNJ n=47 . Pemeriksaan meliputi anamnesa dan pemeriksaan fisik subjek, dilanjutkan pemeriksaan jenis lengkung kaki normal dan flatfoot subjek menggunakan footprint dari stamp pad dan kertas grafik. Pemeriksaan selajutnya menggunakan AMTI Accupower Force flatform posturography force plate dalam menentukan stabilitas postural subjek. Pemeriksaan tersebut dilakukan dalam tiga aktivitas statis, dinamis vertical jump, dan dinamis vertical jump loading respon untuk menentukan diameter postural sway CoP pada bidang tumpu dan besaran resultan gaya GRF terhadap bidang vertikal beban tubuh W .Hasil : Hasil pemeriksaan didapatkan 80,9 subjek pemeriksaan mengalami pes planus plantaris. Hasil footprint tersebut menunjukan tidak ada perbedaan yang signifikan pes planus plantaris pada kedua jenis kelamin subjek, tetapi terdapat perbedaan yang jelas pada lama latihan. Atlet mahasiswa yang telah latihan lebih dari 4 tahun berpotensi mengalami pes planus plantaris dibandingkan subjek dengan lama kurang dari 4 tahun 40 . Nilai rata-rata diameter postural sway CoP dan besaran gaya GRF terhadap bidang vertikal W pada subjek pes planus plantaris memiliki hubungan yang bermakna terhadap stabilitas postural subjek.Kesimpulan : Pes planus plantaris dipengaruhi oleh lama latihan dan intensitas latihan yang dilakukan. Kondisi tersebut secara signifikan akan mempengaruhi stabilitas postural pada kondisi statis, dinamis gerak vertikal vertical jump , dan dinamis gerak vertikal dengan shooting position vertical jump loading respon .

ABSTRACT
Background Pes planus plantaris flatfoot incident will increase plantar pressure because of body weight resistance during activities. Overuse activity is at risk of injury to the lower limb and will decrease curvature in the plantar arch. Basketball athletes with continuous weight bearing exercise activity will affect the curvature of the plantar, causing the malformation of the foot arch to become flatter flatfoot . This condition is reported to affect postural stability during the move. Basketball athletes are expected to have good stability under various conditions to maintain good and stable performance during the game.Method This study is a quantitative cross sectional analytics with the subject of basketball students from Faculty of Sport Sciences Universitas Negeri Jakarta FIK UNJ with 47 subjects. Examination includes anamnesis and physical examination of the subject, followed by examination of the subject 39 s foot arch type using the footprint from the stamp pad and graph paper. Following examination using AMTI Accupower Force flatform posturography force plate in determining postural stability of the subject. The examination is performed in three activities static, dynamic vertical jump, and dynamic vertical jump loading response to determine the postural sway diameter of CoP on the base of support area and the resultant force of the GRF to the vertical plane of the body load W .Result The result revealed that 80,9 of subjects had flat plantar arch pes planus plantaris . The footprint results showed no significant differences in plantar planes in both sexes, but there was a clear difference in basketball practice period. Basketball athlete student have tendency to have pes planus after 4 years practice rather than the other with practicing less than 4 years 40 . The mean value of the postural sway diameter of CoP and the magnitude of the GRF force to the vertical plane W on the subject with pes planus plantaris have significant correlation on the postural stability.Conclusion Pes planus plantaris is affected by the length and the intensity of the exercise. This condition will significantly affect postural stability in static conditions, dynamic vertical motion vertical jump , and dynamic vertical motion with shooting position vertical jump loading response ."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nutfahardi Fadil Pramono
"Sistem pembangkit hibrid PLTD-PLTS merupakan salah satu upaya untuk mengurangi pencemaran akibat bahan bakar fosil. Pada tahun 2018 penggunaan bahan bakar fosil di Indonesia mengalami peningkatan besar dari tahun sebelumnya. Selain itu, biaya operasional PLTD yang cenderung mahal semakin mendukung pemakaian sistem hibrid. Indonesia sebagai negara tropis berpotensi besar untuk mengonversi energi surya menjadi energi listrik dengan photovoltaic. Namun dalam pengoperasiannya, penggabungan sistem PLTD dengan PLTS pada skala kecil dapat memicu adanya ketidakstabilan tegangan. Ketidakstabilan tegangan pada sistem dapat menyebabkan sistem tidak beroperasi normal yang menyebabkan tegangan tersebut runtuh atau mati total (blackout). Maka dari itu skripsi ini akan membahas kestabilan tegangan pada sistem hibrid PLTD-PLTS di daerah Indonesia Timur dengan melakukan simulasi pembangkitan. Simulasi dilakukan dengan metode analisis statis karakteristik kurva P-V dan Q-V yang meninjau kestabilan tegangan sistem dengan kondisi steady state dengan bantuan perangkat lunak DIgSILENT PowerFactory. Analisis dinamis juga dilakukan dengan memberikan variasi skenario gangguan kepada sistem yang telah disiapkan.

The Diesel-Solar hybrid generating system is an effort to reduce pollution caused by fossil fuels. In 2018 the use of fossil fuels in Indonesia has increased significantly from the previous year. In addition, the operational costs of PLTD which tend to be expensive increasingly support the use of hybrid systems. Indonesia as a tropical country has great potential to convert solar energy into electrical energy with photovoltaics. But in its operation, the incorporation of the Diesel system with Photovoltaic on a small scale can trigger voltage instability. Voltage instability in the system can cause the system to not operate normally causing the voltage to collapse or die completely (blackout). Therefore, this thesis will discuss the stability of the voltage in the hybrid system of Diesel-Solar in eastern Indonesia by conducting a simulation of generation. The simulation is carried out with the static analysis method of the characteristics of the P-V and Q-V curves that review the stability of the system voltage under steady state conditions with the help of the DIgSILENT PowerFactory software. Dynamic analysis is also performed by providing variations of disturbances scenario to the system that has been prepared."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vira Saamia
"DNA forensik adalah teknik identifikasi individu berdasarkan profil DNA STR. Bercak darah merupakan barang bukti utama dalam kejadian kriminal. Paparan lingkungan diketahui merusak DNA, oleh karena itu penelitian ini menganalisis pengaruh lingkungan terhadap marka STR untuk kepentingan forensik. Bercak darah dari 12 individu diletakkan pada kain katun steril dikelompokkan menjadi 3 kelompok perlakuan lingkungan (dalam, luar dan tanah); 4 kelompok perlakuan lama paparan (1, 7, 14, dan 28 hari). DNA diekstraksi, dikuantifikasi menggunakan PCR real time kuantitatif, dilanjutkan amplifikasi 24 lokus STR. Stabilitas DNA diukur berdasarkan tingkat keberhasilan amplifikasi alel pada 24 lokus STR. Hasil penelitian menunjukkan hubungan bermakna (P<0.05) antara stabilitas DNA dengan pengaruh lingkungan, yang ditemukan pada lama paparan hari ke-7, 14 dan 28. Paparan lingkungan dalam tanah menunjukkan pengaruh kuat terhadap stabilitas DNA. Hasil korelasi Gamma menunjukkan paparan lingkungan memiliki tingkat korelasi yang tinggi terhadap stabilitas DNA, yaitu semakin ekstrim lingkungan dan semakin lama paparan lingkungan tersebut, stabilitas DNA semakin menurun ditunjukkan dengan terjadinya beberapa loss of heterozigosity dan allelic drop-out. Analisis pada tiap lokus menunjukkan semakin panjang fragmen alel pada lokus semakin mudah alel tersebut terdegradasi. Pada penelitian ini lokus CSF1PO (<350 pb), SE33 (360 pb) dan TPOX (250 pb) memiliki kecenderungan allelic drop-out paling tinggi.

Forensic DNA is an identification technique based on STR DNA profile. Blood stain is the main evidence in criminal act. Recent researches showed that environment have role to DNA degradation, therefore this research was designed to show environmental effect on DNA STR for forensic application of blood stain. Blood from 12 people dropped on sterile cottons and divided on 3 groups environmental (room, outdoor, soil). Each group has 4 sub-treatments time of environmental exposure (1, 7, 14, 28 days). DNA extracted from treated blood stain, quantified with real time qPCR, then 24 STR locus amplified on multiplex PCR. DNA stability measured based on amplification success rate of 24 STR locus. The results show that there were significant association (P<0.05) between stability DNA and environment effect. DNA on soil has the lowest stability among three environment condition. Significant differences were shown more significant at 28 days. Based on Gamma correlation analysis, the more extreme an environment and the longer DNA being exposed, the more decrease stability of DNA. It was shown by LOH and allelic drop-out. The longer allele, the more increase the rate of DNA degradation. In this research CSF1PO (<350bp), SE33 (<360bp), and TPOX (<250bp) have the lowest stability."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apeng Orinanto
"Model Fisik adalah suatu cara untuk memecahkan permasalahan perencanaan dan perancangan teknik yang berhubungan dengan aliran fluida yang sulit dipecahkan secara analitis. Metode ini merupakan pengamatan secara langsung dengan membuat model miniatur dari kondisi nyata yang ada di Iaboratorium. Pengujian stabilitas pemecah gelombang tipe Rubble Mound yang ada di Iapangran dilakukan karena adanya perilaku yang kompleks dari aliran, ikatan antar batuan dan gaya yang bekerja pada batuan pemecah gelombang baik secara individu maupun berkelompok. Model fisik ini menggunakan asmi data dan berbagai kriteria Iain yang ada pada kondisi dan situasi di pelabuhan Cirebon baik gelombang, struktur bangunan maupun jenis dan ukuran dari material, dapat digunakan langsung untuk mcmbatasi lingkup penelitian.
Hasil pengamatan serta pengujian terhadap struktur bangunan pemecah gelombang menjadi bahan pertimbangan terhadap komposisi dan ukuranan serta jenis batuan bangunan pemecah gelombang yang ada apakah memenuhi syarat stabilitas sebagai material pelindung pada bangunan pemecah gelombang Dermaga Batubara di Pelabuhan Cirebon. Dalam tugas akhir ini, penelitian yang dilakukan memanfaatkan peralatan yang ada di laboratorium hidrolika."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S34617
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahadi Santoso
"Stabilitas tegangan menjadi salah satu perhatian sejak beberapa negara di dunia mengalami blackout. Blackout tersebut diakibatkan banyak hal diantaranya lambatnya respon relai tegangan rendah, sistem kontrol dan karakteristik dari kestabilan tegangan itu sendiri. Karakteristik stabilitas tegangan dapat digambarkan pada sebuah kurva yang telah banyak digunakan yaitu kurva PV yang menggambarkan karakteristik tegangan pada beban yang dipengaruhi oleh faktor impedansi saluran, tegangan pada sisi pengirim, dan karakteristik beban itu sendiri. Tegangan itu sendiri merupakan manivestasi dari ketersediaan daya reaktif yang ada pada sistem. Semakin besar daya reaktif yang dipasok ke sistem maka tegangan sistem akan semakin tinggi. Cara yang ditempuh adalah meningkatkan produksi daya reaktif pada pembangkit, kompensasi daya reaktif dan catu dari saluran transmisi itu sendiri.
Rekonfigurasi yang merupakan metoda untuk meningkatkan kapasitas saluran transmisi sehingga memungkinkan untuk mengalirkan daya dengan kapasitas yang lebih besar. DlgSILENT v.13 adalah simulator yang digunakan untuk pengambilan data simulasi untuk mensimulasikan sistem Jawa-Bali khususnya regional 1. Simulator ini digunakan untuk mensimulasikan aliran daya dan mensimulasikan kondisi khusus seperti lepasnya saluran dan gangguan hubung singkat, kemudian melihat pengaruhnya terhadap stabilitas tegangan sistem. Cara yang digunakan adalah membandingkan stabilitas tegangan pada kondisi sebelum dan setelah rekonfigurasi. Rekonfigurasi yang dilakukan adalah menghubungkan pembangkit Muara Tawar langsung ke GI Bekasi yang berbeban berat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40174
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Prasojo
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S5874
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nafi Ghaniy
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari sisi politik, sosial dan ekonomi yang dilihat melalui nilai-nilai index dan indikator-indikator pembangunan terhadap tingkat korupsi dilihat dari index persepsi korupsi untuk 92 negara di tahun 2014.
Melalui metode OLS dan berbagai tes terhadap data, hasil yang diperoleh dapat mebuktikan bahwa tingkat pembangunan ekonomi, tingkat demokrasi, kebebasan ekonomi, tingkat edukasi, stabilitas politik dan agama mempunyai efek yang signifikan terhadap tingkat persepsi korupsi.
Kata Kunci: Korupsi, Pembangunan Ekonomi, Demokrasi, Agama, Stabilitas
Politik, Pendapatan Per Kapita, Tingkat Edukasi, Agama, Kristen, Islam, Katolik,
Protestan.

ABSTRACT
Measured through development indicators and various indexes, upon the perceived level of corruption indicated by corruption perception index in 92 observed countries for the year of 2014.
Through OLS method and tests on cross-section data, the results obtained had proved that level of development, degree of democracy, economic freedom, level of education, political stability and religion have significant impact on the perceived level of corruption. Although there are differences in significant variables between the developing and developed countries group.
"
2016
S61439
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>