Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 288 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bambang Riyanto
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan Kualitas Kehidupan Sekolah antara siswa SMA Plus, SMA Pendamping Plus dan SMA Reguler. Juga untuk mengetahui pengaruh dari aspek-aspek Kualitas Kehidupan Sekolah terhadap prestasi belajar pada siswa SMA Plus, SMA Pendamping Plus dan SMA Reguler. Penelitian ini menggunakan desain ex post facto field studies. Subyek penelitian dalam penelitian ini ialah siswa kelas 3 SMA; 33 siswa SMA Plus, 39 siswa SMA Pendamping Plus, dan 38 siswa SMA Reguler. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik non-probabilUy sampling, yaitu purposive sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Dalam perhitungan digunakan teknik one way anova, korelasi pearson product moment, dan multiple regression. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam Kualitas Kehidupan Sekolah pada siswa SMA Plus, SMA Pendamping Plus, dan SMA Reguler. Perbedaan yang signifikan juga terjadi pada setiap aspek Kualitas Kehidupan Sekolah. Pada perhitungan multiple regression, tidak ditemukan pengaruh dari Kualitas Kehidupan Sekolah terhadap prestasi akademis; baik pada SMA Plus, SMA Pendamping Plus, maupun SMA Reguler. Hanya pada SMA Pendamping Plus, aspek psikososial dapat dipakai untuk memprediksi prestasi akademis. Selain itu interaksi aspek psikososial dan aspek fisik juga dapat dipakai untuk memprediksi prestasi akademis. Selain itu ada beberapa hasil tambahan yang patut diperhatikan dalam penelitian ini. Skor Kualitas Kehidupan Sekolah yang paling tinggi diperoleh siswa SMA pendamping Plus, kemudian SMA Reguler dan di posisi terakhir merupakan siswa yang berasal dari SMA Plus. Pada ketiga sekolah (SMA Plus, SMA Pendamping Plus, dan SMA Reguler), skor paling tinggi merupakan skor pada aspek psikososial, kemudian aspek pembelajaran, aspek organisasional dan terakhir aspek fisik. Dengan memperhatikan hasil-hasil penelitian maka saran teoritis yang diajukan ialah agar memperhatikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi prestasi akademis, melakukan penelitian lanjutan dengan skala yang lebih besar, dan merancang alat ukur yang simpel tetapi tetap mewakili teori. Untuk saran praktis, Perbedaan Kualitas Kehidupan Sekolah pada ketiga sekolah seharusnya membuat Departemen Pendidikan Nasional membuat kebijakan yang lebih baik. Misalnya perbedaan predikat jangan sampai menimbulkan perbedaan dalam fasilitas yang mencolok. Kemudian Pihak Departemen Pendidikan Nasional bersama sekolah sebaiknya mencoba untuk menciptakan tingkat Kualitas Kehidupan Sekolah yang baik dengan memperhitungkan aspek-aspek psikososial, fisik, pembelajaran dan organisasional."
2004
S3494
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
S10661
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S8674
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S9696
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S9628
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Novitasari
"Sarapan pagi bagi anak sekolah sangat penting, karena dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan memudahkan siswi dalam menyerap pelajaran di sekolah, sehingga prestasi belajarnya menjadi lebih baik. Rasa lapar karena tidak sarapan pagi akan rnempengaruhi konsentrasi belajar, menurunkan kemampuan memecahkan soal dan sering membuat kesalahan dalam perhitungan matematika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku sarapan pagi dan faktor-faktor yang berhubungan serta kaitannya dengan prestasi belajar siswi di SMPN 2 Depok. Penelitian ini menggunakan Desain Cross Sectional. Sampel pada penelitian ini adalah siswi kelas 11 dan III SMPN 2 Depok, sebanyak 217 orang. Pengolahan data menggunakan program komputerisasi. Analisis data menggunakan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan proporsi siswi yang sarapan pagi sebanyak 58,5 %, pengetahuan gizi siswi yang baik 65 %, persepsi tubuh ideal yang positif 74,2 %, ketersediaan sarapan pagi 82,9 %, jarak ke sekolah yang jauh sebanyak 53,5%, uang jajan > rata-rata 50,2 %, kebiasaan jajan yang mengenyangkan 65,4 %, kebiasaan tidak membawa bekal 30 %, pendidikan ayah tinggi sebanyak 60,4 %, pendidikan ibu rendah 55,3 %, pekerjaan ayah berpenghasilan tetap 70,3 %, ibu yang tidak bekerja 60,4 %, penghasilan orang tua tinggi 56,77 % dan prestasi belajar baik 58,1 %. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan gizi siswi, ketersediaan sarapan pagi, pendidikan ibu dan prestasi belajar siswi dengan perilaku sarapan pagi (P <0,05). Tidak ada hubungan yang bermakna antara persepsi tubuh ideal, jarak ke sekoIah, uang jajan, kebiasaan jajan rnengenyangkan, kebiasaan membawa bekal, pendidikan ayah, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu dan penghasilan orang tua dengan perilaku sarapan pagi (P> 0,05). Kesimpulan, faktor yang berhubungan dengan perilaku sarapan pagi adalah pengetahuan gizi siswi, ketersediaan sarapan pagi dan pendidikan ibu. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan perilaku sarapan pagi adalah pendidikan ibu. Diharapkan pihak sekolah dapat memberikan promosi kesehatan berupa penyuluhan atau pendidikan gizi kepada siswinya mengenai pentingnya sarapan pagi melalui program usaha kesehatan sekolah (UKS) ataupun materi pelajaran di sekolah. Dilakukan penyuluhan kepada orang tua murid mengenai syarat kecukupan zat gizi sehari-hari untuk anak sekotah khususnya datam penyediaan sarapan pagi.

For students, breakfast is very important to improve their concentration to study and enable them to absorb materials delivered in schools easier thereby their quality of study achievement improve. Hunger because of not having breakfast before going to school will impact on students' concentration to study, decrease their ability to solve problems and often lead to difficulties on answer mathematic quiz. This study is aimed to understand breakfast behavior and important factors determining the quality of study achievement of students in SMPN 2 Depok. The method employed in this study is cross Sectional Design. Sample for the study taken from second and last year female students of SIVIPN 2 Depok, covering 217 female students. In processing data, computerization program is used. Data was analyzed using logistical regression test. The finding of this research shows the proportion of female students who have breakfast is 58.5 %, around 65 % female students have good nutrition knowledge while 74.5 % of students have positive perception on ideal body. There are 82,9 % female students have access to available breakfast, distance from school 53,5 %, average stipend 2 50,2 %, purchasing heavy meals behavior 65,4 %, female students' behavior of not taking breakfast from home 30 %, high education of students' fathers 60,4 %, low education of female students' mothers 55,3 %, female students' fathers have permanent jobs 70,3 %, unemployed female students' mothers 60,4%, high earning parents 56,77 % and good quality of study achievement 58,1 %. The result of statistical tests shows that there is a colored correlation between nutritional knowledge, breakfast availability, level of mothers' education and the quality of study achievement with female students' breakfast behavior (P <0,05). There is no meaningful correlation between ideal body perception, home distance to school, purchasing heavy meals behaviors, behavior for taking breakfast from home, fathers' level of education, mothers' occupation and parents' income with breakfast behavior (P> 0,05). To conclude, factors determining breakfast behavior is nutritional knowledge of female students, availability of breakfast and mothers' level of education. The dominant factor that correlates to breakfast behavior is mothers' level of education. It is hoped that the school could promote students' health through socialization or providing nutrition education to its female students on the importance of having breakfast through health education program (usaha kesehatan sekolah I UKS) or giving a specific course on health knowledge in the school. It is also important to involve parents in the socialization so they understand the requirement of good nutrition for students particularly in their breakfast. "
Depok : Fakultas Kesehatan Masyarakat, 2008
T33910
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
R. Djarot Darsono Wahyu Hartanto
"Latar belakang : Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan olch ketcrsediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Unioef tahun 2000, mcnyatakan adanya bukti empiris yang menunjukkan bahwa hal tezsebut sangat ditentukan oleh status gizi. Semakin muda usia seozang anak untulc rnenderita gizi kurang, maka semakin bel-at akibat yang ditimbulkan. Dimana kemunduran mental yang diakibatkan oleh keadaan gizi kurang yang berat dapat bersifat pennanen, akan tetapi pada keadaan gizi kurang yang ringan maupun sedang kecenderungan kemunduran mental dapat dipulihkan, semenjak dengan bertambah baiknya keadaan gizi danlingklumgan anak dibesarkan. (I-lusaini, 1986, Jalal, 1998 dan Azwar, Azrul. 2004).
Metodologi : Penelitian ini merupakan studi analitik dengan desain kohort retrospektifi Jumlah sampel kesehuuhan adalah 1200 anak. Analisis kandidat model menggunakan chi-kwadrat, dan analisis untuk variabel independen yang masuk ke dalam model menggunakan uji regxesi logistik dan Mantel-Haenzel.
Hasil dan Pembahasan : Hasil penelitian di pcngaruhi olch bias obsen/asi bersifat misklasiiikasi non dejizrensial yang under estimate, confounding, interaksi multipikatif positif dan chane variazion. Alcan tetapi penelitian ini sangat konsisten karena mendulcung beberapa penelitian yang dilakukan sebelumnya., seperti: Burd L., Hames (1988), Cook Jr (1993) dan Halterman (2001), serta tidak dimungkinkan untuk texjadinya temporal ambiguity, sehingga dapat diaplikasikan pada populasi yang eligible dan populasi sumber. Dampak poterisial yang timbul pada populasi untuk tcxjadinya prestasi belajar verbal yang rendah dapat dicegah sebesar 44% pada saat anak usia baduta dan 30% pada saat anak usia setelah baduta apabila dalam status gizi balk pada usia tersebut. Dan dampalc potensial yang timbul pada populasi untuk terjadinya prestasi belajar numerik yang rendah dapat dioegah sebesar 80% pada saat anak usia baduta dan 63% pada saat anak usia setelah baduta apabila dalam status gizi baik pada usia tersebut.
Kesimpulan: Semakin dini seomng anak menderita gizl kurang, maka semakin berisiko untuk mengalami prestasi belajar yang rendah, seperti besamya risiko prestasi verbal yang rendah dapat texjadi pada anak yang memiliki gizi kurang pada saat usia baduta sebesar 6,5 kali, dan pada saat usia setelah baduta 5 kali dibanclingkan dengan anak yang memiliki gizi baik pada saat usia texsebut. Demikian pula besarnya risiko prestasi numerik yang rendah dapat teljadi pada anak yang memilil-Li gizi kumng pada saat usia baduta sebesar 25 kali, dan pada saat usia setelah baduta I5 kali dibandingkan dcngan anak yang memiliki gizi baik pada saat usia tersebut. Prestasi verbal sangat dipengaruhi oleh kodisi (iluktuasi) status glzi individu sepanjang hayatnya. Suatu hal yang agak berbeda te1jadi pada prestasi numerik, dimana status gizi pada saat usia balita saja yang telihat berpengaruh.

Background : The successful development of one’s nation is determined by availability of qualified human resources. UNICEF in 2000 said that there was empirical proof that those qualifications are detemained by nutritional status. The younger children get malnutrition, the heavier impact will be gotten by the children. The condition will be much heavier if the malnutrition starting to occur in fetus in the pregnancy. Mental retardation caused by severe malnutrition could be permanent, but if it happens in mild or moderate malnutrition it could be cured, as the nutritional status and environment where the children grow is getting better. (Husaini, 1986, Jalal, 1998 and Azwar, Azml. 2004).
Methodology : This study was an analytical study with retrospective cohort design. Total sample in this study was 1200 children. Model candidate analysis used Chi Square, and analysis for independent variables to enter the model used logistic regression and Mantel-Haenzel.
Result and Discussion : The result of the study was influenced by observational bias, which is non deferential rnisclassiiication that could be underestimated the result, positive multiplicative interaction, and chance variation. Thus, the result of this study was very consistent; because it supports prior study conducted by Burd L. Harnes (1988), Cook Jr (1993) and I-laltennan (2001), and also it is not by any chance temporal ambiguity could be happened, so the result of this study could be generalized to eligible population and source population. Potential impact that occurs in the population to have low verbal accomplishment which could be prevent was 44% if the nutritional status constantly good in children age less than 2 years and 30% if the nutritional status is good in children aged more than 2 years. Moreover, potential impact that occurs in population to prevent low numeric accomplishment which could be prevent is 80% if the nutritional status constantly good in children age less than 2 years and 63% if the nutritional status is good in children age more than 2 years.
Conclusion : The younger a child get nutritional deiiciency, the bigger risk he will have low study accomplishment, such as the risk to have low verbal accomplishment could be happen in children age less than 2 years who has malnutrition is 6.5 times, and in children age more than 2 years the risk is 5 times than children in the same age 'with good nutritional status. Moreover, the risk to have low numeric accomplishment in children age less than 2 years is 25 times, and in children age more than years, the risk is I5 times than the children in the same age with good nutritional status. Verbal score was very influenced by condition or fluctuation of nutritional status of a person all his life. A little difference &om that, numeric score only being influenced by a person's nutritional status in his first five years of life
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34386
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>