Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adhyatma S. Baskara
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh rancangan usulan cluster scorecard sebagai kerangka pengukuran kinerja dan perencanaan strategi pengembangan klaster industri baja. Tahapan yang digunakan adalah penerjemahan visi, misi, tujuan dan strategi klaster, penentuan sasaran strategis dan ukuran kinerja, pemilihan perspektif dan indikator cluster scorecard, pembobotan perspektif dan indikator terpilih menggunakan analytical hierarchy process, perencanaan serta penetapan target masing-masing KPI dan menyelaraskan inisiatif-inisiatif strategis. Hasil akhir dari perancangan adalah kerangka cluster scorecard dengan perspektif skill, knowledge, economic dan cluster process yang akan digunakan untuk pengukuran kinerja klaster.

The objective of this research is to obtain the cluster scorecard proposed design as performance measurement framework and strategy development planning of steel industry cluster. Stages of the translation used is the vision, mission, goals and strategy cluster, the determination of strategic goals and measure performance, the selection indicator cluster perspective and scorecard, weighting perspective and using the indicators selected Hierarchy Process analytical, planning and determination of the target each KPI and coordinate initiatives - strategic initiatives. The end result of the design is a cluster framework scorecard perspective with skill, knowledge, economic and cluster process that will be used for measuring the performance cluster."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S52365
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Khoiri Darman
"Perbaikan dari sistem management merupakan salah satu usaha yang dilakukan perusahaan, agar dapat merespon perubahan dengan cepat. Standard Operating Procedures atau yang dikenal dengan SOP adalah salah satu perangkat system yang mengatur aktivitas keseharian suatu perusahaan. Dalam pembuatan SOP penting untuk diketahui seberapa efektif dan efisien SOP tersebut. Pengukuran performance adalah salah satu cara untuk mengetahuinya.
Dalam penelitian ini pengukuran performance berdasarkan kriteria-kriteria karakteristik SOP yang baik. Penelitian ini juga melakukan perbaikan prosedur berdasarkan data performance yang di dapat dengan metoda menghilangkan, menggabungkan, merubah urutan dan menyederhanakan aktivitas-aktivitas di dalam prosedur.
Agar dapat diketahui seberapa jauh pengaruh dari perbaikan terhadap poin-poin performance yang dinilai kurang baik maka penelitian melakukan simulasi menggunakan igrafx untuk mendapatkan data waktu dan biaya aktivitas di dalam pelaksanaan prosedur.

Improvement system management represent is one of the effort conducted by company, so company can earning the change swiftly. Standard Operating Procedures or recognized by SOP is one of the system peripheral arranging activity all day long a company. In making SOP it's important to known how effective and efficient of The SOP. Performance Measurement is one of the way to know it.
In this research, performance measurement pursuant to characteristic of good SOP criterion. This research also conduct the procedure repair pursuant to performance data which is earning with the method eliminate, joining, sequence fox and make moderate the activity in procedure.
To be know how far influence from repair to poin-poin performance assessed unfavourable research also do the simulation using igrafx to get the cycle time data and expense of the activity in procedure execution.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S51967
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mangandar Febritson
"Skripsi ini membahas mengenai praktik pengukuran dan pengevaluasian kinerja, penyusunan laporan kinerja, dan pemanfaatan laporan kinerja untuk peningkatan kualitas kinerja dengan perspektif terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang ditinjau dari aspek tujuan dan manfaat, proses, indikator yang diukur, serta memaparkan hambatan-hambatan dalam penggunaan dan pelaporan pengukuran kinerja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus terhadap Kementerian ESDM. Pengumpulan data dilakukan dengan penelaahan dokumen LAKIP dan wawancara.
Tujuan utama Kementerian ESDM melakukan penyusunan, pengukuran dan pengevaluasian kinerja adalah untuk pelaporan eksternal dan kepatuhan. Proses pengukuran dan pengevaluasian kinerja serta penyusunan laporan kinerja Kementerian ESDM secara umum telah sesuai dengan peraturan dan perundangan-undangan yang berlaku dan teori langkah teknis penyusunan, pengukuran dan pengevaluasian kinerja yang ada. Namun, untuk pengukuran outcome masih mengalami berbagai kendala yang disebabkan oleh beberapa faktor yang menghambat dalam proses pengukuran dan pelaporan kinerja.

This thesis discusses about the practice of measurement and evaluation performance, preparation of performance reports, and use of performance reports for performance improvement with the perspective of Government Accountability Implementation that viewed from aspect of purpose and benefit, process, indicators are measured, and explain the obstacles in the use of performance measurement and reporting. This research use qualitative approach with case study method in Ministry of Energy and Mineral Resources. Data collection use document review and interview.
Main purpose of Ministry of Energy and Mineral Resources doing preparation of performance reports, performance measurement and evaluation is for external reporting and compliance. Generally preparation of performance reports, performance measurement, and performance evaluation process is in line with regulations and legislation applicable and theory. Nevertheless, the measurement of outcome still encounter many problems because several factors that hinder the process of measuring and reporting performance.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
M. Dachyar
"Manajemen pemeliharaan memegang fungsi yang penting dalam proses bisnis perusahaan. Untuk itu pendefinisian misi dan tujuan-tujuan strategis dari departemen pemeiiharaan harus selaras dan mendukung pencapaian tujuan bisnis perusahaan. Disinilah kelebihan dari pendekatan Balanced Scorecard yang dlperkenalkan Kaplan dan Norton yang mencoba mengukur kinerja perusahaan dengan mempertimbangkan empat perspektif: Keuangan, Pelanggan, Proses Bisnis Internal serta Pembelajaran dan Pertumbuhan. Keempat perspektif tersebut merupakan uraian dan upaya penerjemahan misi dan strategi perusahaan dalam terminologi operasional. Sistem ini secara komprehenslf menterjemahkan misi dan strategi perusahaan menjadi tujuan- tujuan beserta pengukurannya yang digunakan untuk mengkomunikasikan strategi bisnis perusahaan kepada seluruh level di perusahaan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Dalam manajemen pemeliharaan, tujuan-tujuan perusahaan secara umum akan dijabarkan secara leblh spesifik sesuai dengan tugas dan fungsi dari bagian pemeliharaan beserta indikator-indikatornya sehingga dapat dllakukan inisiatif-inisiatif yang dapat menunjang tercapainya tujuan perusahaan tersebut."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Jerry Heikal
"Toyota Tsusho Corporation merupakan sebuah perusahaan trading Jepang yang termasuk kedalam Sogo Sosha. Bisnisnya di Indonesia antara lain adalah pada divisi metal, mesin, kimia dan tekstil. Core business perusahaan adalah pada divisi metal dimana share terbesar untuk revenue perusahaan berasal darinya.
Dalam usaha mempertahankan keunggulannya, perusahaan dirasa sangat memerlukan suatu strategi yang efektif dimana diperlukan sistem penilaian kinerja perusahaan (company wide performance measurement) yang fleksibel dan mampu mengintegrasikan seluruh kegiatan yang ada dalam perusahaan.
Munculnya pendekatan Balanced Scorecard juga didorong oleh semakin tajamnya persaingan usaha dan meningkatnya tuntutan pasar bahwa untuk meraih sukses sebuah organisasi perlu mengelola seluruh sumber daya yang dimilikinya. Saat ini perusahaan-perusahaan yang ada sangat kental diwarnai oleh tolak ukur keuangan seperti ROI, EPS dan EVA. Masalahnya sekarang adalah bahwa kinerja yang hendak di ukur dalam suatu perusahaan ataupun dalam bidang usaha tidak terbatas pada faktor keuangan saja melainkan juga meliputi kondisi lainnya seperti visi, strategi, organisasi, tingkat pencapaian operasi, kondisi persaingan, pengembangan sumber daya manusia, tingkat kepuasan pelanggan dan indikator-indikator lainnya.
Cara penilaian kinerja Toyota Tsusho Corporation saat ini masih berdasarkan pada target-target pencapaian finansial. Hal ini cukup baik hanya saja target-target yang diberikan masih bersifat jangka pendek dan tidak mampu merefleksikan kondisi kinerja perusahaan secara jelas. Dengan kondisi lingkungan yang terus berubah, Toyota Tsusho sebaiknya diupayakan untuk tidak lagi mengukur kinerjanya dengan cara lama namun harus mampu secara lebih jelas, komprehensif dan terukur.
Salah satu metode pengukuran strategis yang ada adalah Balanced Scorecard. BSC mengetengahkan satu sistem terintegrasi yang menggabungkan tolak ukur keuangan dan non keuangan. Penjabaran dan penilaian kinerja melalui BSC membantu perusahaan melakukan integrasi seluruh rangkaian strategi manajemen Seperti rekayasa ulang proses bisnis, sistem manajemen yang terpadu dan pemberdayaan karyawan. Sistem yang dibangun melalui BSC juga memberikan gambaran strategis serta terdapat juga analisa sebab-akibat atas seluruh kegiatan dan kinerja perusahaan sehingga proses pelaksanaan strategi perusahaan dan kegiatan pembangunan kompetensi dasar tergambar.
Dengan menerapkan BSC, perusahaan bukan saja memiliki tolok ukur kinerja yang komprehesif, tapi para karyawannya juga memahami keadaan perusahaan yang sebenamya. Dengan demikian alcan tumbuh semangat kebersamaan clan rasa tanggung jawab diantara para karyawan terhadap maju-mundumya perusahaan. Untuk itu seluruh karyawan seharusnya mengetahui dan memahanii semua tolok ukur kinerja keempat perspektif serta mengetahui dan memahami cara dan arti angka-angka tersebut."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T2889
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aryo Budiwidarto
"Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Jakarta II adalah organisasi publik, yang menjalankan dan mendukung visi misi Direktorat Jenderal Perbendaharaan yaitu terselenggaranya program pemerintah dan pelayanan umum kepada masyarakat. Balanced Scorecard yang diperkenalkan oleh Kaplan dan Norton : 1996 adalah merupakan konsep untuk penilaian kinerja, dengan memasukkan non perspektif keuangan, yaitu pembelajaran dan pertumbuhan, proses operasi intenal, pelanggan, disamping perpektif keuangan itu sendiri.
Dalam Penilaian kinerja organisasi publik, penilaian kinerja non perspektif keuangan merupakan tujuan pokok dari organisasi, terutama perspektif pelanggan/mitra kerja. Tujuan utama organisasi publik bukan untuk memaksimalkan keuntungan secara finansial (laba) akan tetapi keseimbangan antara pertanggungjawaban finansial (anggaran yang disediakan) dengan yang digunakan, yang mengambarkan target program yang terlaksana dengan jumlah anggaran yang tersedia selama proses operasi internal, dan pelayanan yang berlangsung.
Penelitian terhadap Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Jakarta II mengunakan metode analisis deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui gambaran setiap variabel yang dinyatakan dalam kuesioner terhadap pelayanan, proses operasi internal, pertumbuhan dan pembelajaran. Adapun hasil analisis terhadap penilaian kinerja secara keseluruhan dalam adalah baik dengan total skor 57 dengan rincian sebagai berikut :
1). Kinerja pertumbuhan dan pembelajaran organisasi berada dalam kondisi cukup baik dengan total skor 9
2). Kinerja proses operasi internal organisasi berada dalam kondisi yang baik dengan total skor 11
3). Kinerja pelanggan yang dilayani organisasi berada dalam kondisi yang sangat baik dengan total skor 25
4). Kinerja keuangan organisasi berada dalam keadaan yang effisien dan dapat dipertanggungjawabkan, dalam kondisi yang cukup baik dengan skor 10 Dimasa mendatang Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Jakarta II sebagai organisasi publik harus terus menerus meningkatkan kinerja khususnya kinerja pelanggan dengan terus meningkatkan pelayanan kepada mitra kerja dan kinerja operasi internal organisasi dengan didukung sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dan pengetahuan serta bermoral tinggi tanpa mengesampingkan tugas pokok dan fungsi

Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Jakarta II is a public organization who runs and supports the vision and mission of The Directorate General of Treasury that is the implementation of government?s programs and services for the public. Balanced Scorecard which is introduced by Kaplan and Norton: 1996 is a method of evaluating performances that includes non-financial perspective, such as learning and growth, customers, internal operating process, along with financial perspective.
In appraising public organization?s performance, assessment on nonfinancial perspective is the major approach, particularly customer?s or client`s perspectives. The ultimate goal of a public organization is not maximizing financial profit but balancing financial responsibility between provided funds and spent funds that points up the accomplishment of the target programs compared with the available funds throughout the internal operating process and the delivering of the service.
Research on Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Jakarta II utilizes the descriptive analytic method which is used to study the research variables which are applied in the questionnaire. Those research variables are service, internal operating process, and learning and growth. Moreover, the finding of the analysis of the overall performance assessment is good with total score 55 which is dispersed as follows:
1. Performance of the organization`s learning and growth is in enough condition with total score 9
2. Performance of the organization`s internal operating process is in good condition with total score 11
3. Performance of the organization`s service is in exelent condition with total score 25
4. Performance of the organization`s finances is efficient and accountable is in enough condition with total score 10
In the future, Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Jakarta II as a public organization should continuously increase its performance especially service?s performance by consistently increasing service to the clients and performance of internal operating process which are supported by human resources that have knowledge, skill and high morale without disregarding main duty and function."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T19240
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mukhamad Abduh
"Perusahaan membutuhkan suatu bentuk pengukuran kinerja dimana bentuk pengukuran ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi. Pengukuran kinerja merupakan salah satu elemen penting dari aktifitas manajerial dan pemilihan system pengukuran kinerja menjadi hal penting untuk mencapai target strategis perusahaan. Salah satu pengukuran kinerja yang baik adalah dapat menunjukkan apakah kinerja perusahaan selama ini mendukung upaya-upaya perwujudan visi, misi dan strategi perusahaan.
Metode Balance Scorecard, suatu system pengukuran kinerja yang mengintegrasikan pengukuran keuangan dan pengukuran operasional, dinilai memenuhi criteria tersebut dan sesuai untuk diterapkan di Instalasi Manajemen Informasi Kesehatan RS Persahabatan. Lebih lanjut lagi RS Persahabatan yang bergerak dibidang jasa pelayanan kesehatan memiliki konsekuensi bersaing dalam lingkungan bisnis yang bergerak dinamis. Ukuran hasil (lag indicator) dan ukuran pendorong kinerja (lead indicator) sangatlah penting dalam upaya perusahaan mencapai sasaran-sasaran strategis sehingga lebih terukur.
Hasil penelitian ini berupa rancangan Balance Scorecard perusahaan dengan memperoleh inisiatif-inisiatif strategis yang memungkinkan dilakukan oleh perusahaan. Rancangan scorecard yang dihasilkan terdiri dari dua sasaran strategis dalam perspektif keuangan, empat sasaran strategis dalam perspektif pelanggan, tiga sasaran strategis dalam perspektif proses bisnis internal, dan tiga sasaran strategis dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Untuk mencapai sasaran strategis perusahaan diperoleh satu inisiatif strategis dalam perspektif keuangan, lima inisiatif strategis dalam perspektif pelanggan, tiga inisiatif strategis pada perspektif proses bisnis internal dan empat inisiatif strategis pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.

Company requires a form measurement of performance where this measurement form aims to improve the effectiveness and efficiency. Measurement of performance is one of the important elements from activities managerial and election system measurement of performance becomes the important matter to reach the strategic goals of company. One of the measurements of good performance is earning to show what company performance is during the time has support to efforts materialization of vision, mission and company strategy.
Balance Scorecard Method, a system measurement of the performance integrate measurement of finance and measurement of operational, assessed fulfill criteria and according to be applied in Instalasi Manajemen Informasi Kesehatan RS Persahabatan. Furthermore again RS Persahabatan the health service area have the consequence compete in dynamic business environment. Measure of result of (lag indicator) and measure drive of performance (lead indicator) of vital importance in the effort tired company of strategic targets so that more measured.
This Research results in the form of device Balance Scorecard Company by obtaining the strategic initiatives which is conducive to be done by company. Device scorecard yielded consist of two strategic target in perspective of finance, four strategic target in perspective of customer, three strategic target in perspective of internal business process, and three strategic target in perspective of learning and growth. To reach the strategic target of company obtained one strategic initiative in perspective of finance, five strategic initiative in perspective of customer, three strategic initiatives at in perspective of internal business process and four strategic initiative at in perspective of learning and growth."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T23284
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syuhada Marwan
"

Penugasan pegawai diluar organisasi sektor publik, pada umumnya memberikan kesulitan dalam menilai kinerja pegawai bagi individu yang ditugaskan, dimana institusi asal dan institusi pengguna pegawai menerapkan penilaian kinerja masing-masing. Penelitian ini bertujuan memberikan pertimbangan penilaian kinerja terhadap pegawai yang ditugaskan diluar struktur organisasi khususnya penugasan penyidik Polri dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi didalam prakteknya dalam upaya mendapatkan pengukuran capaian kinerja yang efektif yang dapat digunakan oleh kedua institusi baik asal maupun pengguna. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode studi kasus pada salahsatu lembaga negara yaitu KPK dan BNN. Hasil penelitian memaparkan rumusan penilaian kinerja efektif bagi penyidik dengan menggunakan dimensi-dimensi alternatif yang mempengaruhi capaian kinerja. Kesimpulan penelitian adalah penerapan penilaian kinerja bagi pegawai yang ditugaskan diluar organisasi idealnya menggunakan model sistem pengukuran kinerja terpadu. Model penilaian dengan pendekatan pemangku kepentingan dari hasil penelitian memberikan perspektif yang lebih komprehensif sehingga mampu memberikan keseragaman dan sejalan kebutuhan antara institusi asal dan pengguna


Outgoing assignment within public sector organization, broadly has differencies practical on individual performance appraisal, wherein applying performance appraisal each institution (origin and user). The purpose of this research is give in reconsidering performance appraisal especially for assiggned Indonesia National Police (Polri) investigator outgoing organizational structure with examine note influencing factors in order to meet effectiveness measurement of performance appraisal that could be used on both organization. This thesis using case study- qualitative approach, on KPK dan BNN. Result exhibit Investigators performance appraisal formula which use alternative dimensions that give impact performance achievement. Conclusion, ideally appraisal with stakeholders approach model when applied on outgoing assignment that could provide equal measuring on both origin organization although user organization.

"
2019
T51810
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puspita Indah
"Sebuah sistem penilaian kinerja yang ter standarisasi amat panting keberadaannya dalam satu organisasi, baik organisasi besar, menengah, maupun kecil. Penilaian kinerja membantu organisasi untuk lebih mengenali kelemahan dan kekuatan karyawan-karyawannya. Data mengenai karakteristik-karakteristik karyawan yang berkaitan dengan pekerjaannya (job relaled) harus dimiliki sebagai arsip pada sebuah organisasi. Hal ini disebabkan karena karyawan memegang peranan penting dalam memajukan kegiatan organisasi. Penilaian kinerja bagi organisasi berguna untuk menyebarkan budaya organisasi dan dapat juga sebagai landasan hukum dalam mengambil tindakan yang berhubungan dengan kinerja karyawan. Sedangkan bagi karyawan, penilaian kinerja dapat dijadikan sebagai fasilitas untuk memperoleh umpan balik atas kinerjanya. Umpan balik ini berguna bagi kanyawan untuk mengetahui dan mengenali potensi yang ada dalam dirinya.
Dalam hal ini, pada PT X ditemui masalah-masalah yang berkaitan dengan karyawan dan organisasi sehingga mempengaruhi efektivitas organisasi. Diantara masalah-masalah tersebut adalah data mengenai kemampuan dan keterampilan sumber daya manusia yang terbatas, aturan pemberian imbalan yang masih rancu, Serta kurang tertanamnya budaya dan tujuan organisasi dengan baik pada diri setiap karyawan. Masalah-masalah ini dapat diatasi dengan melakukan kegiatan penilaian kinerja.
Penilaian kinerja adalah sebuah usaha yang dilakukan perusahaan untuk mengevaluasi kinerja para karyawan dalam satu periode waktu tenentu. Individu yang bertanggung jawab atas pelaksanaan penilaian kinerja adalah departemen sumber daya manusia, atasan Iangsung, bawahan, rekan kerja, karyawan itu sendiri, pelanggan, dan kombinasi dari semuanya. Pada rancangan ini yang akan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan penilaian kinerja adalah kombinasi dari atasan langsung dan karyawan itu sendiri dengan menggunakan metode graphic rating scale."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rostiana
"Dalam menjalankan tugasnya, seorang manajer tidak dapat melepaskan diri dari hubungan dengan orang lain, baik di dalam organisasi ataupun dengan anggota organisasi lain. kenyataannya setiap hubungan sosial senantiasa berisi individu-individu yang memiliki perbedaan dalam berbagai hal seperti kepribadian, minat, kepentingan, tujuan dll. Perbedaan ini mencuatkan konflik antar individu manakala perbedaan tersebut dipertentangkan, sehingga Salah satu pihak merasa dirugikan oleh pihak lain atau kedua pihak tidak bisa menerima perbedaan tersebut. Karena setiap orang senantiasa berhubungan dengan orang lain, maka konflik pun lekat dengan kehidupan manusia, termasuk di dalam aktivitas organisasi.
Untuk mengetahui bagaimana reaksi manajer terhadap konflik interpersonal, penelitian ini memfokuskan pada gaya penyelesaian konflik yang dipilih oleh manajer. Ada 5(|ima) gaya yang tercakup, yaitu gaya Menghindar; gaya Akomodasi; gaya Kompetisi; gaya Kompromi dan gaya Kolaborasi. Dalam rangka mengetahui gaya penyelesaian konflik macam apa yang dipilih oleh manajer, peneliti mencoba untuk menelaahnya melalui Sistem Nilai. karena sistem nilai dipandang sebagai faktor kepribadian yang mempengaruhi perilaku, termasuk ketika menghadapi konflik: Ada 3 (tiga) kategori sistem nilai yang tercakup, yaitu: sistem nilai Pragmatik; sistem nilai Moralistik dan sistem nilai Afektif. Kajian teoritik mengungkapkan bahwa sistem nilai bertindak sebagai general plans bagi penyelesaian konflik, melalui pembentukan persepsi terhadap konflik.
Dalam hal ini ada 2(dua) kategori persepsi yang tercakup, yaitu persepsi yang positif dan persepsi yang negatif. Berdasarkan kehadiran ketiga variabel diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem nilai /persepsi konflik gaya penyelesaian konflik yang dominan pada manajer responden dan hubungan antara sistem nilai dengan gaya penyelesaian konflik dengan persepsi konflik sebagai variabel perantara Hipotesis utama yang ingin diuji dalam penelitian ini adalah ‘ ada hubungan yang signifikan antara sistem nilai pragmatik, moralistik dan afektif dengan gaya penyelesaian konflik menghindar, akomodasi kompetisi, kompromi dan kolaborasi,dengan mempertimbangkan kehadiran persepsi kormik, baik yang positif maupun negatif.
Melalui pengolahan dan analisis data terhadap 248 manajer, diperoleh hasil sebagai berikut; Sistem nilai yang dominan adalah ‘Pragmatik Persepsi terhadap konflik yang dominan adalah 'Negatif dan gaya penyelesaian kon 11 ik yang dominan adalah ‘Ko1 Aboras%'. Uji hipotesis memperlihatkan hasil bahwa hubungan antara sistem nilai dengan persepsi terhadap konflik maupun dengan gaya penyelesaian konflik tidak bermakna. Namun demikian dapat diketahui muatan nilai operatif pada masing-masing kategori gaya penyelesaian konflik, seperti pada gaya menghindar. muatan nilai operatifnya adalah kerjasama & keterampilan. Muatan nilai operatif pada gaya akomodasi adalah kerjasama, kepercayaan, berpikir rasional, produktivitas tinggi, kepuasan kerja. Pada gaya kompromi muatan tersebut adalah berpikir rasional,produktivitas tinggi, dan keterampilan, sedangkan pada gaya kompetisi.
Muatan tersebut adalah produktivitas tinggi dan pada gaya kolaborasi, muatan nilai operatornya adalah kerjasama dan produktivitas tinggi. Uji hipotesis berikutnya memperlihatkan bahwa persepsi terhadap komik berhubungan secara signifikan dengan gaya penyelesaian konflik, dengan gambaran sebagai berikut; persepsi konflik 'positif berkorelasip positif dengan gaya penyelesaian kontak kompetisi dan kolaborasi ( r = 0,160 & r = 0,174 signifikan pada batas 0,05) dan berkorelasi negatif dengan gaya menghindar dan gaya akomodasi ( r = - 0,524 & r = -0,318,signifikan pada batas 0,01), namun persepsi konflik positif tidak berkorelasi dengan gaya kompromi Di sisi lain persepsi konflik ‘negatif berkorelasi positif dengan gaya menghindar dan gaya akomodasi ( r =0,601 & r = 0,3`/9, signifikan pada batas 0,01) dan berkorelasi negatif dengan gaya kolaborasi ( r = - 0,141, signifikan pada batas 0,05 ).
Persepsi 'negatif ternyata tidak berkorelasi gaya kompetisi dan kompromi. Dari hasil diatas dapat dinyatakan apabila manajer mempersepsikan konflik secara positif, ia cenderung akan menggunakan gaya kompetisi atau kolaborasi dan cenderung tidak menggunakan gaya menghindar atau akomodasi. Sebaliknya, apabila manajer mempersepsikan konflik sebagai hal yang negatif maka ia akan menggunakan gaya menghindar atau gaya akomodasi dan cenderung menghindari gaya kolaborasi. Lebih Lanjut dapat dikemukakan bahwa persepsi terhadap konflik dan gaya penyelesaian konflik tidak berhubungan dengan perbedaan jenis kelamin, usia, status perkawinan, perbedaan tingkat pendidikan, bidang usaha, perbedaan tingkat jabatan. status kepemilikan instansi dan bidang pekerjaan yang disandang pada jabatan tersebut."
Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   3 4 5 6 7 8 9 10 11 12   >>