Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 62 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Humairoh
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yang dapat merusak proses pendidikan, khususnya pada generasi muda. Mereka cenderung terlena oleh budaya yang tidak selaras dengan nilai-nilai kebudayaan Indonesia yang mencakup kebaikan, kesantunan, dan kesederhanaan. Lebih jauh lagi, banyak anak muda saat ini lebih memilih budaya yang tidak mencerminkan nilai-nilai Islami. Dengan pemahaman yang lebih dalam, hal ini dapat mengarah pada pergeseran nilai-nilai moral bangsa, terutama di kalangan generasi muda di masa mendatang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi proses dan strategi pendidikan Islam yang efektif di usia dini melalui studi kasus di SDIT Al-Qudwah Depok dan menganalisis implementasi penerapan Islam usia dini dalam perspektif antropologi Islam di SDIT Al-Qudwah Depok. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus di SDIT Al-Qudwah. Data yang dipakai dalam penelitian ini berasal dari berbagai sumber, yaitu sumber tertulis dan lisan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dua teknik utama, yakni penelitian lapangan (field research) dan penelitian kepustakaan (library research). Teknik analisis data menggunakan analisis isi (content analysis) yang difokuskan pada pendidikan Islam di usia dini dari perspektif antropologi Islam. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa pandangan antropologi Islam di SDIT Al-Qudwah mengenai konsep kebudayaan memiliki relevansi yang signifikan. SDIT Al-Qudwah memiliki program khusus untuk mengembangkan karakter anak sesuai dengan fitrahnya, seperti pembelajaran tentang akhlak mulia, kejujuran, dan tanggung jawab. Guru mengadopsi pendekatan holistik dengan memperlakukan setiap anak sebagai individu dengan potensi unik yang harus dikembangkan, sejalan dengan perspektif antropologi Islam yang mengakui nilai dan martabat setiap individu sebagai khalifah Allah di bumi.

This research is motivated by problems that can undermine the educational process, especially in the younger generation. They tend to be influenced by cultures that are not in harmony with Indonesian cultural values, which include goodness, decency, and humility. Furthermore, many young people today prefer cultures that do not reflect Islamic values. With a deeper understanding, this could lead to a shift in the moral values of the nation, especially among the younger generations of the future. This study aims to identify effective Islamic education processes and strategies at an early age through a case study at SDIT Al-Qudwah Depok and to analyze the implementation of early childhood Islamic education from the perspective of Islamic anthropology at SDIT Al-Qudwah Depok. The data used in this research comes from various sources, both written and oral. Data collection techniques are carried out using two main methods, namely field research and library research. Data analysis techniques use content analysis that focuses on Islamic education at an early age from the perspective of Islamic Anthropology. The findings of this study show that the view of Islamic anthropology at SDIT Al-Qudwah on the concept of culture has significant relevance. They have special programs to develop children’s character according to their nature, such as learning about noble morals, honesty, and responsibility. The teachers adopt a holistic approach by treating each child as an individual with unique potential to be developed, in line with the Islamic anthropological perspective that recognizes the value and dignity of each individual as the caliph of Allah on earth."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fahmi
"Islamisasi ilmu secara kontekstual berarti melihat latar sosio-historis kapan dan dimana ide tersebut muncul. Ide ini muncul pada abad ke-20 atau populer sejak 1970-an oleh ilmuwan muslim yang berdomisili di Barat"
Tulungagung: Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman, 2012
297 JPIK 7:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ubaidi Has
"Tri pusat pendidikan yaitu: Penyelenggaraan pendidikan yang dilakukan oleh tiga pihak secara berhubungan dan saling berkaitan, ketiga pihak yang melaksanakan pendidikan itu adalah keluarga, lembaga pendidikan"
Tulungagung: Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman, 2012
297 JPIK 7:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hanik Yuni Alfiyah
"Selama ini dua model pendidikan (islam salaf dan modern) tidak jarang dipertentangkan, atau dihadapkan pada posisi binner (berhadap-hadapan-vis a vis)"
Tulungagung: Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman, 2012
297 JPIK 7:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ibrahim Akhmad Isa
"Skripsi ini membahas mengenai pemikiran pendidikan Islam K.H Hasyim Asyari dan pengaruhnya di Pesantren Tebuireng. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode studi literatur. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pemikiran K.H Hasyim Asyari yang lebih mengedepankan ibadah kepada Allah SWT dan kebahagiaan dunia dan akhirat mempengaruhi pembaruan di Pesantren Tebuireng dimana K.H Hasyim Asyari tidak menolak perubahan namun juga tetap berpegang teguh pada tradisi.

This thesis discusses the thoughts of K.H Hasyim Asyari's Islamic education and its influence on the Pesantren Tebuireng. This research is qualitative research with literature study method. The results of the study conclude that the thoughts of K.H Hasyim Asyari which prioritize worship to Allah SWT and the happiness of the world and the hereafter affect the renewal of the Pesantren Tebuireng where K.H Hasyim Asyari does not reject change but also sticks to tradition."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiur Zahrota Mawaddah
"Penelitian ini membahas tentang gagasan pendidikan Islam Hamka dalam Yayasan Pesantren Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan gagasan pendidikan Islam Hamka di Yayasan Pesantren Islam dengan menggunakan metode penelitian sejarah. Data-data penelitian ini bersumber dari sumber primer maupun sumber sekunder yang didapatkan melalui studi pustaka di berbagai perpustakaan seperti Perpustakaan Universitas Indonesia, Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah dan perpustakaan lain yang penulis kunjungi. Adanya pendidikan Islam yang masih bersifat tradisional, membuat Hamka berpikir perlunya pendidikan yang modern untuk mengatasi ketertinggalan umat Islam.
Menurut Hamka, Manusia dapat dikatakan taat dan mulia ketika mereka mampu memberikan manfaat kepada seluruh umat serta senantiasa mendekatkan diri pada Penciptanya. Kebutuhan akan pendidikan Islam yang berkualitas juga membuat pengurus Yayasan Pesantren Islam berpendapat perlu dibentuknya sebuah pendidikan formal yang memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan adanya kesamaan tujuan, Hamka dan Yayasan Pesantren Islam bertemu dalam sebuah perwujudan cita-cita yaitu pendidikan formal yang berkualitas dengan pengajaran ilmu agama dan Ilmu umum yang seimbang. Oleh karena itu, Gagasan pendidikan Islam Hamka diterapkan dalam pendidikan Yayasan Pesantren Islam untuk pembaharuan pendidikan Islam.

This research discusses Islamic education ideas Hamka in Yayasan Pesantren Islam. This research aimed to know the application of Islamic education ideas Hamka in Yayasan Pesantren Islam by using historical research mehod. Research datas is sourced from primary sources and secondary sources were obtained through literature in few libraries such as the Library of the University of Indonesia, Syarif Hidayatullah State Islamic Library and other libraries that the author visited. The presence of Islamic education that still traditional, made Hamka think the need for modern education to overcome the backwardness of Muslims.
According to Hamka, people can be said obedient and noble when they are able to provide benefits to the whole people and always closer to the Creator.The need for quality Islamic education also made management of the Islamic schools may consider necessary the creation of a formal education that meets those needs. With the same goal, Hamka and Yayasan Pesantren Islam met in an embodiment of the ideals that quality of formal education with the teaching of religious knowledge and general science are balanced. Therefore, the idea of Islamic education Hamka applied in Islamic education of Yayasan Pesantren Islam for the reform of Islamic education.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S65333
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Wasrun
"Mohammad Natsir (lahir 1908) adalah seorang pembaharu Islam yang dikenal sangat keras alirannya dan tajam penanya. la adalah seorang muslim yang taat, saleh dan zuhud. Puncak karirnya diperoleh ketika ia menjabat se_bagai Perdana Menteri dalam Kabinet Republik Indonesia Kesatuan pertama dari tanggal 6 September 1950 - 27 April 1951. Sebelum menjadi Perdana Menteri ia sempat tiga kali menduduki jabatan Menteri Penerangan berturut-turut: a) dalam Kabinet Syahrir II dari tanggal 12 Maret 1946 - 2 Oktober 1746; b) dalam Kabinet Syahrir III dari tanggal 2 Oktober 1946 - 27 Juni 1947 dan c) dalam Kabinet Hatta I dari tanggal 29 Januari 1948 - 4 Agustus 1949. Sesudah menjabat Menteri Penerangan, jabatan selanjutnya adalah Ketua Umum Partai Masyumi dari tahun 1949 - 1958. Natsir adalah salah seorang murid A. Hassan. Menurut pengakuannya sendiri, ia banyak dipengaruhi oleh cara hidup A. Hassan yaitu dalam kesederhanaan, rasa keakraban bersahabat, keikhlasannya, penghargaannya kepada tamu dan setiap orang. Natsir memulai hidupnya dalam dunia karang-mengarang. Di Bandung ia mengarahkan bakatnya menjadi guru dan wartawan. Pada tahun 1932 ia memasuki dan menjadi pendorong J. I.B. (Joni Islamieten Bond), suatu perkumpulan Pemuda Islam yang anggotanya umumnya terdiri dari pelajar-pelajar berpendidikan Barat dan berjiwa Islam. Tujuan perkumpul_an ini adalah untuk lebih mendalami apa yang dikehendaki Islam tentang masyarakat. Karangan-karangan Natsir tentang Islam di dalam bahasa Belanda banyak memberi aliran baru bagi para pelajar dan kaum terpelajar yang ingin mengenal Islam yang sebenarnya. Ia menerangkan soal-soal Islam se_cara popular yang biaa diterima oleh mereka. Sebagai seorang pembaharu, ia sangat menonjolkan akal. Baginya akal memnunyai kedudukan yank; tinggi dalam Islam. Ia banyak mengupas masalah akal dipandang dari ajaran-aja_ran dan ruh agama Islam yang hakiki. Natsir dikenal sebagai orang yang ahli agama dan po_litik. Namun ia juga seorang pemikir dalam bidang pen_didikan. la mempunyai cita-cita yang agung mengenai pen-didikan, yaitu hendak membangun satu siatem pendidikan yang sesuai dengan hakikat ajaran Islam. Menurut pendapat_nya, siatem pendidikan Islam bertujuan menciptakan manusia yang seimbang antara kecerdasan otaknya dengan keimanannya kepada Allah dan Rasul. Seimbang ketajaman akalnya dan kemahiran tangannya untuk bekerja. Dalam tulisan ini akan dikemukakan pandangan Natsir mengenai peranan akal di dalam Islam dan gagasannya menge_nai pendidikan Islam serta usaha-usahanya di dalarn merealisasikan gagasan pendidikan Islam itu. Sepengetahuan pe_nulis, pandangan Natsir mengenai akal di dalam Islam belum ada yang membahas, kecuali hanya diainggung sedikit. Itu pun ditempatkan pada bagian kesimpulan dan dalam rangka membedakan antara golongan tradisi dan golongan pembaharuan? Tulisan ini akan mencoba membahasnya lebih mendalam lagi, yaitu dalam kaitannya dengan ide-ide pembaharuan. Demikian juga pandangan Natsir mengenai pendidikan Islam. Yang terakhir ini menurut pengamatan penulis belum ada yang membahas sama sekali. Apalagi pembahasan yang me_nyeluruh tentang ide-idenya dan usaha-usaha nyata di dalam merealiaasikan pendidikan Islam itu. Membahas pikiran-pikiran Natsir tentang akal dan pen_didikan Islam merupakan suatu kebutuhan. Sebab pikiran-pikiran Natsir masih relevan dan merupakan landasan untuk memahami perkembangan pembaharuan Islam di Indonesia, khu_susnya pemikiran tentang akal dan pendidikan Islam. Penulis memang tertarik terhadap masalah-masalah Islam, khususnya yang beraliran modern. Hal ini mungkin disebabkan oleh Latar belakang penulis sendiri yang walau_pun berasal dari kalangan Islam tradisi, namun ingin mengetahui lebih dalam mengenai hakikat ajaran-ajaran Islam. Sebagaimana A. Hassan, gurunya, Natsir dikenal sebagai orang yang sangat keras di dalam mengemukakan gagasan-ga_gasan keislaman. Gagasan Natsir patut dikemukakan karena telah melampaui sekedar menjalankan cara-cara modern dan praktis dalam memajukan masyarakat Islam dengan mencoba mengkombinasikannya dengan ide Barat dan Modern."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S12442
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nilmanjaya
"Pondok modern Darussalam Gontor yang muncul aejak tahun 1926 merupakan lembaga pendidikan Islam yang maju sampai sekarang merupakan pelopor pembahruan pendidikan pondok pesantren secara modern. Dalam penelitian ini menitik beratkan pada cara pendidikan dan penajaran yang ada di pondok Gontor, serta sejarahnya dan pengajaran."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1985
S13330
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Iskandar
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Abd. Rachman Assegaff
Jakarta: Rajawali, 2013
297.77 ABD a (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>