Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1167 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Billah, Mohd. Ma`sum
Selangor: Sweet & Maxwell Asia, 2010
332.041 BIL p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sperling, Sebastian
"Sejak perang dunia II Jerman menerapkan konsep Pasar Ekonomi Sosial .Tujuannya adalah untuk mengambil manfaat berupa efisiensi dari sistem Pasar Ekonomi Liberal yang memberikan kebebasan kepada masing-masing individu .Secara prisip ,konsepnya berlandaskan kesetaraan dalam hal kesempatan untuk hidup serta perlindungan terhadap politik, sipil , ekonomi budaya dan sosial masyarakat. Untuk itu dibutuhkan peran serta aktif pemerintah. Di sisi lain, sistem Ekonomi Pasar Bebas lebih mementingkan perlindungan individu yang disertai dengan peran serta pemerintah yang minimal dan kebebasan pasar.Paradigma antara paham Pasar Bebas dan Pasar Ekonomi Sosial tidak hanya menjadi diskusi dan perdebatab hangat oleh masyarakat internasional di era globalisasi ini, bahkan di Jerman sendiri yang menjalankan konsep Pasar Ekonomi Sosial. Tulisan ini membahas tentang model Pasar Ekonomi Sosial yang dijalan di Jerman. Pertama-tama -di paparkan konsep dasar yang berlandaskan hak asasi dan keadilan serta perkembangannya selama ini. Selanjutnya dijabrkan peran pemerintah beserta instrumen-instrumennya. Agar mudah di pahami,konsep ini oleh dibandingkan dengan konsep Ekonomi Pasar Bebas.Pembahsan berikutnya ,dikupas tantangan-tantangan yang dihadapi oleh konsep ini. Pada penutup tulisan,penulis mempertanyakan apakah sistem ekonomi yanh dijalankan saat ini di Jerman masih cocok dan relevan serta menjadi pilihan tepat dalam era perekonomian sekarang ini?"
2006
JKWE-II-1-2006-46
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Silaen, Victor M.
"Aturan-aturan baru globalisasi, berikut para "pemain" yang menulis berbagai aturan tersebut, terpusat pada upaya mengintegrasikan pasar-pasar global. Mereka mengabaikan begitu saja berbagai kebutuhan rakyat yang tidak dapat dipenuhi oleh pasar-pasar global. Proses integrasi tersebut memusatkan kekuasaaan dan memarjinalisasi golongan kaum miskin, entah itu negara maupun rakyatnya.. Perdebatan mengenai globaliasi yang berlangsung saat ini terlalu sempit hanya terbatas pada persoalan kemanusiaan yang lebih luas, seperti kemiskinan global yang tetap langgeng, perkembangan ketimpangan yang semakin mencolok di antara maupun di dalam negara-negara penyingkiran rakyat dan negara-negara miskin, serta tetap berlangsungnya pelanggaran hak-hak asasi manusia (PBB The united Nations Human Development Report 1999)"
Jurnal Studi Amerika, 2005
JSAM-X-2-JulDes2005-21
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"pangsa pasar ritel tradisional tendensinya makin menurun,bersamaan dengan makin meningkatnya jumlah dan kapitalisasi bisnis ritel modern.Penguasaan pasar sebesar seoertiga sampai setengahnya oleh ritel modern sangat rawan mendatangkan potensi biaya ekonomi,sosial dan politik yang tinggi...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Susilo Teguh Raharjo
"Hukum dibuat untuk dapat menciptakan keteraturan dan ketertiban sehingga mampu memberikan rasa keadilan dan keamanan kepada masyarakat dalam melakukan berbagai kegiatannya.Oleh sebab itu hukum harus mempunyai manfaat, kepastian hukum dan memberi keadilan kepada masyarakatnya. Hukum yang berupa aturan tertulis dan tidak tertulis membawa konsekuensi membatasi kebebasan manusia.
Sebagai mahluk yang mempunyai sifat dasar selalu ingin bebas dan hedonis, sifat ini dapat menjadi stimulus manusia untuk melanggar. Dewasa ini hukum dibuat oleh suatu badan atau lembaga yang diberi wewenang oleh negara atau rakyat. Hal ini disebabkan dalam pembuatan hukum tidak mungkin melibatkan seluruh warga masyarakat secara langsung karena jumlahnya yang sangat banyak. Penunjukan lembaga atau badan pembuat hukum ini dianggap dapat mewakili seluruh warga atau masyarakat.
Sungguhpun demikian lembaga atau badan yang dibentuk tersebut seringkali tidak memperhatikan masyarakatnya. Pada kenyataannya hukum yang dibuat sering kali hanya untuk kepentingan kelompok penguasa atau pembuatnya. Dari sini timbul ketidaksepahaman antara penguasa dengan masyarakat. Hukum yang seharusnya dibuat untuk mendapatkan keteraturan dan ketertiban, dapat memberi rasa aman dan adil dirasakan oleh masyarakat sebaliknya. Akibatnya hukum tidak diterima dart ditolak oleh masyarakat. Penolakan atas hukum diekspresikan melalui ketidakpatuhan terhadap peraturan yang tercermin dari perbuatan melanggar. Dengan didukung oleh berbagai faktor maka pelanggaran dapat berubah menjadi suatu pembangkangan."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11059
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Suryowati
"ABSTRAK
Penelitian ini berusaha mencari hubungan antara kinerja dan risiko perusahaan perbankan di Bursa Efek Jakarta (BEJ), Kinerja merupakan sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan atau kemampuan kerja. Indikator kinerja bank yang digunakan dalam penelitian ini adalah capital asset ratio (CAR), interest income to total produclive cm-set (IITTPA), coefficient of variation of return on asset (CVROA), coefficient of variation of return on equity (CVROE), operating expense to operating income (OETOI), loan to deposit ratio (LDR), liquidity (LIQ), coefficient of variation of total deposit (CVDEP), coefficient of variation of earning pershare (CVEPS), dividend payout ratio (DPR) dan loan loss experience dan (LOSS). Risiko merupakan suatu keadaan dimana lebih dari satu kemungkinan basil terjadi. Konsep risika dalam penelitian ini adalah risiko yang berhubungan dengan investasi modal pemilik saham sehingga digunakan ukuran risiko yang ditentukan pasar yang berasal dari teori portofolio_Ukuran risiko yang digunakan adalah beta untuk risiko sistematis, deviasi standar dari residual untuk risiko tidak sistematis dan deviasi standar dari tingkat keuntungan saham individu untuk risiko total.
Bank-bank yang menjadi obyek penelitian adalah bank-bank go public yang berjumlah 22 bank. Ukuran kinerja diperoleh melalui data-data yang ada pada laporan keuangan berupa neraca dan laporan nlgi labs tiap-tiap bank tahun 1992 - 1997. Ukuran risiko diperoleh melalui estimasi persamaan Ra = ai + bi Rml + eit, dimana Rit dan Rml, adalah perubahan harga saham bank i dan portofolio pasar tiap bulan. Koefisien b merupakan estimasi β (beta) yang mencerminkan ekpektasi investor terhadap hubungan antara return perusahan dan return pasar (ukuran resiko sistematis) dan untuk ukuran risiko total adalah deviasi standar dari return saham i sedangkan ukuran risiko tidak sistematis merupakan deviasi standar dari residual i, Data untuk mendapatkan ukuran risiko berasal dari daftar kurs resmi bulanan Bursa Efek Jakarta, periode Januari 1992 - Juni 1997.
Analisis hubungan antara kinerja dan risiko ini menggunakan persamaan regresi linier berganda dengan kinerja sebagai vanabel bebas dan risiko sebagai variabel tergantung. Guna mendapatkan persamaan regresi yang BLUE (Best Linier Unbiased Estimator) maka dilakukan pengujian terhadap tiga dari enam asumsi dasar klasik regresi yaitu multikoliniaritas, heterokedastisitas dan otokorelasi. Proses perhitungan regresi dan pengujian asumsi dasar klasik dilakukan dengan menggunakan bantuan software program TSP 7. Dalam analisis ini dilihat hubungan antara kinerja dan risiko keseluruhan bank dan dilihat pula perbedaan pengaruh kinerja terhadap risiko antar kelompok bank.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kinerja terhadap risiko baik risiko sistematis, risiko total juga risiko tidak sistematis. Pada industri perbankan secara keseluruhan bank besarnya kontribusi variasi capital asset ratio, interest income to total productive asset , coefficient of variation of return on equity, operating expense to operating income, loan to deposit ratio, likuiditas, coefficient of variation of total deposit, coefficient of variation of earning pershare, dividend payout ratio dan loss terhadap risiko sistematis sebesar 88,87%, terhadap risiko tidak sistimatis sebesar 88,50% dan terhadap risiko total sebesar 88,32%. Dari kesepuluh variabel bebas tersebut yang mempunyai pengaruh terhadap risiko sistematis, risiko tidak sistematis dan risiko total adalah coeefcient of variation of return of equity. Variabel bebas yang mempunyai pengaruh terhadap risiko tidak sistematis dan risiko total adalah coefficient of variation of earning pershare dan operating expense to operating income. Variabel bebas yang mempunyai pengaru hanya terhadap risiko sistimatis adalah capital asset ratio.
Terdapat perbedaan pengaruh kinerja terhadap risiko antar kelompok bank besar dan kelompok bank kecil. Besarnya perbedaan pengaruh loan to deposit ratio terhadap risiko sistematis, risiko tidak sistematis dan risiko total antara kelompok bank besar dan bank kecil adalah sebesar 0,003 untuk risiko sistimatis, sebesar -0,125 untuk risiko tidak sistimatis dan sebesar -0,121 untuk risiko total. Perbedaan pengaruh coefficient of variation of earning pershare terhadap risiko sistematis dan risiko total antar kelompok bank besar dan bank kecil besarnya adalah -0,013 untuk risiko sistimatis dan sebesar -0,184 untuk risiko total. Kinerja yang mempunyai perbedaan pengaruh terhadap risiko tidak sistimatis dan risiko total antar kelompok bank adalah coefficient of variation of return on equity, coefficient of variation of deposit dan loan loss experience. Besar perbedaan pengaruh loan loss experience terhadap risiko tidak sistimatis dan risiko total masing-masing sebesar -2,132 dan -2,098. Besar perbedaan pengaruh coefficient of variation of deposit terhadap risiko tidak sistimatis sebesar -0,619 dan terhadap risiko total sebesar 0,637. Besar perbedaan pengaruh coefficien of variation of return on equity terhadap risiko tidak sistimatis dan risiko total masing-masing sebesar -2,644 dan -2,643. Perbedaan pengaruh capital asset ratio terhadap risiko sistimatis antar kelompok bank besar dan bank kecil adalah sebesar -0,024.
"
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Walji Sugita
"Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui besarnya likuiditas saham dan faktor-faktor yang mempengaruhinya serta untuk mengetahui hubungan antara dividen dan earning per share terhadap likuiditas saham. Untuk mengetahui apakah faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas saham yang tinggi dan rendah berbeda, maka likuiditas saham dilompokkan saham ke dalam 4 (empat) kelompok saham, yaitu saham sangat likuid, saham likuid, saham tidak likuid dan saham sangat tidak likuid.
Analisis data dilakukan dengan analisis diskriminan dan analisis regresi. Analisis diskriminan digunakan untuk mengetahui apakah nilai variabel masing-masing kelompok saham berbeda secara nyata dan analisis regresi digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan likuiditas saham. Sebagai variabel bebas digunakan harga saham, ekses return saham relatif terhadap sampel, dividen, sales turnover, asset per share dan deb equity ratio. Sedangkan uji beda dividen dan earning per share dilakukan pada masingmasing tahun pengamatan.
Sampel penelitian adalah perusahaan-perusahaan yang go publik dan sahamnya diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder yang berupa data laporan keuangan dan data pendukung lainnya. Sumber data utama diambil dari Indonesian Capital Market Directory yang dikeluarkan oleh Ecfn dan data yang digunakan adalah data dari tahun 1990 sampai dengan 1995. Dalam hubungannya dengan keadaan pasar, untuk analisa regresi sampel dikelompokkan dalam periode bearish (data 1990-1992) dan periode bullish (data .1993-1995).
Hasil penelitian memberikan kesimpulan: (1) Pengelompokan saham ke dalam saham sangat likuid, saham likuid, saham tidak likuid dan saham sangat tidak likuid menunjukkan tidak ada perbedaan yang berarti dalam pengaruh variabel bebas terhadap likuiditas, hasil uji Chow juga menunjukkan hasil yang sama, (2) Hasil regresi menunjukkan bahwa pada periode bearish model yang dipergunakan tidak signifikan namun ada variabel yang berpengaruh secara partial yaitu: harga saham dan sales turn over. (3) Pada periode bullish model yang dipergunakan tidak signifikan dan secara partial faktor yang berpengaruh adalah asset per share. (4) Pada total periode model yang dipergunakan signifikan sangat berpengaruh terhadap likuiditas saham adalah harga saham dan dummy variabel yailu pembedaan pasar saham ke dalam pasar bearish dan pasar bullish. (5) Dividen saham likuid (yang terdiri dari saham sangat likuid dan saham likuid) berbeda secara nyata dengan dividen saham tidak likuid (yang terdiri dari saham tidak likuid dan saham sangat tidak likuid) pada periode bearish, namun pada pasar bullish tidak berbeda secara nyata. (6) Earning per share saham likuid tidak berbeda secara nyata dengan saham tidak likuid, kecuali data tahun 1990."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Colombanus Ambar Pujiharjanto
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah informasi besarnya dividen dan besarnya earning berpengaruh terhadap harga saham dan untuk mengetahui reaksi return saham dengan adanya pengumuman dividen dan pengumuman earning di Bursa Efek Jakarta. Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa informasi besarnya dividen dan besarnya earning secara signifikan berpengaruh terhadap harga saham, sehingga sangat bermanfaat bagi investor untuk menilai prospek perusahaan. Penelitian-penelitian lain sebelumnya menunjukkan bahwa adanya pengumuman dividen dan pengumuman earning yang menaik akan segera diikuti oleh return saham yang menaik pada saat pengumuman. Sebaliknya adanya pengumuman dividen dan pengumuman earning yang menurun akan segera diikuti oleh return saham yang menurun pada saat pengumuman. Sementara itu adanya pengumuman dividen tetap secara esensial tidak diikuti oleh kenaikan atau penurunan return saham. Penelitian-penelitian tersebut dilakukan pada pasar modal di Amerika Serikat, yang telah terbukti efisien. Kondisi pasar modal di Indonesia khususnya Bursa Efek Jakarta tidaklah demikian. Hasil penelitian-penelitian sebelumnya tentang efisiensi pasar modal di Bursa Efek Jakarta menunjukkan bahwa Bursa Efek Jakarta belum efisien.
Di dalam penelitian ini pendekatan model klasik digunakan untuk menganalisis apakah informasi besarnya dividen dan besarnya earning berpengaruh terhadap harga saham, sehingga dapat diketahui apakah investor lebih menghargai dividen atau retained earning. Sementara itu untuk mengetahui apakah adanya pengumuman dividen dan pengumuman earning akan segera diikuti reaksi return saham, digunakan pendekatan model mean return dan mean adjusted return.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama periode 1989 sampai dengan 1993 apabila digunakan pendekatan populasi, ternyata besarnya dividen secara signifikan berpengaruh terhadap harga saham, tetapi informasi besarnya retained earning hanya berpengaruh pada tahun 1991, 1992 dan 1993. Jika dibandingkan di antara keduanya, ternyata investor lebih menghargai dividen dari pada retained earning. Apabila digunakan pendekatan 20 (dua puluh) saham dengan volume perdagangan terbesar, maka informasi besarnya dividen dan retained earning ternyata secara signifikan berpengaruh terhadap harga saham , sehingga dapat merupakan informasi yang bermanfaat bagi para investor untuk menilai prospek perusahaan. Jika dibandingkan di antara kedua informasi itu, maka secara keseluruhan investor lebih menghargai dividen dari pada retained earning. Tetapi jika ditelusuri, ternyata pada tahun 1991 dan 1992 investor lebih menghargai dividen dari pada retained earning.
Sementara itu dengan menggunakan mean return dan mean adjusted return dengan adanya pengumuman dividen dan pengumuman earning, ternyata didapati temuan yang berbeda dengan temuan yang terdapat pada pasar modal yang efisien. Pada pasar modal yang efisien, adanya pengumuman dividen (naik/turun) dan pengumuman earning (naik/turun) selalu diikuti oleh reaksi return saham ; dan adanya pengumuman dividen tetap secara esensial tidak diikuti oleh reaksi return saham. Dengan demikian kedua pengumuman itu dapat digunakan sebagai informasi bermanfaat bagi para investor, artinya pengumuman dividen dan pengumuman earning yang menaik dapat menunjukkan bahwa prospek perusahaan pada masa mendatang adalah baik, dan sebaliknya pengumuman dividen dan pengumuman earning yang menurun dapat menunjukkan bahwa prospek perusahaan kurang baik di masa datang. Tetapi di Bursa Efek Jakarta, kedua informasi tersebut secara konsisten belum dapat digunakan sebagai informasi yang bermanfaat sebagaimana pada pasar modal yang efisien."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ita Yuhita S. Atmaja
"ABSTRAK
Kelembagaan dan pengoperasian Pasar Modal sebenarnya telah dimulai sejak 1878, yakni dengan adanya Dunlop & Kolff yang melakukan usaha sebagai Commodity and Securities Broker, suatu lembaga perdagangan perantara di bidang komoditi dan sekuritas. Sedangkan Pasar Modalnya sendiri baru dibuka tahun 1912 dengan terbentuknya bursa-bursa di Semarang, Surabaya dan Jakarta.
Pengaturan tentang perdagangan saham diatur dalam Wetboek van Koophandell (WvK) yang sekarang disebut Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) dan terdiri dari pasal, yang menjelaskan tentang:
a. pengertian istilah bursa dagang sebagai tempat pertemuan para pedagang, makelar (brokers), dan pelaku lainnya dalam melakukan transaksi dagang;
b. tentang cara menetapkan "koers" wesel, saham-saham, obligasi atau surat berharga lainnya, baik di dalam maupun di luar negeri;
c. tentang pemberian wewenang kepada Menteri Keuangan untuk mengatur jalannya bursa dan segala sesuatu yang menyangkut ketertibannya.
Selanjutnya dalam Burgerlijk Wetboek Indonesia, sekarang disebut Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUH Perdata) hanya ditemukan satu pasal, yang mengatur di mana benda gadai yang merupakan efek-efek dapat diperdagangkan.
Walaupun begitu munculnya resesi dunia sebagai akibat Perang Dunia 1 telah menghambat perkembangan pasar modal yang baru tumbuh tersebut. Kemudian ketika Perang Dunia ke II berlangsung pasar modal tersebut terpaksa ditutup juga. Seusai Perang Dunia II, Indonesia masih mengalami revolusi fisik yang berlangsung sampai tahun 1949, sehingga pasar modal baru dapat diaktifkan kembali dengan UU Darurat No. 13 Tahun 1951 yang kemudian dirubah menjadi UU No. 15, tahun 1952 tentang Penetapan UU darurat tentang Bursa."
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meliani Rachmawaty
"Pasar Modal sangat berperan bagi pembangunan ekonomi yaitu sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha dan wahana investasi masyarakat. Seiring dengan perkembangan zaman dan kebutuhan akan cara berinvestasi yang efektif maka bentuk Efek yang semula berbentuk fisik saham berubah tanpa saham. Dengan adanya perubahan bentuk tersebut menyebabkan fungsi utama dari kustodian sebagai lembaga penunjang pasar modal berubah.
Dalam penelitian ini akan dianalisa dan dibahas eksistensi dari Bank Kustodian selaku lembaga penunjang pasar modal pasca pemberlakuan kebijakan Scripless Trading dan apakah konsep penitipan kolektif pasca Scripless Trading dapat mengoptimalkan sistem perdagangan efek, baik efek yang dibeli di primary market atau secondary market serta apakah dengan sistem Scripless Trading para pemegang portfolio sudah terlindungi hak-haknya. Analisa kasus dilakukan di Citibank NA Kustodian dengan menganalisa keuntungan dan kerugian dari penerapan sistem scripless trading bagi nasabah / investor Citibank NA dan bagi bank kustodian itu sendiri.
Metode penelitian yang digunakan adalah kepustakaan bersifat yuridis normatif dengan cara mempelajari berbagai literatur dan peraturan perundangan yang berkaitan dengan penelitian ini, basil penelitian dituangkan dalam simpulan berbentuk evaluatif analitis dengan harapan dapat menjadi suatu rekomendasi untuk meningkatkan efektifitas dan kinerja Bank Kustodian selaku lembaga penunjang pasar modal di Indonesia.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan ternyata Bank Kustodian tetap eksis selaku lembaga penunjang pasar modal pasca pemberlakuan kebijakan Scriptless Trading meskipun peranannya tidaklah sebesar saat masih berlaku sistem perdagangan dengan warkat. Pemberlakuan Scriptless Trading di Pasar Modal Indonesia meningkatkan optimalisasi pedagangan saham, semua pelaku pasar modal, terlebih bagi perusahaan Efek dan investor akan diuntungkan dengan penerapan sistem perdagangan tanpa warkat. Bagi nasabah pemegang portfolio dengan diberlakukannya scriptless trading hak-haknya lebih terlindungi. Dengan perubahan sistem ini penulis membuat kesimpulan penerapan scriptless trading di Pasar Modal Indonesia membawa peningkatan kinerja Pasar Modal dan minat investor untuk berinventasi di Bursa Efek."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T16532
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   2 3 4 5 6 7 8 9 10 11   >>