Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 51 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"the Asian-African cooperation has entered the new chapter during the Asia Africa summit in 22-23 April 2005 in Jakarta. Leaders from Asian and Africa countries met in Jakarta and declared the New Asian-Africa Strategic Partnership (NAASP) as a blue print to bolster the Asian African cooperation in the future..."
DIPLU 6:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tira Kartika Sari
"Penelitian ini memiliki tujuan untuk menguji pengaruh tangibility, size, growth opportunity, dan profitability terhadap leverage pada perusahaan pertambangan di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 - 2015. Sampel penelitian terdiri dari 30 perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data penelitian bersumber dari data sekunder yaitu laporan keuangan 30 perusahaan pertambangan tahun 2010 sampai dengan 2015. Analisis data menggunakan regresi linier berganda untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Pengolahan data dilakukan menggunakan aplikasi E-Views 8. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama periode 2010 ndash; 2015 terdapat penemuan variabel tangibility, growth opportunity signifikan berpengaruh positif terhadap leverage dan variabel size, profitability signifikan berpengaruh negatif terhadap leverage.

The purpose of this study was to examine the effect of tangibility, size, growth opportunities, and leverage the profitability of the mining companies in Indonesia listed in Indonesia Stock Exchange period 2010 2015. The study sample consisted of 30 mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange. The research data sourced from secondary data that the financial statements 30 mining companies in 2010 to 2015. Data were analyzed using multiple linear regression to test the effect of independent variables on the dependent variable. Data processing was performed using the application E Views 8. The results showed that during the period 2010 2015 are variable tangibility, growth opportunity positively and significantly leverage and variable size, profitability significant negative effect on leverage."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S66005
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Tuty Nur Mutia
"This thesis examines the normalization of China-Indonesia?s diplomatic relations in order to understand China?s main motivation. The ?micro-macro linkage? approach is used to uphold the empirical evidence that is enhanced by the mianzi concept. In Chinese culture, mianzi consists of honourable values and meanings. The result of this research shows that the changes in China?s foreign policy priority have been caused by the demise of the socialist power in the late 1980s and the Tiananmen incident in 1989. Threat to China?s sovereignty and unity has been the basis of the priority to keep the country?s honour and existence. The term baoquan mianzi is used in this matter. It means using the whole potential of the Chinese people to defend the country?s honour. The People's Republic of China?s international image and glory need to be restored. The normalization of diplomatic relations has proven to be part of baoquan mianzi effort and has given China a big opportunity to participate in regional and global forums."
Depok: Faculty of Humanities University of Indonesia, 2012
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sekhah Yahya
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh arus kas, peluang investasi, dan persentase kepemilikan publik terhadap cumulative abnormal return di sekitar waktu pengumuman dividend initiation pada perusahaan non keuangan yang melakukan inisiasi dividen pada peride 2007 2016. Sampel adalah 48 perusahaan yang selama tiga tahun tidak pernah membagikan dividen dan pada tahun berikutnya mulai membagikan dividen.
Hipotesis penelitian ini yang berusaha diuji adalah apakah perusahaan yang memiliki peluang investasi yang rendah berdasarkan Tobin's Q dan memiliki arus kas operasional yang tinggi pada tahun sebelum inisiasi memiliki cumulative abnormal return yang lebih besar dan positif dibandingkan perusahaan lainnya yang melakukan inisiasi dividen. Tingkat peluang investasi yang rendah dan arus kas yang tinggi ditentukan berdasarkan median industri sektor ataupun subsektornya. Pada variabel corporate governance, apabila perusahaan memiliki persentase kepemilikan publik yang rendah diasumsikan akan mendapatkan cumulative abnormal return yang lebih besar dan signifikan dibandingkan perusahaan yang memiliki tingkat persentase kepemilikan publik yang tinggi. Cumulative abnormal return tersebut terbagi atas value-weight dan equally-weight dengan periode jendela 9 hari.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan dengan peluang investasi rendah dan arus kas tinggi berdasarkan median industi sektornya memiliki cumulative abnormal return yang lebih besar dan positif signifikan di sekitar pengumuman inisiasi dividen. Sementara itu perusahaan dengan tingkat persentase kepemilikan publik yang rendah memiliki rata-rata cumulative abnormal return yang lebih besar, namun tidak signifikan di sekitar pengumuman inisiasi dividen. Sehingga kesimpulan dari hasil tersebut yaitu peluang investasi dan arus kas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap cumulative abnormal return sementara persentase kepemilikan publik tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap cumulative abnormal return.

This study aims to examine and analysis the impact of cash flow, investment opportunities, and percent ownership by public funds to abnormal return around dividend initiation announcement for non financial institution from period 2007-2016. Sample used 48 companies that announced the dividend initiations with no dividends recorded in the prior three fiscal years.
The hyphothesis from this study is to examine if firms with poor investment opportunities based on Tobins Q and higher cash flow from operations from prior years, they have higher and positive cumulative abnormal return compared to other. The level of poor investment opportunities and higher cash flow are determined based on median industry sector or subsector. On corporate governance variable, if the firms have low percentage of public ownership they are assumed will gain higher and significant cumulative abnormal return compared to firms with high percentage of public ownership. The cumulative abnormal return is divided into value weight and equally weight with event period 9 days.
The result from this study indicate that firms with low investment opportunities and high cash flow based on median indsutry from sector, they have significantly more positive cumulative abnormal return around dividend initiation announcement. Meanwhile firms with low percentage of public ownership have higher average cumulative abnormal return, but insignificant around dividend initiation announcement. So the conclusion from this result is investment opprtunities and cash flow have significant effect to cumulative abnormal return, meanwhile percentage of public ownership gives insignificant effect to cumulative abnormal return.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nindita Rhea Paramastri
"ABSTRAK
Fenomena pemekaran wilayah pinggiran kota dan pertumbuhan penduduk yang terjadi akhir-akhir ini berdampak pada berubahnya keinginan masyarakat untuk memiliki niat bertempat tinggal di pusat kota di mana peluang kerja terkonsentrasi, meskipun itu memberikan dampak bagi masyarakat untuk beradaptasi dengan gaya hidup yang dimiliki kebebasan untuk berpindah dari satu kota ke kota lain. Oleh karena itu, konsep pembangunan berbasis transit atau Transit Oriented Development / TOD yang bergantung pada moda transit kereta api yang saat ini sedang dikembangkan di Jakarta seperti Mass Rapid Transit/MRT dan Light Rail Transit/LRT yang bertujuan untuk mengurangi masalah jumlah waktu dan uang yang terbuang saat transit
dari tempat tinggal ke tempat kerja sehingga perlu adanya perbaikan harta benda atau harta benda perbaikan. Selain integrasi ke stasiun transit terdekat, perbaikan properti juga tersedia menyediakan area perumahan, toko ritel, layanan, dan fasilitas perkotaan lainnya di dalam
jarak tempuh yang nyaman dengan berjalan kaki. Mengambil keuntungan dari perbaikan properti itu berguna untuk memaksimalkan jumlah orang yang datang dan bahkan tinggal di kawasan perumahan yang dapat menjadi strategi peluang atau peluang bagi developer atau developer untuk manfaat. Tesis ini mempelajari bagaimana menerapkan konsep TOD dalam proyek real estat membawa lebih banyak peluang untuk perbaikan properti yang akan tercermin dari salah satu proyek LRT City khususnya Gateway Park beserta koneksinya ke Stasiun LRT Jatiempaka.
ABSTRACT
The phenomenon of the expansion of suburban areas and population growth that has occurred recently has had an impact on changing people's desires to have the intention of living in the city center where job opportunities are concentrated, even though it has an impact on the community to adapt to a lifestyle that has the freedom to move from one city to another. Therefore, the concept of transit-based development or Transit Oriented Development / TOD which relies on rail transit modes currently being developed in Jakarta such as Mass Rapid Transit / MRT and Light Rail Transit / LRT which aims to reduce the problem of the amount of time and money involved. wasted in transit
from the place of residence to the place of work so that there is a need for repair of property or repair of property. In addition to integration to the nearest transit station, property improvements are also available providing residential areas, retail stores, services and other urban amenities within convenient mileage on foot. Taking advantage of property improvements is useful for maximizing the number of people who come and even live in residential areas which can be an opportunity strategy or opportunity for developers or developers to benefit. This thesis studies how applying the TOD concept in real estate projects brings more opportunities for property improvement which will be reflected in one of the LRT City projects, especially Gateway Park and its connection to the Jatiempaka LRT Station."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Allam Latief
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh leverage pada tingkat investment opportunities berbeda, cash flow pada kategori financially dan non financially constrained, dan agency cost dalam mempengaruhi firm growth. Penelitian dilakukan pada perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2018- 2021 yang berjumlah 150 dengan jumlah observasi sebesar 600 dan dianalisis menggunakan metode generalized least square (GLS). Hasil penelitian mengungkap bahwa leverage mempunyai pengaruh negatif signfikan terhadap firm growth terlepas dari investment opportunities perusahaan tersebut. Sensitivitas pengaruh positif cash flow terhadap firm growth lebih besar nilainya pada perusahaan dengan financial constraint. Agency cost yang timbul akibat ketidakefisienan pengalokasian aset tidak terbukti secara signifikan mempengaruhi firm growth.

This study aims to examine the effect of leverage at different levels of investment opportunities, cash flow in the financially and non-financially constrained firms, and agency costs in influencing firm growth. The research was conducted on 150 manufacturing sector companies listed on the IDX for the 2018-2021 period with a total of 600 observations and analyzed using the generalized least squares (GLS) method. The results of the study reveals that leverage has a significant negative effect on firm growth regardless of the company's investment opportunities. The sensitivity of the positive influence of cash flow on firm growth is greater in financially constrained firms. Agency costs arising from inefficiency in asset allocation are not proven to significantly affect firm growth."
Depok: 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hardinna Zalfa Cahyani
"Permintaan untuk perumahan, bangunan, dan infrastruktur meningkat secara proporsional dengan perkembangan perkotaan saat ini. Kegiatan konstruksi, di sisi lain, telah berkontribusi pada dampak yang merugikan bagi manusia dan lingkungan dengan mengeluarkan emisi karbon. Pengadaan berkelanjutan adalah salah satu proses dalam menangani masalah sosial, ekonomi, dan lingkungan industri konstruksi. Namun, karena kurangnya implementasi di Indonesia, perlu dilakukan identifikasi hambatan, peluang, dan strategi untuk meningkatkan keinginan pemangku kepentingan untuk mengadopsi pengadaan yang berkelanjutan. Sebagai kerangka penelitian, penelitian kualitatif dilakukan dengan menganalisis penelitian-penelitian sebelumnya. Selanjutnya dilakukan studi kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner kepada 36 responden yang berprofesi sebagai kontraktor dan konsultan di industri konstruksi Indonesia. Menurut temuan studi, hambatan yang paling signifikan dalam implementasinya adalah kurangnya penegakan hukum dan peraturan pemerintah. Pengeluaran biaya operasional gedung untuk konsumsi energi, listrik, dan air berkurang sebagai hasil dari penggunaan material ramah lingkungan, yang menawarkan peluang terbesar. Kebijakan pemerintah merupakan strategi paling efektif, dengan cara mengubah atau menetapkan peraturan tentang pengadaan berkelanjutan bagi para pemangku kepentingan di sektor konstruksi Indonesia.

The demand for residential, buildings, and infrastructure is escalating in direct proportion to today's urban development. Construction activities, on the other hand, have contributed to having a detrimental effect on humans and the environment by emitting carbon emissions. Sustainable procurement is one of the first processes in addressing the construction industry's social, economic, and environmental concerns. However, due to the lack of such implementation in Indonesia, it is necessary to identify barriers, opportunities, and strategies in order to improve stakeholders' desire to adopt sustainable procurement. As a framework for the research, qualitative research was undertaken by analyzing earlier studies. Furthermore, a quantitative study was conducted by distributing questionnaires to 36 respondents who work as contractors and consultants in the Indonesian construction industry. According to the study's findings, the most significant barriers to the implementation are a lack of law enforcement and government regulation. Building operations expenditures for energy, electricity, and water consumption are decreased as a consequence of the use of environmentally friendly materials, offering the greatest opportunity. The government's policy is also the most effective, since it entails amending or establishing regulations concerning sustainability for stakeholders in the Indonesian construction sector."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gladys Anabel
"Implementasi konsep material beton berkelanjutan yang sesuai dengan tiga pilar keberlanjutan sangat penting untuk meningkatkan konstruksi berkelanjutan Indonesia. Kemudian, kontraktor sebagai salah satu pemangku kepentingan konstruksi memiliki peran untuk menggunakan dan mengimplementasikan material beton. Dengan demikian, terlihat adanya interaksi antara implementasi konsep beton berkelanjutan dengan peran kontraktor. Penelitian ini mengkaji perspektif kontraktor, baik dari BUMN maupun swasta, mengenai hambatan, peluang, dan rekomendasi dalam menerapkan konsep beton berkelanjutan pada proyek konstruksi Indonesia. Hal ini dilakukan melalui tiga jenis investigasi yang terdiri dari validasi konten dan konstruk yang melibatkan para ahli di industri, survei pilot, dan kuesioner responden. Hasil penelitian menemukan bahwa kedua kelompok subjek memiliki pandangan yang sama mengenai sumber hambatan utama, yaitu aspek ekonomi. Aspek ini terkait dengan biaya dan keuntungan proyek konstruksi. Kemudian, kedua kelompok subjek juga memiliki pandangan yang sama mengenai peluang utama yang datang dari aspek ekonomi. Di sini, peluang terkait dengan pengurangan biaya material dan pemberian insentif finansial untuk proyek konstruksi yang menggunakan beton berkelanjutan. Terakhir, rekomendasi dalam mengatasi hambatan utama yang dipilih oleh kedua subjek adalah melakukan kegiatan pendidikan baik untuk klien dan pekerja untuk meningkatkan permintaan beton berkelanjutan, memfokukskan manfaat kegiatan pendidikan, dan berkolaborasi dengan para ahli saat melakukan program pelatihan.

Implementation of the sustainable concrete material concept is essential to increase Indonesia's sustainable construction following the three pillars of sustainability. In addition, the contractor, a part of the construction stakeholder, has the role to use and implement the concrete material. Thus, there is a visible interaction between sustainable concrete concept implementation and the contractors. This research examined contractors' perspectives, both from state-owned and private companies, on the barriers, opportunities, and recommendations in implementing the sustainable concrete concept in the Indonesian construction project. It was done through a three-part investigation consisting of content and construct validation that involved experts in the industries, pilot surveys, and questionnaire respondents. The research found that both subject groups share the same perspective regarding the source of the main barrier, namely the economic aspect. This aspect is associated with the cost and profit of construction projects. Then, both subject groups also share the same perspective regarding the main opportunities that come from the economic aspect. Here, the opportunity is related to reducing material costs and providing financial incentives for construction that utilize sustainable concrete. Lastly, the recommendation in tackling the main barrier chosen from the combination of both subject groups' perspectives is to conduct educational activities both for clients and workers to improve demand, focus on the benefits of the educational activity, and collaborate with experts when doing the training program.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tampubolon, Hardika Mayline
"Kawasan perbatasan Kalimantan merupakan perbatasan darat panjang dengan wilayah negara Malaysia. Kawasan perbatasan identik dengan tingkat kesenjangan sosial ekonomi cukup tinggi. Masyarakat kawasan perbatasan cukup mudah untuk dikelabui oleh oknum tertentu yang berujung pada kasus perdagangan orang dengan tujuan domestik maupun luar negeri. Berdasarkan data Potensi Desa tahun 2021, ditemukan sebanyak 3 kasus tindak pidana perdagangan orang terjadi di Kabupaten Sanggau dan Kota Pontianak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa peluang terjadinya tindak pidana perdagangan orang di wilayah tersebut dalam rangka penguatan ketahanan nasional. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan pengolahan data matematis yang bersumber dari data potensi desa tahun 2021. Metode analisis data yang digunakan adalah metode regresi logistik biner. Penelitian ini juga menggunakan perangkat analisis data SPSS dan software Geoda untuk menampilkan hasil olah data geografisnya. Hasil analisis prediksi probabilitas menampilkan hasil bahwa desa Sosok, Kabupaten Sanggau berpeluang tinggi terjadi kasus tindak pidana perdagangan orang. Direktorat Jenderal Imigrasi merupakan salah satu instansi yang ikut berpartisipasi aktif dalam menangani dan mencegah terjadinya tindak pidana perdagangan orang di Indonesia. Imigrasi berperan aktif dengan cara melaksanakan fungsi pelayanan keimigrasian, penegakan hukum, keamanan negara dan fasilitator pembangunan kesejahteraan masyarakat berdasarkan kebijakan selektif keimigrasian.

The Kalimantan border area is a long land border with the territory of Malaysia. Border areas are synonymous with quite high levels of socio-economic inequality. Communities in border areas are quite easy to be tricked by certain individuals, which leads to cases of human trafficking for domestic and overseas purposes. Based on 2021 Village Potential data, it was found that 3 criminal cases of human trafficking occurred in Sanggau Regency and Pontianak City. This research aims to analyze the opportunities for criminal acts of human trafficking to occur in the region in order to strengthen national resilience. The research method used is a quantitative approach with mathematical data processing sourced from village potential data in 2021. The data analysis method used is the binary logistic regression method. This research also uses SPSS data analysis tools and Geoda software to display the results of geographical data processing. The results of the probability prediction analysis show that Sosok village, Sanggau Regency has a high probability of a criminal case of human trafficking occurring. The Directorate General of Immigration is one of the agencies that actively participates in handling and preventing criminal acts of human trafficking in Indonesia. Immigration plays an active role by carrying out the functions of immigration services, law enforcement, state security and facilitator of community welfare development based on selective immigration policies."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andriansyah
"Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan formulasi dan memilih strategi yang tepat dalam mengatasi permasalahan di sektor informal yang ada di Propinsi DKI Jakarta.
Adapun latar belakang dari penelitian ini, yaitu dengan melihat kondisi Jakarta sebagai kota Metropolitan dengan jumlah penduduk hampir mencapai 10 juta jiwa akibat pertumbuhan yang cukup tinggi, rata-rata 200 ribu jiwa pertahun dari migrasi, berhadapan dengan luas wilayah yang relatif terbatas, berbagai kegiatan juga terkonsentrasi di Jakarta. Mulai dari industri, perdagangan dan jasa serta lain-lainnya, yang tentunya menjadi beban cukup berat bagi penyelenggara pemerintah daerah. Karena mau tidak mau harus menyiapkan dan mengatur mulai dari tempat tinggal, tempat usaha, lapangan pekerjaan, sarana dan prasarana serta berbagai fasilitas yang diperlukan penduduk. Dan inilah yang senantiasa menjadi persoalan yang dihadapi Pemerintah DKI Jakarta, karena keterbatasan dana yang dimilikinya.
Penduduk yang terus mengalir ke Jakarta dari berbagai pelosok tempat di tanah air, menyebabkan ketidakseimbangan tenaga kerja dengan lapangan pekerjaan yang tersedia serta ketidakseimbangan antara penduduk dengan daya dukung fasilitas perkotaan. Apalagi kualitas sumber daya para pendatang tidak sesuai dengan kebutuhan kota Jakarta. Hal ini berimplikasi meningkatnya pengangguran, semakin meluasnya pemukiman kumuh dan padat, kesenjangan antar penduduk, sektor informal yang tidak terkendali serta meningkatnya tindak kejahatan. Tidak heran kalau beberapa waktu lalu Jakarta dijuluki kota kumpulan perkampungan kumuh, sebab memang hanya di beberapa wilayah saja yang biasa disebut sebagai layaknya metropolitan.
Sebut saja semisal wilayah sepanjang Jalan Sudirman dan tindak Thamrin kawasan Menteng di Jakarta Pusat dan sebagian daerah Kebayoran Baru Pondok Indah di Jakarta Selatan, Kelapa Gading di Jakarta Utara, memang merupakan daerah elit. Sementara di beberapa wilayah di Jakarta Barat, Jakarta Utara, Jakarta Timur dan Jakarta Selatan masih banyak perkampungan kumuh ketimbang perumahan mewah. Di sepanjang trotoar di jalan jalan di Jakarta para Pedagang Kaki Lima (PKL) membangun tempat dagangannya seenaknya berupa gubuk-gubuk atau tenda-tenda. Tak heran keberadaan PKL ini meski merupakan sektor yang dapat"menempung tenaga kerja besar, namun sering menjadi permasalahan karena dianggap merusak tatanan dan kebersihan serta ketertiban kota Jakarta. Penertiban terhadap PKL dengan mengandalkan Law Inforcement yang kurang diimbangi dengan program yang matang oleh Pemerintah Propinsi DKI Jakarta memang menjadi dilema yang tidak kunjung habis. Tetapi betapapun karena Jakarta adalah Ibukota Negara maka mereka yang menggeluti PKL seharusnya menyadari bahwa keteraturan, ketertiban, kebersihan adalah merupakan bagian yang tidak boleh diabaikan.
Fenomena kehidupan yang terjadi di Kota Jakarta berkaitan dengan PKL tersebut mendorong Pemerintah Daerah Propinsi DKI Jakarta untuk memanage (menata, mengatur, mengelola, membina, mengawasi, menertibkan dan sebagainya) secara konsisten para pedagang kaki lima sesuai dengan visi dan misi Kota Jakarta. Besarnya populasi para pengusaha kecil (mikro) ini yang akhir-akhir berkembang semakin sporadis dengan tingkat kepadatan yang cukup tinggi disadari oleh Pemerintah DKI Jakarta mempunyai potensi, baik potensi yang berdampak positif maupun potensi yang berdampak negatif (potensi konflik). Sisi negatif keberadaan usaha ini tentu akan menimbulkan beban sosial (sosial cost) yang harus ditanggung oleh pemerintah maupun oleh masyarakat Jakarta itu sendiri. Namun dari sisi positif jangka pendek, usaha-usaha ini berfungsi sebagai katup pengamanan penyediaan lapangan kerja, terutama bagi mereka yang mempunyai keterampilan marjinal, yang membutuhkan sumber nafkah. Hanya saja, mereka ini berusaha pada sembarang tempat yang mereka anggap mempunyai nilai cukup strategis dan ekoriomis dengan tanpa mengindahkan dampak negatif keberadaan usaha, dilihat dari aspek tata ruang, sosial, hukum dan ketertiban umum. Aspek-aspek ini tentu merupakan faktor dominan yang harus diperhatikan Pemerintah Daerah Propinsi DKI Jakarta didalam mengambil langkah ke masa depan untuk menangani pedagang kaki lima, serta merupakan aspek yang perlu diperhatikan pula masyarakat lain yang akan membuka usaha dengan menggunakan ruang publik (public domain).
Oleh karena itu Pemerintah DKI Jakarta berkepentingan untuk menyelesaikan permasalahan kaki lima secara akomodatif, edukatif dan humanis. Populasi target penelitian ini adalah seluruh stakeholders (masyarakat, pemerintah dan pihak swasta) yang ada di Propinsi DKI Jakarta. Oleh karena keterbatasan waktu dan biaya, keseluruhan populasi hanya diambil 15 orang secara purposive sample (responden adalah ekspert yang ahil pada bidang dan tugas yang dimiliki) dengan sebelumnya terlebih dahulu dibagi menjadi kelompok responden (cluster sample), yakni kelompok pemerintah meliputi 5 Walikotamadta di Propinsi DKI Jakarta, Kepala Bapeda, Kepala Dinas Koperasi dan UKM serta Kepala Biro Perekonomian Propinsi DKI Jakarta serta kelompok masyarakat yang terdiri dari para LSM dan para Akademisi (termasuk peneliti).
Berdasarkan hasil penelitian yang menggunakan Analisis SWOT terpilih strategi ST sebesar 48,914 yang masing-masing diikuti oleh strategi SO (47,51), WT (19,728) dan WO (18,324), sedangkan berdasarkan hasil Analisis Hirarki Proses (AHP) didapatkan bahwa prioritas dalam penanganan kaki lima di Propinsi DKI Jakarta harus berorientasikan kepada kepentingan Publik (0,638) dengan prioritas kebijakan pada upaya menurunkan angka kemiskinan kota Jakarta / mengurangi jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta (0,192) melalui sasaran peningkatan Sumber Daya Manusia par-a pedagang kaki lima (C,272).
Hasil penelitian menginformasikan bahwa kebijakan pemerintah daerah menurunkan angka kemiskinan dan membuka kesempatan lapangan pekerjaan yang luas dengan sasaran peningkatan Sumber Daya Manusia adalah merupakan prioritas di dalam menangani pedagang kaki lima di Propinsi DKI Jakarta secara akomodatif, edukatif dan humanis."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T13212
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>