Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 324 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Malden: Blackwell Publishing, 2006
708 ART
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Henderson, Justin
Massachusetts: Rockport, 2001
727.6 HEN m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Schneider, Bernhard
Munich: Prestel, 1999
727.629 SCH d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Yulianti
"Museum dari waktu ke waktu terus mengalami perubahan dan perkembangan, mengikuti perkembangan masyarakat. Jika sebelumnya museum bersifat ekslusif atau terbatas, dan berorientasi kepada penyajian objek semata, maka museum saat ini telah berkembang menjadi lebih terbuka bagi siapa saja dan berorientasi kepada masyarakat. Pemikiran David Dean mengenai museum di abad-21 adalah museum yang memiliki beragam aspek, multi fungsi dan tujuan, serta merupakan lembaga yang multi dimensi. Museum pascamodern, haruslah dapat memberikan akses yang seluas-luasnya kepada masyarakat dan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk dapat berpartisipasi. Peran museum juga meningkat menjadi tempat berkumpul, dimana masyarakat dapat bertemu, berdiskusi dan bertukar pikiran. Tata pamer yang sesuai dengan konsep museum pascamodern adalah tata pamer yang informatif, komunikatif dan interaktif. Oleh karena itu tata pamer museum juga harus memperhatikan alur cerita, penyajian koleksi dan informasinya agar masyarakat dapat memahami makna dan nilai apa yang ingin disampaikan oleh museum. Melaui tata pamer museum pascamodern, diharapkan pengunjung mendapatkan pengetahuan dan merasakan pengalaman baru.

Museum always change and development, following the development of society. If the previous museum exclusive or limited, and purely object-oriented presentation, the museum has now grown to more open to anyone and oriented to the community. David Dean thinking about museums in the 21st century is a museum that has a multifaceted, multi function and purpose, and is a multi dimensional institution. Postmodern Museums, it must be able to provide the broadest access to communities and allowing the public to participate. The role of museums is also increased to a gathering place, where people can meet, discuss and exchange ideas. The exhibit in accordance with the concept of post-modern museum is the exhibition layout is informative, communicative and interactive. Therefore order to show off the museum must also pay attention to the storyline, the presentation of collections and info meaning and value of what is to be conveyed by the museum. Governance through postmodern museum exhibition, is expected visitors gain knowledge and new experiences.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
T28565
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Osaka: the National Museum of Ethnology, 1991
R 305.80074 GUI
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Lelipzig Verlag fur Kunst und Wissenschaft , 1963
RB 708 S 400
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Smirnova, Engelina
Leningrad, Aurora Art Publishers
R 755 SMI m
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Newhouse, Victoria
New York: Monacelli Press, 1998
727.7 NEW t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Deny Anggraeni
"Museum sebagai suatu obyek arsitektur tidak hanya berfungsi sebagai wadah bagi manusia untuk melakukan kegiatan. Lebih dari itu, museum juga mempunyai tujuan sosial yang menyangkut kepentingan masyarakat. Hal ini terjadi karena museum tersebut tidak berdiri sendiri, tapi merupakan bagian dari lingkungan dimana ia berada. Museum juga harus dapat menempatkan diri dalam lingkungan budaya manusianya. Ini berarti bahwa sesungguhnya museum sebagai suatu obyek arsitektur tidak dapat dinilai sebagai suatu seni bangunan saja, tapi harus selalu dalam konteks manusia dan lingkungannya, baik itu lingkungan sosial maupun budaya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48320
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewa Ayu Putu Susulawati
"Tesis ini membahas tentang tenun Nusa Tenggara Timur sebagai identitas masyarakatnya serta makna yang ada dalam motif hiasnya. Tenun yang ada di museum Nusa Tenggara Timur dapat dipelajari oleh masyarakat pengunjung melalui pembelajaran yang interaktif. Mempelajari proses tenun tidak dapat dengan teori semata namun lebih kepada adanya interaksi antara pengunjung dengan koleksi sehingga dari hal tersebut pengunjung dapat bereksplorasi dan memperoleh pengalaman belajar. Dengan demikian diharapkan akan terjalin komunikasi dua arah antara pengunjung dan pameran. Untuk mewujudkan hal tersebut di atas maka perlu di buat gedung dimana di dalamnya terdapat ruang praktik untuk mempelajari tenun yang dapat di akses oleh seluruh pengunjung dengan berbagai usia dan latar belakang.

This thesis explains about Tenun of East Nusa Tenggara as its people identity, as well as the meaning beyond its motif decoration. Tenun which exists in East Nusa Tenggara is able to be learnt by visitors through interactive learning. Tenun education can not only be done by a more theory. There must be more interactions between the visitors and the collections, so that the visitors can explore and achieve learning experiences, thus two ways communication between visitors and exhibition could be plait together. To bring it into reality, a building where there are Tenun workshops in it and can be accessed by all visitors from various background and age, is needed to be built."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   2 3 4 5 6 7 8 9 10 11   >>