Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 86 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nana Sebastian
"[ABSTRAK
Pulau Pramuka, di Kepulauan Seribu Utara merupakan pulau mikro dengan luas daratan pulau 16 Ha yang dikelilingi perairan yang luas. Pulau Pramuka terlalu kecil jika digolongkan sebagai pulau kecil menurut UU No.27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, yakni dengan luas maksimum 2000 km2.. Hal tersebut berdampak pada tidak adanya peraturan yang sesuai untuk mewadahi kekhasan pulau mikro, termasuk rencana penataan ruangnya. Oleh karena itu, melalui skripsi ini, saya ingin mencari tahu bagaimana penataan ruang Pulau Pramuka selama ini, dan bagaimana penataan ruang yang sesuai dengan kekhasan Pulau Pramuka. Hasilnya, penataan ruang Pulau Pramuka selama ini belum mewadahi kekhasan Pulau Pramuka sebagai pulau mikro. Penataan ruang pulau mikro seharusnya memiliki struktur dan pola ruang yang berasal dari analisa tapak yang komprehensif terhadap pulau mikro, memiliki integrasi antara ruang darat dan ruang laut dalam satu gugus pulau mikro, serta penataan ruangnya memiliki aspek mitigasi bencana melalui strategi adaptif yang diterapkan pada tapaknya.
ABSTRACT
Pramuka Island, located in North Kepulauan Seribu, is a micro island with land area around 16Ha, surrounded by vast waters. Should be classified into micro island, Pramuka Island is considered too small according to definition of small island in UU No.27 Tahun 2007 about Management of Coastal and Small Islands, which maximum land area is 2000 km2. It has an impact on the lack of appropriate regulations to accommodate the peculiarities of micro island, including it?s spatial planning. Therefore, through this undergraduated thesis, I want to find out how the spatial planning works on Pramuka Island during this time, and how the spatial planning supposed to be in accordance with the peculiarities of the micro island. The result is that, the existing spatial planning has not yet accommodated the peculiarities of Pulau Pramuka as a micro island. Micro island?s spatial planning should have spatial structure and spatial pattern derived from comprehensive site analysis of the micro island, have integration between land space and sea space within a group of micro island, and have disaster mitigation aspect through adaptive strategy that is implied onto the site.
;Pramuka Island, located in North Kepulauan Seribu, is a micro island with land area around 16Ha, surrounded by vast waters. Should be classified into micro island, Pramuka Island is considered too small according to definition of small island in UU No.27 Tahun 2007 about Management of Coastal and Small Islands, which maximum land area is 2000 km2. It has an impact on the lack of appropriate regulations to accommodate the peculiarities of micro island, including it?s spatial planning. Therefore, through this undergraduated thesis, I want to find out how the spatial planning works on Pramuka Island during this time, and how the spatial planning supposed to be in accordance with the peculiarities of the micro island. The result is that, the existing spatial planning has not yet accommodated the peculiarities of Pulau Pramuka as a micro island. Micro island?s spatial planning should have spatial structure and spatial pattern derived from comprehensive site analysis of the micro island, have integration between land space and sea space within a group of micro island, and have disaster mitigation aspect through adaptive strategy that is implied onto the site.
, Pramuka Island, located in North Kepulauan Seribu, is a micro island with land area around 16Ha, surrounded by vast waters. Should be classified into micro island, Pramuka Island is considered too small according to definition of small island in UU No.27 Tahun 2007 about Management of Coastal and Small Islands, which maximum land area is 2000 km2. It has an impact on the lack of appropriate regulations to accommodate the peculiarities of micro island, including it’s spatial planning. Therefore, through this undergraduated thesis, I want to find out how the spatial planning works on Pramuka Island during this time, and how the spatial planning supposed to be in accordance with the peculiarities of the micro island. The result is that, the existing spatial planning has not yet accommodated the peculiarities of Pulau Pramuka as a micro island. Micro island’s spatial planning should have spatial structure and spatial pattern derived from comprehensive site analysis of the micro island, have integration between land space and sea space within a group of micro island, and have disaster mitigation aspect through adaptive strategy that is implied onto the site.
]"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62105
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mona Yulinda
"ABSTRAK
Bencana merupakan sesuatu hal yang datang tanpa diduga, dimana dan kapan akan terjadinya. Ciri khas yang umum terjadi pada saat bencana datang adalah kepanikan yang dialami manusia, hingga akhirnya memakan korban jiwa dan kerusakan yang lebih besar. Salah satu risiko terbesar bagi pekerja di gedung bertingkat yaitu terjadinya kebakaran, risiko tersebut bisa datang dari berbagai hal. Namun, risiko terjadinya kebakaran sebenarnya dapat dikurangi ataupun dihindarkan dengan memperhatikan aspek pencegahan dan penanggulangan kebakaran. Penelitian ini mengenai kajian tingkat pemenuhan sarana penyelamatan jiwa, sistem proteksi aktif dan sistem manajemen kebakaran di gedung XYZ tahun 2016. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kesiapan dari gedung dan perusahaan dalam mencegah dan mengurangi dampak dari risiko kebakaran. Desain penelitian ini bersifat observasional dengan melakukan perbandingan kesesuaian keadaan pada lokasi penelitian dan regulasi yang berlaku di Indonesia. Pengamatan dilakukan pada beberapa lantai dan area parkir gedung XYZ, hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pemenuhan sarana penyelamatan jiwa sebesar 94,6%, tingkat pemenuhan pada sistem proteksi aktif sebesar 92% dan sistem manajemen kebakaran sebesar 100%.

ABSTRACT
A disaster can come unexpectedly, when and where it will happen. A common characteristic at the time of the disaster coming is the panic experienced by human beings, to finally take some casualties and greater damage. One of the biggest risks for workers in high-rise building. the occurrence of fires, the risk can come from a variety of things. However, the risk of fires can actually be reduced or avoided by considering the aspects of prevention and mitigation of fires. This research study regarding the level of fulfillment of the means of save lives facility, active protection system and fire management system at XYZ building in 2016. The purpose of research to know preparedness of the building in the scope of the means of salvation, active protection systems, and fire management system in preventing and reducing the impact of the fire risk. The design research was an observational approach to compare study between XYZ Building and regulation applicable in Indonesia. Observations carried out on several floors and parking area XYZ building, research results show that percentage and the level of fulfillment of the means of salvation 94,6% percentage rate on active protection system of 92% and the percentage of fire management system got 100%."
2016
S65149
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Faita Rizkiaputeri
"Manajemen risiko yang buruk adalah salah satu penyebab utama kegagalan sebuah proyek. Penelitian ini membahas pengukuran risiko teknis untuk proyek pembangunan Depot Pengisian Pesawat Udara DPPU di wilayah Sumatera Utara, khususnya wilayah Silangit, Sibolga, dan Gunung Sitoli. Pengukuran risiko dilakukan untuk menyusun strategi mitigasi risiko yang harus dilakukan dalam pelaksanaan proyek. Metode pengukuran risiko dilakukan dalam empat tahapan, yaitu identifikasi risiko, pengukuran dampak dan probabilitas risiko, klasifikasi risiko, dan mitigasi risiko. Dari proses pengukuran risiko, didapatkan 65 faktor risiko yang kemudian dikelompokkan ke dalam empat kejadian risiko yaitu kerusakan sarana dan fasilitas pembangunan DPPU, keterlambatan pengerjaan pembangunan DPPU, kecelakaan kerja, dan kendala finansial. Strategi mitigasi yang diusulkan terkait dengan pemilihan jenis tangki yang digunakan, pemilihan pemasok material, kontraktor, dan moda transportasi material yang digunakan, penyediaan peralatan yang dibutuhkan, dan pelaksanaan pelatihan dan pengontrolan rutin.

Poor risk management is one of the main cause of project failure. This research is made to measure technical risk for the construction project of Aircraft Filling Depot in North Sumatra, especially Silangit, Sibolga, and Gunung Sitoli area. Risk measurement is done to create mitigation plans that need to be done in this project. The methods of measuring risk is done in four steps, which are risk identification, impact and probability measurement, risk classification, and risk mitigation. From the risk measurement process, 65 risk factors were identified and then classified to four risk events, which are facility damage, delay in construction project, work accident, and financial constrain. The proposed risk mitigation strategy includes the selection of storage tank type, selection of supplier, contractors, and material transportation method, provision of essential equipment, and implementation of routine training and monitoring."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67828
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Ulfah
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang manajemen risiko pada prosedur pengadaan barang dan jasa di fakultas X yang melalui mekanisme pemilihan penyedia dengan metode pengadaan langsung. Pemangku kepentingan diidentifikasi dan dideskripsiskan tugas dan tanggungjawabnya. Selanjutnya adalah dilakukan identifikasi risiko. Terdapat 22 risiko yang teridentifikasi. Risiko operasional adalah risiko yang dominan pada pengadaan barang dan jasa di fakultas X. Kebanyakan dari risiko-risiko ini berada pada posisi memiliki dampak yang besar bagi tercapainya prinsip pengadaan barang dan jasa. Sudah dilakukan penanganan untuk risiko-risiko yang teridentifikasi sebagai upaya mitigasi. Pengawasan dan peninjauan ulang harus dilakukan untuk memastikan keefektifan dari manajemen risiko yang telah diterapkan.

ABSTRACT
This study discusses about risk management on procurement of goods and services procedure in Faculty X through provider selection mechanism with direct procurement method. Stakeholders are identified and described their duties and responsibilities. Next is risk identification. There are 22 identified risk. Operational risk is the dominant risk on procurement of goods and services in Faculty X. Most of these risk are in position to have a major impact on the achievement of the procurement principles. Handling already done for the risks identified as mitigation efforts. Supervision and review should be undertaken to ensure the effectiveness ot the applied risk management. "
2017
S68188
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faisal Grahadi Wibowo
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai bentuk kerentanan bencana tanah longsor dan upaya menguranginya di Desa Bojongkoneng, Kabupaten Bogor. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi, dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat bentuk-bentuk kerentanan bencana tanah longsor di Desa Bojongkoneng yang diklasifikasikan ke dalam aspek fisik, sosial, lingkungan, dan ekonomi. Selain itu, terdapat adanya upaya mitigasi dan kesiapsiagaan yang dilakukan untuk mengurangi kerentanan. Upaya kesiapsiagaan perlu untuk ditingkatkan lagi sedangkan kerentanan ekonomi merupakan kerentanan yang harus menjadi prioritas utama pada upaya pengurangan kerentanan bencana di Desa Bojongkoneng.

ABSTRACT
This thesis discusses the form of vulnerability of landslide disaster and its effort to reduce it at Bojongkoneng Village, Bogor Regency. This study used qualitative descriptive approach. Data collection techniques used were in depth interviews, observations, and literature studies. The results show that there are forms of vulnerability of landslide disaster at Bojongkoneng Village which are classified into physical, social, environmental, and economic aspects. In addition, there are mitigation and preparedness efforts undertaken to reduce vulnerability. Preparedness efforts need to be improved while the vulnerability of the economy is a vulnerability that should be a top priority on disaster vulnerability reduction efforts at Bojongkoneng Village."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Nabilah
"ABSTRAK<>br>
Penelitian ini membahas sejarah bencana alam Gunung Kelud beserta mitigasibencananya. Bencana gunung meletus menarik untuk dibahas mengingatIndonesia adalah negara yang memiliki tingkat kerawanan bencana yang tinggi.Dampak bencana yang tersebut juga mempunyai pengaruh besar terhadapkehidupan masyarakat sekitarnya, khususnya masyarakat sekitar Gunung Kelud.Skripsi ini membandingkan penanganan mitigasi bencana yang dilakukan olehpemerintah kolonial Belanda dan republik Indonesia terhadap letusan GunungKelud tahun 1901, 1919, 1951,1966, dan 1990. Hasil dari perbandingan tersebutmenunjukkan bahwa penanganan mitigasi bencana paling efektif dilakukan olehpemerintah kolonial dengan dibangunnya terowongan air di Gunung Kelud.Keefektifan mitigasi bencana tersebut tercermin pada letusan 1951 dan letusanletusan setelahnya. Penanganan mitigasi bencana dari masa kolonial ke masarepublik mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini terbukti denganbeberapa upaya mitigasi bencana yang dilakukan pascaletusan di wilayah Kediridan Blitar, seperti perbaikan dan pembangunan terowongan, bendungan, waduk,dan kantong lahar yang berefek menurunkan jumlah korban jiwa dan dampaklainnya pada kejadian yang diteliti. Metode penelitian yang digunakan adalahpenelitian pustaka, wawancara, dan penelitian lapangan.

ABSTRACT<>br>
This research discussed the history of natural disaster of Kelud Mountain and itsmitigation. The volcano eruption disaster topic was interested to be discussedsince Indonesia is the country that has high level of disaster. The localcommunities also got affected by this, especially communities around KeludMountain. This research were compared the mitigation which handled by Colonialgovernment and Indonesian government on Kelud Mountain eruptions in theperiod of 1901, 1919, 1951,1966, and 1990. The results of this comparisonshowed that the most effective disaster mitigation management carried out by thecolonial government with the construction of a tunnel at Mount Kelud. Theeffectiveness of disaster mitigation is reflected in the eruption of 1951 andsubsequent eruptions. Handling disaster mitigation from the colonial period to theperiod of the republic has increased significantly. This proved by theconstructions of mitigation was built post disaster in Kediri and Blitar, asexample, tunnels, dams, reservoirs, and lava pockets, which reduced the numberof fatalities in this incident. The method in this thesis is literature research,interview and field research."
2016
S69966
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rivandi Ramadhan
"Bencana banjir di DKI Jakarta merupakan bencana yang harus lebih diperhatikan lebih dalam. Solusi dalam mengatasi bencana banjir dapat dilakukan atau diselesaikan melalui penanggulangan bencana banjir. Penanggulangan bencana banjir bisa dengan melakukan dan melaksanakan mitigasi bencana banjir untuk mengurangi risiko bencana banjir tersebut. Untuk memaksimalkan penanganan banjir pada sektor mitigasi bencana banjir diterapkan konsep triple helix. Konsep triple helix adalah sebuah kerjasama tiga stakeholder yaitu pemerintah, akademisi, dan lembaga usaha. Tujuan dari penelitian ini adalah menggambarkan kerjasama ketiga stakeholder dalam upayanya untuk menghasilkan mitigasi banjir yang baik dengan mengeluarkan sebuah inovasi tepat guna melalui forum diskusi kebencanaan. Jumlah informan dalam penelitian ini berjumlah lima orang yang berasal dari lembaga BNPB, BPBD DKI Jakarta, PPGT UI, dan HOT Indonesia. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan post positivist dan teknik pengumpulan datanya dengan menggunakan studi kepustakaan dan wawancara mendalam. Pada penelitian ini menggunakan konsep triple helix dalam mengatasi mitigasi bencana banjir pada bencana banjir di DKI Jakarta melalui tiga dimensi, yaitu: Knowledge Space, Consensus Space, dan Innovation Space. Melalui penerapan dimensi triple helix pada kerjasama pemerintah, akademisi, dan lembaga usaha dalam mitigasi bencana banjir akan menjelaskan upaya mitigasi bencana banjir melalui tiga dimensi Knowledge Space yang mana sudah terdapat forum diskusi kebencanaan terkait bencana banjir sebelum banjir 2020 melanda; Consensus Space yang mana ketiga pihak memiliki komitmennya dalam upaya mitigasi bencana, dan Innovation Space yang mana terdapat hasil inovasi tepat guna yang berasal dari kerjasama tiga pihak.

The flood disaster in DKI Jakarta is a disaster that must be paid more attention to. Solutions in overcoming flood disasters can be done or resolved through flood disaster management. Flood disaster management can do and implement flood disaster mitigation to reduce the risk of flood disasters. To maximize flood management in the flood disaster mitigation sector, the triple helix concept is applied. The triple helix concept is a collaboration of three stakeholders, namely government, academia, and business institutions. The purpose of this study is to describe the cooperation of the three stakeholders in their efforts to produce good flood mitigation by issuing an effective innovation through a disaster discussion forum. The number of informants in this study amounted to five people from BNPB, BPBD DKI Jakarta, PPGT UI, and HOT Indonesia. This research was conducted through a post-positivist approach and data collection techniques using literature study and in-depth interviews. This research uses the triple helix concept in overcoming flood disaster mitigation in flood disasters in DKI Jakarta through three dimensions, namely: Knowledge Space, Consensus Space, and Innovation Space. Through the application of the triple helix dimension to the collaboration of government, academia, and business institutions in flood disaster mitigation, it will explain flood disaster mitigation efforts through three dimensions of Knowledge Space, which has a disaster discussion forum related to floods before the 2020 floods hit; Consensus Space, where the three parties are committed to mitigating disasters, and the Innovation Space, where there are appropriate innovation results from the cooperation of three parties."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Cahya Mustafa
"Spektrum frekuensi radio merupakan sumber daya alam yang jumlahnya terbatas. Diperlukan penataan alokasi spektrum secara baik dalam mengoptimalkan penggunaannya, salah satunya adalah frekuensi sharing. Kepdirjen no.119/DIRJEN/2000 Indonesia mengijinkan adanya penggunaan bersama frekuensi 3.5 GHz antara dinas tetap satelit (Fixed Satellite Service) dan layanan akses pita lebar berbasis nirkabel (Broadband Wireless Access).
Kurangnya pertimbangan teknis dan ketidaksiapan badan regulasi menyebabkan timbulnya permasalahan interferensi sehingga terjadi kerusakan data dan putusnya layanan FSS. Oleh karena itu, dilakukan revisi terhadap kepdirjen sebelumnya dengan Rancangan Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika Nomor: /PER/M.KOMINFO/.../2007 yang isi diantaranya, pada pasal 16 ayat 3 menyebutkan bahwa penyelenggara BWA eksisting pada pita frekuensi radio 3.5 GHz wajib migrasi ke pita frekuensi radio 3.3 GHz selambat-lambatnya 2 tahun sejak ditetapkan.
Disimulasikan frekuensi sharing 3.5 GHz antara FSS dan BWA dengan software SPECTRAemc untuk daerah Jakarta. Selanjutnya diusulkan teknik mitigasi interferensi yang dapat digunakan agar kedua layanan tersebut tetap beroperasi dengan baik hingga batas dilakukannya migrasi yaitu 2 tahun mendatang.

Radio frequency spectrum is a limited natural resources which needed good management to optimalize its use, one of the way is sharing frequency. No.119/Dirjen/2000 Indonesian kepdirjen permit the co-existence of frequency usage in 3.5 GHz between Fixed Satellite Service and Broadband Wireless Access.
Lack of technical consideration and awareness of national regulator causes interference problems that disrupt FSS services. Therefore, revision has been done to the previous kepdirjen with Number: /PER/M.KOMINFO/.../2007 which one of the content is, section 16 article 3, mention that eksisting BWA organizer at frequency band 3.5 GHz must be migrated to the frequency band 3.3 GHz at the latest 2 year since specified.
Simulated sharing frequency at 3.5 GHz between BWA and FSS with SPECTRAemc software for Jakarta area. Hereinafter proposed the interference mitigation technique that able to be used to ensure both of the services remain to operate well until the next 2 years.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40455
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Steven
"Penelitian ini membahas mengenai upaya penanganan pra bencana kebakaran yang dilakukan pada wilayah RW 02, Kelurahan Karang Anyar. Upaya penanganan pra bencana yang dilihat dalam penelitian ini terdiri dari usaha mitigasi dan kesiapsiagaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan metode kualitatif dan jenis studi kasus.
Hasil penelitian menunjukan bahwa upaya penanganan pra bencana kebakaran dilakukan secara terus menerus, yaitu berupa pelunakan resiko baik struktural maupun non struktural dan peningkatan rasa waspada dengan pengaruh dari faktor ekonomi, sosial, budaya, dan fisik.

This research discusses about a pre-fire disaster reinforcement effort which is held by the community of RW 02 at Kelurahan Karang Anyar. The Pre-Fire Disaster Reinforcement Effort which is discussed in this research are mitigation and preparedness. This research uses descriptive approach and qualitative method of a case study type.
The research result shows that an effort in pre-fire disaster reinforcement are continuously conducted, which is risk reduction either structural or non structural and improvement of the alert with the influences from economic factor, social, cultural, and physic.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
R. Cecep Eka Permana, 1965-
"Outline: Hingga saat ini masyarakat Baduy masih terikat pada pikukuh (adat yang kuat) yang diturunkan dari generasi ke generasi. Salah satu pikukuh itu berbunyi lojor teu meunang dipotong, pondok teu meunang disambungan (panjang tidak boleh dipotong, pendek tidak boleh disambung). Makna pikukuh itu antara lain tidak mengubah sesuatu, atau dapat juga berarti menerima apa yang sudah ada tanpa menambahi atau mengurangi yang ada. Insan Baduy yang melanggar pikukuh akan memperoleh ganjaran adat dari puun (pimpinan adat tertinggi. Pengalaman pikukuh yang taat menyebabkan masyarakat Baduy memiliki kearifan dalam mitigasi bencana. Buku ini merupakan abstraksi hasil penelitian dalam rangka Hibah Riset Kompetensi DIKTI tahun 2010. Secara umum mitigasi bencana diartikan sebagai perencanaan yang tepat untuk meminimalkan dampak negatif terhadap manusia. Mitigasi bencana merupakan kegiatan pertama dari tiga kegiatan utama dalam manajemen bencana, yakni kegiatan prabencana yang mencakup kegiatan pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, serta peringatan dini. Dua kegiatan lainnya adalah saat terjadi bencana, mencakup kegiatan tanggap darurat untuk meringankan penderitaan sementara, seperti kegiatan Search and Rescue (SAR), bantuan darurat dan pengungsian; dan pasca bencana yang mencakup kegiatan pemulihan, rehabilitasi, dan rekonstruksi. Kegiatan pada tahap prabencana selama ini banyak dilupakan, padahal kegiatan pada tahap prabencana sangatlah penting karena mencakup baik perencanaan maupun pelaksanaan tindakan untuk mengurangi risiko dampak dari suatu bencana yang dilakukan sebelum bencana itu terjadi. Oleh karena itu, masyarakat harus mengetahui dan memahami serta mampu menyiasati cara hidup berdampingan dengan bencana."
Jakarta: Wedatama Widya Sastra, 2010
305.899 22 CEC k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>