Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Klara Yuliarti
"Human milk oligosaccharides (HMO) adalah karbohidrat yang terdiri dari 3–10 monosakarida dan tidak dapat dicerna oleh manusia. Fungsi HMO adalah prebiotik untuk mikrobiota usus. Metabolit yang dihasilkan mikrobiota adalah asam lemak rantai pendek (short chain fatty acid/SCFA). Sintesis HMO ditentukan oleh enzim fukosiltransferase 2 (FUT2) dan fukosiltransferase 3 (FUT3), yang disandi gen FUT2 dan FUT3. Polimorfisme gen FUT2 menyebabkan perbedaan HMO pada ASI. Ibu dengan kadar 2’fukosillaktosa (2’FL) ≥ 50 mg/L disebut ibu sekretor. Proporsi ibu sekretor bervariasi, karena polimorfisme gen FUT2 berbeda antar ras. Proporsi sekretor di Eropa > 80%, namun belum ada data di Indonesia. Penelitian ini bertujuan menganalisis proporsi sekretor dan polimorfisme gen FUT2, serta profil SCFA berdasarkan pasangan genotipe ibu-bayi.
Penelitian menggunakan desain potong lintang, dilakukan di RSIA Bunda selama bulan Desember 2021–Juli 2022. Subjek penelitian adalah ibu berusia minimal 18 tahun, menyusui eksklusif, dan sehat. Ibu dengan ras Kaukasia di atas 2 generasi dieksklusi. Bayi dari ibu yang memenuhi kriteria inklusi automatis menjadi subjek penelitian dan dieksklusi bila bayi pernah mendapat antibiotik. Pemeriksaan HMO dilakukan saat bayi berusia 2–5 minggu, sedangkan SCFA feses bayi saat usia 4 minggu. Sekuensing coding region FUT2 dilakukan pada ibu dan bayi.
Sebanyak 120 pasangan ibu-bayi memenuhi kriteria inklusi dengan proporsi ibu fenotipe sekretor 65,8% dan genotipe sekretor 65,8%. Hubungan antara genotipe FUT2 dan kadar 2’FL bermakna. Penelitian ini menemukan varian baru c.851C>G yang bersifat merusak berdasarkan prediksi in silico. Berdasarkan genotipe FUT2, diusulkan nilai ambang baru 2’FL 425,9 mg/L dengan nilai sensitivitas 98,7% dan spesifisitas 100%. Tidak terdapat hubungan antara proporsi relatif asetat, propionat, butirat dan genotipe ibu, genotipe bayi, maupun pasangan genotipe ibu-bayi.

Human milk oligosaccharides (HMO) are complex carbohydrates consisting of 3–10 monosaccharides which is undigestible to human. HMO acts as a prebiotic for gut microbiota, which produce short chain fatty acid (SCFA). The synthesis of HMO is determined by the activity of fucosyltransferase 2 (FUT2) and fucosyltransferase 3 (FUT3) enzymes, which are encoded by the FUT2 and FUT3 genes. Polymorphisms of the FUT2 gene result in different secretor status. Mothers with 2'-fucosyllactose (2'FL) level of ≥ 50 mg/L are referred to as secretor. The proportion of secretor varies worldwide due to FUT2 polymorphisms among races. The proportion of secretor in Europe is generally > 80%, but there is no data on secretor status in Indonesia. Thus, baseline data about secretor phenotype and genotype status in Indonesia is needed. This study aimed to analyze the proportion of secretor and FUT2 gene polymorphism in Indonesia, as well as the stool SCFA profile based on the mother-infant dyad genotype.
This was a cross-sectional study conducted at Bunda Mother and Child Hospital from December 2021 to July 2022. The study subjects were healthy mothers aged at least 18 years, exclusively breastfeeding. Mothers with Caucasion ancestor from two generations above were excluded. Infants from eligible mothers were automatically included as study subjects but excluded if they had history of antibiotic administration. Breastmilk samples were obtained at infant’s age 2–5 weeks old, while infant’s stool at 4 weeks old. Sequencing of the entire coding region of FUT2 was performed for mothers and infants.
A total of 120 mother-infant dyads met the eligibility criteria. The proportion of secretor mother was 65.8%. Secretor genotypes were found in 65.8% of mothers. There was a significant association between secretor genotype and 2’FL level. A novel variant was identified, c.851C>G, which showed deleterious effect based on in silico analysis. A new threshold value of 425.9 mg/L for 2'FL is proposed, with 98.7% sensitivity and 100% specificity. There was no significant relationship between the relative proportion of acetate, propionate, butyrate, and valerate among the mother-infant’s genotype dyads.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noer Laily
"Asam lemak DHA merupakan salah satu asam lemak omega-3 PUFA yang berperan dalam perkembangan kognitif. Ikan laut dan seafood merupakan sumber utama DHA. Namun DHA dan prekusornya juga ditemukan pada bahan pangan lain seperti telur, daging, ayam kacang-kacngan maupun biji-bijian. Selain asupan DHA, perkembangan kognitif juga dipengaruhi oleh asupan zat gizi lain dan dukungan lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh asupan PUFA, konsumsi omega-3 dari ikan laut/ seafood selama kehamilan trimester 3, menyusui hingga usia bayi 4 bulan dan DHA RBC bayi terhadap perkembangan kognitif bayi usia 4 bulan. Disain studi adalah kohor prospektif dengan jumlah sampel 102 pasang ibu dengan bayinya yang melakukan pemeriksaan ke puskesmas/posyandu di Kecamatan Panimbang dan Majasari Kabupaten Pandeglang. Sampel diteliti sejak kehamilan trimester 3 hingga melahirkan dan bayi berusia 4 bulan. Sampel ASI dan Perkembangan kognitif bayi diukur pada saat bayi berusia 4 bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asupan asupan PUFA ibu selama kehamilan dan menyusui adalah 549,45 (95% CI 491,48-607,42) mg dan 240,86 (95% CI 228,06- 253,67) mg. Selama kehamilan 30% ibu jarang mengonsumsi makanan kaya omega-3 dari ikan laut, sementara selama masa menyusui meningkat menjadi 70%. Sebagian besar responden bayi memiliki perkembangan kognitif sesuai atau lebih dari usia kronologis (85,3%) dan hanya 14,5% dari responden bayi memiliki perkembangan kognitif kurang dari usia kronologis. Hasil analisis multivariat terhadap pengaruh asupan PUFA dan makanan kaya omega-3 dari ikan laut/ seafood ibu hamil trimester 3 dan Ibu menyusui terhadap perkembangan kognitif bayi usia 4 bulan setelah dikontrol oleh variabel karakteristik responden ibu dan bayi, konsumsi ibu dan dukungan lingkungan (varibel kovariat) menunjukkan bahwa variabel-variabel yang dapat memprediksi perkembangan kognitif bayi adalah konsumsi makanan kaya omega-3 dari ikan laut/ seafood (OR=5,647 95% CI 1,45-21,986), asupan PUFA (OR= 1,862, 95% CI 0,5-6,935) dan dikendalikan oleh aspek responsivitas emosi dan verbal (OR=7,52, 95% CI: 1,804-31,346) dan asupan lemak (OR=0,204 CI 0,051-0,810). Ibu-ibu yang sering mengonsumsi makanan kaya omega-3 dari ikan laut mempunyai kesempatan 5,647 kali mendapatkan bayi dengan perkembangan kognitif yang lebih baik. Pemberian stimulasi berupa pelukan, ciuman, perhatian, kasih sayang, dan kesensitifan serta responsivitas ibu terhadap kebutuhan bayi memberikan kesempatan meningkatkan perkembangan kognitif bayi sebesar 7,52 kali. Sering mengonsumsi makanan kaya omega-3 dari ikan laut/ seafood adalah mengonsumsi cumi-cumi atau ikan laut pipih seperti ikan raja gantang, teri, ikan bawal, ikan banyar, ikan kerapu, ikan layang, ikan ekor kuning, ikan kembung, ikan kakap sebanyak 3-4 porsi per minggu, atau mengonsumsi 1-2 porsi per minggu kerang, atau udang, atau kepiting atau ikan berlemak seperti ikan tongkol, ikan sardin, ikan bandeng dan ikan kue. Asupan DHA bayi diukur berdasarkan asam lemak DHA pada ASI sebesar 0,997 (95% CI: 0,515-1,479)% total asam lemak. Rata-rata DHA pada sel darah merah (RBC) bayi adalah 6,845 (95% CI: 6,16-7,52)% total asam lemak. Konsumsi DHA ASI dapat meningkatkan kecukupan DHA-EBC bayi sebesar 0,349

The fatty acid DHA is one of the omega-3 fatty acids PUFA that plays a role in cognitive development. Sea fish and seafood is the main source of DHA. However, DHA and the prekusor is also found in other foodstuffs such as eggs, chicken meat, nuts or seeds. In addition to intake of DHA, cognitive development is also influenced by the intake of other nutrients and support environment. The purpose of this research is to get influence of PUFA and consumption of foods rich in omega-3 from marine fish/ seafood during pregnancy in third trimester, breastfeeding, Docosahexanoic acid (DHA)-Red Blood Cell of infants and its relation to cognitive development of infant at 4 months. Design study is prospective cohort study by the number of sample is 102 pairs of mothers with their newborn who checks into public health center (puskesmas)/ maternal and child health center (posyandu) in Panimbang and Majasari. The sample examined since the third trimester of pregnancy to childbirth and infants aged 4 months. Samples of breast milk and baby's cognitive development was measured at the time of a baby aged 4 months. The results showed that the intake of PUFA mothers during pregnancy and lactation is 549.45 (95% CI 491,48-607,42) mg and 240.86 (95% CI 228,06-103.02) mg. Most respondents baby has cognitive development of the appropriate chronological age or above (85,3%) and only 14.5% of the respondents have less cognitive development of infants age from chronological. Multivariate analysis of the effects of intake of PUFA and foods rich in omega-3 from marine fish / seafood in third tremester pregnant women and mother breastfeeding on cognitive development of infants aged 4 months after being controlled by the variable characteristics of respondents mothers and infants, mother consumption and environmental support (covariate variable) showed that the variables that could predict infant cognitive development is the consumption of foods rich in omega-3 from marine fish / seafood (OR=5,647 95% CI 1,45-21,986), intake of PUFA (OR= 1,862, 95% CI 0,5-6,935), aspects of emotional and verbal responsiveness (OR=7,52, 95% CI: 1,804-31,346) and fat intake (OR=0,204 CI 0,051-0,810). Mothers frequently consuming foods rich in omega-3 from fish has a chance 5,6 times get a baby with better cognitive development. Granting of stimulation in the form of hugs, kisses, attention, affection, and sensitive as well as the mother's responsiveness to the needs of the infant cognitive development increase gives the opportunity of baby 7.52 times.
Based on the value measurement of the cut off point from consumption of foods rich in omega-3 from fish demonstrates that to get a baby with good cognitive development of pregnant and breastfeeding women should eat squid or fish the sea flat fish such as raja gantang fish, anchovy, pomfret fish, banyar fish, grouper fish, swallow fish, yellow tail fish, long jawed mackerel, snapper fish as much as 3-4 servings per week, or eating 1-2 servings per week of mussels crab, or shrimp, or crab or fatty fish such as mackerel, sardines, milk fish and fish cake. DHA intake is measured based on the baby's DHA fatty acids in breastmilk of 0.997 (95% CI: 0.515-1,479)% total fatty acids. The average DHA on red blood cell (RBC) baby was 6.845 (95% CI: 6.16-7,52)% total fatty acids. Keywords: DHA, PUFA, omega 3, fish/seafood, breast milk (ASI) , RBC, cognitive development of infants
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina Nur Kamilah
"Asupan kalsium merupakan hal yang krusial pada remaja seiring terjadinya percepatan pertumbuhan dan pembetukkan tulang yang intensif. Namun asupan kalsium pada remaja masih kurang memenuhi kebutuhan yang dianjurkan. Padahal asupan kalsium yang tidak adekuat dapat berdampak pada peak bone mass yang tidak optimal sehingga dapat berakibat pada penurunan massa tulang (osteopenia) yang berujung pada osteoporosis maupun patah tulang di usia lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran asupan kalsium pada remaja SMA Negeri Kota Depok tahun 2024 serta hubungannya dengan kebiasaan konsumsi susu, kebiasaan sarapan, kebiasaan konsumsi soft drink, aktivitas fisik, jenis kelamin, pengetahuan tentang kalsium, pendidikan ayah, pendidikan ibu, pendapatan orang tua. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan total sampel 209 remaja dan pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret-Mei 2024. Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuesioner dan asupan kalsium diukur melalui wawancara food recall 2x2 jam. Data dianalisis menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan 72,2% remaja memiliki asupan kalsium yang kurang dari kebutuhan (<80% AKG) dengan rata-rata 654,1±354,4 mg. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan konsumsi susu (p <0,001 OR 19,36), kebiasaan sarapan (p <0,001 OR 4,59), kebiasaan konsumsi soft drink (p = 0,023 OR 2,37), jenis kelamin (p = 0,040 OR 1,89), pengetahuan tentang kalsium (p = 0,003 OR 5,53), dan aktivitas fisik (p = 0,013 OR 2,27) dengan asupan kalsium. Remaja perlu meningkatkan konsumsi susu, membiasakan sarapan pagi, serta mengurangi konsumsi soft drink. Peningkatan aktivitas fisik diiringi dengan asupan kalsium yang adekuat sangat dibutuhkan untuk mencapai peak bone mass yang optimal.

Calcium is one of the most essential nutrient especially in adolescents due to growth spurt period and intensive bone development. However most adolescents fail to achieve the recommended calcium intake. Inadequate calcium intake can contribute to low peak bone mass and increasing the risk of osteopenia, which can lead to osteoporosis and fragility fracture later in life. This study aims to describe calcium intake among public high school adolescents in Depok City in 2024 and its relationship with milk consumption, breakfast habits, soft drink consumption, physical activity, gender, knowledge about calcium, father's education, mother's education, and parental income. Study design is cross-sectional with a total of 209 sample during March-May 2024. Data was collected through questionnaire and calcium intake was measured by 2x24-hour food recall. Data were analyzed by chi-square test. The results showed that 72.2% of adolescents had calcium intake less than their requirements (<80% RDA) with an average of 654.1±354.4 mg. Bivariate analysis results showed significant relationships between milk consumption (p <0.001, OR 19.36), breakfast habits (p <0.001, OR 4.59), soft drink consumption (p = 0.023, OR 2.37), gender (p = 0.040, OR 1.89), calcium knowledge (p = 0.003, OR 5.53), and physical activity (p = 0.013, OR 2.27) with calcium intake. Adolescents need to increase milk consumption, adopt breakfast habit, and reduce soft drink consumption. Physical activity and adequate calcium intake are important to reach the optimum peak bone mass (PBM)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Aisyah
"Pada masa post partum, terjadi perubahan progresif pada payudara untuk memproduksi Air Susu Ibu (ASI). Pada masa awal menyusui, beberapa permasalahan dapat muncul salah satunya yaitu clogged milk duct atau saluran susu tersumbat. Kondisi ini disebabkan oleh produksi susu yang meningkat tetapi tidak dikeluarkan dengan baik, yang akhirnya menyebabkan ASI menumpuk dan timbul sumbatan pada saluran ASI. Edukasi mengenai menyusui penting dilakukan untuk mencegah hal tersebut. Adapun pemberian intervensi pijat payudara menjadi salah satu cara untuk mengatasi sumbatan tersebut. Ny. A, 22 jam postpartum dengan kondisi payudara teraba keras, penuh, dan tidak ada ASI yang keluar diberi intervensi integrated breast massage selama 30 menit untuk mengatasi clogged milk duct. Hasil evaluasi didapatkan adanya pengurangan pada massa sumbatan dari 3 cm (skala 1) menjadi tidak ada massa (skala 0), dan terdapat perubahan kondisi payudara dengan instrumen Six Point Engorgement Scale dari skala 3 menjadi skala 1. Laporan kasus ini menegaskan bahwa pemberian intervensi integrated breast massage dapat menjadi menjadi salah satu terapi pijat pada payudara yang terbukti dapat mengurangi clogged milk duct.
In the post partum period, progressive changes occur in the breasts to produce breast milk. In the early stages of breastfeeding, several problems can arise, one of which is clogged milk ducts. This condition is caused by increased milk production but not excreted properly, which ultimately causes breast milk to accumulate and blockages occur in the milk ducts. Education about breastfeeding is important to prevent this. Providing breast massage intervention is one way to overcome this blockage. Mrs. A, 22 hours postpartum with breasts feeling hard, full, and no breast milk coming out, was given integrated breast massage intervention for 30 minutes to treat clogged milk ducts. The evaluation results showed that there was a reduction in the blockage mass from 3 cm (scale 1) to no mass (scale 0), and there was a change in breast condition with the Six Point Engorgement Scale instrument from scale 3 to scale 1. This case report confirms that the application of integrated breast massage intervention can be a massage therapy for the breasts that has been proven to reduce clogged milk ducts."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Muljati
"Hingga saat ini KEP merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia dan banyak diderita oleh anak balita dalam berbagai gradasi. PMT merupakan salah satu alternatif pemecahan masalah.
Penelitian ini merupakan analisis data skunder dari penelitian Efektifitas Pemulihan KEP (Kurang Energi Protein) pada Batita di Masyarakat dengan menggunakan susu skim sebagai makanan tambahan. Penelitian dilakukan di desa Pagelaran, yaitu salah satu desa IDT di wilayah puskesmas Ciomas-Bogor. Dalam penelitian tersebut ketahanan gizi kurang pada batita selama mendapat PMT belum dianalisis.
Jenis penelitian ini adalah longitudinal selama 12 minggu. Subyek yang dianalisis sebanyak 102 batita gizi kurang (<-2Z_Skor)-(-3Z_Skor) BB/U dan terbagi dalam dua kelompok secara sistematik random sampling. Kelompok batita yang diberi susu skim 150 gram/minggu sebanyak 52 orang (kelompok perlakuan) dan sebanyak 50 orang lainnya adalah kelompok kontrol. Untuk kelompok kontrol pemberian susu skim ditunda dan diberikan segera setelah penelitian berakhir.
Analisis ini menggunakan metoda kaplan Meier, bertujuan untuk menentukan peluang ketahanan gizi kurang pada batita. Sedangkan Analisis Multivariat Regresi Cox digunakan untuk menentukan besar resiko batita gizi kurang untuk pulih menjadi gizi baik setelah secara bersama-sama dikontrol oleh faktor lain.
Hasil menunjukkan bahwa ketahanan gizi kurang pada batita dari kelompok perlakuan 19% dengan median ketahanan pada minggu ke 4. Sedangkan pada kelompok kontrol, peluang ketahanan gizi kurang 74% dengan median ketahanan gizi kurang pada minggu 12. Batita gizi kurang yang berumur ≥12 bulan memiliki risiko pulih menjadi gizi baik 0.547 kali dibandingkan kelompok umur 7-11 bulan, 95% CI (0.29:1.01).
Batita gizi kurang yang berasal dari rumah tangga dengan pengeluaran biaya rumah tangga kategori mampu memiliki ketahanan gizi kurang 34% dan median ketahanan pada minggu ke tujuh. Sedangkan batita dan rumah tangga kurang mampu memiliki peluang ketahanan gizi kurang 58% namun median ketahanan gizi kurang pada kelompok ini tidak diketahui. Batita gizi kurang dari keluarga kurang mampu memiliki risiko untuk pulih menjadi gizi baik 0.547 kali dibandingkan keluarga mampu, 95% CI (0,317;0.947).
Secara bivariat konsumsi energi dan protein berhubungan dengan ketahanan gizi kurang. P= 0.0169 (energi awal), p=0.0098 (energi akhir) dan p=0.0022 (protein akhir).
Ditemukan dalam penelitian ini bahwa pemberian susu skim pada batita gizi kurang memiliki kontribusi terhadap perbaikan gizi pada batita gizi kurang. Pengeluaran biaya rumah tangga per-bulan merupakan determinan waktu pemulihan pada batita gizi kurang yang mendapat susu skim, sebagai makanan tambahan.
Batita gizi kurang yang mendapat susu skim memiliki risiko pulih menjadi gizi baik 1,2 kali pada minggu ke empat, 6,7 kali pada minggu ke delapan dan 37 kali pada minggu ke 12 dibandingkan dengan batita gizi kurang yang tidak mendapat susu skim setelah dikontrol dengan umur anak dan pengeluaran biaya rumah tangga tangga per-bulan. Namun kontrol terhadap sumbangan kalori dan protein sehari-hari terbatas pada recall selama 24 jam.
Tepung susu skim dapat digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam menentukan alternatif makanan tambahan untuk PMT pemulihan pada batita gizi kurang. Disamping itu perlu dikembangkan suatu model (paket pemulihan) pada batita gizi kurang yang dapat dilakukan di posyandu atau PPG (Pusat Pemulihan Gizi) sehingga dapat diadopsi dalam skala nasional.

The Effect of Skimmed-Milk Supplementary Feeding on the Recovery of Underweight Children Under Three Years Old (A Case Study in Desa Pagelaran, Ciomas, Bogor)
Protein Energy Malnutrition (PEM) among children under five is still one of main nutrition problem in Indonesia. Evidently 26.4 percent of children with less than -2 SD of weight for age (W/A) index, who underweight-weight-for-age Indicator (W/A), 8.2 percent are affected in severe grade (Z-scores -3 SD or less).
This thesis exercises data set from longitudinal study (12 weeks) of skimmed-milk supplementary feeding to improve nutrition status of children under three years old. The study was conducted in the village of Pagelaran, Ciomas, Bogor in 1999 to find out hazard risk of underweight child. Underweight children (Z-scores-W/A from >-3.0 SD to -2.0 SD) were enrolled in the study, and a total 102 participants of the study then were divided into two groups, namely treatment group composed of 52 children and control groups composed of 50 children. Each child in the treatment group was given 150 grams of skimmed milk weekly for a period of 12 weeks. The milk was delivered by health volunteers under the supervision of midwives and investigator. The children in controlled group received the same amount of skimmed milk after study was completed. Survival analysis-Kaplan Meier Survival analysis and Cox Multivariate regression analyses-Cox methods were applied.
The study revealed that the underweight children recovered to be normal during four weeks treatment with skimmed milk. Sensor of underweight children in the treatment group is 19 percent with median survival at week IV, while sensor of children in the control group is 74 percent with median survival at week XII. Underweight child aged 7-11 months has the risk to be normal 1.83 times compared to older underweight child (age 12 or more). Underweight child comes from wealthy family, as measured by expenditure proximation, has sensor 34 per cent with median survival at week VII; on the other hand sensor of non wealthy family is 58 percent.
Event for underweight child misagregated by energy and protein consumption relative to consumption in recommended dietary allowances (RDA) have also been calculated. Skimmed milk, as food supplement, has no cumulative effect on the improvement of nutritional status of the child. The household total expenditure is a determinant factor for length of recovery. The risk to be normal in a child who receives skimmed milk as food supplement increase as time recovery, namely 1.2, 6.7 and 37 times at week IV, VIII and XII respectively compared to child who do not receive skimmed milk. This analysis has been controlled by child age and household total expenditure.
It is important to note that skimmed milk is recommended to be food supplement for underweight children at least five weeks. Besides that it is necessary to develop nutrition promotion model that could be implemented in Nutrition Centre."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edmund Harold Syahrial
"PT. Ultra Jaya Milk & Trading Company adalah perusahaan yang bergerak di bisnis produk makanan dan minuman telah berdiri sejak tahun 197I. Telah mendistribusikan produk-produknya ke hampir seluruh daerah di Indonesia. Selama ini secara garis besar PT. Ultra Jaya Milk & Trading Company memiliki dua macam sistem distribusi yang digunakan untuk menjangkau konsumennya, yakni sistem distribusi dengan menggunakan perwakilan untuk pemasaran di 5 (lima) kota besar di pulau Jawa dan sistem distribusi dengan menggunakan Agen (Independet Distributor) untuk daerah pemasaran di luar pulau Jawa. Di mana sampai saat ini tercatat ada 50 Agen (Independent Distributor) yang dimiliki oleh PT. Ultra Jaya Milk & Trading Company, sedangkan untuk perwakilan jumlahnya ada 5 (lima).
Tingkat penjualan sistem distribusi dengan menggunakan perwakilan lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat Agen., Hai ini mengakibatkan timbulnya permasalahan utama yakni bagaimanakah seharusriya PT. Ultra Jaya mendistribusikan produk UHT nya apakah lewat sisteni distribusi pehvakilan ataukah dengan menggubakan agen.
Mengingat pulau Jawa pada dasarnya merupakan pasar yang sangat potensial tentunya ketidakmampuan perwakilan untuk memberikan performa terbaik akan sangat menghambat kemajuan PT. Ultra Jaya di kemudian hari. Oleh karena itu pembahasan di daiam karya akhir ini ditekankan pada strategi distribusi PT. Ultra Jaya di pulau Jawa agar dapat memberikan performa yang lebih baik di masa yang akan datang.
Strategi distribusi dengan penekanan pada perluasan coverage dan penggunaan sistem distribusi yang paling efisien pada wilayah pemasaran yang selama ini dikelola oleh perwakilan di pilih sebagai alternatif untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh PT. Ultra Jaya."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18459
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Budiati
"ABSTRAK
Beberapa tahun belakangan ini di negara- negara maju dan berkembang seperti Indonesia
terjadi peningkatan kejadian seksio sesarea. Ibu yang mengalami seksio sesarea seringkali
mengalami masalah dalam menyusui karena kurangnya produksi ASI dan keterlambatan
menyusui. Peningkatan kejadian seksio sesarea ini juga secara tidak langsung menurunkan
kesuksesan dalam menyusui. Olehkarenanya dibutuhkan usaha yang intensif untuk membantu
ibu post seksio sesarea menyusui bayinya Penelitian ini merupakan penelitian dengan
memadukan pendidikan kesehatan dengan intervensi pijat oksitosin. Tujuan penelitian ini
adalah untuk melihat keefektifan pemberian paket sukses ASI ibu menyusui dengan seksio
sesarea terhadap produksi ASI di wilayah Depok Jawa Barat. Penelitian ini merupakan
penelitian dengan menggunakan desain penelitian kuasi eksperimen dengan rancangan Post
Test Only Design. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil usia 38- 40 minggu yang
direncanakan sekssio sesarea. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 60 orang,
29 orang kelompok intervensi dan 31 orang kelompok kontrol. Penelitian ini dilakukan di
RSUD Depok dan RSUD Cibinong. Hasil uji coba instrumen untuk pengukuran validitas dan
reabilitas digunakan uji Cronbach’s alpha. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara
consequtive sampling. Dari hasil uji kesetaraan karakteristik responden didapatkan semua
nilai p lebih besar dari alpha (p > alpha, alpha= 0,05). Yang artinya tidak ada perbedaan yang
signifikan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Hasil uji analisis dengan Chi-
Square didapatkan hasil terdapat perbedaan yang bermakna antara kepuasan produksi ASI
(p=0.002), kelancaran produksi ASI dari indikator bayi (p= 0,000) dan kelancaran produksi
ASI dari indikator ibu ( p= 0,004) antara kelompok intervensi dan kontrol.

ABSTRACT
Cesarean birth rate in developing country such as Indonesia is increasing recently, which makes many women have to cope with impact of cesarean birth and also the problems related to breastfeeding. Some of the mother terminate breastfeeding in early weeks of baby born since the insufficient of breast milk production. This situation needs intensive effort to help mother post cesarean birth to solve their problems in breastfeeding their baby. This study
used a quasi experiment with Post Test only Design. This study were combining health education and rolling massage named “ SUKSES ASI” as a package for intervention to the mother with cesarean birth. The aim of this study is to evaluate the effectiveness of “SUKSES ASI” package to Maternal breast milk production in the area of Depok Jawa Barat. The samples consisted 60 women who had planned cesarean birth through post cesarean. The instrument that used in this study had validity and reability test using the cronbach’s alpha. The samples were taken by consecutive sampling. The findings showed that in control and intervention group the results are equal or homogen ( p > alpha, alpha=0,05). Chi-Square test is used to see the different between control & intervention groups. There are significant
differences between intervention and control group in mother satisfaction ( p=0,002), breast milk production from baby indicator (p= 0.000) and from mother indikator (p=0,0004)."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Talita Melati Indriagustry
"Persaingan bisnis kopi susu kekinian di tengah perkembangan industri pengolahan kopi yang kian kompetitif memunculkan kebutuhan untuk mengidentifikasi konsumen potensial yang ada di pasar ini. Namun, mengingat bahwa kajian mengenai perilaku konsumen pada topik ini masih terbatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kelompok konsumen yang ada di pasar kopi susu kekinian dari segi manfaat yang dicari dan memeriksa perbedaan perilaku di antara segmennya. Dengan pemahaman bahwa manfaat yang dicari (benefit sought) akan mempengaruhi perilaku konsumen dalam mengevaluasi produk (Haley, 1968), dilakukan segmentasi pasar dengan pendekatan kuantitatif dan analisis kluster terhadap 390 konsumen kopi susu kekinian dalam rentang usia 16-39 tahun di wilayah Jabodetabek pada bulan Maret hingga April 2020. Adapun hasil penelitian menemukan bahwa konsumen ini tidak dapat dilihat sebagai kelompok homogen; dengan perbedaan perilaku yang dapat diklasifikasikan menjadi empat kelompok dari segi manfaat yang dicarinya: The Coffee Enthusiast, Indulgence Consumer, The Decaf Drinker, dan The Conventional. Lebih lanjut, pembahasan mengenai manfaat dapat memberikan pemahaman mengenai perbedaan perilaku konsumen dalam memaknai atribut atau penawaran kopi susu kekinian yang dianggap paling relevan untuk mencapai keperluan pribadinya.

The emergence of milk coffee (kopi susu kekinian) business in the midst of an increasingly competitive coffee industry raises the need to identify potential consumers in this market. However, given that the study of consumer behavior on this topic is still limited, this study aims to identify consumer groups that exist in the milk coffee market in terms of benefit sought and examine the behavior differences between segments. With the understanding that the benefit sought will affect consumer behavior in evaluating products Haley, 1968, market segmentation of 390 milk coffee consumers in the 16-39 age range in Greater Jakarta area during March April 2020 is conducted with quantitative approach and cluster analysis. The results found that these consumers could not be seen as homogeneous groups with differences in behavior that can be classified into four groups in terms of the benefits sought: The Coffee Enthusiast, Indulgence Consumer, The Decaf Drinker, and The Conventional. Furthermore, the discussion of benefits can provide an understanding of consumer behavior differences in interpreting the attributes of milk coffee which is considered most relevant in achieving their personal needs"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Regina Vidya Trias Novita
"Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan payudara pada ibu post partum dengan kompres kol dan RPS (reverse pressure softening) yang disebut Paket "Bunda Ceria". Desain penelitian ini quasi experiment pre dan post test, menggunakan quota sampling dengan 68 responden. Penelitian dibantu 2 kolektor data dari setiap rumah sakit. Validitas dan reliabilitas pengumpul data telah melakukan interreter reliability diperoleh uji kappa yang signifikan. Data dianalisa menggunakan independent sampel t-test dan chi square. Pada kelompok intervensi dan kontrol dilakukan intervensi selama 3 hari mengukur skala nyeri dan pembengkakan payudara dengan Humenick & Hill scale, hasil ada perbedaan yang signifikan skala nyeri dan pembengkakan setelah intervensi (p value 0.000; α 0.05). Evaluasi 7 hari menilai produksi ASI, hasil tidak ada perbedaan produksi ASI pada kedua kelompok (p value 0.32). Intervensi Paket "Bunda Ceria" lebih efektif menurunkan nyeri daripada intervensi rumah sakit (p value 0.000; α 0.05).

This study aims to reduce pain and swelling of the breast with cabbage compresses way and RPS (reverse pressure softening) called the package "Mother Cheers". The study design using a quasi experiment pre post test using a quota sampling by 68 respondents. The research was aided by 2 collectors data from each hospital. Validity and reliability of data collectors have done interreter reliability and obtained a significant kappa test. Data were analyzed using independent sample t-test and chi square. In the intervention group and the control intervention for 3 days is a scale measuring pain and swelling of the breast using Humenick & Hill scale. The result was there are significant differences on a scale of pain and swelling after intervention (p value 0000; α 0.05). Evaluation 7 days later to assess milk production there was no difference in milk production both of groups (p value 0:32). Intervention Packages "Mother Cheers" can reduce pain of the breast, than hospital (p value 0.000; α 0.05)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Evennia
"Kacang kedelai merupakan sumber isoflavon terbanyak dan salah satu produk olahannya ialah susu kacang kedelai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian susu kacang kedelai terhadap kadar glukosa darah mencit putih jantan galur ddY yang dibebani glukosa. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan 25 ekor mencit putih jantan galur ddY yang terbagi dalam 5 kelompok, yaitu kontrol normal (CMC 0,5% 0,5 ml/20 g BB), kontrol pembanding (Metformin HCl 13 mg/20 g BB), dan 3 variasi dosis uji (0,325 g kedelai/20 g BB; 0,65 g kedelai/20 g BB; 1,3 g kedelai/20 g BB) yang diberikan dalam bentuk susu kacang kedelai. Mencit terlebih dahulu diukur kadar glukosa darah puasa, kemudian diberikan larutan uji. Tiga puluh menit setelah perlakuan, kadar glukosa darah diukur kembali, kemudian diberikan glukosa 2 g/kg BB per oral. Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan pada menit ke-30, 60, 90, 120 setelah pembebanan glukosa. Kadar glukosa darah diukur dengan menggunakan glukometer ACCU-CHEK® Active. Pemberian susu kacang kedelai dapat menurunkan kadar glukosa darah mencit putih jantan galur ddY yang dibebani glukosa pada semua dosis (0,325; 0,65; 1,3 g kacang kedelai/20 g BB mencit), namun penurunan kadar glukosa darah yang terbaik terlihat pada dosis 1 (0,325 g kacang kedelai/20 g BB mencit).

Soybean is most abundant source of isoflavones and one of soy products is soybean milk. This study was made to investigate the effect of soybean milk administration towards blood glucose level in glucose loaded male ddY mice. A completely randomized design was conducted using 25 male ddY mice that were divided into 5 groups; normal control (CMC 0,5% 0,5 ml/20 g b.w.), drug control (Metformin HCl 13 mg/20 g b.w.), and 3 different treatment doses (0,325 g soybean/20 g b.w.; 0,65 g soybean/20 g b.w.; 1,3 g soybean/20 g b.w.) which were given in soybean milk. Fasting blood glucose was measured and mice were treated based on their groups. Thirty minutes after treatment, blood glucose level was measured again and then mice were loaded glucose 2 g/kg b.w. orally. Blood glucose level was measured at 30, 60, 90, and 120 minutes postload glucose. Blood glucose level was measured by using ACCU-CHEK® Active meter. Administration of soybean milk lowered blood glucose level in glucose loaded male ddY mice treated with 0,325; 0,65; 1,3 g soybean/20 g b.w., but treatment with 0,325 g soybean/20 g b.w. showed the best reduction of blood glucose level."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2012
S42758
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   5 6 7 8 9 10 11 12   >>