Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 649 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ismarini
"Perlindungan terhadap merek terkenal merupakan konsekuensi dari Konvensi TRIPS Agreement, walaupun kriteria merek terkenal telah diatur dalam UUM, namun sampai saat ini masih menimbulkan multi interprestasi. Bagaimanakah perlindungan merek terkenal terdaftar terhadap pihak lain yang mendaftarkan merek terkenal yang sama atau serupa untuk jenis barang yang berbeda?, apakah didalam sengketa merek dapat diajukan upaya hukum Peninjauan Kembali mengingat Undang-Undang Merek Tidak mengatur upaya hukum sampai dengan Peninjauan Kembali. Jenis Penelitan ini merupakan penelitian hukum normatif yuridis, cara dan alat pengumpulan data menggunakan penelitian kepustakaan yaitu data sekunder yang diperoleh baik melalui sumber hukum primer (peraturan perundang-¬undangan) maupun sumber hukum sekunder yaitu buku, internet, dan lain-lain. Masih perlunya ditingkatkan pemahaman mengenai perlindungan merek terkenal tidak hanya dikalangan Hakim Pengadilan Niaga namun juga dikalangan Direktorat Jenderal HaKI Merek, para konsultan HaKI, para pengusaha/pendaftar merek untuk diharuskan berkonsultasi terlebih dahulu dengan konsultan HaKI sebelum mendaftarkan suatu merek, dan masih perlu ditingkatkan perlindungan khususnya untuk merek-merek yang sudah masuk daftar sebagai merek terkenal, tanpa perlu para pemilik merek terkenal melindungi mereknya dengan mendaftarkan mereknya di semua jenis kelas barang dan/atau jasa. Walaupun Undang-Undang Merek tidak mengatur Upaya hukum sampai dengan Peninjauan Kembali, namun tetap dimungkinkan didalam suatu sengketa merek diajukannya upaya hukum Peninjauan Kembali.

The protection over a renowned brand is one of the consequences of the implementation of TRIPS Agreement Convention. However, despite the criteria for such brands have been regulated in the Law concerning Brand, in reality it still stimulates the occurrence of multi-interpretation by many parties. The questions to be addressed in this research is are as follow: How is the protection of a renowned registered brand towards other party who registers the similar renowned brand, but of different type goods?. Is there any possibility to conduct a Legal Review, recalling that the current Law regulating Brand doesn't regulate the matter up to the phase mentioned? This research is a normative juridical research, using the library research as the data collecting method, comprising secondary data gathered from both primary legal source (Law Regulations} as well as secondary ones, consisting of books, internet, and other resources. There is a need to improve the understanding concerning the protection of a renowned brand, not only for the judges responsible for the Trade Affairs, but also for the officials in the Directorate General of Brand IPR, the consultants deal with this matter, as well as the businessmen/the applicants. It is recommendable particularly for the applicants to have a consultation with the consultants before they apply to register for a brand. Another thing to be noted is the need to improve and refine the protection of the renowned registered brands, up to the point that enables the owners not to register all his brands in every categorized class of goods and services. Even though the Brand Law doesn't regulate any specific legal effort up to the point of legal review, it is still possible to conduct a legal review in a dispute over a brand."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T19567
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihite, Ester Lydya Natalina
"Tesis ini membahas hubungan coolness dan citra merek terhadap preferensi merek, studi pada ponsel pintar iPhone. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain eksplanatif, responden mahasiswa pascasarjana komunikasi Universitas Indonesia, berjumlah 163 orang. Metode analisa data dilakukan dengan analisa statistik deskriptif dan analisa regresi berganda untuk membuktikan hipotesa dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan coolness dan citra merek memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap pembentukan preferensi merek ponsel pintar.

This thesis disscusses about relationship between coolness and brand image toward brand preference. This research use quantitative explanatory design, the respondents are communication college student of University Indonesia, total respondents 163. Data analysis method are descriptive statistical analysis and regression to prove hypothesizing in this research. Results from this research are: coolness and brand image have significant and positive effect toward formation of brand preference of smartphone."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T43766
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Salsabila
"Fokus dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pengalaman merek, kepercayaan merek, dan kepuasan konsumen terhadap loyalitas merek Citilink di Bandara Seokarno Hatta. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan yang dilakukan dengan penyebaran kuesioner offline kepada 100 dari 18 sampai 64 tahun responden di Bandara Soekarno Hatta yang setidaknya dua kali memilih Citilink sebagai pilihan penerbangan mereka. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini untuk analisis inferensi deskriptif dan statistik adalah perangkat lunak SPSS versi 25 untuk Sistem Operasi Windows. Dalam penelitian ini, hasilnya menunjukkan bahwa Brand Experience, Brand Truts, dan kepuasan konsumen berpengaruh positif terhadap Brand Loyalty. Brand Experience juga memiliki efek positif terhadap Kepercayaan Merek dan Kepuasan Konsumen yang membuat kedua variabel tersebut valid untuk digunakan sebagai variabel mediasi untuk efek tidak langsung dari Brand Experience terhadap Loyalitas Merek. Meskipun semua faktor memiliki pengaruh terhadap Loyalitas Merek, faktor yang memiliki pengaruh terbesar adalah Kepercayaan Merek. Ini menunjukkan bahwa perasaan aman dan keyakinan bahwa konsumen memiliki efek terbesar dalam membuat mereka loyal kepada Citilink. Ini juga menunjukkan bahwa pengalaman sensorik, perilaku, afektif, intelektual dan kepuasan layanan yang diberikan tidak cukup kuat untuk membuat konsumen loyal terhadap merek ini. Rekomendasi untuk penelitian ini adalah bahwa penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk menjaga alasan mengapa pengalaman merek tidak cukup untuk membuat konsumen loyal melalui kepercayaan yang mereka miliki, sehingga kepercayaan hanya memiliki efek yang lebih besar daripada menjadi variabel mediasi.

The focus of this research is to analyze the influence of brand experience, brand trust, and customer satisfaction on Citilink brand loyalty at Seokarno Hatta Airport. This research is a quantitative study with an approach carried out by distributing offline questionnaires to 100 of 18 to 64 years of respondents at Soekarno Hatta Airport who at least twice chose Citilink as their flight choice. The analysis technique used in this study for the analysis of descriptive and statistical inference is SPSS software version 25 for the Windows Operating System. In this study, the results show that Brand Experience, Brand Truts, and customer satisfaction have a positive effect on Brand Loyalty. Brand Experience also has a positive effect on Brand Trust and Consumer Satisfaction which makes these two variables valid for use as mediating variables for the indirect effect of Brand Experience on Brand Loyalty. Although all factors have an influence on Brand Loyalty, the factor that has the biggest influence is Brand Trust. This shows that the feeling of security and the belief that consumers have the greatest effect in making them loyal to Citilink. It also shows that the sensory experience, behavior, affective, intellectual and service satisfaction provided is not strong enough to make consumers loyal to this brand. The recommendation for this research is that further research needs to be done to safeguard the reasons why brand experience is not enough to make consumers loyal through the trust they have, so trust only has a greater effect than being a mediating variable."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aqsath Rasyid Naradhipa
"Salah satu hal terpenting dalam pemasaran adalah membangun loyalitas terhadap merek. Komunitas merek adalah salah satu konsep yang banyak diteliti dan cukup berkembang sebagai salah satu cara membangun loyalitas terhadap merek. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari hubungan dari partisipasi di dalam komunitas merek terhadap pembangunan resonansi merek. Studi empiris telah dilakukan untuk melihat bagaimana pengaruh komunitas merek terhadap pembangungan resonansi merek pada komunitas. Studi ini menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) untuk menganalisa 162 responden yang berasal dari komunitas merek di Indonesia. Studi ini menyimpulkan bahwa komunitas merek secara langsung justru memiliki pengaruh negatif terhadap resonansi merek, tetapi secara tidak langsung memiliki pengaruh positif terhadap resonansi merek. Perusahaan harus dapat memanfaatkan komunitas merek untuk meningkatkan autentikasi merek dan kualitas hubungan merek agar dapat meningkatkan resonansi merek. Insight yang dihasilkan dari studi ini dapat memberikan pemahaman terhadap para pemasar untuk memanfaatkan komunitas merek dalam rangka meningkatkan loyalitas terhadap merek
One of the most important things in marketing is building a brand loyalty, especially in situations of heavy competition. Brand community is one of the concepts that has been much researched and developed as a way to build brand loyalty. The purpose of this research is to identify the relationship of participation in the brand community to the brand resonance development. Empirical studies have been conducted to see the influence of brand community to the development of brand resonance in the community. This study uses Structural Equation Modelling (SEM) to analyze 162 respondents from brand communities in Indonesia. This study concludes that brand community directly has a negative influence to the brand resonance, but, indirectly, it has a positive influence to the brand resonance. Companies must be able to utilize brand community to improve brand authentication and brand relationship quality in order to increase brand resonance. The insight generated from this study can provide the marketers an understanding of how to utilize brand community in order to increase brand loyalty."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jasmine Faradissa Testa
"Merek memiliki peran penting dalam jalannya kegiatan usaha terkhusus bagi produsen (pemilik usaha) dan konsumen. UU No. 20 Tahun 2016 memberikan ketentuan terkait kriteria merek yang tidak dapat diterima (Pasal 20) dan kriteria merek yang ditolak (Pasal 21). Dalam hal adanya suatu merek terdaftar yang tidak sesuai dengan ketentuan Pasal 20 dan Pasal 21, maka pihak yang berkepentingan atau pemilik merek tidak terdaftar dapat mengajukan gugatan pembatalan merek. Tahun 2021-2022 pemilik Merek Gudang Garam mengajukan gugatan pembatalan atas Merek Gudang Baru sebagaimana diputus dalam Putusan Pengadilan Niaga Nomor 4/Pdt.Sus-Hki/Merek/2021/PN Niaga Sby sebagaimana dikukuhkan oleh Putusan Mahkamah Agung Nomor 427 K/Pdt.Sus-Hki/2022. Pada putusan tersebut Majelis Hakim menjatuhkan salah satu amar putusan yang pada pokoknya memerintahkan Direktorat Merek untuk menolak seluruh pendaftaran merek-merek dengan basis kata Gudang Baru, Gudang Baru Origin, dan Gedung Baru yang mempunyai persamaan pada pokoknya dan/atau secara keseluruhan dengan Merek-Merek Terkenal Gudang Garam, dengan ketentuan apabila Direktorat Merek tetap mengabulkan permohonan merek tersebut maka pendaftaran merek dengan sendirinya batal demi hukum. Hakim dalam menjalankan tugas dan kewenangannya dalam menyelesaikan dan menjatuhkan putusan a quo tidak sesuai dengan ketentuan, prosedur dan pengaturan terkait pembatalan merek sebagaimana peraturan perundang-undangan yang berlaku khususnya Pasal 92 UU No. 20 Tahun 2016, serta pengaturan penolakan pendaftaran merek khususnya Pasal 19 ayat (3) Permenkumham No. 67 Tahun 2016. Seharusnya suatu putusan khususnya putusan perdata tidak memberikan dampak terhadap pihak dan objek perkara diluar sengketa. Bunyi putusan seperti ini merupakan bunyi putusan yang baru dalam putusan sengketa pembatalan merek yangmana juga menimbulkan dampak hukum terhadap permohonan pendaftaran merek yang melibatkan beberapa aspek yakni terhadap Direktorat Merek, terhadap pihak ketiga, dan terhadap konsep pembatalan itu sendiri.

Trademark plays an important role in business activities, especially for producers (business owners) and consumers. Law No. 20 of 2016 regulates criteria for unacceptable trademark (Article 20) and the criteria for to be rejected trademark (Article 21). In the case of a registered trademark does not comply with the provisions of Article 20 and Article 21, interested parties can file a lawsuit for the cancellation of the relevant trademark. In 2021 to 2022 the owner of Gudang Garam Trademark filed a lawsuit for the cancellation of the Gudang Baru Trademark, as decided in Commercial Court Decision No. 4/Pdt.Sus-Hki/Merek/2021/PN Niaga Sby, as confirmed by Supreme Court Decision No. 427 K/Pdt.Sus-Hki/2022. In this case, the panel of judges issued a ruling that ordered the Trademark Office to reject all trademark application that contains the words "Gudang Baru," "Gudang Baru Origin," and "Gedung Baru" that are substantively similar or identical to the well-known Gudang Garam trademark, and if the Trademark Office still grants the registration of such trademarks, the registration will be automatically considered null and void. The judge, in performing their duties and authority in resolving and issuing the aforesaid decission did not comply with the procedures, and regulations related to trademark cancellation as stipulated in the applicable legislation, particularly Article 92 of Law No. 20 of 2016, as well as the regulations concerning refusal of a trademark registration Article 19 paragraph (3) of Minister of Law and Human Rights Regulation No. 67 of 2016. A judge’s civil decision are not supposed to create impact on parties and matters out of the dispute. Such wording is a new and out of the usual of trademark cancellation disputes, which would have legal implications to trademark application that involves several aspects namely the Trademark Office, third parties, and the concept of cancellation itself."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Zahara Ichsan
"Parodi merek terkenal merupakan tindakan mentransformasikan merek terkenal dengan mengambil ciri khas merek terkenal yang diparodikan menjadi sesuatu yang baru dengan tujuan menimbulkan kesan kejenakaan, sindiran, cemoohan, ataupun kritik. Parodi merek terkenal yang didaftarkan sebagai merek dagang ini dapat menimbulkan persamaan pada pokoknya dan persamaan keseluruhan. Hal ini merupakan pelanggaran dari hukum merek Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pelanggaran merek dalam parodi merek terkenal yang didaftarkan sebagai merek dagang dan upaya hukum yang dapat dilakukan merek terkenal yang dirugikan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bentuk penelitian bersifat yuridis-normatif artinya penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti data-data sekunder seperti peraturan perundangundangan, literatur, doktrin atau pendapat para ahli, dan hasil penelitian terdahulu. Lebih lanjut, fenomena parodi merek terkenal yang dianalisis adalah Supirmu dan Pecel Lele LELA berpotensi termasuk ke dalam pelanggaran persamaan pada pokoknya yang seharusnya ditolak menurut Pasal 21 UU MIG. Parodi ini juga dapat berisiko dikategorikan sebagai dilusi, counterfeit, passing off, dan free riding. Oleh karena itu, pemilik merek terkenal yang mengalami kerugian dapat mengajukan berbagai upaya hukum.

A Well-known mark parody is an act of transforming a well-known mark into something new by taking its characteristics to create the impression of humor, satire, ridicule, or criticism. Parodies of a well-known mark that are registered as trademarks could lead to similarities in essence and overall similarities. This is a violation of Indonesian trademark law. The purpose of this research are to analyze trademark violations in well-known marks parodies that are registered as trademarks and the legal remedies that can be taken by the well-known marks as the aggrieved party. This research was conducted using a juridical-normative form of research, by examining secondary data such as laws and regulations, literature, doctrine, or expert opinion, as well as the results of previous research. Furthermore, the well-known trademark parody that being analyzed are Supirmu and Pecel Lele LELA, which have the potential to be included in similarities in essence and should have been rejected under Article 21 of the MIG Law. This parody can also risk being categorized as dilution, counterfeit, passing off, and free riding. Therefore, well-known mark owners as the aggrieved party can file various legal remedies."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muhammad Satria Jaya
"Seiring dengan dianutnya sistem ekonomi terbuka di Indonesia, terjadi peningkatan pelanggaran atas merek terkenal. Selain itu, terjadi pula peningkatan kasus-kasus merek terkenal yang ditangani oleh pengadilan Indonesia. Namun, tidak semua putusan atas kasus-kasus merek terkenal tersebut memberikan pelindungan bagi merek terkenal. Kondisi-kondisi ini merefleksikan ancaman bagi goodwill yang terasosiasi dengan merek terkenal di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif dengan menganalisis literatur, peraturan, dan putusan pengadilan.
Penelitian ini menghasilkan beberapa pemahaman, yaitu: goodwill mempunyai kedudukan di dalam pelindungan merek terkenal, baik Jepang maupun Indonesia sama-sama telah mengatur mengenai goodwill merek terkenal secara tidak langsung, dan hakim Pengadilan Indonesia tidak selalu mempertimbangkan goodwill dalam menangani kasus merek terkenal. Pada akhirnya, sebaiknya semua pihak yang terlibat dalam pelindungan merek terkenal lebih memperhatikan goodwill yang melekat pada merek terkenal.

As Indonesia embraces the free-market economy, there is an increase in well-known mark infringement. Moreover, there is an increasing number of well-known mark cases handled by Indonesian court. However, not all court decisions regarding well-known mark cases bring protection toward well-known mark. These conditions reflect the threat faced by goodwill associated with well-known mark in Indonesia. This research uses legal normative approach by analyzing literatures, rules, and court decisions.
This research yields several understanding, inter alia: goodwill has position in well-known mark protection, both Japan and Indonesia have regulated the matter of goodwill indirectly, and Indonesian judges do not always consider goodwill while handling well-known mark cases. In the end, this research suggests that all parties involved in well-known mark protection have to be more concerned about goodwill attached to well-known mark.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitrulloh
"Skripsi ini membahas mengenai peran brand community dalam komunitas pengguna Honda nova sonic Jakarta. Latar belakang penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran brand community pada komunitas Honda nova sonic Jakarta, dengan meneliti sejauh mana komponen-komponen brand community berpengaruh terhadap komunitas Jakarta nova sonic club. Penelitian ini mengunakan metode kualitatif dan diuraikan secara deskriptif.
Hasil penelitian ini adalah Brand community menjadi pembentuk karakter dan keberlanjutan konsistensi komunitas yang berasal dari para anggotanya sehingga terjadi kesetiaan pada merek. Serta tetap menanamkan merek Nova Sonic di dalam benak penggemarnya walaupun merek nova sonic sudah sulit ditemukan yang dapat berakibat dengan timbulnya loyalitas terhadap merek nova sonic. Brand Community juga dapat menjadi promosi dan pemasaran produk, inovasi, peningkatan citra brand, citra produk, citra produsen, peningkatan angka penjualan bagi produsen serta terbentuknya loyalitas konsumen.

This paper discusses about role of brand community within a community of users Honda Nova Sonic Jakarta. The backgroun of this study was determinig how the role of brand community on the Honda Nova Sonic jakarta community, by examining how far to which the components of brand community influence to the community of Jakarta Nova Sonic Club. This research is qualitative with design descriptive.
The result of this study are brand community into forming character consistency and sustainability of community that comes from its members resulting in loyalty to the brand. And still instill Nova Sonic brand in the mind of fans despite the Nova Sonic brand is hard to find which could result in the emergence of loyalty to the nova sonic brand. Brand community can also be a promotion and the marketing of products, innovation, the improved brand image, the product image, the image producer, increased sales for manumactures as well as the formation of consumer loyalty.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pardede, Yosephine Valentina
"Merek sebagai salah satu bagian dari Hak Kekayaan Intelektual (HKI) memiliki peranan yang sangat penting karena dengan menggunakan merek atas barang-barang yang diproduksi, konsumen dapat membedakan asal-usul mengenai produk barang dan jasa. Salah satu syarat agar suatu merek dapat diterima permohonan pendaftarannya adalah merek tersebut bukan merupakan istilah milik umum. Tapi ada kalanya suatu merek yang telah didaftarkan, telah memenuhi persyaratan substantif dan administratif, dan telah mendapatkan sertifikat atas merek, dapat berubah menjadi istilah milik umum.
Permasalahan yang akan dibahas dalam Penelitian ini dibuat agar didapatkan sebuah kesimpulan tentang bagaimana hukum positif di Indonesia mengatur mengenai merek terdaftar yang kemudian menjadi istilah milik umum, bagaimana para hakim memutus perkara merek terdaftar yang menjadi milik umum, dan apa upaya yang dapat dilakukan para pem,ilik merek untuk mengusahakan agar mereknya tak berubah menjadi istilah umum. Skripsi ini sendiri merupakan penelitian normatif yang mengkaji rumusan masalah dari sudut pandang perundang-undangan yang berlaku.

Trademark as one part of the Intellectual Property Rights (IPR) has a very important role because with the top brands of manufactured goods, consumers can distinguish the origin of goods and services. One of the requirements for an acceptable brand trademark application for registration is the trademark is not a generic term. But there are times when a trademark that has been registered, in compliance with the substantive and administrative requirements, and have obtained the certificate of the mark, transformed into generic term.
Issues that will be discussed in the study was made to obtain a conclusion about how the positive law in Indonesia regulate the registered trademark term that became the generic term, how the judges decided the case about registered mark that becomes the generic term, and what efforts that the registrant can do to prevent their trademark from becoming the generic term. This thesis is itself a normative study that examines the formulation of the problem from the point of view of the applicable legislation.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2012
S42214
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   3 4 5 6 7 8 9 10 11 12   >>