Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Prasetyo Hutomo
"Tulisan ini untuk memahami sejarah dan arsitektur masjid di Aceh yang dibangun diatas rertuntuhan Candi Hindu. Studi ini penting untuk memahami pengaruh dari Hindu terhadap arsitektur masjid di Indrapuri. Tulisan ini terdiri dari konten, metodologi dan kesimpulan.

This paper aim is to understand the history of mosque architecture in Aceh which was built on the former site of Hindu temple. This study is important to understand the influence of Hindu to mosque architecture in Indrapuri. This following paper will along with the content, methodology and conclusion."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63453
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Herrystiadi
"Mesjid Agung Banten adalah salah satu komponen penting di dalam situs arkeologi kota Banten Lama yang belum pernah diteliti secara khusus dari begitu banyak penelitian di situs tersebut.
Penelitian terhadap Mesjid Agung Banten ini bertujuan memaparkan gaya bangunan (arsitektural) dan seni hias (orna_mental) yang terdapat di komplek mesjid tersebut. Di samping itu mencoba memberi gambaran mengenai arti serta fungsi bangunan-bangunan kuno di sana, memperkirakan kronologi pembangunannya serta berusaha mengetahui peran dan fungsi mesjid tersebut di masa lampau.
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini selain meng_gunakan sumber kepustakaan, juga diadakan pengamatan lang_sung terhadap objek yang diteliti serta mengadakan pemerian terhadapnya. Kemudian dilakukan pula kaji banding dengan data-data yang diperoleh dari kajian kepustakaan serta bangunan-bangunan lain sebelum menarik kesimpulan.
Dari penelitian di atas diketahui bahwa Mesjid Agung Banten memiliki dua unsur arsitektural, yakni arsitektur lokal yang meneruskan tradisi dari masa sebelum Islam dan arsitektur asing, dalam hal ini arsitektur Belanda. Seni hiasnya (ornamental) hampir keseluruhannya juga memakai motif-motif yang telah dikenal pada masa sebelum Islam.
Mesjid Agung Banten ternyata dibangun secara bertahap dan setiap bangunan yang terdapat di sana memiliki fungsi khusus. Menara misalnya, selain berguna sebagai tempat azan, juga berfungsi sebagai sarana pengawas pantai. Mesjid Agung Banten sebagai mesjid kerajaan mempunyai peran penting pada zamannya. Peran dalam pemerintahan dan kemasyarakatan turut pula dimilikinya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S11533
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Halim Nasir
Bangi : Universiti Kebangsaan Malaysia , 1995
R 726.209 59 NAS s
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Nindiawati Nurhani
"ABSTRACT
Masjid Peneleh merupakan masjid tua yang berada di Surabaya yang dibangun berssamaan dengan Masjid Sunan Ampel pada tahun 1421. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tinjauan arkeologis yang berada di ruang utama Masjid Peneleh dengan membandingkan bangunan ruang utama Masjid Sunan Ampel yang meliputi bagian atap, pintu, jendela, mihrab, mimbar, bedug, tiang saka guru, pawestren, menara dan serambi. Beradasarkan hasil analisis dapat diketahui persamaan dan perbedaan bangunan Masjid Peneleh dan Masjid Sunan Ampel.

ABSTRACT
Peneleh Mosque is an old mosque which is located in Surabaya. It had been built simultaneously with Sunan Ampel Mosque in 1421. This research aims to know the archaeological observation that is kept in the main room Peneleh Mosque by comparing the main room in Sunan Ampel Mosque which consist of the roof, doors, windows, mihrab, pulpit, drum, pillar of saka guru, pawestren, tower and porch. According to the results of analysis, we can find out the similarities and differences between buildings of Peneleh Mosque and Sunan Ampel Mosque."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meilis Sawitri
"Meilis Sawitri. Mesjid An Nawir Pakojan Jakarta: Suatu Tinjauan Arsitektur dan Ragam Hias. (Di bawah bimbingan Tawalinuddin Harris, S.S, M.A). Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1993. Penelitian mengenai mesjid An Nawir Pekojan Jakarta bertujuan untuk mengetahui bentuk arsitektur dan ragam hias dan pengaruh yang ada serta latar belakang sejarahnya. Pene1itian dilakukan dengan tahap-tahap observasi, deskripsi dan eksplanasi. Keberadaan mesjid dalam suatu tempat menunjukkan adanya suatu perkampungan muslim. Karena mesjid selain sebagai pusat peribadat kaum muslim juga digunakan untuk hubungan antara umat Islam. Mesjid sebagai hasil karya arsitektur masa lalu merupakan obyek yang menarik untuk diteliti. Arsitektur suatu mesjid biasanya merupakan cerminan dari budaya masyarakat pada masa itu. Menurut Pijper mesjid tua di Indonesia mempunyai ciri-ciri berdenah persegi, fondasi masif, atap tum-pang, di sisi barat ada bagian yang menonjol untuk mihrab, mempunyai serambi dan kolam. Dari ciri-ciri tersebut An Nawir yang dibangun oleh Sayid Abdullah bin Husain Alaydrus termasuk mesjid tua dan menurut UUD No. 5 1992 usia mesjid ini termasuk bangunan purbakala karena dibangun tahun 1760 M. Melihat usia dan latar belakang sejarah menyebabkan mesjid ini mempunyai arsitektur yang unik yang merupa_kan perpaduan berbagai kebudayaan yang masuk saat itu. Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa awalnya daerah Pekojan merupakan perkampungan para pedagang muslim yang datang dari luar Indonesia. Kamudian pada abad 18 kebanyakan yang tinggal di Pekojan adalah warga keturunan Arab Hadramaut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mesjid sabagai bangunan suci umat Islam mempunyai fungsi utama sebagai rumah peribadatan. Berbeda dengan mesjid tua lain seperti mesjid Agung Banten, Agung Demak dan Al Mansyur yang mempunyai ruang khusus untuk wanita. Di mesjid An Nawir ini tidak ada ruang untuk wanita, hal tersebut disebab_kan latar belakang kebudayaan masyarakatnya yang seba_gian besar berasal dari Arab yang sangat tegas memi_sahkan antara wanita dengan pria. Dari penelitian diperoleh kesimpulan bahwa bahwa pengaruh arsitektur Eropa terlihat pada atap mesjid dan tiang-tiang di ruang utama dan komponen lain pada bangunan mesjid. Pengaruh Arab jelas terlihat dengan adanya ribath dan ghurfah yang jarang dijumpai pada mesjid tradisional bentuk menara yang bercirikan Hadra_maut dan bagian bangunan lainnya dari arsitektur dan ragam hias. Unsur tradisional antara lain didapati pada fondasi, denah mesjid, mimbar dan ragam hias. Dari penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa mesjid ini te1ah mengalami perluasan. Hal ini didasari dari bentuk denah, konstruksi atap dan tiang-tiang dalam ruang utama. Bertolak dari hasil penelitian ini diharapkan akan dilakukan suatu penelitian lebih lanjut terhadap mesjid-mesjid di Jakarta dan latar belakang sejarah mesjid yang banyak diwarnai berbagai kebudayaan masyarakat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S11776
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulani Saripulono
"Cahaya merupakan faktor yang amat penting dalam kehidupan manusia_Pencahayaan buatan dapat mempengaruhi tampak sebuah bangunan dari segi arsitektur, menjadi suatu nilai estetis di luar nilai fungsionalnya.
Mesjid, sebagai bangunan umum yang dapat ditemukan di seluruh pelosok kota Jakarta dan sebagai bangxman religius, tempat ibadah umat Muslim memiliki karakter dan elemen arsitektur yang khusus.
Penulis melakukan Studi kepustakaan, wawancara dengan berbagai pihak terkait dan analisa terhadap kasus. Dari hasil kajian ini, dapat disimpulkan bahwa suatu teknik pencahayaan yang terencana dengan baik pada tampak mesjid dapat memperkuat karakter mesjid sebagai bangunan religius dan memiliki suatu nilai estetis di luar nilai fungsionalnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S48222
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Murwani Wulan Nastiarini
"Murwani Wulan Nastiarini. Mesjid Agung Sang Cipta Rasa: Sebuah Tinjauan Arsitektur. Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1993 (i-xii + 172 hal., 2 peta, 4 denah, 47 foto, 25 gambar dan 68 acuan). Di Cirebon pernah berdiri kerajaan Islam yang mempunyai 3 buah keraton dan sebuah pengguron. Salah satu keratonnya bernama keraton Kasepuhan. Di kompleks keraton ini terdapat Mesjid Agung Sang Cipta Rasa yang terletak di desa Lemah Wungkuk. Mesjid Agung Sang Cipta Rasa didirikan pada abad 15 M oleh Sunan Gunung Jati dan para Wali Sanga lainnya. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui arsitektur yang mempengaruhi bangunan Mesjid Agung Sang Cipta Rasa. Dikaitkan dengan 3 tujuan penelitian arkeologi, maka tujuan yang ingin dicapai adalah merekonstruksi sejarah kebudayaan. Penelitian dilaksanakan secara bertahap. Dalam tahap observasi dilakukan pengumpulan data dengan cara mencari literatur yang berkaitan dengan penelitian. Kemudian mengadakan pengamatan, pencatatan, pemotretan, pengukuran dan penggambaran terhadap obyek penelitian. Lalu dalam pengolahan data, bangunan Mesjid Agung Sang Cipta Rasa dideskripsikan dan bagian-bagian bangunannya dibandingkan dengan bagian-bagian bangunan lain yang mirip arsitekturnya. Selain itu juga dilakukan wawancara kepada masyarakat yang berkampeten. Dalam tahap eksplanasi, seluruh data digabungkan lalu dibuat suatu kesimpulan. Bangunan Mesjid Agung Sang Cipta Rasa memiliki arsitektur lokal atau tradisional, yang terbukti antara lain: dindingnya yang tidak menyangga atap dan atapnya bertingkat. Selain itu, mesjid ini mempunyai beberapa keistimewaan: mihrabnya tepat ke arah kiblat (jarang terdapat di mesjid-mesjid kuno Indonesia), memiliki 2 buah maksurah, beratap limasan dan dijumpai pelayonan (=bangunan tempat memandikan jenazah). Kesimpulan di atas bukan merupakan kesimpulan akhir sehingga selalu terbuka untuk diperbaiki pada penelitian-penelitian selanjutnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S11956
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prajodi Daris Andaru
"Kekuasaan merupakan konsep yang melekat pada masyarakat feodal. Pada masyarakat feodal di Jawa abad XV-XIX kekuasaan dipegang oleh sultan. Kekuasaan dapat direpresentasikan ke dalam berbagai bentuk termasuk kebudayaan material. Representasi kuasa sultan di Jawa dapat dikaji dengan menggunakan mimbar masjid sebagai objek kajian karena mimbar masjid merupakan kebudayaan material. Kebudayaan material dapat merepresentasikan kelas sosial penggunanya. Oleh karena itu, pada paper ini akan membahas representasi kuasa yang terdapat pada 11 mimbar masjid di pulau Jawa yang berasal dari abad XV-XIX. Masjid-masjid yang dibahas merupakan masjid kerajaan dan bukan kerajaan. Melalui analisis komparatif pada masjid kerajaan dengan masjid yang bukan kerajaan maka diketahui keberadaan perbedaan dan kehadiran representasi kuasa.

In feudal society, the concept of power cannot be separated to their daily life. In 15th to 19th century, in Javanese feudal society Sultan was a figure who is on the top of the pyramid of power. His power could represent in varied forms including material culture such as minbar. It because material culture could represent the users social status. Therefore, this paper will discuss about representation of power in 11 mosque rsquo s minbar in Java island which was dated from 15th until 19th century. The selected mosque was divided into two category the royal mosque and the non royal mosque. By comparing these mosque we could find out the presence of Sultan representation through his minbar. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cecep Castrawijaya
"Fenomena terakhir menunjukkan bahwa terdapat tren umat Islam di perkotaan yang akan diikuti oleh umat di pedesaan. Model-model pengelolaan masjid di kota-kota besar banyak diikuti oleh masjid-masjid di daerah. Apalagi semakin berkembangnya beberapa organisasi dan LSM secara nasional yang berorientasi dalam pemberdayaan komunitas masjid, seperti Badan Koordinasi Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) dan majlis-majlis taklim.
Tren ini menantang kita untuk menciptakan pengelolaan masjid yang lebih profesional. Tidak hanya pengelolaan fisik, tetapi juga pengelolaan manajemen umat di sekitar masjid. Hal yang tentu masuk ke dalam materi dan metode dakwah yang lebih relevan dan komprehensif yaitu pembinaan figur mubalig yang ideal. Di samping itu, pengorganisasian masjid dan berbagai lembaga yang menjadi bagian atau stakeholder masjid perlu diperkuat.
Buku yang berjudul Manajemen Masjid ini membahas pentingnya pengelolaan dan pembinaan masjid dengan baik dan serius. Masjid merupakan tempat pusat perhatian dan pembinaan bagi umat Islam. Oleh karena itu, manajemen masjid tidak bisa dipisahkan dari proses kegiatan pembinaan dan pengembangan umat.
Selain itu, buku ini juga membahas strategi manajemen masjid, kepemimpinan masjid, tugas dan kewajiban pengurus masjid, sistem pengembangan jamaah masjid, kesekretariatan masjid, serta sistem pengelolaan keuangan masjid.
Buku ini juga membahas tentang peluang dan tantangan pengelolaan masjid di era digital. Selain itu, terdapat juga studi kasus yang berisikan profil masjid-masjid yang dinobatkan oleh DMI sebagai masjid-masjid terbaik di Indonesia.
Buku ini menekankan bahwa pengelolaan masjid yang baik dan pengembangan umat menuju kondisi yang lebih baik merupakan refleksi dari dakwah Islamiah. Islam sebagai agama yang rahmatan lil Ctlamin menyambut baik sistem pengelolaan masjid yang baik, karena itu adalah dakwah Islamiah.
Secara keseluruhan, buku ajar Manajemen Masjid sangat penting bukan hanya untuk mahasiswa, melainkan juga untuk para pengurus masjid, pemerintah di bidang keagamaan, dan masyarakat umat Islam pada umumnya untuk memperoleh pemahaman tentang manajemen yang baik dalam pembinaan dan pengembangan umat Islam melalui pengelolaan masjid yang baik dan serius."
Jakarta: Amzah, 2024
297.412 5 CEC m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"dalam derajat yang beragam kelompok islam radikal telah menggunakan masjid sebagai kendaraan untuk menyebar ideologinya. demikian temuan riset yang dilakukan center for study of religion and cultural UIN Jakarta. penelitian yang dilakukan pada september-desember 2009 lalu itu menyasar 10 masjid di solo, jawa tengah, yang ditegarai menjadi pusat radikalisme islam"
361 MAJEMUK 42:1 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>