Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1914 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ekawarna
"Secara spesifik tujuan penelitian ini adalah (1) meningkatkan hasil belajar mahasiswa program studi Pendidikan
Ekonomi Jurusan PIPS FKIP Universitas Jambi pada mata kuliah Permodalan Koperasi hingga memperoleh nilai rerata
minimal “B+” sebagai efek pembelajaran (instructional effects) yang diciptakan dosen dan (2) meningkatkan motivasi
belajar mahasiswa sebagai efek sertaan (nurturant effects). Penelitian ini bersifat deskriptif-analitis dengan
menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas ini dirancang untuk kelas
yang berjumlah 40 mahasiswa. Penelitian dirancang untuk 3 siklus, setiap siklus dimulai dengan tahap perencanaan,
implementasi tindakan, tahap observasi dan evaluasi, tahap analisis dan refleksi, dan diakhiri dengan revisi untuk
rencana dan pelaksanaan siklus berikutnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah siklus III, nilai rata-rata hasil
belajar mencapai 75,67. Motivasi belajar mahasiswa mencapai kriteria tinggi. Terdapat korelasi yang positif dan
signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar. Hal ini berarti bahwa jika motivasi belajar siswa tinggi maka
hasil belajar siswa akan tinggi pula. Sebagai simpulan akhir dapat dinyatakan bahwa proses pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran kognitif Robert Gagne pada mata kuliah Permodalan Koperasi mahasiswa Program
Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan PIPS FKIP Universitas Jambi dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar
mahasiswa.
The purpose of this research are to (1) increasing result of student learning in Program Studi Pendidikan Ekonomi
Jurusan PIPS FKIP Universitas Jambi at Permodalan Koperasi course in order to obtain minimum average score "B+"
as instructional effects which created by the lecturer; (2) increasing motivation of student learning as nurturant effects.
This is a descriptive-analitical type of research, using classroom action research. Classroom action research was set for
40 students. Research was designed for 3 cycles, each cycle includes phases of: planning, implementation of action,
observation and evaluation, analysis and reflection, and revision for plan and execution of the next cycle. The result
indicates that after cycle III the mean result of learning output reaches 75.67, which mean that average level of student
competency after cycle III has reached 75.67%. Motivation of student learning reaches highest criterion that is 87%.
There is significantly positive correlation between motivation and learning output. If means students who have high
motivation to learn will have high result of learning output. As a conclusion, the learning process by applying the
cognitive learning model of Robert Gagne at Permodalan Koperasi course Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan
PIPS FKIP Universitas Jambi can increase students motivation and learning output."
Universitas Jambi. FKIP, 2010
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
O`Neil, Judy
"As much as adult learners can absorb in a classroom, they learn and retain a lot more on the job. This book draws on theory from self-directed learning, learning from experience, and transformative learning, and enables the reader to make an informed decision about which approach or combination suits his or her organization best."
New York: American Management Association, 2007
e20443626
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Qurtubi
"Abstract. This research is intended to analyze learning organization (LO) in improving academic services quality in Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. It is conducted through a mixed-method approach. The qualitative data analysis employed is the model of Miles and Huberman. There are three phases involved in this method, namely data reduction, data display, and conclusion drawing/verification. Whereas, the quantitative data employed is the double regression analysis. At the end of the research, it is shown that UIN Syarif Hidayatullah can be considered as a learning organization. Its system processes, such as Learning Audit and Reviewing and Learning Development have contributed to the learning improvement, better educational program and learning self reviewing, and personal mastery is the characteristics shown by UIN Syarif Hidayatullah which is important in its acknowledgement as learning organization. UIN Syarif Hidayatullah is considered as an organization encouraging innovation, risk taking or creativity at a wider organizational level. It has a required good balance between local innovation and strategic objectives of the system. The quantitative analysis has also proven UIN Syarif Hidayatullah as a learning organization. Systemic thinking, mental models, personal mastery, shared vision, tim learning, trust, commitment, and effective communication channels are adopted, all of which have positive impact to the academic services quality."
2011
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Laili Mastihoh Hamdiyah
"Artikel ini didarkan pada hasil penelitian dengan tujuan untuk mendeskripsikan bagaimana penggunaan model discovery learning dalam proses pembelajaran untuk mengeksplorasi materi sejarah lokal tentang industri batik Kenongo di Madiun. Metode yang digunakan adalah kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejarah industri batik Kenongo merupakan bagian dari sejarah lokal yang harus dieksplorasi dalam pembelajaran sejarah dengan menggunakan salah satu model pembelajaran yaitu discovery learning. Selain untuk memperkenalkan batik kenongo pada siswa (khususnya di Madiun), eksplorasi Juga bisa meningkatkan kecintaan mereka terhadap kebudayaan lokal. Hal ini y=terlihat saat ada siswa melakukan penelitian di Desa Kenongorejo, Kabupaten Madiun yang merupakan tempat industri batik tersebut. eksplorasi sejarah industri batik Kenongo dalam pembelajaran sejrah melalui model discovery learning mampu membangkitkan antusiasme siswa terhadap informasi kesejarahan dari batik Kenongo. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa model discovery learning mampu memberikan kesempatan yang seluas luasnya kepada siswa untuk mengkonstruksi pemahaman sejarah mereka terhadap sejarah industri batik Kenongo di Madiun"
Yogyakarta: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta, 2017
974 PATRA
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Pradika Adi Wijayanto
"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan 1) masyarakat Kabupaten Karimun berdasarkan pekerjaan; 2) persepsi masyarakat terhadap pendidikan; dan 3) peran Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dalam mengurangi buta aksara. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap warga belajar, tokoh masyarakat, dan Pegawai Dinas Pendidikan serta Diskusi Kelompok Terpimpin. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) Pekerjaan masyarakat Kabupaten Karimun adalah buruh, nelayan, penyelam, pedagang, menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dengan menggunakan paspor wisatawan yang tidak mensyaratkan pendidikan, dan sebagai Pegawai Negeri Sipil, 2) Masyarakat mempunyai kesadaran yang rendah terhadap pentingnya pendidikan, mengingat tanpa bersekolah pun mereka dapat memperoleh penghasilan yang besar, dan 3) Peran PKBM di Karimun sangat penting dalam mengurangi buta aksara ditandai dengan banyaknya peserta dewasa yang mengikuti Program Keaksaraan Paket A, B, dan C, serta Keaksaraan Usaha Mandiri dan Keaksaraan. Selain itu, anak-anak juga mengikuti Kelompok Bermain dan Pendidikan Anak Usia Dini. Penelitian ini menyimpulkan Peran PKBM sangat penting dalam mengurangi buta aksara di Kabupaten Karimun, karena waktu belajar di PKBM lebih fleksibel dibandingkan dengan sekolah formal. Hambatan pelaksanaan PKBM di Karimun, antara lain jam kerja warga belajar, jauh dan sulitnya jarak tempuh, keterbatasan jumlah tutor dan besar honor tutor."
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017
370 JPK 2:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sabrina Asrianty Putri
"Di Indonesia, Kurikulum 2013 mendorong guru-guru untuk menggunakan
pembelajaran berbasis penemuan untuk pengajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing. Akan tetapi, keberhasilan dari metode ini sangat bergantung pada motivasi siswa. Penelitian ini bertujuan untuk melihat motivasi siswa laki-laki dan perempuan dalam belajar bahasa Inggris di dalam sebuah kelas yang mengimplementasikan pembelajaran berbasis penemuan. Subyek dalam penelitian ini adalah para siswa dari SMAN X Jakarta. Penelitian ini mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif yang dikumpulkan dari survei dan wawancara. Kemudian, survei dianalisis melalui Independent-Sample T-test dan analisis deskriptif. Sementara itu, transkripsi verbatim dari wawancara dianalisis menggunakan analisis grounded theory. Temuan data
kuantitatif mengungkapkan bahwa orientasi bertujuan ekstrinsik menjadi faktor yang paling
memotivasi para siswa untuk menerapkan pembelajaran berbasis penemuan dalam mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa asing. Selanjutnya, data kualitatif menjelaskan secara lebih lanjut bagaimana para siswa memandang keenam faktor motivasi secara berbeda.
Temuan di dalam penelitian ini juga menyarankan beberapa cara untuk meningkatkan pengalaman belajar dan mengajar bahasa Inggris melalui pembelajaran berbasis penemuan.

In Indonesia, the Curriculum 2013 encourages teachers to use discovery learning for the
teaching of English as a foreign language. However, the success of this method really depends on students motivation. This research aims to look into female and male students motivation in learning English language in a classroom that implements discovery learning.
The subjects in this study were the students of SMAN X Jakarta. The research collected both
quantitative and qualitative data that were gathered through a survey and interviews. Then, the survey was analysed using the Independent-Sample T-test and descriptive analysis.
Meanwhile, the verbatim transcriptions of the interviews were analyzed using the grounded
theory analysis. The quantitative data findings reveal that extrinsic goal orientation became the most motivating factor for the students to implement discovery learning in studying English language as a foreign language. In addition, the qualitative data explains how the
students perceived the six motivational factors differently. The findings in this study also suggest some ways to enhance English language learning and teaching through discovery learning.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rizaldy Septa Amanda
"PT Tri Adi Bersama (Anteraja) adalah perusahaan startup (startup) yang bergerak di bidang logistik dan berkantor pusat di Jakarta, Indonesia. Dengan mengusung moto “Semangat Kolaborasi”, pengelolaan SDM difokuskan kepada pemulihan pasca COVID-19. Induk perusahaan telah menetapkan Program Pengembangan Kompetensi Karyawan yang tertuang pada laporan tahunan yaitu penerapan e-learning bagi Anteraja yang diberi nama Belajaraja Learning Center. Belajaraja merupakan platform berupa e-learning bagi para karyawan di Anteraja sebagai strategi perusahaan untuk berbagi pengetahuan, keterampilan, dan attitudes yang dibutuhkan dalam organisasi. Belajaraja diharapkan menjadi standard penerapan E-learning bagi seluruh perusahaan dibawah Holding Grup. Demi mencapai hal tersebut diperlukan adanya tolak ukur penilaian sejauh mana tingkat kematangan pada implementasi Belajaraja. Karena konsep penilaian kematangan yaitu untuk memastikan bahwa desain/perancangan, pengembangan dan penerapan dari Elearning Belajaraja dapat memenuhi kebutuhan karyawan, pemateri dan institusi.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengukur tingkat kematangan implementasi e-learning Belajaraja pada Anteraja serta rekomendasi perbaikan terhadap implementasi e-learning Belajaraja di Anteraja. Mixed-method dipilih pada penelitian kali ini dengan pengumpulan data menggunakan kuesioner dari e-learning maturity model. Model dipilih berdasarkan hasil perbandingan model dan analisa 3c2s. Terdapat 8 responden yang merupakan karyawan Anteraja yang terlibat dalam pengembangan, pemeliharaan dan penerapan dari e-learning Belajaraja.
Hasil perhitungan kematangan yaitu satisfaction score kematangan pada e-learning Belajaraja sebesar 39 yang masih berada pada level 2 practicing. Terdapat 3 dimensi kapabilitas yang sudah memiliki kinerja yang baik pada level 3 stabilized dan 2 dimensi kapabilitas pada level practicing. Dari segi proses terdapat 6 proses yang sudah berada pada level 3 stabilized dan 4 proses pada level 2 practicing. Hasil dari dimensi dan proses yang masih berada pada level practicing menghasilkan rekomendasi perbaikan pada e-learning Belajaraja.

PT Tri Adi Bersama (Anteraja) is a logistics startup with its head office in Jakarta, Indonesia. Anteraja's performance was quite satisfactory compared to previous years. Carrying out the motto "Spirit of Collaboration", HR management for the development of post-COVID-19 recovery. The Parent Company has established the oldest Employee Competency Development Program in the annual report, namely the implementation of e-learning for Anteraja which is named the Belajaraja Learning Center. Belajaraja is a platform in the form of e-learning for employees at Anteraja as a strategic company to share knowledge, skills, and attitudes needed in the organization. Belajaraja is expected to become the standard for implementing E-learning for all companies under the Holding Group. In order to achieve this, it is necessary to have a benchmark for evaluating the degree of maturity in the implementation of Belajaraja. A key concept of maturity assesment is to ensure that the design/design, development and implementation of the Belajaraja E-learning can meet the needs of employees, presenters and institutions.
The purpose of this research is to measure the maturity level of the implementation of Belajaraja e-learning at Anteraja as well as recommendations for improvements to the implementation of Belajaraja e-learning at Anteraja. This study's Mixed-method was chosen by collecting data from a questionnaire from e-learning maturity model. The model was selected based on the results of the comparison of models and 3c2s analysis. There are 8 respondents whare Anteraja employees involved in developing, maintaining, and implementing the Belajaraja e-learning.
The result of the maturity calculation is the maturity score satisfaction in the Belajaraja e-learning of 39 which is still at level 2 practice. There are 3 dimensional capabilities that already have good performance at level 3 stable and 2 dimensional capabilities at the training level. In terms of process, there are 6 processes that are already at level 3 steady and 4 processes at level 2 practice. The results of the dimensions and processes that are still at the practice level produce recommendations for improvements to the Belajaraja e-learning.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Latifah Al Haura
"Penipuan dan bahkan pencurian informasi saat ini kerap terjadi di media sosial melalui unggahan pengguna yang tidak bertanggung jawab berupa status, tweet, ataupun pesan Spam yang berisi tautan-tautan yang berbahaya. Hal ini tidak terlepas dari keberadaan akun-akun jahat yang sudah sangat meresahkan dan mengganggu keamaan dan kenyamanan pengguna media sosial. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menggunakan fitur dari tweet (teks) dalam mendeteksi Malicious Account (akun jahat) di Twitter pengguna Indonesia. Terdapat dua metode ekstraksi fitur teks yang digunakan dan dibandingkan dalam penelitian ini yaitu Word2Vec dan FastText. Selain itu, penelitian ini juga membahas perbandingan antara metode Machine Learning dan Deep Learning dalam mengklasifikasi pengguna atau akun berdasarkan fitur dari tweet tersebut. Algoritma Machine Learning yang digunakan di antaranya adalah Logistic Regression, Decision Tree, dan Random Forest sedangkan algoritma Deep Learning yang digunakan yaitu Long Short-Term Memory (LSTM). Hasil dari keseluruhan skenario pengujian menunjukkan bahwa performa rata-rata yang dihasilkan metode ekstraksi fitur Word2Vec lebih unggul dibandingkan dengan FastText yang memiliki nilai F1-Score sebesar 74% dan metode klasifikasi Random Forest lebih unggul dibandingkan dengan tiga metode lainnya yang mana memiliki nilai F1-Score sebesar 82%. Sedangkan performa terbaik untuk kombinasi antara metode ekstraksi fitur dan metode klasifikasi terbaik yaitu gabungan antara Pre-trained Word2Vec dan LSTM dengan nilai F1-Score sebesar 84%.

Fraud and even theft of information nowadays often occur on social media through irresponsible user uploads in the form of statuses, tweets, or spam messages containing dangerous links. This is inseparable from the existence of Malicious Accounts that have been very disturbing and disturbing the comfort of users and the comfort of social media users. Therefore, this study aims to use the feature of tweets (text) in detecting Malicious Accounts on Indonesian Twitter users. There are two text feature extraction methods used and compared in this study, namely Word2Vec and FastText. In addition, this study also discusses the comparison between Machine Learning and Deep Learning methods in classifying users or accounts based on the features of the tweet. The Machine Learning algorithm used is Logistic Regression, Decision Tree, and Random Forest, while the Deep Learning algorithm used is Long Short-Term Memory (LSTM). The results of all test scenarios show that the average performance of the Word2Vec feature extraction method is higher than FastText with an F1-Score value of 74% and the Random Forest classification method is higher than the other three methods which have an F1-Score value of 82%. While the best performance for the combination of feature extraction method and the best classification method is the combination of Pre-trained Word2Vec and LSTM with an F1-Score value of 84%."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mayang Nurul Aulia
"Performa akademik adalah bagian penting dari suatu sekolah. Saat ini, sebagian besar sekolah di Indonesia masih jarang melakukan klasifikasi performa akademik siswa, sehingga diperlukan metode yang tepat untuk mengklasifikasikan siswa berdasarkan perfroma akademiknya.  Pada peneltian ini digunakan metode Nave Bayes Classifier (NBC) dan metode Support Vector Machine (SVM) untuk mengklasifikasikan performa akademik siswa SMAN 38 Jakarta. Metode NBC menghasilkan tingkat akurasi tertinggi sebesar 96%, recall 100%, precision 92.68% dan %. Sedangkan metode SVM dengan kernel linier menghasilkan tingkat akurasi tertinggi sebesar 98%, recall 100%, precision 96.42% dan f1-score.

Academic performance is an important part of a school. At present, most schools in Indonesia rarely classify students’ academic performance, so we need the right method to classify students based on their academic performance. In this research, the Nave Bayes Classifier (NBC) and Support Vector Machine (SVM) methods are used to classify academic performance of SMAN 38 Jakarta students’. The NBC method produces the highest accuracy 96%, recall 100%, precision 92.68% and f1-score  While the SVM method produces the highest accuracy 98%, recall 100%, precision 96.42% and f1-score  on linear kernels."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Mustika
"Pengembangan humanisme sebagai inti profesionalisme diperlukan karena dokter profesional masa kini dituntut melakukan pelayanan berpusat pada pasien dan mengesampingkan kepentingan pribadi. Pengembangan humanisme dipengaruhi persepsi mahasiswa terhadap lingkungan pembelajaran terutama di klinik. Meskipun demikian, belum ada instrumen untuk menilai hal tersebut. Tujuan penelitian ini adalah menyusun instrumen penilaian iklim humanis lingkungan pembelajaran klinis.
Penelitian ini menggunakan desain sequential exploratory mixed method dan dilakukan di Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada bulan Januari – Desember 2019. Penelitian dilakukan dalam empat tahap yaitu penyusunan instrumen, uji coba, penyusunan model iklim humanis lingkungan pembelajaran klinis dan implementasi. Tahapan penyusunan instrumen dimulai dengan sintesis konsep iklim humanis lingkungan pembelajaran klinis melalui telaah pustaka, focus group discussion dan wawancara mendalam. Dari penyusunan tersebut diperoleh konsep yang dijadikan rujukan draf instrumen Humanistic Climate Measure (H-CliM) yang terdiri atas 89 butir pertanyaan; 7 domain. Tahap kedua, dilakukan uji coba H-CliM bersama instrumen untuk menilai kompetensi humanisme Integrity Compassion Altruism Respect Empathy (ICARE). Kedua instrumen terbukti valid (r > 0,3) dan reliabel (α-cronbach > 0,7). Dilakukan analisis faktor untuk memvalidasi konstruk dan menghasilkan instrumen H-CliM final (46 butir pertanyaan; 4 domain) serta ICARE final (15 butir pertanyaan; 2 domain). Analisis receiver operating characteristic (ROC) menghasilkan titik potong ≥ 184,5 artinya, skor H-CliM ≥ 184,5 tergolong humanis. Analisis regresi logistik menghasilkan model iklim humanis yang 62% dapat menjelaskan variasi iklim humanis (R2 = 0,62). Model tersebut adalah:
Logit P (iklim humanis) = 0,782 (rotasi klinis non-bedah) + 0,048 (kurikulum formal dan informal terkait humanisme) – 0,213 (hidden curriculum) + 0,036 (relasi dan fasilitas yang mendukung humanisme) + 0,044 (pengembangan kepribadian dan profesionalisme) + 0,409 (perempuan) + e.
Penelitian ini berhasil mengembangkan instrumen penilaian iklim humanis yang valid dan reliabel yaitu instrumen H-CliM (α-Cronbach = 0,86). Lingkungan pembelajaran non-bedah 2 kali lebih humanis dibanding bedah (p = 0,0001). Persepsi terhadap iklim humanis lingkungan pembelajaran klinis berkorelasi lemah dengan capaian kompetensi humanisme.

The development of humanism as the core of professionalism is crucial, seeing that professional doctors today are expected to carry through patient-centered services and put aside their personal interests. In clinical setting, cultivating humanism is highly influenced by students 'perceptions on clinical learning climate, therefore, it is necessary to assess that perception. However, to date there is no instrument to assess clinical learning climate. The purpose of this study is to develop an instrument to assess humanistic learning climate.
This study utilizes a sequential exploratory mixed method design and is conducted at the Cipto Mangunkusumo hospital (RSCM) in January - December 2019. The research was conducted in four stages, which are the preparation of instruments, trials, development of humanistic climate models of clinical learning environments and implementation of the instrument. The stages of instrument preparation begin with the synthesis of concept of the humanistic clinical learning climate through literature review, focus group discussions and in-depth interviews. Afterward, the concept that was obtained utilized as a reference for drafting instrument of Humanistic Climate Measure (H-CliM) consisting of 89 questions; 7 domains. The second stage, an H-CliM trial was carried out along with instruments to assess the competence of the Integrity Compassion Altruism Respect Empathy (ICARE).
Both instruments proved to be valid (r > 0.3) and reliable (α-Cronbach > 0.7). Factor analysis was carried out to validate the construct and produce the final H-CliM instrument (46 questions; 4 domains) and the final ICARE (15 questions; 2 domains). Receiver operating characteristic (ROC) analysis resulted in cut-off point of 184.5, which means that the H-CliM score ≥ 184.5 was classified as humanistic climate. Humanistic climate models obtained from the logistic regression analysis could explain 62% of variation of humanistic climate (R2= 0,62). The model is:
Logit P (humanistic climate) = 0.782 (non-surgical clinical rotation) + 0.048 (formal and informal curriculum related to humanism) - 0.213 (hidden curriculum) + 0.036 (relationship and facilities that support humanism) + 0.044 (personality development and professionalism) + 0,409 (female) + e.
This research succeeded in developing a valid and reliable humanistic climate assessment instrument, the H-CliM instrument (α-Cronbach = 0,86). Compare with surgical rotation, the non-surgical learning environment is twice more humanistic (p = 0.0001). Perceptions of the humanistic climate of the clinical learning environment are weakly correlated with the achievement of humanism competencies.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library