Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Laila Febrina
"Skripsi ini membahas konstruksi realitas artikel pemberitaan Badan Hukum Pendidikan (BHP) di dua surat kabar terbitan Jakarta, Kompas dan Koran Tempo, periode Desember 2008. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kualitatif dengan menggunakan teori pembingkaian Pan dan Kosicki. Melalui analisis bentuk kalimat (aktif, pasif, majemuk bertingkat), nominalisasi, koherensi, dan kelengkapan berita, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pembingkaian yang berbeda dalam pemberitaan BHP di kedua surat kabar. Sementara itu, dilihat dari keberpihakannya, hasil yang didapat adalah Kompas tidak mendukung Undang-undang (UU) BHP. Sebaliknya, Koran Tempo mendukung UU BHP, namun dengan syarat.

This thesis discusses Badan Hukum Pendidikan (BHP) news article framing reality in two newspapers publicated in Jakarta, Kompas daily and Koran Tempo, during December 2008. The method used in thesis is qualitative method using framing theory by Pan and Kosicki. Through analysis of sentence form (active, pasif, and compound sentence), nominalization, coherence, and news wholeness, the result shows that there is different framing in BHP news in both newspapers. On the other hand, based on the media tendency, the result is that Kompas daily is not supporting the BHP. Other ways, Koran Tempo is supporting BHP by conditions."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S10971
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sophie Dwiyanti
"ABSTRAK
Collaborative learning/CL sebagai suatu metode pengajaran alternatif, diyakini bisa
membawa perubahan bagi falsafah pengajaran tradisional yang masih dianut di
Indonesia saat ini. Ciri pengajaran tradisional yang bertumpu pada pusat otoritas guru
dalam kelas, banyak mengakibatkan situasi berharga yang bisa dipetik siswa di kelas,
menjadi begitu saja terlewatkan dan bahkan pada akhirnya hanya menjadikan siswa
bersikap pasif pada proses pembelajaran dirinya sendiri (Harris & Graham, 1994;
Hewitt & Scardamalia, 1995).
Metode CL dibangun melalui pendekatan belajar yang mendefinisikan belajar sebagai
proses konstruksi pengetahuan, penggunaan pengetahuan terdahulu dan selalu terkait
dengan situasi (Resnick, 1989), sehingga implikasinya adalah harus ada kegiatan aktif
dalam proses belajar. Dengan demikian dalam kelas CL guru diminta untuk berbagi
otoritas dengan siswa, saling memberikan pengalaman dan pengetahuan bersama
menetapkan pilihan tugas dan menyelesaikannya secara bersama (Tinzmann, dkk.,
1990)
Aktivitas kelas yang demikian, didominasi oleh keadaan saling berbagi, yang akan
berimplikasi pada penggunaan alat dan kegiatan bersama. Kenyataan ini hanya bisa
sampai pada tujuan yang ditetapkan hanya bila ada pemahaman bersama (shared
understanding) mengenai tugas (Traum, 1996). Tercapainya pemahaman bersama
dalam CL dapat terlihat dari mekanisme social grounding/ SG (Dillenbourg &
Schneider, 1993). SG adalah proses dimana dua orang yang berdiskusi berusaha
mengelaborasi keyakinan bersarna (mutual belief) bahwa salah satu rekan diskusinya
telah memahami apa yang disampaikan pembicara SG terlihat dalam setiap unit
percakapan dimana masing-masing pembicara secara terus menerus berkoordinasi
untuk tetap ?terhubung? dengan ini pembicaraan, dengan cara menunjukkan bukti-
bukti yang dapat memandu pembicara mengetahui bahwa lawan bicaranya telah
memahami ucapannya.

Dalam aktivitas CL, komunikasi yang terjadi adalah hasil aktivitas kolektif yang
memerlukan tindakan yang terkoordinasi. Oleh karena itu grounding menjadi penting
artinya untuk melihat bahwa tiap anggota tetap berada di jalur yang sama. Selain itu,
shared understanding ini adalah kondisi yang dibutuhkan agar aktivitas CL berjalan,
karena kita tidak mungkin berasumsi bahwa kelompok rnemang berkolaborasi, bila
setiap anggota tidak mengerti apa yang dikolaborasikan. Dari pemikiran ini, maka
peneliti ingin memperoleh gambaran bagaimana social grounding yang terjadi pada
sekelompok siswa yang berpartisipasi dalam kegiatan collaborative learning.
Grounding dalam percakapan dapat dilihat melalui model kontribusi yang
dikemukakan oleh Clark dan Schaefer (dalam Clark & Brennan, 1991). Dalam model
ini, setiap kalirnat dianalisa dengan melihat bukti-bukti grounding, seperti relevant
next turn, continued attention, gelengan kepala atau dari teknik yang digunakan,
seperti menunjuk sesuatu, memberikan deskripsi alternatif dan sebagainya. Analisis
yang dilakukan dari tiap kalimat yang ada, dikenal dengan analisis percakapan
(conversation analysis) yang dikemukakan Schegloff (1991).
Untuk melihat gambaran social grounding, maka satu kelompok (terdiri dari 5 orang
siswa) berdiskusi mengenai suatu tugas (materi AIDS), dan direkam secara audio-
video selama kegiatan berlangsung. Penelitian yang dilakukan selama 8 kali sesi
diskusi, menghasilkan 8 buah transkrip percakapan, dengan total kalimat/giliran
bicara sebanyak 6452 buah. Selain itu penelitian ini menunjukkan juga bahwa dalam
kelompok terjadi grounding dengan persentase yang cukup tinggi (88,8%). Hal ini
dikuatkan dengan bukti-bukti positif bahwa siswa memiliki pemahaman dengan isi
diskusi.
Beberapa saran bisa diberikan untuk penelitian ini, bila guru ingin menerapkan CL
dalam kegiatan belajarnya, maka ia harus memainkan peran sebagai mediator yang
terus memantau jalannya diskusi yang rnemastikan siswa tetap terkoordinasi. Saran
lain yang dapat diberikan antara lain perumusan tujuan yang lebih jelas, pengaturan
jadwal kegiatan yang lebih lama namun dalarn frekuensi 1 kali saja dalam seminggu.
Selain itu, penulisan transkrip harus lebih mengikuti kaidah penulisan yang baku, dan
perlu untuk menonton kembali rekaman video nntuk melihat kalimat-kalimat yang
tidak bisa diidentifikasi dan sekaligus untuk mernperkaya observasi."
1998
S2756
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruvira Arindita
"Tesis ini membahas bagaimana konstruksi sosial mengenai konsep ibu ideal terbentuk dalam diri para ibu serta bagaimana peran agen sosialisasi dalam membentuk konstruksi tersebut. Paradigma penelitian ini adalah konstruktivisme dan menggunakan teori Konstruksi Realitas Sosial dari Berger dan Luckman untuk menjelaskan fenomena yang terjadi. Melalui wawancara mendalam dan observasi, peneliti menemukan bahwa terdapat tiga peran dan tanggungjawab ibu yang paling sering diperdebatkan oleh para ibu, yaitu: keterlibatan ibu dalam pengasuhan anak sehari-hari, kesehatan (pemberian ASI dan makanan alami) serta pendidikan anak. Pergeseran peran gender di tengah masyarakat melatarbelakangi konstruksi realitas ibu ideal saat ini.

This thesis discusses how the concept of ideal mother is being socially constructed within mothers and the socialization agents play role in shaping that construction. The paradigm of this research is constructivism and the theory used to elaborate the phenomenon is the Social Construction of Reality by Berger and Luckman. Through the in-depth interview and observation, researcher encounter the three mothers basic roles and responsibility toward their children that moslty argued about, namely their involvemet in children?s daily care, health and education. The gender roles? shift in the society is the background of the reality construction of ideal mother nowadays."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Averil Khalisha Paramesti
"Tesis ini meneliti bagaimana liputan media tentang krisis imigran di Italia dan Spanyol memengaruhi proses decision-making kebijakan penanganan imigran kedua negara tersebut. Tesis ini memiliki dua tujuan penelitian: (1) menjelaskan bagaimana media Italia dan Spanyol melakukan representasi diskursif aktor-aktor politik dalam krisis imigran di negara mereka dan (2) menelaah hubungan antara representasi aktor-aktor politik tersebut dan proses pengambilan keputusan (decision-making) kebijakan penanganan imigran di negaranya masing-masing. Menerapkan teori analisis wacana kritis sosiosemantik Theo van Leeuwen dan pendekatan konstruktivisme Alexander Wendt, publikasi daring dua surat kabar terbesar Italia (Corriere della Sera, La Repubblica) dan Spanyol (El País, El Mundo) antara tahun 2014 dan 2016 dianalisis. Hasil analisis menunjukkan bahwa representasi diskursif aktor-aktor politik dalam masing-masing surat kabar mencerminkan kecenderungan ideologis mereka, di mana pemberitaan cenderung menekankan perbedaan antara “kita” (Uni Eropa dan pemerintah) dan “mereka” (para pencari suaka) serta meniadakan kemanusiaan para pencari suaka. Kecenderungan ideologis dari representasi aktor-aktor politik keempat surat kabar itu sendiri merupakan cerminan bagaimana Italia dan Spanyol memandang krisis imigran Eropa sebagai ancaman terhadap identitas nasional mereka. Dengan bantuan media massa, Italia dan Spanyol melakukan sekuritisasi terhadap krisis imigran Eropa untuk “membujuk publik agar setuju” mengambil tindakan-tindakan yang tegas, ekstrem, dan terkadang melanggar hukum dalam menghadapi ketidakstabilan dan ketidakpastian krisis. Selain itu, dalam konteks integrasi Eropa, konflik “kita” versus “mereka” menjadi sebuah bukti akan kurangnya solidaritas di antara negara-negara anggota dan naiknya kepopuleran populisme serta nasionalisme individu, sehingga hal ini mengundang pertanyaan mengenai rapuhnya Uni Eropa sebagai proyek integrasi.

This thesis investigates how media coverage of the European refugee crisis in Italy and Spain influences policymakers’ decisions on how to deal with asylum seekers and refugees in both countries. Two research objectives are outlined as the foundation of the thesis: (1) to explain how political actors in the refugee crisis are represented in the Italian and Spanish press, and (2) to investigate the relationship between the political actors’ discursive representations and their countries’ immigration policy decision-making process. Online publications about the European refugee crisis from two mainstream news agencies in Italy (Corriere della Sera, La Repubblica) and Spain (El País, El Mundo) between 2014 and 2016 are analyzed using Theo van Leeuwen’s sociosemantic approach of critical discourse analysis and Alexander Wendt’s constructivist approach. The findings of the thesis reveal that each newspaper’s discursive representations of political actors are in accordance to their ideological tendencies, with the news emphasizing the divide between “us” (the European Union and the government) and “them” (asylum seekers) and erasing asylum seekers’ humanity. The ideological tendencies in the four newspapers’ representation of political actors reveal how Italy and Spain perceive the European refugee crisis as a danger to their national identity. With the help of mass media, Italy and Spain securitize the European refugee crisis in order to “persuade the public to consent” to take bold, radical, and sometimes law-breaking measures in dealing with the crisis’ instability and uncertainty. In addition, the “us” against “them” conflict in the context of European integration reflects a lack of cooperation among member states, as well as the rising appeal of populism and individual nationalism, creating concerns about the European Union’s viability as an integration project."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Muchammad Chasif Ascha
"Penelitian ini membahas hubungan antara Kurdistan Regional Government (KRG) dan Kurdistan Worker's Party (PKK) dalam kajian Hubungan Internasional. Pada dekade 90an, hubungan antara KRG dan PKK saling bermusuhan dengan jalan peperangan. Namun hubungan mereka mengalami dinamika yang juga merembet ke wilayah Kurdistan Suriah dalam beberapa peristiwa semenjak dimulainya Arab Spring. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pola hubungan antara KRG dan PKK dalam kurun waktu 2012-2019. Penelitian ini memakai metode kualitatif melalui studi pustaka. Dalam menganalisis, penulis menggunakan pendekatan Konstruktivisme melalui konsep sistem internasional, identitas dan kepentingan, serta tindak tutur. Penulis berpendapat bahwa dinamika hubungan antara KRG dan PKK menujukkan adanya proses transformasi antara sistem hubungan Lockean yang ditandai dengan adanya rivalitas dan sistem hubungan Kantian pada tindakan kerja sama atau solidaritas di antara mereka. Pada hubungan yang menunjukkan rivalitas, terjadi pertentangan antara identitas ideologi KRG dan PKK. Pebedaan identitas tersebut menghasilkan sebuah rivalitas dengan upaya masing-masing aktor untuk mengejar kepentingannya masing-masing. Dalam hubungan kerja sama atau solidaritas antara KRG dan PKK, identitas Kurdi menjadi identitas kolektif yang menjadi dasar dari tindakan mereka. Proses pembentukan dan rekonseptualisasi sistem hubungan di antara keduanya juga melibatkan tindak tutur yang mengandung maksud dan makna tertentu dari tokoh-tokoh aktor baik ketika dalam sebuah hubungan rivalitas ataupun juga dalam tindakan kerja sama serta solidaritas.

This research discusses the relations between Kurdistan Regional Government (KRG) and Kurdistan Worker’s Party (PKK) on International Relations study. In the decade of the '90s, the relations between KRG and PKK was characterized in the form fighting each other. But the relations experienced certain dynamics and expanded into Syrian Kurdistan in several events since the start of the Arab Spring. This research aiming to explain characteristic of relations between KRG and PKK in the period of 2012 to 2019. This thesis use qualitative method through library research. In the analysis, the researcher uses the Constructivism approach through the concept of the international system, identity and interest, as well as speech acts. The researcher argues that the dynamics of the relations between KRG and PKK indicated the transformation of the Lockean system which characterized by rivalry and Kantian system in the cooperation and solidarity acts. In the rivalry relations, the are clash of ideological identities between KRG and PKK. The disparity of identity resulted rivalry with the efforts of two actors to attain the interests. In the cooperation and solidarity relations between KRG and PKK, Kurds identity became collective identity which is the basis of their actions. The Process of structure construction and reconceptualization among the two actors involving speech acts that contained the intentions and purposes from the KRG and PKK’s figures either in the rivalry or in the cooperation and solidarity."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizcky Rezza Bramansyah
"Penelitian ini membahas tentang fenomena penolakan integrasi Norwegia ke dalam Uni Eropa meskipun menerima kerugian materi dan non materi dengan tidak menjadi anggota. Semenjak menjadi negara berdaulat, Norwegia telah mengalami dua kali referendum yang keduanya menghasilkan tidak bergabungnya Norwegia ke dalam komunitas Eropa tersebut. Rumusan pertanyaan yang hendak dijawab dalam tulisan ini adalah “Mengapa Norwegia tidak menjadi anggota Uni Eropa dilihat dengan menggunakan kacamata konstruktivisme?” Dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme aspirasional, penelitian ini menyoroti motivasi non-material sebagai alasan yang mendasari mayoritas masyarakat Norwegia enggan bergabung ke dalam Uni Eropa. Teori konstruktivis aspirasional diambil dri tulisan Anne L. Clunan digunakan sebagai kerangka utama penelitian ini bersamaan dengan pemikiran lainnya. Tesis ini berargumen bahwa sejarah dan aspirasi masyarakat merupakan kunci dalam pembentukan identitas nasional yang menjadi faktor penting dalam kebijakan luar negeri suatu negara. Sejarah dan aspirasi masyarakat Norwegia dalam hal ini mempengaruhi penolakan integrasi Norwegia kedalam institusi supranasional tersebut.

This research explore Norway-EU integration rejection phenomena notwithstanding the fact of material as well as non material loss because of the non member status. Since its constitution founded, Norway have twice held referendum both against integration to the European Union. This research then seek to answer “Why Norway not EU Member from constructivism approach?”. Using aspirational constructivism approach, this research focuses on non-material motivation as the foundation by which majority of Norwegian reluctanct to join European Union. This research used  theory of aspirational constructivism as its main framework. It argue that history and aspiration of Norwegian people are the key in shaping national identity which is one of the main factor in the country foreign policy to reject memberships for the supranational institutions."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Habib Abiyan Dzakwan
"ABSTRACT
ASEAN Way seringkali diagungkan oleh beberapa akademisi sebagai manifestasi dari kepercayaan bersama di Asia Tenggara. Sebagian dari mereka bahkan menganggapnya sebagai dasar fundamental dari identitas kolektif regional. Menariknya, negara-negara di Asia Tenggara melibatkan negara besar secara berbeda dalam menangani agenda keamanan maritim melalui mekanisme normatif di kawasan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi dinamika normatif terkait bagaimana norma maritim yang dibawa oleh negara besar diterima oleh negara-negara ASEAN. Norma-norma tersebut meliputi: Kebebasan Bernavigasi Freedom of Navigation dan Praktik Perikanan. Guna melakukannya, penelitian ini akan mengangkat dua studi kasus yaitu: sengketa teritorial di Laut Cina Selatan, serta aktivitas perikanan ilegal Illegal, Unregulated, and Unreported Fishing. Oleh karena itu, penelitian ini akan mendiskusikan mengenai titik potong antara norma, keamanan maritim, dan negara besar.

ABSTRACT
ASEAN Way has been frequently applauded by some scholars as the manifestation of shared belief in Southeast Asia. Some of them even recognize it as the fundamental basis of regional collective identity. However, Southeast Asian states engage great powers differently in addressing growing maritime security agenda through regional normative mechanism. Therefore, this research will investigate normative dynamics of how international maritime norms brought by great powers accepted by ASEAN member states. The aforementioned norms include Freedom of Navigation and Fishing. In so doing, this research shall proceed with two case studies which are territorial dispute in South China Sea, and illegal, unregulated, and unreported fishing. Thus, this paper shall discuss about the nexus between norms, maritime security, and great powers. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 >>