Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 84 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indra Pandu Prasetyo
"Waktu dan kualitas merupakan dua hal penting yang saling berkaitan dalam proyek konstruksi. Ketepatan waktu dalam penyelesaian dan kualitas hasil pekerjaan yang baik merupakan penentu keberhasilan proyek. Namun proyek konstruksi tidak dapat luput dari adanya resiko yang dapat menyebabkan kualitas rendah dan keterlambatan penyelesaian, untuk itu peneliti di sini melakukan identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan hal tersebut bisa terjadi.
Penelitian ini dilakukan secara kualitatif. Faktor-faktor penyebab yang didapatkan dari literatur disebar kepada kontraktor melalui kuesioner untuk melihat presepsi dari kontraktor. Data hasil kuesioner dianalisis dengan menggunakan uji statistik, AHP, dan analisis level dampak untuk mendapatkan faktor-faktor utama. Hasil analisis menyatakan perubahan desain saat peleaksanaan sebagai faktor utama penyebab keterlambatan dan rendahnya kualitas hasil pekerjaan.

Time and quality are two important things related to each other in construction projects. Timeliness in project completion and good quality of work result are determinant keys of project success. However the construction project can?t be escaped from the risks that can lead to poor quality and delays in completion, so the researcher here to identify the factors that cause it could happen.
The research was conducted qualitatively. Cause factors that obtained from the literature are distributed to contractors through a questionnaire to perceive contractor?s perception. Result data from questionnaire were analyzed using statistic test, AHP, and analysis level of impact to obtain major factors. The analysis show the design changes in implementation as a lead factor causing delay and poor quality.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42206
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ghaisani Fadiana
"ABSTRAK
Latar belakang: Palsi serebral PS adalah gangguan fungsi motorik, postur, dan gerak akibat gangguan perkembangan otak. Insidens PS pada bayi risiko tinggi cukup besar. Alat deteksi dini PS yang mudah dilakukan sangat diperlukan untuk aplikasi klinis sehari-hari.Tujuan: 1 menentukan proporsi PS pada bayi risiko tinggi, 2 mengetahui manfaat dan kesesuaian pemeriksaan refleks primitif usia 4 bulan untuk deteksi dini PS pada bayi risiko tinggi usia 6 bulan dan pemeriksaan refleks perkembangan usia 9 bulan untuk deteksi dini PS pada bayi risiko tinggi usia 12 bulan 3 mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan refleks primitif dan perkembangan.Metode: Penelitian kohort prospektif dilakukan pada 40 bayi risiko tinggi yang berusia koreksi 4 bulan atau 9 bulan dan pernah dirawat di Unit Perinatologi RSCM. Pemeriksaan 3 refleks primitif dilakukan saat usia 4 bulan. Pemeriksaan keterlambatan motorik, 3 refleks primitif, dan 1 reaksi postural dilakukan saat usia 9 bulan. Diagnosis PS ditegakkan saat usia 6 dan 12 bulan.Hasil: Proporsi PS pada bayi risiko tinggi saat usia 6 dan 12 bulan berturut-turut adalah 26 dan 10 . Nilai kemaknaan dan risiko relatif RR pemeriksaan refleks primitif usia 4 bulan dengan kejadian PS pada usia 6 bulan adalah pemeriksaan refleks palmar p 0,04; RR 6,86; IK95 : 0,94-49,82 , respon tarikan p 0,04; RR 6,86; IK95 0,94-49,82 , dan fisting p 0,04; RR 5,63; IK95 1,38-23,01 . Nilai kemaknaan dan RR pemeriksaan refleks perkembangan usia 9 bulan dengan kejadian PS pada usia 12 bulan adalah pemeriksaan refleks palmar p 0,19; RR 9; IK95 : 0,85-94,9 , fisting p 0,19; RR 9; IK95 : 0,85-94,9 , respon tarikan p 0,28; RR 5,67; IK95 : 0,47-68,02 , keterlambatan motorik p 0,19; RR 9; IK95 : 0,85-94,9 , dan reaksi protektif-ekstensi p 0,37; RR 4; IK95 : 0,31-51,03 . Pemeriksaan refleks primitif usia 4 bulan dan refleks perkembangan usia 9 bulan memerlukan waktu berturut-turut 2 menit 37 detik SB 32,3 detik dan 5 menit 18 detik SB 53 detik .Simpulan: Pemeriksaan refleks primitif usia 4 bulan dapat menjadi alat deteksi dini PS untuk usia 6 bulan dan dapat dilakukan dalam waktu singkat. Pemeriksaan refleks perkembangan usia 9 bulan belum dapat digunakan sebagai alat deteksi dini PS untuk usia 12 bulan.

ABSTRACT
Background Cerebral palsy CP is motor function and postural disorder due to an insult of the developing brain. The incidence of CP is high among high risk infants. A simple and less time consuming tool for early detection of CP is needed in daily clinical practice.Aim 1 to determine proportion of CP in high risk infants, 2 to determine benefit and congruence of primitive reflexes at age 4 months for early detection of CP at age 6 months, and those of developmental reflexes at age 9 months for early detection of CP at age 12 months 3 to know the time required to perform primitive and developmental reflexes.Method A prospective cohort study was conducted in 40 high risk infants with corrected age 4 or 9 months history of admission to Unit of Cipto Mangunkusumo Hospital. Three primitive reflexes were performed at the age of 4 months. Motor delay evaluation, 3 primitive reflexes, and a postural reaction were performed at the age of 9 months. The diagnosis of CP was established at 6 and 12 months of age.Result The proportion of CP in high risk infants was 26 at 6 months of age and 10 at 12 months of age. The p value and relative risk RR of primitive reflexes at age 4 months associated with incidence of CP at age 6 months were palmar grasp p 0.04 RR 6.86 CI95 0.94 49.82 , traction response p 0.04 RR 6.86 CI95 0.94 49.82 , and fisting p 0.04 RR 5.63 CI95 1.38 23.01 . The p value and relative risk RR of developmental reflexes at age 9 months associated with incidence of CP at age 12 months were palmar grasp p 0.19 RR 9 CI95 0.85 94.9 , fisting p 0.19 RR 9 CI95 0.85 94.9 , traction response p 0.28 RR 5.67 CI95 0.47 68.02 , motor delay p 0.19 RR 9 CI95 0.85 94.9 , and protective extension reaction p 0.37 RR 4 CI95 0.31 51.03 . Primitive reflexes at age 4 months and developmental reflexes at age 9 months required 2 minutes 37 seconds SD 32.2 seconds and 5 minutes 18 seconds SD 53 seconds , respectively.Conclusion Primitive reflexes examination at 4 months can be performed for early detection of PS in high risk infants aged 6 months in short time. Developmental reflexes examination at 9 months cannot be applied for early detection of PS in high risk infants aged 6 months yet."
2017
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Henni Wahyu Triyuniati
"Latar belakang: Keterlambatan perkembangan adalah morbiditas jangka panjang akibat prematur dan perdarahan intraventrikel (PIV). Uji Capute scales merupakan alat perkembangan yang praktis dan dapat menegakkan keterlambatan perkembangan. Tujuan: mengetahui luaran keterlambatan perkembangan dengan uji Capute scales pada anak dengan riwayat prematur dan PIV. Metode: Studi potong lintang dilakukan terhadap 96 anak usia koreksi 6-36 bulan di RSCM. Penelitian ini mencari prevalens dan jenis keterlambatan perkembangan dengan uji Capute scales antara kelompok prematur dengan PIV sedang-berat dan kelompok PIV ringan. Analisis dilakukan untuk mengetahui hubungan antara derajat PIV, usia gestasi, berat lahir, apneu of prematurity (AOP), ventilator mekanik dini, resusitasi aktif, dan patent ductus arteriosus (PDA) terhadap keterlambatan perkembangan. Hasil: Prevalens keterlambatan perkembangan pada kelompok anak dengan prematur dan PIV adalah 19,8%. Kelompok anak dengan riwayat prematur dan PIV sedang berat memiliki 2,56 kali mengalami keterlambatan perkembangan umum dibandingkan dengan kelompok prematur dan PIV ringan (IK95% 1,176-5,557; nilai p=0,037). Jenis keterlambatan perkembangan kognitif/visual-motor didapatkan peningkatan risiko tertinggi (rasio prevalens 4,73 (IK95%1,92-11,69; nilai p=0,001) dibandingkan keterlambatan perkembangan bahasa. Analisis multivariat menunjukkan apneu of prematurity (AOP) adalah faktor risiko independen yang berhubungan dengan luaran keterlambatan perkembangan pada kelompok prematur dan PIV (OR 4,01 (IK95%1,37-11,75); nilai p=0,011). Kesimpulan: Derajat PIV berperan sebagai salah satu komorbid yang mempengaruhi luaran keterlambatan perkembangan.

Background: Neurodevelopmental delay is among one of long-term morbidities for children with history of prematurity and intraventricular hemorrhage (IVH). The Capute scales test is a practical developmental tool with diagnostic value for neurodevelopmental delay. Objective: To investigate neurodevelopmental delay outcome using Capute scales test. Methods: It is a cross-sectional study involving 96 children at 6-36 months corrected age with history of prematurity and IVH in RSCM Jakarta. This study measures prevalence and characteristics of neurodevelopmental delay among children with prematurity and IVH mild-severe IVH group compared with mild IVH group. Analysis was done to determine relationship between IVH grades, gestational age, birth weight, apneu of prematurity (AOP), early mechanical ventilator use, active resuscitation history, and patent ductus arteriosus (PDA) and neurodevelopmental delay. Results: Prevalens of neurodevelopmental delay in children with history of prematurity and IVH is 19,8%. Premature children with mild-severe IVH group showed greatest risk in cognitive/visual-motor delay (PR 4,73 (95%CI 1,92-11,69; p=0,001) than language delay. Multivariate analysis showed AOP is the only independent risk factor related to neurodevelopmental delay in children with history of prematurity and IVH (OR 4,01 (95%CI 1,37-11,75); p=0,011). Conclusion: IVH grades contribute as one of comorbidities which influence neurodevelopmental delay."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ivan Riyanto Widjaja
"Latar belakang: Keterlambatan bicara merupakan gejala yang paling sering menjadi alasan orang tua membawa anak dengan gangguan spektrum autis (GSA) untuk berobat. Walaupun demikian menegakkan diagnosis GSA tidaklah mudah dan tidak banyak tenaga kesehatan yang mampu melakukannya. Indonesia merupakan suatu negara kepulauan dengan jumlah tenaga kesehatan yang terbatas sehingga kerap kali sulit melakukan diagnosis. Kuesioner Keterlambatan Bicara “Anakku” diharapkan dapat digunakan sebagai alat diagnosis yang mudah dan sahih serta dapat menjangkau seluruh pelosok Indonesia.
Metode: Studi diagnostik yang dilakukan terhadap anak usia 18 bulan – 3 tahun yang datang ke klinik dokter spesialis anak konsultan neurologi dengan keterlambatan bicara. Tahap awal dilakukan uji validasi kuesioner pada populasi yang sama. Setelah itu, dilakukan pembuatan kurva ROC terhadap kuesioner yang telah divalidasi untuk menentukan titik potong skor. Komponen yang dinilai adalah skor gangguan interaksi, skor gangguan komunikasi non-verbal, dan skor perilaku repetitif. Diagnosis GSA berdasarkan kuesioner bila terdapat gangguan interaksi dan perilaku repetitif. Sebagai baku emas adalah penegakkan diagnosis GSA oleh konsultan neurologi anak yang dilakukan berdasarkan DSM-5.
Hasil penelitian: Validasi kuesioner menunjukkan validitas (seluruh pertanyaan memiliki r > 0,251 dengan p < 0,05) dan reabilitas (Cronbach alpha 0,906 untuk skor interaksi, 0,853 untuk komunikasi non-verbal, dan 0,766 untuk skor perilaku stereotipik/repetitif) yang baik. Titik potong skor gangguan interaksi adalah nilai 6 ke atas menunjukkan gangguan dengan nilai sensitifitas 0,857 dan spesifisitas 0,762. Titik potong skor gangguan komunikasi adalah nilai 7 ke atas menunjukkan gangguan dengan nilai sensitifitas 0,833 dan spesifisitas adalah 0,944. Titik potong skor perilaku stereotipik/repetitif adalah nilai 4 ke atas menunjukkan gangguan dengan nilai sensitifitas 0,769 dan spesifisitas adalah 0,571. Selama penelitian didapatkan 134 anak dengan rerata usia 27,6±5,35 bulan dan 59 (44%) datang dengan gangguan spektrum autis. Angka kejadian GSA adalah Kuesioner keterlambatan bicara Anakku memiliki sensitifitas 0,86; spesifisitas 0,83; LR+ 5,06; LR- 0,17; nilai duga positif 0,8; nilai duga negatif 0,89 dalam mendiagnosis GSA.
Simpulan: Kuesioner keterlambatan bicara Anakku memiliki sensitifitas dan spesifisitas yang cukup baik untuk menegakkan diagnosis GSA pada anak usia 18 bulan – 3 tahun yang datang dengan keterlambatan bicara.

Introduction: Children with autism spectrum disorder (ASD) frequently come with speech delay. Diagnosing ASD is tricky since it is based on examiner observational skill while no laboratory or radiology result can lead to ASD diagnosis. ASDQ is a self-administered rating scale questionnaire with 3 scoring domain (interaction deficit score, communication deficit score, and stereotypic/repetitive behaviour score). This study meant to evaluate the diagnostic performance of ASDQ for speech delay related ASD.
Method: Parents who brought their child age 18 months to 3 years to the assigned neuropediatric clinics with speech delay were asked to fill the self-administered ASDQ. Questionnaire was validated, ROC curves were made, and cut off points were calculated. ASD based on ASDQ is diagnosed if there is interaction deficit with stereotypic/repetitive patterns. Final diagnosis is based on child neurology expertise with DSM-5 criteria as the gold standard.
Result: Validation of ASDQ showed that it was valid (all question had r > 0.251 with p < 0.05) and reliable (Cronbach alpha 0.906 for interaction deficit score, 0,853 for non-verbal communication deficit score, and 0.766 for stereotypic/repetitive behaviour score). Cut off point for interaction deficit score was ³6 with 0.857 sensitivity and 0.762 specificity. Cut off point for communication deficit score was ³7 with 0.833 sensitivity and 0.944 specificity. Cut off point for stereotypic/repetitive behaviour score was ³4 with 0.833 sensitivity and 0.944 specificity. Prevalence of ASD was 59 (44.6%) out of 134 children aged 18 months – 3 years old come with speech delay with mean age 27,6±5,35 months. Diagnostic specification for ASDQ in diagnosing ASD was 0.86 sensitivity, 0.83 specificity, 5.06 positive likelihood ratio, 0.17 negative likelihood ratio, 0.8 positive predictive value, 0.89 negative predictive value.
Conclusion: ASDQ has good sensitivity and specificity for diagnosing ASD in children age 18 months – 3 years old with speech delay.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Wahyu Kartiko
"Mengapa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sering ditetapkan setelah awal tahunanggaran yang baru? Apakah karena faktor politis? Studi ini ingin mengetengahkan perspektif ekonomipolitik divided government sebagai salah satu faktor penyebab buruknya kinerja penetapan APBD. Denganmenggunakan model persamaan regresi logit diperoleh hasil bahwa formasi pemerintahan dari PemiluLegislatif 2004 dan Pemilihan Kepala Daerah langsung tahun 2005, 2006, serta 2007 berupa single minorityparty, minority coalition, majority coalition, dan single majority party memengaruhi keterlambatanpenetapan APBD sepanjang tahun 2008{2009."
2012
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Badratun Nafis
"Pendahuluan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab keterlambatanpengembalian buku di UPT Perpustakaan USK. Penelitian ini diperlukan sebagai acuan evaluasi perpustakaan dalam meningkatkan pelayanan pengembalian dan sebagai wujud continuesimprovement pada layanan sirkulasi perpustakaan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meminimalisir keterlambatan pengembalian buku oleh pemustaka dan meningkatkan kedisiplinan dan kualitaslayanan sirkulasi perpustakaan. Metode Penelitian. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif, metode yang digunakan ialah survei. Populasi dalam penelitian ini ialah jumlah pemustaka yang terlambat mengembalikan buku tahun2017 berjumlah 6.101 orang, jumlah sampel ditetapkan berdasarkan dari rumus slovin 375 sampel, namun yang terkembali utuh yaitu sebanyak 373 kuesioner. Teknik pengumpulan data menggunakaninstrumen dengan mengedarkan kuesioner yang berisi 5 pertanyaan. Teknik analisis data padapenelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif. Hasil dan Pembahasan. Berdasarkan hasil survei, rata-rata penyebab keterlambatan pengembalianbuku ialah karena lupa dengan 227 responden (60,9%), pilihan jawaban tidak mau mengembalikanbuku tepat waktu karena masih membutuhkan koleksi tersebut adalah sebanyak 78 orang (20,9%). Penyebab ketiga responden memilih alasan lainnya sebanyak 26 orang (7%), alasan karena bukudipinjam teman sebanyak 21 orang (5,6%). Responden yang memilih karena kehilangan strukpeminjaman sebanyak 13 orang (3,5), sedangkan yang menyatakan bahwa koleksi hilang dan baruditemukan sebanyak 5 orang (1,3%), pemustaka yang menyatakan tidak sempat mengembalian bukusebanyak 3 orang (0,8%). Rata-rata jawaban yang mendominasi, pemustaka lupa mengembalikanbuku sesuai dengan jadwal sehingga terlambat dan terkena sanksi denda. Kesimpulan. Penyebab pemustaka sering terlambat mengembalikan buku ialah lupa, dalammenindaklanjuti hasil tersebut perpustakaan dapat menimalisir penyebab keterlambatan denganmemanfaatkan pengembangan UILIS mobile, dengan menambahkan notifikasi sebelum jatuh tempominimal satu hari sebelumnya agar pemustaka lebih disiplin dan tidak terlambat mengembalikan buku."
Jakarta: Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi, 2022
020 VIS 24:1 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Thresya Febrianti
"ABSTRAK
Kanker payudara merupakan salah kejadian kanker kedua terbanyak setelah
kanker serviks dan mengalamai peningkatan setiap tahunnya. Penelitian ini
bertujuan untuk melihat hubungan pengetahuan dengan keterlambatan pasien
kanker payudara mencari pengobatan di RSUP Dr. M. Djamil Padang setelah
dikontrol tingkat pendidikan, sikap, dukungan keluarga, dukungan petugas
kesehatan, biaya, akses deteksi dini, pengobatan tradisional. Desain studi
penelitian ini adalah kasus kontrol (1:1) dengan data primer dianalisis
menggunakan multivariat regresi logistik ganda menggunakan data primer.
Sampel penelitian adalah pasien kanker payudara yang berusia minimal 20 tahun
yang memeriksakan diri ke RSUP Dr. M. Djamil Padang pada bulan Juli-
Desember 2013. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 122 yang terdiri
dari 61 kasus dan 61 kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden
yang memiliki pengetahuan rendah pada kelompok terlambat berisiko 1,86 kali
lebih besar dibanding kelompok tidak terlambat setelah dikontrol variabel sikap,
persepsi biaya, persepsi dukungan petugas kesehatan, persepsi dukungan keluarga
dan pengobatan alternatif (95%CI = 0,68-5,089). Diharapkan pemerintah berperan
aktif dalam penurunan kematian akibat kanker payudara dengan meningkatkan
kesadaran dan pengetahuan masyarakat melalui memberikan penyuluhan yang
intensif mengenai deteksi dini kanker payudara.

ABSTRACT
Breast cancer is the second highest-rate incident after cervical cancer and there
is an increasing trend from year to year. Aims of this research are to know how
big the relationship between knowledge with breast cancer patients who is late in
seeking for treatment at General Hospital Center Dr. M. Djamil Padang after all
variables of confounding ( level of education, attitudes related to seek for
treatment, perception of family support, perception of helath workers support,
perception of costs, perceptions of access to early detection, usage of traditional
medicine). The design of this research is case control with multiple logistic
regression to multivariate analysis using a primer data. Samples were breast
cancer patients who are at least 20 years old need for treatment from the General
Hospital Center Dr. M. Djamil Padang in July-December 2013. Total sample are
122 patients, consisted of 61 cases and 61 controls. The result of this research
shows the respondens had less knowledge and late in seeking for treatment 1,86
times greater than not too late in seeking for treatment after controlled by level of
education, attitudes, perception of family support, perception of helath workers
support, perception of costs, perceptions of access to early detection, usage of
traditional medicine (95%CI=0,68 to 5,089). therefore, for the government to
increase awareness and knowledge of women to make early detection and
screening by conducting an intensive counseling."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41764
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Yuniarti
"[ABSTRAK
Studi ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh kemiskinan dan faktor
sosial demografi lainnya terhadap keterlambatan usia masuk sekolah dasar
menggunakan data 6.068 anak SD kelas 1 dari Susenas tahun 2012. Hasil regresi
logistik biner menunjukkan bahwa kemiskinan memiliki pengaruh signifikan
terhadap keterlambatan usia masuk sekolah dasar. Ditemukan pula bahwa faktor
terkuat yang memengaruhi keterlambatan usia masuk sekolah dasar adalah
pendidikan ibu dan variabel jenis kelamin, urutan anak, dan komposisi jenis
kelamin saudara kandung tidak berpengaruh signifikan terhadap keterlambatan
usia masuk sekolah dasar. Positifnya pengaruh kemiskinan terhadap
kecenderungan anak untuk terlambat usia masuk sekolah dasar mengindikasikan
bahwa keterbatasan angggaran pendidikan merupakan salah satu alasan orangtua
terlambat mendaftarkan anaknya di sekolah dasar.

ABSTRACT
This study examines the relationship between household poverty and the
likelihood of children?s late enrollment to elementary education. Entering school
at later age has a significant consequence on human capital accumulation. The
analysis uses logistic regression and examines 6.068 first grade students from the
2012 National Socio-economi Survey. The results shows that children from poor
households have higher likelihood to have late enrollment in elementary school.
This study also found that mother?s education has a strong effect while sex, birth
order, and sibling sex composition has no effect on children?s late enrollment. The
results imply that poverty limits the household?s ability to enroll their children in
school at standard age., This study examines the relationship between household poverty and the
likelihood of children’s late enrollment to elementary education. Entering school
at later age has a significant consequence on human capital accumulation. The
analysis uses logistic regression and examines 6.068 first grade students from the
2012 National Socio-economi Survey. The results shows that children from poor
households have higher likelihood to have late enrollment in elementary school.
This study also found that mother’s education has a strong effect while sex, birth
order, and sibling sex composition has no effect on children’s late enrollment. The
results imply that poverty limits the household’s ability to enroll their children in
school at standard age.]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Utama
"[ABSTRAK
Pada proyek pembangunan pengamanan pantai seringkali ditemui masalah yang
dapat menyebabkan kegagalan maupun tidak selesainya proyek tepat pada
waktunya sehingga mengakibatkan menurunnya kinerja waktu pelaksanaan.
Penelitian ini bertujuan menemukan faktor-faktor resiko yang sangat berperan
atau mendominasi sebagai penyebab keterlambatan dengan maksud agar proses
perencanaan, pelaksanaan, penjadwalan proyek konstruksi dapat dilakukan
dengan lebih lengkap dan cermat sehingga keterlambatan sedapat mungkin
dihindarkan atau dikendalikan. Temuan penyebab keterlambatan dikonfirmasikan
dengan menggunakan kuesioner yang didistribusikan kepada para pemilik proyek
di masing-masing balai, menunjukkan bahwa masalah-masalah keterlambatan
penyerahan lapangan dan perubahan desain merupakan faktor-faktor yang
dominan sebagai penyebab keterlambatan waktu dari sisi pemilik proyek.

ABSTRACT
In the construction of coast protection projects often encountered problems that
can cause a failure or not timely completion of the project, resulting in degraded
performance of implementation time. This study aims to find risk factors that
greatly contributed to or dominated as the cause of the delay with a view to the
planning, implementation, construction project scheduling can be done with a
more complete and accurate so that the delay as much as possible be avoided or
controlled. The findings of the cause of delay confirmed using a questionnaire
distributed to the owners of the project in each of the office, showed that the
problems of delay delivery of the field and design changes are the dominant
factors as the cause of the delay time of the project owner, In the construction of coast protection projects often encountered problems that
can cause a failure or not timely completion of the project, resulting in degraded
performance of implementation time. This study aims to find risk factors that
greatly contributed to or dominated as the cause of the delay with a view to the
planning, implementation, construction project scheduling can be done with a
more complete and accurate so that the delay as much as possible be avoided or
controlled. The findings of the cause of delay confirmed using a questionnaire
distributed to the owners of the project in each of the office, showed that the
problems of delay delivery of the field and design changes are the dominant
factors as the cause of the delay time of the project owner]"
2015
T43649
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muchamad Subchan Maghfur
"ABSTRAK
Penyelesaian pekerjaan pengurukan pasir di PT.X pada proyek green field mengalami keterlambatan 40 minggu atau 233% dari jadwal yang telah ditentukan. Keterlambatan pekerjaan ini sangat berpengaruh terhadap penyelesaian pekerjaan-pekerjaan lainnya, baik dari aspek pekerjaan konstruksi maupun jadwal kedatangan alat, yang secara tidak langsung juga meningkatkan biaya penyimpanan material akibat tertundanya jadwal pengiriman.
Penelitian ini bertujuan mengevaluasi penerapan metode pekerjaan pengurukan pasir berbasis risiko untuk meningkatkan kinerja waktu pekerjaan tersebut.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey yang terdiri atas wawancara terstruktur dan kuisioner yang kemudian diolah secara statistik dengan SPPS 22 serta analisa risiko sesuai PMBOK 2013.
Hasil analisa data menunjukkan terdapat enam (6) faktor risiko yang berkorelasi dan berpengaruh kuat terhadap kinerja waktu pengurukan pasir. Dengan demikian, mengelola faktor - faktor risiko tersebut akan meningkatkan kinerja waktu penyelesaian pekerjaan pengurukan pasir.

ABSTRACT
The completion of sand filling work has delayed 40 weeks or 233% from baseline schedule at PT X. It has given significant impact to others completion activity which are construction and delivery of equipments where incresing storage fee indirectly due to delivery delay.
This study aims to evaluate implementation of sand filling work methodology based on risks factor to increase time performance of sand filling work.
The research methode of this study are interview, conducting quisionare survey, risk analyst refer to PMBOK 2013 and statistic analyst by using SPSS 22 software.
The result of this research are found that there are six (6) risks factor that has strong correlation and influence to time performance of sand filling work. Therefore, managing this risks factor can be increased time performace of completion sand filling work.
"
2016
T45381
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>