Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 248 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Surahmin
"Investasi atau yang disebut juga menabung dengan tujuan tertentu. Memberi makna yang membedakan dari menabung saja. Investasi ditentukan oleh kepentingan apa yang akan dicapai orang itu pada masa mendatang. Di banding menabung, investasi dapat memberikan keuntungan yang lebih besar mulai 10%, 30%, 100% atau bahkan lebih. Bentuk investasi sampai dengan saat ini beragam. Namun demikian ada beberapa investasi yang menarik minat masyarakat. Salah satunya adalah reksa dana. Reksadana pada saat ini merupakan investasi yang sedang berkembang pesat. Adapun yang dimaksud dengan reksa dana adalah suatu wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi dari perusahaan reksa dana. Secara hukum bentuk reksa dana dapat berbentuk perseroan atau kredit investasi kolektif (KIK). Pada akhir tahun 2004 tercatat, jumlah investasi yang berhasil dikelola oleh reksa dana lebih kurang 118 triliun. Jumlah yang sangat besar mengingat usia investasi ini relatif masih baru. Reksa dana dikelola oleh manajer investasi. Pihak yang menjalankan prosedur, administrasi dan analisis terhadap efek investasi. Sehingga pemegang unit penyertaan atau pemegang reksa dana hanya tinggal menunggu hasil pekerjaan manajer investasi. Adapun nilainya dihitung berdasarkan nilai aktiva bersih yang ditetapkan melalui perkembangan pasar. Sementara itu resiko merupakan faktor yang selalu ada dalam suatu investasi. Walaupun reksa dana menjanjikan keuntungan, namun tetap saja mengandung resiko. Pada kondisi tertentu resiko dari suatu investasi atau modal yang ditabung dapat bernilai 0% atau tidak memiliki nilai sama sekali. Berbeda halnya dengan tabungan atau deposito pada perbankan yang dijamin pemerintah. Reksa dana sama sekali tidak dijamin oleh pemerintah. Sehingga pemegang unit penyertaan atau pemilik reksa dana harus mengetahui mengetahui secara mendetail hak apa saja yang mereka miliki. Karena manajer investasi tidak dapat dimintai tanggung jawab akibat negatif yang timbal dari perkembangan pasar reksa dana. Secara yuridis, manajer investasi bertanggung jawab terbatas. Kenyataan ini mengingatkan bagi para investor untuk berhati-hati sebelum menanamkan modalnya dalam reksa dana."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T15504
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kuncoro Jati
"Pasar modal (capital market) menjadi bagian yang sangat penting bagi perkembangan perekonomian suatu negara, karena jika kondisi pasar modal suatu negara baik, dalam arti perkembangan harga saham relatif naik, maka dapat dikatakan bahwa perekonomian Negara tersebut juga baik, Pada masa krisis moneter hebat-hebatnya yaitu periode Januari 1998 sampai dengan Desember 2000, bursa saham mengalami tekanan yang sangat hebat, hal tersebut terlihat dari penurunan harga-harga saham yang luar biasa drastis. Hal tersebut tentunya sangat merugikan investor.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sebetulnya hubungan antara variabel-variabel ekonomi makro terhadap Imbal Hasil yang akan diterima oleh investor dalam hal ini diwakili oleh Imbal Hasil 1HSG dan Imbal Hasil LQ45. karena kedua indeks' tersebut mampu mewakili kinerja perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia khususnya yang listing di bursa saham.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh dari variabel-variabel makro tersebut tidaklah bersifat individu, namun secara bersama. Model untuk menduga hubungan antara Imbal Hasil IHSG dengan variabel ekonomi makro, sebaiknya menggunakan lag (Sakhowi, 1999; Suripno, 2002), sedangkan Imbal Hasil LQ45 menggunakan model tanpa lag."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T20596
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nelly Frieda Basauli
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T23027
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sylvia Rianda Anugra
"Perbankan merupakan institusi keuangan yang sangat mendukung perekonomian negara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan membuktikan secara empiris bahwa terdapat pengaruh antara tanggung jawab sosial yang dibedakan menjadi strategis dan non strategis dengan manajemen laba. Aktifitas tanggung jawab sosial yang bersifat strategis seperti pelatihan karyawan yang mendukung operasional perusahaan sedangkan aktifitas tanggung jawab sosial yang bersifat non strategis seperti filantropi, beasiswa, bantuan bencana alam. Proksi untuk mengukur tanggung jawab sosial menggunakan GRI 4. Penelitian  ini membedakan kegiatan manajemen laba berdasarkan akrual dan rill. Proksi untuk mengukur manajemen laba akrual menggunakan komponen utamanya adalah loan loss provision dan Realized Security Gain and Losses. Serta, manajemen laba rill menggunakan komponen utamanya adalah window dressing.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh positif NonStraCSR terhadap manajemen laba akrual. Karakteristik kegiatan tanggung jawab sosial bersifat non strategis seperti pemberian beasiswa dan bantuan sosial dapat memberikan citra baik ke pihak eksternal perusahaan. Cara manajemen melakukan kegiatan tersebut dengan mengalihkan pandangan stakeholder dengan filantropi. Kegiatan CSR yang digunakan untuk jangka pendek diduga merupakan CSR yang termasuk pencitraan.  Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menguji dan membuktikan secara empiris bahwa terdapat pengaruh peran perlindungan investor yang memoderasi pengaruh tanggung jawab sosial strategis dan non strategis terhadap manajemen laba. Proksi untuk mengukur perlindungan investor menggunakan tiga ukuran yaitu legal tradition, corporate law and enforcement dan securities law. Hasil penelitian menyatakan bahwa ketika mekanisme pasar dan regulasi yang dihadapi perusahaan semakin ketat maka kemampuan manajer menggunakan kegiatan tanggung jawab sosial untuk self interest nya akan semakin turun.

Banking is a financial institusion that strongly supports the economy of the country. The purpose of this study is to test and prove empirically that there is an influence between social responsibility that is differentiated into strategic and non strategic with earnings management. Strategic social responsibility activities such as employee training that support corporate operations while non-strategic social responsibility activities such as philanthropy, scholarships, disaster relief. Proxy for measuring social responsibility using GRI 4. This study distinguishes earnings management activities based on accruals and rill. Proxies for measuring earnings management accruals using the main components are loan loss provision and Realized Security Gain and Losses. And, earnings management using the  main component is window dressing.
The results show that there is a positive influence between nonstrategic csr and accrual earnings management due to the ethical environment. The characteristics of non-strategic social responsibility activities such as scholarships and social assistance can provide good image to the external parties of the company. The way management conducts these activities is by shifting stakeholder views with philanthropy. CSR activities that are used for the short term are thought to be CSR that includes imaging. In addition, this study also aims to test and prove empirically that there is an influence of the role of investor protection that moderate the influence of strategic social responsibility and non-strategic to earnings management. The proxy for measuring investor protection uses three measures: legal tradition, corporate law and enforcement and securities law. The results of the study stated that when the market mechanism and the regulation faced by the company is getting tight, the manager's ability to use social responsibility activities for his self interest will decrease further."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T52473
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deliana
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh atensi investor terhadap return sneakers di pasar sneakers sekunder. Pengujian dilakukan dengan metode analisis regresi data panel atas sejumlah sampel sneakers dengan penjualan tertinggi selama periode Juli sampai dengan Desember 2019. Menggunakan data sneakers yang dikumpulkan secara manual dari situs StockX.com dan Google Search Volume Index (SVI) sebagai proksi atas atensi investor, dapat disimpulkan bahwa peningkatan atensi investor akan meningkatkan return sneakers. Lebih lanjut, hasil penelitian juga membuktikan terjadinya return reversal jangka pendek yang ditandai dengan pengaruh negatif return sneakers pada satu periode sebelumnya terhadap return sneakers di periode berjalan. Menurut teori behavioral finance, return reversal dapat menjadi pertanda bahwa pembentukan harga di pasar dipengaruhi oleh bias perilaku investor.

This study aims to analyze the impact of investor attention to sneakers return in sneakers resale market. The test was conducted using panel data regression analysis over a number of best-selling sneakers from July through December 2019.
Using sneakers data handcollected from StockX.com website and Google Search Volume Index (SVI) as proxy of investor attention, it is concluded that an increase in investor attention will increase the sneakers return as well. Furthermore, test result also proved the existence of short-term return reversal which is indicated by negative impact of sneakers return in previous period to sneakers return in current period. According to theory in Behavioral Finance, return reversal can be a sign that price in market is affected by investor's behavioral bias.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadi Permana
"ABSTRAK
Fenomena market efficiency masih menjadi perdebatan sampai saat ini. Penelitian tentang apakah market sudah efisien atau tidak masih terus dilakukan. Para analis terbagi menjadi dua untuk menganalisis fenomena ini dimana kelompok pertama pendukung traditional finance yang menganggap investor bertindak rasional serta kelompok kedua pendukung behavioral finance yang menganggap investor tidak rasional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kejadian overreaction, underreaction, serta sentimen investor yang terdapat di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010 sampai 2014 yang mengacu pada metode yang dilakukan oleh Barberish, Vishny dan Shleifer (1998) dalam melihat ada tidaknya anomali yang terjadi di Bursa Efek Indonesia dengan menguji abnormal return dan cumulative abnormal return dari tiap-tiap saham yang masuk sebagai objek penelitian serta sentimen investor untuk memprediksi future earning. Perhitungan terhadap abnormal return dan cumulative abnormal return kemudian dikaitkan dengan fenomena behavioral finance. Market overreaction mengacu kepada teori overconfidence dan representative heuristic sedangkan market underreaction mengacu kepada teori underconfidence dan conservatism.
Pada penelitian ini ditemukan bahwa terdapat indikasi overreaction pada saham winners namun tidak signifikan secara statistik dan tidak ada overreaction pada saham losers. Selain itu, ditemukan adanya indikasi underreaction pada saham losers namun tidak signifikan secara statistik dan tidak ada underreaction pada saham winners. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sentimen investor untuk menghitung future earning tidak bisa digunakan karena market tidak mengalami overreaction dan underreaction.

ABSTRACT
Efficiency market hypothesis is still debating at this time. Researching to prove eficiency market is still carry on. Analist divided into two groups to analyze this hypothesis, which is the first group is support traditional finance who assume investor is rational and the second group is support behavioral finance who assume investor is irational. The objective of this study is to analyze overreaction, underreaction and sentiment investor in Indonesia Stock Exchange that occured from 2010 until 2014. The method that used in this study is similiar with a research conducted by Barberish, Vishny and Shleifer (1998) in order to prove anomalies that occured in Indonesia Stock Exchange by testing abnormal return and cumulative abnormal return from stocks as research object and also sentiment investor to calculate future earning. Calculating abnormal return and cumulative abnormal return then connected with behavioral finance phenomena. Market overreaction relate to overconfidence and representative heuristic theory, while market underreaction relate to underconfidence and conservatism theory.
The result of this study shows indication for overreaction in winners stock category but statistically insignificant and there is no overreaction in losers stock category. On the other hand, there is indication for underreaction in losers stock category but statistically insignificant and there is no underreaction in winners stock category. The research conclude that sentiment investor to calculate future earning can not be conducted due to market not run into overreaction and underreaction
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T46430
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Praverli Bandoro Elmularso
"ABSTRAK
Peran pasar modal sebagai salah satu motor penggerak perekonomian
dapat tidak berjalan dengan baik bila tidak didukung tingginya antusiasme
investor pasar modal sebagai pengguna jasa / konsumen dari bursa efek indonesia.
Mengingat pentingnya peran investor, oleh karena itu investor pasar modal perlu
mendapatkan perlindungan yang layak pada saat bertransaksi di Bursa Efek
Indonesia. Investor dalam bertransaksi di Bursa Efek Indonesia memerlukan peran
dari perusahaan sekuritas sebagai perantara pedagang efek di Bursa Efek
Indonesia. Adanya sistem pelaporan efek yang hanya berasal dari perusahaan efek
mengakibatkan adanya celah yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan efek untuk
menggelapkan dana dan/atau efek milik investor sebagai nasabahnya. Terjadinya
penggelapan dana investor pasar modal dapat menurunkan minat masyrakat untuk
berinvestasi di pasar modal. Oleh karena itu diperlukan dukungan sistem yang
baik agar masyarakat merasa aman berinvestasi di pasar modal.
Pada tahun 2009 PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia sebagai salah satu
otoritas di Bursa Efek Indonesia telah menerapkan Acuan Kepemilikan Sekuritas
(AKSes). Sistem ini memungkinkan nasabah dapat memantau secara langsung
pergerakan portofolio efeknya secara langsung, dan bersumber dari pihak PT
Kustodian Sentral Efek Indonesia sebagai otoritas bursa.
Penelitian ini merupakan penelitian normatif-yuridis, yang memaparkan
permasalahan pelaksanaan sistem AKSes dan perlindungan investor di Indonesia
dan manfaat bagi investor di bursa efek indonesia. Berdasarkan sifatnya penelitian
ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan memaparkan sifat, keadaan, atau
gejala dari obyek penelitian.
Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: pertama, sistem Acuan
Kepemilikan Sekuritas (AKSes) ini memberikan informasi kepada investor terkait
laporan, posisi, maupun mutasi atas kepemilikan efek milik investor menjadi
bersifat terbuka satu arah dan bersumber dari pihak yang terpercaya, sehingga
dapat mencegah terjadinya penggelapan efek dan/atau dana investor oleh
perusahaan efek. Kedua, penerapan sistem AKSes penting untuk diterapkan
karena bermanfaat dalam memberikan perlindungan bagi investor dengan cara
meningkatkan kepercayaan, keamanan, dan memberikan kemudahan dalam
berinvestasi di Bursa Efek Indonesia

ABSTRACT
The role of capital market as one of economic motor could not work
properly if it is not supported by the highly-enthusiasm investors of capital market
as the consumer of Indonesian Stock Exchange. Because of the important role of
the investors, they need to be well-protected when doing transaction at the
Indonesian Stock Exchange. Investors need a mediator from securities company to
protect their security in doing transaction at Indonesian Stock Exchange. With the
reports system which only one way from stock company (as the seller) causes a
space that can be used to embezzle the investors? (consumers) funds and/or stocks.
The embezzling funds of capital market investors can cause the decreasing
people?s interest to invest in capital market. Therefore, it requires a good
supporting system in order to secure people in doing transaction at capital market.
In 2009, PT. Indonesian Central Securities Depository as one of the
authority in Indonesian Stock Exchange has applied securities ownership
(AKSes). This system makes a possibility that the consumers can watch their
stock?s movements directly and comes from PT. Indonesian Central Securities
Depository as the stock exchange authority.
This study is a normative-juridical study that explains the issues of
implementation AKSes system and investors? protection in Indonesia and its use
for the investors in Indonesian Stock Exchange. Based on the type of study, this is
a descriptive study which describes the characteristics, conditions, or symptoms of
the object of study.
This study resulted, firstly securities ownership (AKSes) system gives
information to investors related to the reports, position, or mutation of the stocks
ownership from investor to public (one way) and based on trusted party in order to
avoid embezzling the investors? funds and/or stocks by the stock company.
Secondly, AKSes system is important to be applied because it is useful in giving
protection for investors by increasing trust, security, and giving ease in investing
at Indonesian Stock Exchange"
2016
T46684
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferlyan Dewi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh corporate social responsibility disclosure dan investor relation terhadap klasifikasi bond rating. Penelitian ini adalah penelitian empiris yang menggunakan perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006 s.d. 2014 sebagai sampel pada penelitian ini. Kesimpulan dari penelitian ini adalah semakin tingginya nilai corporate social responsibility disclosure dan implementasi investor relation pada laporan tahunan tidak memberikan kecenderungan bond perusahaan terklasifikasi ke dalam investment grade.

The aims of this study are to determine the effect corporate social responsibility disclosure and investor relations to classification of bond rating. This research is an empirical study and conducted on non financial companies listed on Indonesia Stock Exchange in 2006 2014. The study concludes that comprehensive CSR disclosures and implemented investor relation stated on annual report will have no tendency to make firm bond to be classified into investment grade."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Arista Dewi
"Mispricing harga saham merupakan salah satu dampak dari lemahnya bentuk efisiensi pasar modal Indonesia. Penelitian terdahulu yang menggunakan indeks sentimen pasar Baker dan Wurgler (2006) menunjukkan bahwa hal tersebut dipengaruhi oleh sentimen investor. Namun seiring dengan perkembangan teknologi, Twitter menjadi salah satu media sosial yang dapat digunakan untuk mengukur sentimen investor yang akurat. Penelitian dengan 600 observasi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh sentimen investor pada Twitter terhadap mispricing harga saham Indonesia tahun 2017. Dengan menggunakan Vector Autoregressive (VAR), mispricing harga saham dibagi menjadi dua komponen, yaitu earning mispricing dan required return mispricing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga saham Indonesia tahun 2017 mengalami undervalue sebesar 19,5% dan sentimen investor berhubungan negatif signifikan terhadap mispricing harga saham di Indonesia. Oleh karena itu, investor disarankan untuk memperhatikan kondisi pasar modal dan sentimen pada Twitter sebelum mengambil keputusan investasi.
Stock mispricing is one of the effects of the weak form of Indonesia's capital market efficiency. Previous research using market sentiment index by Baker and Wurgler (2006) shows that it was affected by investor sentiment. However, along with the development of technology, Twitter has become one of the social media that can be used to measure investor sentiment accurately. This study, using 600 observations, aims to analyze the impact of investor sentiment on Twitter on Indonesia’s stock mispricing in 2017. By using Vector Autoregressive (VAR), stock mispricing is divided into two components, earning mispricing and required return mispricing. The results show that Indonesia's stock price in 2017 experienced undervalue of 19,5% and investor sentiment had a significantly negative relationship with stock mispricing in Indonesia. Therefore, investors are advised to pay attention to capital market conditions and sentiment on Twitter before making investment decisions."
2019
T54144
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angela Alaras Priwidiantari
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh corporate governance terhadap biaya utang perusahaan non-keuangan di ASEAN-5 dengan menggunakan regresi data panel. Penelitian ini mengklasifikasikan hasil ke dalam tiga kelompok yakni berdasarkan kategori corporate governance yang dimiliki perusahaan, berdasarkan sistem hukum negara, dan berdasarkan struktur dewan perusahaan. Hasil menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari corporate governance terhadap biaya utang di ASEAN-5 pada perusahaan yang termasuk dalam kategori poor. Corporate governance juga berpengaruh secara negatif dan signifikan baik pada struktur dewan one-tier maupun two-tier. Masing-masing sub-indeks corporate governance juga memiliki pengaruh terhadap biaya utang di ASEAN-5. Demikian pula faktor lainnya seperti usia, ukuran, kinerja perusahaan, dan tingkat inflasi, yang juga dipertimbangkan oleh debtholders di ASEAN-5. Penelitian ini berkontribusi memberikan bukti baru terkait pengaruh corporate governance dan masing-masing sub-indeksnya terhadap biaya utang perusahaan publik di negara-negara ASEAN-5.

This study aims to investigate the effect of corporate governance on the cost of debt of non-financial firms in the ASEAN-5 using panel data regression. This study classifies result into three groups namely, based on the corporate governance categories, the country law system, and the structure of the companys board. The result of this study finds that there is significant effect of corporate governance on the cost of debt in ASEAN-5 in poor category firms. Corporate governance also has a negative and significant effect on both the one-tier and two-tier board structure. Each corporate governance sub-indices also has an impact on cost of debt in ASEAN-5. Likewise, other factors such as firm age, size, performance, and inflation rate, are also considered as important factors that affect cost of debt by debtholders in ASEAN-5 countries. This study contributes to a sense about the impact of corporate governance and each of the sub-indices on the cost of debt in ASEAN-5 countries."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53887
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>