Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 710 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Belch, George E.
Boston: McGraw-Hill, [, 2004]
659.1 Bel a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ahmad Mulyana
"ABSTRAK
Iklan merupakan unsur yang penting dalam meningkatkan penjualan suatu produk. Melalui ikian produk dikomunikasikan kepada khalayak, sekaligus bujukan dan rayuan untuk membeli produk secara tersirat maupun tersurat.
Pesan iklan dirancang dengan menampilkan rangkaian tanda dan simbol verbal dan nonverbal untuk membentuk makna kepada sasaran. Dari rangkaian tanda dan simbol tampil, pesan ikian tidak lagi hanya sekedar memberi inforniasi mengenai produk atau jasa yang ditawarkan, tetapi pesan diarahkan untuk mempersuasi khalayak secara langsung maupun tidak langsung, melalui pesan yang menghibur, atau dengan acuan psikografis konsumen, terutama iklan televisi, dengan kelebihan teknologinya yang dapat menyampaikan pesan secara audiovisual, sehingga dapat menciptakan "realita televisi".
Terlihat bahwa iklan televisi sangat potensial dalam menciptakan iklan-iklan yang ekspresif sehingga menimbulkan impresi sekaligus mempersuasi khalayak. Jadi dapat dikatakan bahwa semua iklan persuasif, di samping informatif. Namun seringkali sifat informatifnya menjadi minim, karena lebih dominan persuasifnya.
Ini menimbulkan kekhawatiran akan dampak yang dapat diakibatkannya terhadap (talon) konsumen, antara lain pengaruh iklan seperti itu akan menciptakan "kebutuhan yang diciptakan", artinya konsumen membeli suatu produk bukan karena memang membutuhkannya, tetapi karena pengaruh pesan iklan, dan dianggap dapat menigkatkan kcnsumerisme.
Beranjak dari hal di atas, penelitian ini mencoba meneliti bagaimana tanda dan simbol dimaknakan dalam iklan di televisi untuk mengesankan dan mempersuasi pemirsa. Pesan dibagi dalam empat kategori, yaitu isi, struktur, format dan daya tarik (appeals). Pembahasan dilakukan dengan memberi interpretasi masing-mas ing kategori .
Pengkategorian dilakukan dengan pendekatan metode analisis isi, selanjutnya berdasarkan data kuantitatif dilakukan deskriptif-analitis yang bersifat kualitatif terhadap pesan iklan di televisi, didasarkan pada tekstual dan kontekstual. Penentuan RCTI sebagai bahan penelitian dilakukan secara purposif, karena RCTI sampai sekarang merupakan stasiun televisi. yang paling banyak mendapatkan porsi periklanan nasional, sehingga dianggap dapat mewakili stasiun televisi lainnya. Adapun pemilihan waktu tayangan prima (prime-time, 19.00-22.00 WIB) dengan pertimbangan bahwa pada waktu tersebut merupakan waktu di mana televisi paling banyak ditonton pemirsa. Teori yang melandasi penelitian ini adalah teori tentang tanda dan makna (theories sign and meaning), yang dikembangkan berdasarkan pemikiran dari Ferdinand de Saussure dan -Charles Fierce. Teori ini digunakan sebagai landasan teoritis yang menjadi sandaran berpikir dalam memahami tanda dan makna dalam iklan. Sedangkan analisis dan interpretasi mengacu pada aspek semiotik dalam melihat tanda sebagai fungsi dan hubungannya dengan tanda-tanda lain yang berkaitan dengan signifikasi. Tanda yang merupakan perlambangan yang mewakili sesuatu dalam iklan. Berdasar pada teori tersebut muncul beberapa pertanyaan penelitian: bagaimana simbol dan tanda membentuk kesan yang persuasif dalam iklan di televisi, apakah ada perbedaan penggunaanya untuk produk-produk tertentu, dan kecenderungan apa yang tampak dalam iklan televisi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanda dan simbol yang digunakan merupakan komunikasi simbolik yang akrab dengan khalayak sasaran, yang dikembangkan dan dimanipulasi untuk mengesankan makna tertentu mengenai suatu produk; terdapat perbedaan penggunaan tanda dan simbol untuk jenis produk yang berbeda. Jenis produk kategori barang tidak tahan lama, terutama consumer goods atau mass product cenderung menggunakan pendekatan fisik produk, sementara jenis produk yang masuk kategori barang tahan lama dan jasa atau industrial product cenderung menggunakan pendekatan terhadap citra yang terkait dengan produk.
Kesimpulan dari hasil analisis menunjukkan bahwa televisi sebagai media beriklan menentukan kemasan pesan iklan, sehingga dalam iklan televisi terlihat kecenderungan penggunaan sistem kode non verbal dibanding verbal.
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berliani Ardha
"THE DUAL CREDIBILITY MODEL adalah model yang dikemukakan oleh Barbara A. Lafferty, Ronald E. Goldsmith dan Stephen J. Newel, membahas mengenai dua kredibilitas yang mempengaruhi pembelian suatu produk yaitu kredibilitas perusahaan dan kredibilitas celebrity endorser.
Kasus yang diteliti mengenai iklan Panasonic yang dibintangi oleh Dian Sastrowardoyo. Perusahaan Panasonic merupakan salah satu perusahaan terkemuka yang menghasilkan produk industri rumah tangga dan Dian Sastrowardoyo telah ditunjuk sebagai "Duta Panasonic".
Analisis data studi kuantitatif eksplanatif yang dipilih melalui cluster random sampling pada 224 responden dengan menggunakan Path Analysis dapat dikonfirmasikan penelitan yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa Celebrity Endorser Credibility mempunyai hubungan yang kuat kepada iklan dan lemahnya hubungan kredibilitas perusahaan terhadap keinginan membeli. Penggunaan selebritis pada iklan lebih menimbulkan pengaruh yang positif kepada konsumen, sikap terhadap merk dan keinginan membeli.
Hubungan langsung antara kredibilitas perusahaan (Corporate Credibility) terhadap keinginan untuk membeli (Purchase Intens) adalah lemah diatas 0.5 yaitu tingkat signifikansinya adalah 0.671. Ini menunjukkan bahwa keinginan seseorang untuk membeli tidak berhubungan langsung melihat dari kredibilitas perusahaan. Dari hasil survey dapat dilihat bahwa hampir semua responden mengatakan bahwa setuju kredibilitas produk Panasonic adalah bagus/baik tetapi tidak menjadi faktor utama dalam mempengaruhi seseorang membeli produk Panasonic. Kecenderungan seseorang untuk membeli produk lebih dilihat dari Merk. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan terdapat nilai beta untuk variabel Merk (Brand) yang paling besar diantara variabel-variabel lain yaitu sebesar 0.582, sehingga hubungan antara keinginan membeli (Purchase Intens) dengan Merk (Brand) sangat berpengaruh. Pengaruh ini dikarenakan dampak dari iklan yang dibintangi oleh selebriti sehingga menimbulkan minat membeli.
Pada penelitian ini dihilangkannya kredibilitas perusahaan secara positif dan langsung berhubungan terhadap AB (Attitude Toward to Brand). Hasil yang didapat bahwa CC mempunyai hubungan yang positif dan tidak mempunyai efek langsung kepada AB. Penambahan credibilitas endorser credibility secara positif dan langsung berhubungan dengan sikap terhadap merk. Hasil yang didapat bahwa CEC mempunyai hubungan yang positif dan mempunyai efek langsung kepada AB."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14265
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sylvia Wisna Darwis
"Tujuan penelitian mi adalah untuk mempelajari hubungan tampilan iklan dan kecenderungan berpikir konsumen dengan pengolahan iklan dalam benak konsumen, dimana selama ini para ahli dan praktisi periklanan belum secara khusus mempertimbangkan faktor kecenderungan berpikir di dalam pembentukani teori dan model persuasi iklan serta di dalam mengembangkan iklan yang efektif. Dari temuan penelitian terungkap adanya perbedaan pengelolahan iklan pada subyek dengan kecenderungan berpikir postformal dan pada subyek dengan kecendrungan berpikir postformal dalam mempengarhi niat membeli, dengan melibatkan beberapa variabel mediasi yaitu; tingkat keterlibatan, respon kognitif, respon afektif, dan sikap terhadap iklan (attitude toward the advertisement atau diangkat A)"
2005
JMIN-II-1-Juli2005-12
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dialin Retno Trinoviarti Dahlan Putri
"Citra Perusahaan Sebagai Alat Bersalng Biro Ildan Nonaflliasi Suatu Studi Evalutif Pada Biro Iklan PT.RciGaninda Jakarta (106 halaman, i~vi, 28 judul buku, 6 majalah. 2 surat kabar). Bisnis periklanan di Indonesia sangat diminati oleh para agency intemasional. Hal ini tercerrnin dari serbuan sejumlah agency kelas dunia sepertl, Leo Bumel, J.Walter Thompson, Grey Advertising, DDB Needham Worldwide, McCann-Ericson Wondwide, Foote, Cone & Belding, Ogilvy & Mather Worldwide, Young 8. Rublcam, BBDO Worldwide, Saatchi 8. Saatchi, D?Archy Maslus Benton & Bowles, Lowe Lintas & Partner, untuk berkiprah di pasar periklanan nasional dengan menggandeng mitra Iokal. Dampak signifikan dari serbuan para pemain kelas dunia tersebut adalah ketatnya persalngan blnis penklanan, baik diantara "pemain' intemasional maupun antara perusahaan periklanan afiliasi intemasional dan nonafiliasi.
Bagi perusahaan periklanan nonaflliasi skala menengah dan kecil, seperti PT.ReiGaninda, persalngan dihadapi dengan mengandalkan cltra perusahaan. Para pengelola perusahaan tersebut menyakini bahwa dengan citra yang balk mampu mendorong kinerja pemsahaan mencapai hasil optimal. Langkah pertama yang ditakukan adalah menempatkan posrlfoning citra yang merujuk pada proses transfer public relations, yakni mengubah situasi ignorance menjadi knowledge. Hal tersebul dilakukan dengan cara memasok infommasi tentang pemsahaan. Baik melalui penginman profil pemsahaan (company pronle) surat penawaran, brosur tentang buah karya perusahaan, maupun kunjungan perkenalan bisnis. Citra perusahaan yang ingin ditanam dalam ingatan calon klien adalah, ?perusahaan dengan pengamatan mendalam bagi solusi terpadu? Cltra tersebut merupakan penegasan bahwa, produk iklan yang dihasilkan mampu berkomunikasi dengan 'pasar Iokal? seperti harapan klien.
Keberhasilan PT.ReiGaninda mengubah kondisi ignorance menjadi knowledge tidak terlepas dari strategi yang dipilih, yakni melibatkan jajaran pimpinan membangun hubungan bisnis dengan calon klien. Hal ini dimaksudkan agar calon klien bisa memperoleh informasi dan pengambil keputusan, peneguhan komitmen profesional, dan berbagai keputusan strategis menyangkut kerjasama. Meskipun bemasil menggunakan cilra sebagai alat bersaing, namun para klien PT.ReiGantnda mengharapkan agar meningkatkan kemampuan membeli media, kemampuan melakukn riset media, dan peningkatan ide-ide kreatif."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T 5922
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Samuel Erik
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa penggunaan iklan humor yang satir terhadap sikap terhadap iklan, belief terhadap merek dan sikap terhadap merek. Ada lima variabel pengukur yang digunakan: perasaan terhadap iklan, penilaian terhadap iklan, sikap terhadap iklan, belief terhadap merek, dan sikap terhadap merek. Semua variabel diukur dengan menggunakan skala Likert.
Para peneliti telah menemukan 3 kondisi untuk membuat humor efektif. Pertama humor lebih efektif dalam penerimaan pesan ketika konsumen tidak ikut terlibat. Kedua, humor lebih efektif terhadap produk yang sudah ada. Ketiga humor akan diterima dengan baik bila konsumen mempunyai sikap yang positif terhadap merek itu (Chattopadyay and Basu, 1990)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T23174
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Indra Refipal
"Munculnya jenis speda motor skutermatik direspon ole dua temain besar Yamaha dan Honda tengan meluncurkan produk Suktermatik Yamaha Mio dan Honda Vario. Pasar skutermatik yang saat ini dirajai ole Yamaha, pada awalnya dimasuki olhe Kymco. Akan tetapi Kymco tidak berhasil menguasai pasar tenis motor ini karena kurangnya upaya perusahaan untuk memasarkan produk tersebut. Berbeda dengan Kymco, Yamaha dan Honda mengemas pemasaran produce dengan baik.
Penelitian ini debut until membandingkan due iklan televise yaitu Yamaha dan Honda. Dalam mengumpulkan data, penulis terlebih dahulu memnentukan iklan televisi yang akan diamati yang dilanjutkan dengan menentukan script yang diamati dari kedua iklan televisi tersebut. Kedua iklan yang dipilih, kemudian secara bergantían dipertontonkan kepada responden. Selanjutnya, responden mengisi kuisioner yang telah ditentukan. Responden berjumlah 120 orang yang semuanya MM-FEUI kelas pagi dan madam
The emergence of this type of speed scooter was responded to by two major themes, Yamaha and Honda, who were launching Suktermatik Yamaha Mio and Honda Vario products. The scooter market, currently dominated by Yamaha, was initially entered by Kymco. However, Kymco failed to dominate the motorcycle tennis market due to the company's lack of efforts to market the product. In contrast to Kymco, Yamaha and Honda packaged produce marketing well.
This research debuts to compare the two television commercials, namely Yamaha dan Honda. In collecting data, the authors first determine the television advertisements to be observed, followed by determining the scripts observed from the two television advertisements. The two selected advertisements are then shown alternately to the respondents. Next, respondents filled out a predetermined questionnaire. Respondents amounted to 120 people, all of whom were MM-FEUI class morning and night
"
Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2008
T23055
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Baskoro Adhi Pratomo
"Dunia telekomunikasi sedang berkembang pesat di Indonesia, perkembangan ini terlihat dari belanja iklan mereka yang telah menempati urutan pertama dalam daftar belanja iklan di Indonesia. Esia sebagai salah satu pemain dalam industri telekomunikasi saat ini menempati urutan kedua dalam belanja iklan produk telekomunikasi dibawah XL. Esia menggunakan iklan sebagai media mereka berpromosi. Pertanyaan yang timbul ialah apakah iklan berhubungan dengan keputusan pembelian konsumen? Tujuan penelitian ini ialah untuk menemukan hubungan antara terpaan iklan dengan keputusan pembelian. Penelitian ini menggunakan paradigma positivis dengan pendekatan kuantitatif dan bersifat eksplanatif. Pengumpulan data dengan menggunakan metode survey terhadap 100 responden mahasiswa ilmu komunikasi FISIP UI secara systematic sampling. Penelitian ini menggunakan model advertising exposure Process. Attitude component and manifestation, serta consumer decision-making process. Responden dalam penelitian ini ialah mahasiswa ilmu komunikasi angkatan 2004 ? 2008 yang masih aktif. Hasil penelitian ini ialah terdapat hubungan yang positif antara terpaan iklan dengan keputusan pembelian dan sikap sebagai variabel intervening terhadap hubungan antara terpaan iklan dengan keputusan pembelian.
The world of the telecommunications was developing fast in Indonesia, this development was seen from their advertisement expenses that occupied the first place in the list of the advertisement expenses in Indonesia. Esia as one of the players in the telecommunications industry at this time occupied the second place in the expenses of the advertisement of the telecommunications product was supervised by XL. Esia used the advertisement as their media did a promotion. The question that emerged was whether the advertisement was connected with the decision of the purchase of the consumer? The aim of this research was to find relations between the advertising exposure and the decision of the purchase. This research used the paradigm positivis with the quantitative approach and was eksplanatif. The data collection by using the method survey against 100 FISIP UI respondents of the student of communication knowledge in a systematic manner sampling. This research used the model advertising exposure Process. Attitude component and manifestation, as well as consumer decision-making process. The respondent in this research was the student of knowledge of generation communication 2004 ? 2008 that still was active. Results of this research were to be received by relations that were positive between the advertising exposure and the decision of the purchase and the attitude as sampling. This research used the model advertising exposure Process. Attitude component and manifestation, as well as consumer decision-making process. The respondent in this research was the student of knowledge of generation communication 2004 ? 2008 that still was active. Results of this research were to be received by relations that were positive between the advertising exposure and the decision of the purchase and the attitude as."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sandy Elysabeth Veronica
"Iklan yang setiap hari kita lihat dan dengar bukan merupakan hal baru dalam sejarah komunikasi dan pemasaran. Seiring dengan berjalannya waktu, semakin banyak pula iklan yang diproduksi. Banjirnya iklan yang memenuhi benak khalayak ini menjadikan iklan tidak lagi efektif dan efisien. Oleh karena itu untuk merebut perhatian khalayak diperlukan pendekatan-pendekatan yang unik dalam iklan, salah satunya adalah dengan menggunakan budaya. Perusahaan dan pengiklan di Indonesia pun banyak yang mulai menggunakan pendekatan budaya lokal dalam iklan mereka dengan harapan iklan dapat lebih mudah diterima dan diingat masyarakat setempat yang dijadikan target sasaran. Namun di tengah kebangkitan iklan yang menggunakan budaya lokal, Nu Green Tea justru keluar dengan nuansa budaya asing yang kental dan mampu meraih perhatian khalayak.
Penelitian ini ingin melihat bagaimana respon khalayak terhadap penggunaan unsur budaya asing dalam iklan. Objek dalam penelitian ini adalah iklan televisi Nu Green tea versi 'Traditional Japanese Song'. Penelitian ini menggunakan paradigma positivis, pendekatan kuantitatif, dan besifat deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode survey melalui instrumen kuesioner kepada 100 responden yang didapatkan secara purposive. Penelitian ini menggunakan model Hierarchy of Effect serta beberapa konsep mengenai respon, unsur budaya, dan elemen iklan televisi. Penelitian dilakukan di Jakarta dengan subjek penelitian ialah yaitu target audiences mencakup pria dan wanita usia 19-28 tahun yang sudah pernah melihat iklan ini, baru memasuki dunia kerja, dan tinggal di kota-kota besar di Indonesia. Analisis data dilakukan dengan metode analisis deskriptif kuantitatif dengan menggunakan tabel-tabel frekuensi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden memberikan respon yang positif pada penggunaan unsur-unsur budaya asing dalam iklan meskipun responden tidak terlalu memahami keseluruhan unsur budaya asing yang ditampilkan dalam iklan. Hal ini terkait dengan bagaimana unsur budaya asing tersebut dikemas dalam iklan (meliputi bentuk dan cara penyampaiannya). Ditambah lagi, sejumlah responden memang memiliki ketertarikan khusus pada suatu budaya asing sehingga responden cenderung memberikan respon positif pada segala sesuatu yang berhubungan dengan budaya asing yang disukainya.

Advertisement that we watch and hear every day is not a new issue in communication and marketing history. More and more new advertisements rush the audiences' mind every day. These make the advertisements become not effective and efficient anymore. That's why companies and advertising agencies need some breakthrough approaches in advertising, such a local culture approach. Companies and advertising agencies have started to use this approach in the last few years in order to reach higher responses from the local audiences. However, in the middle of this local culture rising, Nu Green Tea has surprisingly broadcasted a TV commercial that contains lots of foreign cultural substances and successfully reached a good attention from the local audiences.
This research aims to describe the responses towards the foreign cultural substances in advertising. The object of this research is Nu Green Tea TV commercial 'Traditional Japanese Song' version. This research uses a positivism paradigm and quantitative approach with survey research technique. Data were collected with survey method, using the questioners to 100 respondents which were drawn through purposive sampling. This research applies the Hierarchy of Effect model, and a number of concepts regarding response, cultural substances, and TV commercial elements. This research was performed in Jakarta, and the subjects of the research were the target audiences of this commercial that have watched the commercial. Data analyzed with the quantitative descriptive analysis method, using the frequency tables.
The result of the research indicates that most respondents give positive responses to the usage of foreign cultural substances in advertising, even though they don't really understand the foreign culture itself. From this research, we figure out that this sort of responses depend on how the foreign cultural substances deliver. Moreover, a number of respondents in this research admit that they already have an interest in some foreign culture. This interest makes them tend to give positive responses to anything related to the foreign culture they like.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   4 5 6 7 8 9 10 11 12 13   >>