Ditemukan 710 dokumen yang sesuai dengan query
Dwi Wulandari
"Ada tiga hal yang menjadi tujuan dalam penelitian ini. Pertama, melihat jenis-_jenis ajektiva yang muncul dalam data iklan shampoo. Kedua, melihat pola perilaku sintaksis ajektiva dalam data Ketiga, melihat distribusi pemahaman pemakai bahasa (responden) terhadap pemakaian ajektiva dalam kalimat iklan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah iklan shampoo di majalah Femina selarna tahun 1997. Berkaitan dengan tujuan yang ketiga, maka dalam penelitian ini dilakukan pula penelitian lapangan terhadap lima puluh responden. Penelitian ini menggunakan acuan buku-buku karangan Harimurti Kridalaksana (Kelas Kata) dan Anton Moeliono dkk. (Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia) sebagai landasan analisis data. Pembahasan mengenai perilaku ajektiva dalam iklan shampoo di Femina menghasilkan kesimpulan, (1) jenis ajektiva yang muncul dalam data adalah ajektiva monomorfemis dan polimorfemis; (2) ajektiva dalam kalimat iklan berperilaku sebagai atributif, predikatif, adverbial, dan pelengkap. Selain itu, ajektiva dalam data pun dapat berperilaku sebagai tingkat bandingan positif, komparatif, superlatif, dan eksesif; serta (3) Sebagian besar responden (23-45) memahami ajektiva tingkat posistif tanpa ciri pembanding sebagai penyifat nomina. Adapun tingkat komparatif tanpa memunculkan nomina pembandingnya ternyata dapat dipaharni oleh 45 responden."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1999
S11125
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Yul Yahya Mandara Kumara
"
ABSTRAKTubuh sehat merupakan idaman setiap orang. Untuk itu diperlukan unsur penunjang yang berupa makanan bergizi. yaitu susu. Namun, karena kendala tertentu, maka konsumsi susu oleh masyarakat masih tergolong rendah. Keadaan ini kemudian membuka kegiatan ekonomi banyak perusahaan susu. Sehingga diperlukan iklan yang dapat memberikan informasi maupun mempersuasi masyarakat agar meningkatkan konsumsi susu. Kenyataannya perusahaan periklanan yang membanjiri khalayak memaksa setiap iklan untuk menempatkan produk dalam pusat perhatian khalayak. Berarti sebuah iklan harus memiliki unsur yang mengandung daya tarik bagi yang melihatnya. Suatu cara yang digunakan iklan Susu Bubuk BENDERA (SBB) adalah menggunakan tokoh tenar sebagai model iklan. Hal itu berkaitan dengan produk SBB itu sendiri yang memiliki keistimewaan yang sulit diukur atau dibuktikan dan serupa dengan produk sejenis. Penggunaan model iklan tokoh-tokoh tenar dimaksudkan untuk menghubungkan nilai glamour dan otoritas tersebut dengan nilai produk. Kedua nilai mencerminkan keadaan yang mengundang ketakjuban dan suatu tokoh tersebut kewibawaan karena kemampuan dalam suatu bidang tertentu. Keadaan yang disandang tokoh tenar yang menjadi model iklan ini dapat menjadi sumber acuan dan panutan bagi seseorang dalam menilai pesan yang disampaikan iklan. Namun demikian keistimewaan yang dimiliki tokoh tenar belum menjadi jaminan keberhasilan suatu kampanye periklanan. Karena selain masalah kejujuran di mana masyarakat umumnya mengetahui tokoh tenar mendapat upah untuk menjadi model iklan, dituntut pula keterkaitan antara tokoh tersebut dengan produk. Pertanyaan penelitian ini adalah sejauh manakah persepsi ibu rumah tangga terhadap iklan SBB dan sudah sesuaikah menggunakan tokoh tenar sebagai model iklan SBB di dalam kerangka tujuan periklanan. Untuk menjawab kedua pertanyaan periklanan ini maka diadakan suatu penelitian survey-sample dengan menggunakan sampel sebanyak 80 responden. Para responden adalah ibu rumah tangga yang bertempat tinggal di kelurahan Tebet Barat. Data penelitian merupakan . statement verbal berdasarkan persepsi dan evaluasi terhadap unsur naskah iklan pengumpulannya dilakukan dengan pertanyaan berstruktur. Sedangkan untuk menganalisis data melalui pengamatan terhadap perbedaan persentase. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah bahwa predikat dan ketenaran seorang tokoh belum merupakan jaminan sebagai model yang sesuai bagi suatu iklan. Dari kelima tokoh tenar yang menjadi model iklan SBB dan menggunakan SBB hanya Mieke Wijaya dan Icuk Sugiarto yang cenderung dinilai menarik dan tepat. Berdasarkan alasan yang disebutkan responden, untuk menjadi model yang menarik dan tepat bagi iklan SBB diperlukan kaitan yang wajar antara latar belakang, profesi dan penampilan tokoh dengan produk. Sedangkan dari segi kejujuran pada umumnya tokoh tenar dinilai tidak jujur sebagai model iklan. Adapun alasan ketidakjujuran tersebut lebih ditekankan pada keraguan atas kesaksian tokoh di dalam pengalaman mengkonsumsi SBB. Masalah lain yang dapat disimpulkan pula adalah mengenai unsur lain dari naskah iklan SBB serta efek iklan terhadap penerima. Penggunaan warna ternyata merupakan hal penting untuk iklan SBB karena memberikan pengaruh tertentu pada diri penerima iklan. Sedangkan penggunaan kata-kata dalam iklan SBB terutama lebih banyak membentuk penilaian yang positif walaupun cukup banyak pula yang menilai kata-kata iklan SBB memberi rangsangan untuk mencoba produk. Dan akhirnya, efek yang ditimbulkan iklan SBB di dalam komunikasi dengan penerima iklan lebih banyak memberikan pengetahuan dari informasi yang diberikannya, ketimbang menimbulkan keyakinan terhadap iklan itu sendiri."
1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
S3954
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
S4395
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4873
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Purba, Herty Nani Paulina Candra
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
S6207
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Febri Alamsyah
"Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh variabel internet advertising contact and attention, internet advertising content design, product involvement degree, internet advertising attitude terhadap variabel internet advertising effect pada industri pariwisata. Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksploratif dan deskriptif yang dilakukan satu kali dalam satu periode (cross sectional design). Peneliti menggunakan sampel 178 orang yang pernah menggunakan jasa agen pariwisata dan aktif menggunakan internet dengan metode nonprobability sampling. Pengumpulan data dianalisis dengan menggunakan structural equation model dengan perangkat lunak LISREL 8.51. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa internet advertising attitude berpengaruh positif signifikan terhadap internet advertising effect. Selain itu juga ditemukan bahwa variabel internet advertising contact and attention, internet advertising content design, product involvement degree, tidak memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap internet advertising effect.
This study aimed to investigate the impact of internet advertising contact and attention, internet advertising content design, product involvement degree, and Internet advertising Attitude to internet advertising effect in tourism industry. The type of research used was the exploratory and descriptive with cross sectional design. The respondents were 178 users of travel agent that use internet frequently. Data analysis method used were structural equation modelling with LISREL 8.51 software. The result of this research indicated that there were positive impacts of internet advertising attitude to internet advertising effect. However, researcher also found that internet advertising contact and attention, internet advertising content design, product involvement degree, do not have an impact on internet advertising effect."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S47147
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Drewniany, Bonnie L.
"This book provides everything students need to be successful as advertising professionals in today's fast-changing media environment. Focusing on the idea that good advertising always starts with an understanding of people and an awareness of their needs, the text moves through the creative process step by step."
Boston, MA : Wadsworth, Cengage Learning, 2014
659.132 DRE c
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Gracia Tiurmauli Syalomita
"Perkembangan teknologi dan internet yang pesat telah mengubah cara bisnis memasarkan produk dan mencapai konsumen. Platform media sosial kini menjadi kunci penting bagi bisnis dalam mempromosikan produk mereka dan berinteraksi dengan pelanggan secara efektif. Di Indonesia, perusahaan sering kali memanfaatkan influencer media sosial dan selebriti sebagai endorser untuk meningkatkan keberadaan produk dan meningkatkan kesadaran merek. Meski demikian, praktik postingan berbayar yang tidak diungkapkan secara jelas menimbulkan keprihatinan terkait hak konsumen akan informasi yang jujur. Apabila influencer tidak mengungkapkan hubungan komersial mereka, konsumen mungkin tertipu dan menganggap bahwa dukungan tersebut merupakan rekomendasi yang objektif. Kurangnya transparansi ini dapat menyebabkan penipuan, kebingungan, dan keputusan pembelian yang buruk. Di Indonesia, ketiadaan peraturan periklanan yang mengatur pengungkapan membuat konsumen rentan terhadap iklan yang menyesatkan di media sosial, yang pada gilirannya merusak hak hukum mereka akan mendapatkan informasi yang akurat. Kepercayaan konsumen dan reputasi merek menjadi taruhannya ketika transparansi dikompromikan. Untuk melindungi konsumen dan menjaga kepercayaan, sangat penting untuk memperkenalkan peraturan periklanan yang mengatur pengungkapan yang efektif di Indonesia sesuai dengan kerangka hukum yang berlaku. Pengungkapan yang jelas mengenai konten berbayar memungkinkan konsumen untuk menggunakan hak mereka dalam pengambilan keputusan dan mencegah penyebaran informasi yang bias atau menyesatkan. Menegakkan etika periklanan dan kewajiban hukum dalam pemasaran online sangat penting untuk menumbuhkan kepercayaan konsumen, menjaga keadilan pasar, dan memastikan keberlanjutan jangka panjang industri pemasaran influencer. Dengan menerapkan peraturan periklanan yang komprehensif terkait pengungkapan, Indonesia dapat memberdayakan konsumen, mempromosikan transparansi, dan menciptakan lanskap periklanan digital yang lebih dapat dipercaya. Hal ini akan berkontribusi pada hubungan konsumen-bisnis yang lebih sehat, meningkatkan integritas pasar, serta melindungi hak-hak konsumen di era digital yang terus berkembang.
The rapid development of technology and the internet has transformed the way businesses market their products and reach consumers. Social media platforms have become crucial for businesses to promote their offerings and engage with customers effectively. In Indonesia, companies often leverage social media influencers and celebrities as endorsers to enhance product visibility and brand recognition. However, the practice of undisclosed sponsored posts raises concerns about consumer rights to honest information. When influencers fail to disclose their commercial relationships, consumers may be misled into thinking that endorsements are unbiased recommendations. This lack of transparency can lead to deception, confusion, and poor purchasing decisions. In Indonesia, the absence of disclosure advertising regulations leaves consumers vulnerable to misleading advertisements on social media, undermining their legal rights to accurate information. Consumer trust and brand reputation are at stake when transparency is compromised. To protect consumers and maintain trust, it is crucial to establish effective disclosure advertising regulations in Indonesia that align with legal frameworks. Clear disclosure of sponsored content allows consumers to exercise their rights to informed decisions and prevents the dissemination of biased or deceptive information. Upholding advertising ethics and legal obligations in online marketing is essential for fostering consumer trust, maintaining a fair marketplace, and ensuring the long-term sustainability of the influencer marketing industry. By implementing comprehensive disclosure advertising regulations, Indonesia can empower consumers, promote transparency, and foster a more trustworthy digital advertising landscape. This will contribute to a healthier consumer-business relationship, boost market integrity, and safeguard consumer rights in the evolving digital era."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas ndonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Vardar, Nukhet
London : Paul Chapman, 1992
659.1 VAR g
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library