Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 134 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jeffry Aldi Permana
"Perkembangan teknologi dan pandemi COVID-19 mendorong transisi belanja masyarakat melalui e-commerce. Akibatnya, tenaga kerja yang spesialis dan mengerti akan perkembangan teknologi sangat dibutuhkan. Oleh sebab itu, karyawan harus dapat selalu berkembang untuk menghadapin perubahan yang cepat. Perusahaan juga dapat membantu perkembangan ini dengan memberikan pelatihan pada atribut karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara manajemen performa pada atribut karyawan dan hubungannya pada keterikatan karyawan. Variabel atribut karyawan memiliki beberapa konstruk penyusun antara lain orientasi sosial, regulasi diri, pemikiran analitis, ekstroversi, ketelitian, ketegasan, dan kepemimpinan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah penduduk Indonesia yang lahir pada rentang tahun 1981 hingga tahun 2000 yang telah bekerja minimum satu tahun pada perusahaan startup dengan industri e-commerce¬ dan telah lulus minimal jenjang S1. Metode purposive sampling digunakan dalam penelitian ini dengan jumlah sebanyak 262 responden dan dianalisis dengan menggunakan Partial Least Squares – Structural Equation Modelling (PLS-SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan yang merupakan konstruk dari variabel atribut karyawan merupakan konstruk yang paling berpengaruh pada variabel keterikatan karyawan dalam perusahaan. Selain itu, ditemukan juga bahwa orientasi sosial, regulasi diri, pemikiran analitis, ekstraversi, dan pemikiran sistem memiliki pengaruh positif yang signifikan pada keterikatan karyawan.

Technological developments and the COVID-19 pandemic are driving the transition of people's shopping through e-commerce. As a result, a specialized workforce who understands technological developments is needed. Therefore, employees must always be able to develop to deal with rapid changes. Companies can also help with this development by providing training on employee attributes. This study aims to analyze the relationship between performance management and employee attributes and its relationship to employee engagement. The employee attribute variable has several constructs naming social orientation, self-regulation, analytical thinking, extroversion, conscientiousness, assertiveness, and leadership. The sample used in this research is the citizen of Indonesia that is born within the year 1981 to the year 2000 that has worked for a minimum of one year in an e-commerce startup and has an undergraduate degree. The purposive sampling technique is used to collect the data in this research with a total of 262 respondents and analyzed with the Partial Least Squares – Structural Equation Modelling (PLS-SEM). The research shows that leadership as a construct of the variable of employee attribute has the most influence on the employee engagement in a company. The research also shows that social orientation, self-regulation, analytical thinking, extroversion, and systems thinking as a positive and significant factor to employee engagement. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Windiyanto
"Penelitian ini dilakukan dengan latar belakang pemikiran bahwa kemampuan negara dalam menghadapi persaingan di era globalisasi dipengaruhi oleh kualitas aparatur penyelenggara negara, yaitu pegawai negeri sipil. Kualitas aparatur antara lain ditentukan oleh kinerja Badan Kepegawaian Negara (BKN) sebagai instansi yang bertugas menyelenggarakan manajemen kepegawaian negara. Pegawai Badan Kepegawaian Negara sebagian besar berpendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), yaitu sebanyak 73,79%. Dengan tingkat pendidikan seperti ini, maka peningkatan kualitas sumberdaya aparatur pegawai negeri sipil BKN mutlak dilakukan melalui program pendidikan dan pelatihan. Salah satu program pendidikan dan pelatihan pegawai negeri sipil adalah Pelatihan Manajemen Sumberdaya Aparatur (MSDA).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan Pelatihan Manajemen Sumberdaya Aparatur, kualitas kinerja aparatur peserta Pelatihan Manajemen Sumberdaya Aparatur, dan hubungan antara pelaksanaan Pelatihan Manajemen Sumberdaya Aparatur dengan kualitas kinerja aparatur Badan Kepegawaian Negara setelah mengikuti Pelatihan Manajemen Sumberdaya Aparatur.
Penelitian dilakukan di Badan Kepegawaian Negara Pusat Jakarta. Subyek penelitian adalah individu pegawai lulusan program Pelatihan Manajemen Sumberdaya Aparatur sebanyak 57 orang pegawai, dari keseluruhan populasi 113 orang pegawai. Sampel diambil secara acak (random sampling).
Instrumen penelitian sebagai sarana pengambilan data primer dari responden adalah angket tertutup. Data primer adalah data berskala ordinal. Analisa secara statistik menggunakan tabel distribusi frekuensi dan analisis korelasi rank Spearman. Pengolahan data menggunakan bantuan komputer software SPSS 11.0 for Windows.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ternyata terdapat korelasi yang cukup kuat dan signifikan antara variabel efektivitas pelaksanaan Pelatihan Manajemen Sumberdaya Aparatur dengan variabel kualitas kinerja aparatur Badan Kepegawaian Negara setelah mengikuti Pelatihan Manajemen Sumberdaya Aparatur.

The background idea of this research is the strength of the state in facing emulation in globalization era was influence by the quality of government officers. The quality of government officers is managed by the National Civil Service Agency as the legal institution in managing the government officers. Most of the officers of the National Civil Service Agency are senior high school educated, about 73.79 percent. By this condition, quality improvement of the human resources should be done through education and training programs. One of these programs for government officers is Training on Government Officers Management.
The objectives of this research are to observe the effectiveness of the training, the performance quality of the trainee and the relation between training programs and the performance quality of officers from National Civil Service Agency after finishing the training.
The research has been done in headquarter of the National Civil Service Agency, Jakarta. The sample are 57 officers from the population of 113 officers, took by random sampling. The research instrument as medium for taking of primary data of responder is closed enquette. Primary data are the data that have ordinal scale_ The statistically analysis use the distribution frequency table and correlation analysis of rank Spearman, while for data-processing use SPSS 11.0 for Windows software.
The result of research indicates that the there are any significant correlation between effectiveness variable of training programs with quality of performance variable of the officers after finishing the training.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13759
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Tofani
"Tesis ini menunjukkan bagaimana faktor-faktor eksternal perusahaan mempengaruhi pemilihan strategi dan faktor-faktor internal akan mempengaruhi pelaksanaan strategi. Penelitian untuk studi kasus dilakukan di British Telecommunications PLC (BT), perusahaan telekomunikasi terbesar di Inggris.
Kerangka pemikiran untuk penelitian dan analisis menggunakan konsep manajemen stratejik. Faktor-faktor baik internal dan eksternal telah diteliti dan dianalisis.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode wawancara untuk memperoleh informasi yang diperlukan. Fokus selama penelitian adalah faktor-faktor internal dan eksternal yang berhubungan dengan manajemen stratejik.
Pada tahun 1984 Pemerintah Inggris membuka pasar telekomunikasinya untuk persaingan bebas, membentuk badan pengawas untuk menjaga adanya persaingan yang sehat, dan menjual saham perusahaan telekomunikasi milik negara. Badan pengawas yang bernama Oftel (Office of Telecommunications) mengutamakan pelayanan untuk masyarakat dengan harga yang serendah mungkin. Untuk memajukan persaingan sehat di Inggris, Oftel membatasi gerak BT antara lain dalam jenis-jenis produk yang dipasarkan, struktur organisasi, dan harga jual ke konsumen.
Peraturan Oftel memaksa BT setiap tahun untuk menurunkan harga jualnya. Untuk dapat bertahan, maka BT menerapkan strategi generik ongkos termurah (low cost producer). Hal ini dilakukannya dengan investasi di peralatan modern dan mengurangi jumlah pegawai. BT juga meningkatkan pelayanan pelanggannya untuk meningkatkan kepuasan dan kesetiaan pelanggan.
Faktor-faktor internal BT terus diupayakan untuk mendukung strategi yang telah dipilih. Struktur organisasi disesuaikan dengan segmen pasarnya, yaitu segmen bisnis global, bisnis nasional, dan segmen perseorangan. Namun demikian, sistem komputer BT masih mengacu pada struktur organisasi yang lama, yaitu yang berdasarkan distrik atau wilayah geografis. Akibatnya BT tidak dapat memakukan pelayanan pelanggannya dengan efisien.
BT sangat serius dalam merencanakan dan melaksanakan strategi pelayanan pelanggan. Secara rutin BT mengadakan empat survey yang berbeda untuk mengetahui keinginan dan keperluan pelanggannya. Sebagai perusahaan yang telah memperoleh sertifikasi ISO 9000, BT juga melaksanakan proses manajemen kualitas secara konsisten."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denny Setiawan
"Isu teroris sempat mengusik pelaku bisnis di kawasan bandara Soekarno-Hatta baik perusahaan penerbangan maupun perusahaan-perusahaan yang bersifat penunjang penerbangan. Dampak tragedi world trade centre (WTC) di Amerika Serikat pada 11 September 2001 masih terasa dan disusul bom Bali tanggal 12 Oktober 2002 yang secara tidak langsung menunjukkan pada dunia bahwa Indonesia tidak aman. Sektor pariwisata adalah sektor yang paling terpuruk akibat dari kejadian itu, sehingga berimbas pada penurunan yang drastis dalam penggunaan jasa penerbangan khususnya internasional. Untuk menggerakkan kembali sektor pariwisata, pemerintah melakukan beberapa langkah-langkah kebijakan diantaranya penggabungan hari-hari libur nasional. Perusahaan penerbangan juga tidak ketinggalan melakukan efisiensi dan penurunan harga, sehingga berdampak pada terjadinya perang tarif antar perusahaan penerbangan. Efisiensi yang dilakukan tentunya berimbas pada perusahaan subkontraktor penunjang penerbangan.
PT. Indonesia National Airservices (PT. INA) merupakan anggota komunitas kawasan bandara internasional Soekarno-Hatta, sehingga tidak dapat mengelak dari imbas permasalahan yang timbul secara kompleks tersebut. Dalam rangka bersaing dengan perusahaan subkontraktor penunjang penerbangan lain khususnya bidang pengadaan tenaga kerja di kawasan bandara internasional Soekarno-Hatta, PT. INA harus mampu meningkatkan keunggulan kompetitifnya. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya (SDM), Sistem SDM di PT. INA masih diwarnai dengan adanya nepotisme, kecenderungan santai dalam bekerja dan kurang komitmen terhadap pekerjaan. Hal ini berpengaruh terhadap kualitas pelayanan terhadap mitra kerja dan pelanggan. Untuk itu PT. INA harus mengadakan perubahan dari segi kualitas SDM.
Untuk mengukur kinerja SDM, Becker, Huselid dan Ulrich (2001) telah mengembangkan suatu pengukuran yang dinamakan Human Resources Scorecard (HR Scorecard), yang merupakan pengembangan dari Balance Scorecard yang dibuat oleh Norton dan Kaplan. Pengukuran HR Scorecard lebih memfokuskan pada kegiatan SDM atau menilai kontribusi SDM dalam penciptaan nilai di perusahaan.. Dasar peran SDM yang stratejik terdiri dari 3 dimensi rantai nilai yang diwakili oleh arsitektur SDM, yaitu: fungsi SDM, sistem SDM dan perilaku karyawan yang stratejik. Selain itu, terdapat model 7 langkah dalam merancang suatu sistem pengukuran HR Scorecard. Adapun dimensi pengukurannya adalah: HR competency, High Performance Work System (HPWS), HR System Alignment, HR Efficiency dan HR Deliverable. HR Scorecard merupakan suatu mekanisme yang secara komprehensif mampu menggambarkan dan mengukur bagaimana sistem pengelolaan SDM dapat menciptakan nilai atau memberikan kontribusi bagi perusahaan. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan evaluasi kinerja manajemen SDM PT. INA dengan HR Scorecard. Mengingat kinerja SDM berkaitan erat dengan kinerja perusahaan, penulis juga ingin melihat bagaimana kinerja perusahaan di PT. INA.
Penelitian dilakukan terhadap 34 orang karyawan dan satu perusahaan mitra kerja. Data diolah dengan menggunakan teknik deskriptif dan korelasi spearman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi manajer SDM cenderung dinilai sedang oleh karyawan, mengingat secara umum program yang dilakukan belum terlihat hasilnya secara nyata. Dan dimensi HPWS, aspek yang masih perlu ditingkatkan adalah proses rekrutmen karyawan yang memiliki kompetensi yang sesuai, kualitas pelayanan internal khususnya pelatihan karyawan dan manajemen pekerjaan, sistem penggajian untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pelanggan, sistem penghargaan non moneter, sistem penilaian kinerja yang objektif, dan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan pekerjaan dan menunjang starategi perusahaan. Untuk dimensi HR Alignment, diukur kepuasan karyawan dalam bekerja di perusahaan dan kemampuannya memberikan pelayanan kepada pelanggan, dan hasilnya secara umum adalah bahwa karyawan cukup puas dan merasa mampu memberikan pelayanan kepada pelanggan. Dilihat dari dimensi HR Efficiency, perhitungan HR ROI menunjukkan hasil yang efektif. Namun perhitungan ini tidak dapat dijadikan acuan mengingat program SDM yang memberikan kontribusi pada sasaran belum dapat teridentifikasi dengan jelas. Sedangkan biaya SDM per karyawan masih dibawah rata-rata industri sejenis, laju turn over masih dibawah rata-rata perusahaan yang memiliki kualitas manajemen yang baik, intensitas turn over tergolong sedang, dan biaya absensi sebesar 2,3 % dari total biaya SDM per tahunnya Terakhir dilihat dari dimensi HR Deliverable, secara umum karyawan mempersepsikan iklim organisasi yang mendukung pelayanan pada pelanggan secara baik terutama dalam hal kerjasama dan koordinasi dalam bekerja Namun tingkat kepercayaan dalam organisasi cenderung rendah, dimana hal tersebut kemungkinan besar terjadi karena adanya berbagai perubahan dalam manajemen, kebijakan dan prosedur dalam upaya pencarian bentuk organisasi yang sesuai. Sedangkan motivasi kerja karyawan cenderung baik. Mengenai kinerja perusahaan di tahun 2003, tampak kualitas pelayanan yang diberikan tergolong rendah dengan tingkat kepuasan pelanggan sebesar 62.5%."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15677
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Josef Tjahjo Baskoro
"Selama beberapa dasawarsa bahkan sampai saat ini, ukuran keberhasilan pembangunan dilihat dari tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi, baik untuk tingkat nasional maupun tingkat regional (propinsi). Berdasarkan model produksi Cobb-Douglas, sumber daya manusia yang berkualitas merupakan satu faktor penentu pertumbuhan ekonomi. Dua bidang yang berperan besar dalam peningkatan kualitas tersebut adalah pendidikan dan kesehatan. Investasi pada kedua bidang ini (non fisikal) menjadi sama pentingnya dengan investasi pada hal-hal fisikal (bangunan, peralatan dan sebagainya).
Sejalan dengan hal itu ukuran keberhasilan pembangunan di daerah dapat pula dilihat melalui perbandingan kualitas sumber daya manusia ini. Hal ini menjadi sangat penting karena di Indonesia terdapat disparitas hasil-hasil pembangunan akibat perbedaan. kekayaan sumber daya alam dan kebijakan yang sentralistis dan pilih kasih. Dengan menggunakan indeks alternatif pengukuran kualitas sumber daya manusia (IKSDM), penelitian ini memusatkan pada perbandingan kualitas sumber daya manusia pada tiap propinsi dan melihat pengaruhnya pada pertumbuhan ekonomi regional.
Penelitian yang menggunakan data sekunder dari publikasi terbitan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2001 mengambil dua indikator (pendidikan dan kesehatan) sebagai pembentuk kualitas sumber daya manusia. Dengan menggunakan analisis faktor, perbandingan antar propinsi untuk skor pendidikan, kesehatan dan kualitas SDM dapat dilakukan. Pengujian keandalan Indeks Kualitas SDM (IKSDM) ini dilakukan dengan korelasi ranking Spearman terhadap Indeks-indeks Pengukuran yang sudah ada yaitu: IPM (Indeks Pembangunan Manusia) dan IKM (Indeks Kemiskinan Manusia). Analisis regresi dilakukan sebagai analisis terakhir untuk melihat pengaruh kualitas sumber daya manusia (diwakili oleh pendidikan dan kesehatan) dan investasi terhadap pertumbuhan ekonomi regional dalam model regresi. Pembedaan data untuk daerah Jawa dan luar Jawa dilakukan untuk melihat perbandingan model antara keduanya.
Hasil analisis faktor menunjukkan bahwa terdapat 2 propinsi yang mempunyai nilai IKSDM terendah yaitu propinsi Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Tirnur. Dua daerah ini ternyata juga merupakan daerah yang miskin akan sumber daya alam dan nilai investasi yang rendah. Sedangkan propinsi yang memiliki nilai IKSDM tertinggi adalah DKI Jakarta. Sebagai ibukota Negara dan pusat bisnis dan industri, tingginya nilai indeks di DKI tidaklah mengherankan. Indeks ini ternyata dapat mensubstitusi indeks-indeks yang sudah ada (IPM dan IKM). Pengujian korelasi Spearman menguatkan hal tersebut.
Dari hasil analisis regresi, terdapat pengaruh positif pendidikan terhadap PDRB yang ditentukan oleh kesehatan dan besarnya investasi. Model ini sejalan dengan model yang dibuat UNDP mengenai keterkaitan antara ketiga varibel tersebut dengan pertumbuhan ekonomi. Walaupun terdapat perbedaan koefisien model untuk data Jawa dan luar Jawa, namun perbedaan itu tidaklah signifikan. Ini berarti tidak diperlukan pembedaan kebijakan antara Jawa dan luar Jawa, hanya saja upaya percepatan mengejar ketertinggalan pada daerah-daerah tertentu terutama dalam hal kualitas sumber daya manusia patut menjadi prioritas program."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T15722
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Army Howard
"Pembangunan hotel adalah salah satu jenis dari sekian banyak pembangunan gedung, baik secara nasional maupun Internasional. Pembangunan hotel di Indonesia khususnya di Jakarta sangatlah pesat, sehingga membantu serta mempunyai peranan dalam laju perekonomian negara. Selain ltu pembangunan hotel sebagal aktivitas manusia dalam melakukan kegiatannya dalam meningkatkan ekonomi manusia itu sendiri, sehingga pertumbuhan hotel bisnis menimbulkan persaingan yang sangat ketat di sektor perhotelan. Persaingan dalam bisnis perhotelan mendorong semangat dalam hal konstruksi. Hal ini diharapkan menjadi pertimbangan dalam membangun sebuah hotel mulai dari tahap perancangan sampai ke pelaksanaan yang bertujuan mengejar biaya seefisien mungkin, mutu yang terbaik dengan waktu sesuai yang disyaratkan. Dalam konstruksi bangunan hotel melibatkan para pihak yaitu pemilik, pemerintah, kontraktor, konsultan perencana, dan konsultan manajemen konstruksi.
Dalam penelitian ini diteliti peran manajemen konstruksi dalam hal pengaruh tingkat penguasaan manajemen value dan manajemen sumber daya (material, peralatan dan manusia) yang diambil dari Construction Management Body Of Knowledge(CMBOK by Haltenhoff) dengan kegiatan-kegiatan manajemen konstruksi pada tahap pelaksanaan konstruksi bangunan hotel terhadap kinerja biaya.
Dari penelitian didapatkan 3 variabel yaitu, (i) Penguasaan value management tentang tahap penjadwalan kerja, (ii) Penguasaan material management tentang identitas dan pengkodean material/peralatan, (iii) Penguasaan human resource material tentang kemampuan sumber daya fisik (manusia,material dan peralatan) sangat berkorelasi (berhubungan) dengan kegiatan-kegiatan Manajemen Konstruksi (i) Jadwal pengadaan material, tenaga dan peralatan, (ii) Mengawasi pemakaian bahan dan peralatan-peralatan pada tahap pelaksanaan konstruksi bangunan hotel dan ke lima variabel tersebut terbukti sangat berpengaruh dalam peningkatan kinerja proyek, dalam hal ini kinerja biaya.

Construction of hotel building is one type of many building construction types. It is happened both in national area and international area. Construction of hotel building in Indonesia especially in Jakarta is increasing recently. It has important role to the growing economy of Indonesia. On the other hand, growth of the number of hotel building construction has been increasing the business competition in the sector of hotel services. Competition in the business of hotel services becomes major consideration to determine whether to build a new hotel building. And it has been pushing the efficiency level, quality requirements and time requirement of the construction activities of hotel building construction. Construction of hotel building involves some stakeholders, who are: the owner, the government, the contractor, the engineering design consultant and the construction management consultant.
This research investigated the roles of the construction management consultant in term of the effect of its understanding level of value management and resource management (consist of: materials, equipments and workforces) adopted from the Construction Management Body of Knowledge (CMBOK) towards the construction management activities in construction phase of hotel building In term of project cost.
This research found that there are three variables, which are: first, understanding level of value management on work scheduling; second, understanding of material management on the identification and coding of materials; and third, understanding of human resource management on abilities of physical resources (i.e.: labors, materials and equipments). These three variables have significant correlation to two activities of construction management, which are: first, procurement scheduling of materials, labors, and equipments and second, control of usage of materials and equipments on the construction phase of hotel building construction. These five variables proved to have contribution to the cost performance of hotel building construction.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16171
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akbar Alfa
"Peran Manajer Konstruksi Jalan di industri konstruksi sangatlah penting untuk menjamin kelancaran pengelolaan proyek jalan. Peran penting tersebut haruslah didukung kompetensi yang tepat sebagai jabatan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi hambatan-hambatan yang menjadi kendala seorang manajer untuk memiliki kompetensi sesuai bakuan kompetensi jabatan kerja yang berlaku. Data yang dikumpulkan yaitu dengan melalui 2 tahapan penelitian dengan mengguanakan questioner. Untuk tahap pertama, questioner disebar kepada beberapa orang pakar dan tahapan kedua, questioner disebar kepada kontraktor jalan dan lembaga terkait. Pengolahan data penelitian menggunakan AHP dan software SPSS. Hambatan-hambatan yang menjadi kendala untuk memperoleh kompetensi adalah kurangnya manajemen skill tentang pembuatan berita acara setiap pemerikasaan proyek bersama owner dan pihak terkait lainnya, kurangnya pengetahuan tentang pembuatan anggaran biaya pelaksanaan proyek dan jadwal cash flow, kurangnya manajemen skill tentang penyaluran dan pengendalian biaya proyek agar tepat waktu pada hambatan internal dan belum ada standar nasional tentang bakuan kompetensi serta koordinasi dengan kantor pusat yang tidak terjadwal dan jarang dilakukan. Solusi dari pemecahan masalah hambatan-hambatan tersebut adalah dengan menetapkan standar minimal pada saat recruitment manajer, melakukan sosialisasi bakuan kompetensi, dan memberlakukan bakuan kompetensi itu sendiri.

The role of Road Construction Manager in constructions industry is very important to guarantying success of management road project. This role should be supporting the good competence it will be working occupation. This experiment objective is to know the resistance which to constrain of the manager to have competence the suitable competency standard. The files witches collected are by two-step of the experiment by questioner. The first step, questioner is disseminated to several expert. The second step, questioner is disseminated to the road contractor and related department. The processing files experiment by AHP and software SPSS. The resistances which to be constrain to getting competence are lack of management skill about making program news of checking project, lack of the information about creating project budget and cash flow schedule, lack of management skill about distribution and anticipation project budget in the internal constrain and nothing the national standard about competency standard and coordination with central office witch not schedule and seldom be conducted. The trouble solution of constrain is specifying minimum standard when construction manager recruitment, do socialization competency standard and applying of the competency standard."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16076
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elsie Sylviana Kasim
"Evaluasi layanan Kantor Pelayanan Pajak dilakukan untuk mengetahui kualitas pelayanan restitusi PPN di Kantor Pelayanan Pajak "X" dengan menggunakan pendekatan konsep Service Quality (SERVQUAL) yaitu melalui dimensi tangibles, realibility, responsiveness, assurance dan empathy. Kemudian mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan yaitu faktor budaya organisasi, struktur organisasi, sumber daya manusia, sistem dan prosedur dan kepemimpinan. Berdasarkan faktor-faktor tersebut dibuat rekomendasi untuk peningkatan kualitas pelayanan Kantor Pelayanan Pajak "X". Metode penelitian yang dipakai adalah deskriptif. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner, wawancara Iangsung terhadap informan dan pengamatan Iangsung (observasi) terhadap kejadian di lapangan. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui penelusuran berbagai kepustakaan dan dokumen. Analisis data yang terkumpul dari kuesioner dilakukan dengan menggunakan perhitungan statistik Weight Mean Score (WMS) atau perhitungan nilai rata-rata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Wajib Pajak cukup puas atas pelayanan yang diberikan oleh KPP "X". Hal ini dijelaskan oleh faktor-faktor sebagai berikut: budaya organisasi yang kurang mendukung kreativitas dan inovasi bagi karyawan, struktur organisasi yang terlalu birokratis, perencanaan sumber daya manusia masih terpusat di Ditjen Pajak, sistem dan prosedur yang masih berbelit-belit dan kepemimpinan yang kurang dapat mengoperasionalisasi dan mensosialisasikan visinya. Agar kualitas pelayanan restitusi PPN di KPP "X" dapat ditingkatkan, penulis menyarankan agar Ditjen Pajak memperbaiki sistem dan prosedur restitusi PPN, mengubah orientasi kepemimpinan kepada pencapaian visi pelayanan restitusi PPN yang baik, pendelegasian tugas, wewenang dan tanggung jawab yang lebih besar kepada Kepala Seksi PPN, pengembangan sumber daya manusia dan perubahan budaya organisasi ke arah yang lebih kondusif bagi pelayanan terhadap Wajib Pajak."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T3553
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Supriatno S.
"Organisasi yang kuat membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki komitmen tinggi terhadap organisasinya, karena komitmen akan mendorong tumbuhnya sikap inovatif, kreatif dan patuh terhadap aturanaturan yang ada dalam organisasi, sehingga tidak akan melakukan penyimpangan-penyimpangan yang merugikan organisasi serta dapat meningkatkan kinerja organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap faktor-faktor yang berhubungan dengan komitmen organisasi yang diantaranya adalah kecerdasan emosional dan kompensasi.
Untuk sampai pada tujuan ini digunakan desain penelitian korelasional dengan melibatkan 89 responden yang diambil teknik acak sederhana. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner yang sebelumnya telah teruji validitas dan reliabilitas. Uji validitas melibatkan 23 sampel yang dianalisis dengan menggunakan korelasi Rank Spearman dan uji reliabilitas dengan menggunakan Spearman Brown. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan menggunakan formula statistika, yakni korelasi Rank Spearmans dan uji t yang perhitungannya dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 12.
Hasil analisis deskriptif menujukkan bahwa kecerdasan emosional pegawai tergolong sangat tinggi, kompensasi dinilai baik dan komitmen organisasi tergolong tinggi. Hasil pengujian hipotesis menyimpulkan bahwa kecerdasan emosional memiliki hubungan positif dan signifikan dengan komitmen organisasi dengan nilai koefisien korelasi 0,695. Demikian pula kompensasi juga diketahui memiliki hubungan positif dan signifikan dengan komitmen organisasi dengan nilai koefisien korelasi 0,603.
Kecerdasan emosional perlu ditingkatkan dengan mengikuti perkembangan dan mendalami literatur-Iiteratur terbaru tentang kecerdasan emosional serta mengikuti peiatihan-pelatihan khusus kecerdasan emosional. Kompensasi juga perlu perbaikan terutama tunjangan atau penghargaan yang diberikan kepada karyawan harus sesuai dengan kebutuhan riil karyawan.

Strong organization needs human resource which has high commitment toward its organization, because commitment will enable innovative attitude, creativity, and comply with organization rules, so that there will be no such disorders which can create any losses and also can increase organization performance. This research was aimed to discover factors affecting organization commitment in which several among others are emotional intelligence and compensation.
To obtain the goal of this study, correlation research design was employed. Using simple random sampling, 89 respondents were participated in this research. The validity and reliability of questionnaire used in this study were tested using Rank Spearman and Spearman Brown. Data obtained from 23 respondents then were analyzed with Rank Spearman Correlation and t-test using SPSS Ver.12.
The results from descriptive analysis showed that employees' emotional intelligence could be categorized as very high, compensation could be said as good, and organizational commitment could be seen as high. Hypotheses testing results concluded that emotional intelligence had positive and significant relationship with organizational commitment (coefficient correlation 0.695). Compensation also had positive and significant relationship with organizational commitment (coefficient correlation 0.603).
Emotional intelligence needs to be increased by following the developments and studying newest literatures related with emotional intelligence and also by joining such trainings. Compensation also needs to be fixed especially allowances and rewards for employees must be fit and proper with their realistic needs.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22061
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmiati
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji beberapa faktor psikologis yang dianggap sangat memberikan sumbangan terhadap prestasi belajar. Diantaranya adalah faktor kemampuan berpikir kreatif, motivasi berprestasi dan inteligensi. Kemampuan berfikir kreatif penting diteliti karena mahasiswa tidak hanya belajar untuk mencerna teori tetapi juga merancang dan mempraktekkan berbagai bidang studi yang membutuhkan kreativitas tinggi. Adapun motivasi berprestasi juga dianggap penting karena merupakan faktor pendorong pada dirinya untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi. Inteligensi merupakan kemampuan dasar yang diperlukan untuk mencerna materi pelajaran.
Penelitian dilakukan terhadap mahasiswa D-2 PGSD UHAMKA yang sudah menyelesaikan semua mata kuliah teori dan sedang malaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di Sekolah Dasar. Sampel berjumlah 85 orang yang diperoleh dengan teknik accidental sampling. Data kemampuan berfikir kreatif diperoleh melalui Tes Kreativitas Verbal (TKV) yang dikonstruksi oleh Utami Munandar. Data motivasi berprestasi, dalam bentuk kuesioner skala Likert. Data tentang Inteligensi diperoleh melalui tes Culture Fair Intelligence Test (CFIT) untuk mahasiswa. Sedangkan data tentang prestasi belajar diambil dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) selama empat semester. Analisis data dilakukan dengan Korelasi Product Moment teknik korelasi ganda dan Multiple Regression dengan memanfaatkan program Statistic Package for Social Science (SPSS).
Penelitian ini menunjukkan bahwa antara kemampuan berfikir kreatif, motivasi berprestasi dan inteligensi mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan prestasi belajar. Kemampuan berpikir memberikan kontribusi sebesar bersangkutan 28% terhadap prestasi belajar, motivasi berprestasi memberikan kontribusi sebesar 30% terhadap prestasi belajar. Dan inteligensi memberikan kontribusi sebesar 26% terhadap prestasi belajar. Bila antara kemampuan berfikir kreatif, motivasi berprestasi dan inteligensi secara bersama-sama bersinergi terhadap prestasi belajar memberikan kontribusi sebesar 43%. Kontribusi masing-masing variabel signifikan karena probabilitasnya adalah 0.000 - 0.001 lebih kecil dari 0.05.
Untuk meningkatkan sumber daya manusia dimasa yang akan datang, maka pemerintah diharapkan memperbesar investasi untuk pendidikan dari anggaran APBN. Kepada lembaga penyelenggara pendidikan tenaga kependidikan diharapkan agar melakukan seleksi yang baik terhadap calon guru disamping melaksanakan proses belajar mengajar (PBM) yang kondusif. Untuk keperluan generalisasi sangat diperlukan penelitian yang lebih lanjut dengan populasi yang lebih banyak dan wilayah yang lebih luas."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T18521
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   4 5 6 7 8 9 10 11 12 13   >>