Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 293 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1983
304.8 PEM
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Agustina
"Mengingat kebutuhan akan perumahan semakin meningkat, di mana bertambahnya kebutuhan akan perumahan tersebut menyebabkan meningkatnya harga rumah yang dijual oleh si penjual
developer. Untuk mengetahui unsur-unsur yang mempengaruhi harga jual rumah, maka perlu diketahui dulu unsur-unsur yang mempengaruhi harga pokok dari sebuah rumah, sebelum rumah itu slap untuk dijual.
Ada pun untuk mencapai tujuan penulisan di atas, maka penulis melakukan studi literatur, waancara serta survey ke lokasi perumahan yang dibangun oleh developer.
Dalam menetapkan harga pokok rumah tersebut, developer sudah menetapkan perhitungan-perhitungan secara rinci mengenai harga pokok rumah sampai rumah itu slap untuk dijual.
Harga jual rumah tidak hanya ditentukan oleh besarnya laba yang diinginkan oleh developer tentunya laba yang diinginkan tersebut adalah berhubungan dengan besarnya harga pokok untuk membangun sebuah rumah, tetapi juga ditentukan
oleh faktor lainnya seperti besarnya harga rumah di pasaran. Bila permintaan akan rumah meningkat, sedangkan penaaran akan rumah tersebut tetap, maka harga rumah yang
ditaarkan oleh developer akan meningkat harganya. Dan bila penawaran akan rumah meningkat, tetapi permintaan akan rumah
tersebut tetap, maka harga Jual rumah tersebut akan menurun pula.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18740
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Stephen O. H.
"Subsidi perumahan melalui skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR) ternyata memiliki kekurangan-kekurangan. Skripsi ini bertujuan membandingkan KPR dan dua alternatifnya, yaitu subsidi Uang Muka dan subsidi Lumpsum Buydown, dengan melihat dampak perubahan tingkat suku bunga dan perubahan pendapatan rumahtangga atas nilai masing-masing alternatif subsidi. Dalam skripsi ini digunakan pendekatan penghitungan present value dan duration. Penelitian yang dilakukan sepenuhnya merupakan studi pustaka dan eksperimen, dan tidak menggunakan data empiris. Dari hasil penelitian, penulis menemukan bahwa nilai subsidi yang disalurkan melalui skema subsidi uang muka paling tidak terpengaruh oleh perubahan tingkat suku bunga maupun pendapatan rumahtangga dibandingkan dua subsidi lainnya. KPR menunjukkan kepekaan yang paling tinggi untuk pengaruh perubahan suku bunga. Subsidi Lumpsum Buydown terdapat di antara keduanya. Penulis menyarankan agar studi selanjutnya melihat masalah ini dari sisi pandang penerima subsidi, dan menguji lagi hasil studi ini dengan data-data empiris."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1999
S19208
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wright, Gwendolyn
New York: MIT Press, 2001
363.509 73 WRI b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Basuki Kartono
"Dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2006 telah terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri di Kabupaten Tasikmalaya pada kelompok umur 1 ? 15 tahun sebanyak 55 anak (15 kasus meninggal, AR = 0,45% dan CFR = 31,91%). Pada Januari 2007 juga telah terjadi KLB difteri di Kabupaten Garut pada kelompok umur kasus 2 ? 14 tahun sebanyak 17 anak (2 kasus meningal, CFR = 11,76%, AR = 1,5%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lingkungan rumah dengan kejadian difteri pada Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri tersebut. Penelitian menggunakan desain kasus kontrol. Kasus berasal dari 15 desa lokasi KLB difteri sebanyak 72 anak dan kontrol berasal dari 1 desa terpilih secara random yang bukan dari kecamatan lokasi KLB difteri sebanyak 72 anak. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dengan ibu anak pada kelompok kasus maupun kelompok kontrol menggunakan kuesioner untuk mendapatkan data lingkungan rumah, sumber penularan, status imunisasi dan pengetahuan ibu. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan bermakna dengan kejadian difteri adalah kepadatan hunian ruang tidur, kelembaban dalam rumah, jenis lantai rumah, sumber penularan, status imunisasi dan pengetahuan ibu. Disimpulkan bahwa lingkungan rumah, pengetahuan ibu dan sumber penularan bukanlah faktor utama yang mempengaruhi terjadinya difteri, sedangkan yang paling dominan dalam mempengaruhi kejadian difteri adalah status imunisasi, yaitu risiko terjadinya difteri pada anak dengan status imunisasi DPT/DT yang tidak lengkap 46,403 kali lebih besar dibandingkan dengan anak dengan status imunisasi yang lengkap. Untuk itu cakupan program imunisasi hendaknya makin ditingkatkan sehingga semua anak terlindungi oleh imunisasi difteri.
Since 2005 up to 2006 diphtheria out break had occur in Tasimalaya District among 1 ? 15 year old children. Total cases are 55 children with cases died with the Case Fatality Rate (CFR) 31.91%. Further on, January 2007 the same out break occur in Garut District, with 17 cases and 2 cases died (CFR 11.76%). Research objective is to identify the correlation of housing environmental condition with the diphtheria out break. Design study was case control study. The amount of 72 cases had taken from the 15 villages on the out break areas and the same amount (72) non cases taken from the village out of the out break areas. Data were collected through interviewed with structure questioner with the mother as the respondent. Data collected were housing environment, the source of infection, immunization status, and mother knowledge concerning the diphtheria. Research conclude that factors involved in diphtheria out break are housing member room density, housing humidity, quality of the floor, the source of the infection, immunization status of the children, and mother knowledge about the disease. The importance factors for the diphtheria out break are immunization status, with the OR of 46.403 greater of non immunization children compare with those had immunization. Therefore immunization program should be further intensified in order to give fully diphtheria protection for the hole children population in those areas."
Tasikmalaya: Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya, 2008
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pratami Fadillah
"Tesis ini mengkaji strategi adaptasi merumah warga lokal di Desa Bojong Koneng, Kabupaten Bogor, terhadap gentrifikasi pariwisata. Fokus penelitian adalah RT. 01 RW.07 Kampung Garungsang Pasir, dengan pusat pariwisata di KM 0. Melalui pendekatan kualitatif dengan wawancara semi terstruktur dan analisis dokumen, penelitian ini menyoroti perubahan dalam adaptasi merumah, kepemilikan rumah, pola hunian, dan transformasi ruang sebagai respons terhadap gentrifikasi. Temuan utama mencakup strategi adaptasi merumah seperti pengembangan akses fisik dan pengelolaan tanah keluarga melalui perjanjian untuk menjaga stabilitas harga. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan pemahaman mendalam tentang dampak gentrifikasi pariwisata serta pentingnya strategi adaptasi merumah dalam mendukung keberlanjutan budaya lokal dan kesejahteraan warga. Dengan demikian, tesis ini memberikan kontribusi signifikan dalam memahami dinamika gentrifikasi pariwisata dan adaptasi merumah di Desa Bojong Koneng, serta memberikan landasan bagi pengambilan keputusan yang lebih baik dalam mengelola dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan dari pariwisata yang berkembang pesat di kawasan tersebut.

This thesis examines the housing adaptation strategies of local residents in Bojong Koneng Village, Bogor Regency, towards tourism gentrification. The research focus is RT. 01 RW.07 Kampung Garungsang Pasir, with the tourism center at KM 0. Through a qualitative approach with semi-structured interviews and document analysis, this research highlights changes in home adaptation, home ownership, occupancy patterns, and spatial transformation in response to gentrification. Key findings include housing adaptation strategies such as the development of physical access and the management of family land through agreements to maintain price stability. The results of this research are expected to provide an in-depth understanding of the impact of tourism gentrification as well as the importance of housing adaptation strategies in supporting the sustainability of local culture and the welfare of residents. As such, this thesis makes a significant contribution to understanding the dynamics of tourism gentrification and housing adaptation in Bojong Koneng Village, as well as providing a foundation for better decision-making in managing the social, economic and environmental impacts of rapidly growing tourism in the area."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendro Bowo Kusumo
"[Penelitian ini dilakukan untuk mereview regulasi tentang persyaratan luas minimal setiap kavling/unit perumahan di Kota Depok. Penelitian ini menggunakan metode Regulatory Impact Assesment (RIA) dengan menggunakan AHP untuk CBA dalam kuesioner untuk menganalisis dampak kebijakan tersebut pada saat diimplementasikan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa alternatif kebijakan yang paling tepat dalam mengatasi permasalahan adalah dengan meniadakan ketentuan syarat luas minimal lahan setiap/kavling perumahan di
Kota Depok. Sehingga disarankan Pemerintah Kota Depok untuk mencabut ketentuan yang mengatur persyaratan luas minimal lahan setiap kavling/unit perumahan 120 (seratus dua puluh) meter persegi di dalam Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2013 dan Rancangan Perda tentang RTRW Kota Depok tahun 2012-2032;This Study was conducted to review the regulations on minimum area requirements of each housing unit in Depok City. This study uses Regulatory Impact Assesment (RIA) to analyze the impact of the policy at the time of
implementation. Analysis tool used in this RIA method is using CBA obtained from AHP questionnaire. Result of this study indicates that the most appropriate policy alternative to overcome problems is to drop minimum land area requirement regulation for each housing unit in Depok City. For Depok City Government it is suggested to repeal provisions in City Regulation No. 13 of 2013 and city regulation draft concerning Depok City Spatial Plan 2012-2032 wich regulate minimum area requirement is 120 square meters for each land/housing unit., This Study was conducted to review the regulations on minimum area
requirements of each housing unit in Depok City. This study uses Regulatory
Impact Assesment (RIA) to analyze the impact of the policy at the time of
implementation. Analysis tool used in this RIA method is using CBA obtained
from AHP questionnaire. Result of this study indicates that the most appropriate
policy alternative to overcome problems is to drop minimum land area
requirement regulation for each housing unit in Depok City. For Depok City
Government it is suggested to repeal provisions in City Regulation No. 13 of
2013 and city regulation draft concerning Depok City Spatial Plan 2012-2032
wich regulate minimum area requirement is 120 square meters for each
land/housing unit.]"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T44270
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
London: The Builder Group, {s.a}
720 WAJ
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Routledge, 2012
363.5 BEY
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Apriansyah Saputra
"ABSTRAK
Peremajaan bangunan, wilayah maupun kota sering menjadi solusi dalam masalah penataan kota agar memiliki kualitas yang lebih baik. Kegiatan peremajaan, dalam pengertian yang lebih umum, merupakan kegiatan yang menyangkut upaya untuk menata ulang struktur dan morfologi lahan secara menyeluruh. Jakarta, sebagai pusat pemerintahan, perdagangan, bisnis, industri, menjadi tujuan utama para pendatang untuk mencari pekerjaan. Hal itu menyebabkan pesatnya peningkatan jumlah penduduk Jakarta dari tahun ke tahun dan ruang kota yang tersedia berbanding terbalik dengan kebutuhan akan perumahan. Keterbatasan ruang kota tersebut ditambah nilai lahan yang tinggi tidak memungkinkan pembangunan perumahan baru di pusat kota. Hal itu menyebabkan masyarakat tidak mempunyai kemampuan untuk memiliki hunian di tengah kota sehingga harus tersingkir ke pinggiraan dan menimbulkan masalah baru seperti kebutuhan biaya transportasi dan waktu yang lama untuk mereka sampai ke lokasi kerja, kemacetan dan polusi udara. Solusi dari permasalah tersebut adalah peremajaan bangunan dengan pemanfaatan bangunan yang sudah ada. Dalam hal ini, penulis mengangkat kasus peremajaan rumah susun Kebon Kacang XI yang sudah hampir memasuki batas umur bangunan dan terlihat kumuh menyebabkan kesenjangan visibilitas antara rusun dengan bangunan lainnya dan dapat mengakibatkan rusun terkena dampak gentrifikasi. Selain itu, rumah susun Kebon Kacang XI terletak di pusat kota Jakarta dan mengalami peningkatan koefisien luas bangunan KLB yang tinggi sehingga bisa memaksimalkan kapasitas unit yang bisa dibangun demi memenuhi kebutuhan penyediaan tempat tinggal yang terjangkau di pusat kota. Tujuan dari paper ini adalah untuk mencari tahu dan membandingkan tiga bentuk peremajaan yang tepat sebagai solusi dari penyediaan rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah di pusat kota melalui pendekatan revitalisasi, rehabilitasi dan redevelopment.

ABSTRACT
Rejuvenation of buildings, land, and cities are usually being the solution to the problem of arranging the city to have a better quality. Rejuvenation activities, in a more general sense, are activities involving efforts to rearrange the structure and morphology of the land as a whole. Jakarta, as the center of government, commerce, business, industry, became the main destination of migrants to find employment. That caused the rapid increase in the population of Jakarta from year to year and the availability of city space is inversely proportional to the need for housing. The limitation of the city space plus the high value of land does not allow the construction of new housing in the center of city. It causes people have no ability to live in the middle of the city so that it should be pushed out to the outskirts and cause new problems such as the need for transportation costs and a long time for them to get to their workplace, causes traffic jam, and air pollution. This problem can be cured by rejuvenation of buildings with the utilization of existing buildings. In this case, the authors raised the case of rejuvenation Kebon Kacang XI flats that have almost entered the age limit of the building and becoming slum cause the visibility gap between the flats with other buildings in the neighborhood and can lead it to be gentrified. In addition, the Kebon Kacang XI flats are located in downtown Jakarta and have increased the high coefficient of a building so that it can maximize the capacity of units that can be built in order to meet the needs of affordable housing in the city center. The purpose of this paper is to find out and compare three appropriate forms of rejuvenation as a solution of housing procurement for low income communities in the city center through revitalization, rehabilitation, and redevelopment of Kebon Kacang XI flats."
2018
T50859
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   3 4 5 6 7 8 9 10 11 12   >>