Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 952 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Didin Samsudin
"Kesenjangan antar wilayah di Kabupaten Tangerang merupakan salah satu masalah serius yang harus segera ditangani melalui langkah-langkah kebijakan dengan strategi yang tepat. Hal ini jika tidak mendapat perhatian yang serius dikhawatirkan akan menimbulkan kecemburuan sosial, yang pada akhirnya akan menciptakan konflik antar kelompok dan antar wilayah yang akan mengganggu stabilitas keamanan wilayah.
Masalah pengembangan wilayah (Regional Development) oleh sebagian ahli dianggap sebagai masalah yang ditimbulkan oleh adanya gejala "regional inequality", yaitu adanya perbedaan tingkat pertumbuhan dan perkembangan antar daerah serta adanya perbedaan tingkat pendapatan dan tingkat kemakrnuran masyarakat. Pengembangan wilayah merupakan usaha untuk meningkatkan kehidupan masyarakat setempat atau merupakan alat untuk tercapainya keseimbangan dalam tingkat pertumbuhan dan perkembangan antar daerah.
Teori Pusat Pertumbuhan (Growth Poles) adalah salah satu teori yang paling terkenal dalam ilmu Ekonomi Regional. Kepopuleran teori ini pada dasarnya timbul karena ia dapat merupakan salah satu alat utama yangdapat melakukan penggabungan antara prinsip-prinsip "konsentrasi" dengan "desentralisasi" secara sekaligus (Allonso,1968). Dengan demikian diharapkan Teori Pusat Pertumbuhan ini akan dapat merupakan salah satu alat yang ampuh untuk mencapai tujuan pembangunan regional yang saling bertolak belakang yaitu pertumbuhan dan pemerataan pembangunan ke seluruh pelosok daerah. Disamping itu teori ini merupakan salah satu alat yang paling "ideal" untuk dapat menggabungkan kebijaksanaan dan program pembangunan wilayah danperkotaan secara terpadu. Karena itu tidaklah mengherankan bila para ahli dan penulis selalu menghubungkan antara Teori Pusat Pertumbuhan dengan dengan teknik perencanaan wilayah.
Konsep Pusat Pertumbuhan berasal dari seorang Ahli Perencanaan Wilayah berkebangsaan Perancis bernama Francois Perroux (1955) yang pendapatnya bersumber dari Teori Inovasi ciptaan Schumpeter. Menurut Perroux, konsep poles de croissance lebih banyak menyangkut dengan konsep economic region daripada geographic region. Karena itu Pusat Pertumbuhan didefinisikan sebagai sekelompok industri yang mampu menggerakkan dinamika pertumbuhan ekonomi dan mempunyai keterkaitan yang sangat kuat antara satu dengan lainnya melalui keterkaitan input output industri unggulan. Industri dan sektorsektor yang saling tergantung ini tumbuh lebih cepat dari pada kegiatan ekonomi lainnya karena pemanfatan teknologi canggih dan tingkat inovasi yang tinggi, elastisitas income yang tinggi terhadap permintaan akan barang-barang, penjualan pada pasar nasional, dan adanya efek multiplier serta dampak pada berbagai kegiatan ekonomi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T12063
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zamida
"Pendahuluan

Pengembangan industri dipandang sebagai hal yang penting dari pembangunan ekonomi suatu negara untuk meningkatkan taraf hidup suatu masyarakat. Dalam proses ini sektor industri diharapkan akan berkembang dan menjadi lebih kuat. Serta menumbuhkan daya saing yang lebih tinggi, sehingga memungkinkan sektor industri memberikan sumbangan yang jauh lebih berarti pada penerimaan devisa bagi negara yang bersangkutan.

Pada kebanyakan negara berkembang sektor industri pengolahan merupakan sektor yang paling cepat tumbuh dalam perekonomian. Hal ini menyebabkan negara-negara sedang berkembang sangat ingin memajukan sektor industri pengolahan ini.

Dua dasawarsa antara tahun 1966-1985 merupakan kurun waktu pertama industrialisasi yang menunjukkan peningkatan industri yang cepat dan berkelanjutan dalam sejarah Indonesia. Menjelang tahun 1980-an untuk pertama kalinya Indonesia muncul sebagai suatu negara industri yang cukup berarti di antara negara-negara berkembang.

Antara tahun 1973-1984 merupakan tahun-tahun dimana sektor industri pengolahan Indonesia tumbuh hampir dua kali lebih cepat dari pada industri sejenis di Korea dan Singapura, dan lebih dari dua kali laju pertumbuhan industri serupa di India dan Pilipina, sehingga secara keseluruhan Indonesia dapat dikelompokkan ke dalam negara berpendapatan menengah bawah.

Pada dasawarsa pertama setelah tahun 1966 pertumbuhan sektor industri pengolahan di Indonesia nampak terpusat pada berbagai barang konsumsi dan barang setengah jadi. Ini merupakan salah satu ciri-ciri strategi yang biasa disebut dengan strategi substitusi impor.

Pala Industrialisasi dengan strategi substitusi impor ini biasanya diawali dengan pembangunan industri-industri ringan yang termasuk dalam industri hilir dan kemudian secara bertahap akan mengarah pada pembangunan industri berat yang merupakan industri hulu?
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thelma Natasuwarna
"Laporan penelitian ini membahas mengenai dinamika perkembangan generativitas berdasarkan suatu Model Generativitas yang dibangun oleh McAdams dan de St. Aubin yang terdiri dari tujuh karakteristik dan kajian hubungannya dengan aspek religiusitas-spiritualitas serta dimensi aktualisasi diri. Wink dan Dillon menemukan bahwa generativitas berhubungan dengan karakteristik religiusitas dan spiritualitas pada seorang individu dewasa. Di masa dewasa madya juga diyakini bahwa individu akan mcncapai suatu kebutuhan aktualisasi diri yang dirumuskan oleh Maslow.
Penelitian ini meninjau hubungan ketiga hal itu berdasarkan kerangka teori masing-masing, hasilnya diharapkan dapat membantu efisiensi perkembangan psikososial dewasa madya dan dapat membantu mengurangi kesenjangan sosial yang terjadi dalam masyarakat. Studi kualitatif dengan metoda pengumpulan data menggunakan wawancara kisah hidup ini terdiri dari delapan pertanyaan pokok mengenai perkembangan dari masa kecil hingga masa dewasa.
Karakteristik generativitas subyek mengalami dinamika sejak usia remaja, dewasa muda, hingga puncaknya usia dewasa madya. Titik temu dari dinamika tersebut adalah karakteristik keyakinan generatif yang berhubungan erat dengan aspek religiusitas dan spiritualitas, dan dengan beberapa dimensi aktualisasi diri yang khas. Ideologi personal secara konsisten mendasari tema dominan hidup subyek. Tema dominan hidup subyek memperkuat keyakinan generatif dan komitmen generatif para subyek. Pada akhimya, dalam penguraian makna generatif, sub-karakteristik tujuan prososial masa depan subyek sangat berkaitan erat dengan keyakinan generatif tersebut."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18614
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pratiwi Wahyu Hidayati
"Struktur modal yang optimal telah menjadi perdebatan dalam banyak studi pustaka. Bagaimanapun, tidak ada satu pun teori yang dapat menjelaskan struktur modal yang optimal pada kondisi yang umum. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa faktor-faktor yang memengaruhi struktur modal pada perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta.
Penelitian ini difokuskan pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama periode 2001-2004. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik dokumentasi tipe cross section dan melakukan obsevasi 94 perusahaan. Metode statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah multiple regression. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dari empat variabel yang diajukan dalam penelitian ini yaitu pertumbuhan penjualan, profitabilitas, pertumbuhan total aktiva dan kepemilikan saham manajerial hanya variabel profitabilitas, pertumbuhan total aktiva dan kepemilikan saham manajerial saja yang berpengaruh signifikan terhadap struktur modal atau leverage dimana profitabilitas berpengaruh negatif sedangkan pertumbuhan total aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal. Hasil ini juga menunjukkan bahwa kepemilikan saham oleh manajemen mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal atau debt ratio.
Hasil ini mencerminkan bahwa kepemilikan saham oleh manajemen mungkin dapat digunakan untuk memperkecil konflik keagenan. Adanya interaksi antara variabel dummy (kepemilikan saham manajerial) dengan variabel babas lainnya tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Sehingga dapat diartikan adanya derajat kepemilikan saham manajerial tidak memberikan pengaruh terhadap hubungan antara pertumbuhan penjualan, profitabilitas dan pertumbuhan total aktiva dengan struktur modal.

Optimal capital structure or leverage has been extensively debated in the literatures. However, there is no theory which can explain optimal leverage satisfactorily in general condition. This research attempt to investigate factor-factor that influenced leverage on companies listed in Bursa Efek Jakarta.
The research is focused on companies listed in Bursa Efek Jakarta for period 2001-2004. The method of data collection is done by using cross section documented technique and giving 94 firm observation. The statical method is used in this research is the multiple regression. The result of this research shows that from four variable that are sales growth, profitability, total assets growths and managerial ownership only profitability, total assets growths and managerial ownership that have significant effect to capital structure or leverage which profitability has negative effect and total assets growth has positive effect to capital structure.
This result shows that managerial ownership has negative and significant effect to the debt ratio or capital structure. It means that managerial ownership may replace in order to minimize the agency conflict. Interaction between managerial ownership and other independent variable don't have significant effect to capital structure. So it means that degree of managerial ownership don't have effect to relationship between sales growth, profitability and total assets growth with capital structure.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T20120
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmani
"Perhatian utama penelitian ini adalah belum berhasilnya kebijakan penetapan kota Kandangan sebagai pusat pengembangan Wilayah Pembangunan "Banua Lima plus" di Propinsi Kalimantan Selatan yang terdiri dari 6 kabupaten, karena adanya fenomena berbagai kegiatan lebih berkembang di kota Barabai. Tujuan penelitian ini untuk memberikan masukan kepada Pemkab. Hulu Sungai Selatan dalarn upaya pencapaian tujuan dan keberhasilan program GERBANG PERKOTAAN "Menuju Banua Lima plus Center".
Penelitian ini menggunakan data sekunder dan data primer yang dianalisis dengan Gravity Mode! dan Analytical Hierarchy Process (AHP).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kota Kandangan yang telah ditetapkan sebagai pusat pengembangan, secara realitas belum berhasil menjadi "Banua Lima plus Center" karena berdasarkan analisis dengan menggunakan Gravity Model diketahui bahwa tingkat aksesibilitas kota Kandangan Iebih rendah dibandingkan dengan kota Barabai, dan dari pendekatan Model AHP, diketahui bahwa kota Kandangan mempunyai bobot yang lebih rendah dibanding kota Barabai, karena tingkat aksesibilitas dan dukungan infrastruktur yang dimiliki kota Kandangan lebih rendah dibanding kota Barabai, sehingga pelaku ekonomi lebih "memilih" kota Barabai sebagai pusat kegiatan."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T20321
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The concept of periphyton growth is globally regarded as a functional unit, without considering the dynamics of various components as have been reported by earlier scholars, and is used as references to the algal periphyton growth modelling conducted in this study. Experimental data on the growth of periphyton biomass versus time was used to test two basic hypotheses to account for feedback effects on periphyton growth."
577 LIMNO 19:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ely Dinayanti
"Penelitian ini bertujuan untuk memahami permasalahan kemiskinan di DKI Jakarta melalui program pemenuhan hak terhadap tingkat kemiskinan dengan mengambil DKI Jakarta sebagai daerah penelitian selama periode 1999 ? 2005. Efektifitas pertumbuhan diukur dengan Growth Incidence Curve. Sementara program penanggulangan kemiskinan diamati melalui metode qualitatif (interview dan FGD) dengan lokasi penelitian, masyarakat miskin yang tinggal di bawah kolong Jembatan Jl. M.T Haryono Cawang Adapun hasilnya menunjukkan bahwa pertumbuhan dan program penanggulangan kemiskinan tidak efektif untuk mengurangi kemiskinan. Selain tidak memberi perbaikan hidup bagi masyarakat kelas bawah. Program yang dibangun oleah pemerintah dalam rangka untuk mengurangi tingkat kemiskinan, ternyata tidak dapat diakses oleh masyarak miskin. Hal ini dikarenakan, program berbasis pada regristrasi lokal, sedangkan orang miskin yang berada pada percentil terbawah, tidak terdaftar dalam regristrasi lokal.

This research attempts to comprehend the poverty problem in DKI Jakarta through right fullfill program toward poverty rate by taking DKI Jakarta as research samples during period 1999 ? 2005. Growth effectiveness is evaluated by Growth Incidence Curve, while poverty settlement program oversees through qualitatif method (inteview and FGD) Meanwhile program penanggulangan poorness is perceived pass by method qualitatif (interview and FGD) with research location, under class society who live in under bridge M.T. Haryono Street, Cawang, East Jakarta. The growth and poverty settlement program is no longer effective in reducing unwelfare society. Since in addition to provide no more living improvement to underclass society, this program which has constructed by goverment in order to undermine poverty rate in which unable to access by poor. It because the program is actually based on local regristration instead the poor that are not listed under percentile of local registration."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T26316
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmaya Sholiha
"Secara psikologis, gagal ginjal kronis dapat memunculkan beberapa gejala negatif, seperti stres pascatrauma, perasaan tidak berdaya, dan depresi. Dampak psikologis yang bersifat negatif tersebut, relatif dihayati lebih berat oleh penderita yang berjenis kelamin laki dan berusia dewasa muda karena mereka secara sosial dipandang sebagai sosok yang lebih aktif, dan sedang memusatkan perhatiannya pada pencapaian berbagai ambisi hidup. Selain memperoleh dampak negatif dari penyakitnya, penderita gagal ginjal kronis juga merasakan dampak yang positif, berupa posttraumatic growth (PTG). PTG merupakan pertumbuhan atau perubahan diri positif yang muncul setelah individu mengalami persitiwa traumatis. Salah satu bentuk intervensi yang dapat meningkatkan PTG individu adalah Model Posttraumatic Growth Path (PTGP). Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas Model PTGP dalam meningkatkan PTG pada laki-laki usia dewasa muda yang mengalami gagal ginjal kronis dan menjalani pengobatan hemodialisis. Desain penelitian yang digunakan adalah one group pre-post design dan melibatkan 3 orang partisipan laki-laki berusia dewasa muda. Intervensi model PGTP dilakukan sebanyak 4 sesi. Dua dari tiga partisipan mengalami peningkatan PTG setelah mengikuti intervensi, yang ditandai dengan meningkatnya skor dimensi-dimensi PTG pada PTGI. Teknik yang dianggap banyak membantu partisipan adalah relaksasi, metafora pohon, hero archetype, analogi boks, dan penentuan PTG channeling serta tindakan spesifik yang bisa dilakukan.

Psychologically, chronic kidney failure can cause negative symptoms, such us posttraumatic stress, helpless, and depression. Young adult men perceive these psychologically effects harder than women and other cohorts because they feel they are perceived as more active figure and striving they ambitions. Instead of the negative effects, they experience the positive, called posttraumatic growth (PTG). PTG is self positive change after the person experience a traumatic event. Such intervention to enhance PTG is Model Posttraumatic Growth Path (PTGP). The aim of this study is to examine effectiveness of intervention with Model PTGP to enhance PTG in young adult men who suffer chronic kidney disease and have haemodialysis. The one group pre-post design applied in study with 3 participants during 4 session intervention. At the end of intervention, 2 of 3 participants have enhanced PTG indicated by the improvement of PTGI score. The techniques used in this intervention are relaxation technique, tree metaphor, hero archetype, box analogy, and PTG channeling.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T34940
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Adityo Nugroho
"ABSTRAK
Tesis ini mencoba untuk mempelajari apakah portofolio yang dibentuk dengan menggunakan metode value investing, growth investing, dan GARP dapat menghasilkan return yang lebih baik daripada return pasar, yang tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia. Lebih lanjut lagi tesis ini juga mencoba untuk meneliti apakah metode GARP dapat menghasilkan return yang paling besar dari ketiga metode tersebut. Hasil penelitian ini menunjukan ketiga portofolio berhasil menghasilkan return yang lebih baik dari pasar. Dari ketiga portofolio yang diteliti, ternyata portofolio yang dibentuk menggunakan metode GARP bukanlah yang terbaik dalam menghasilkan return, melainkan metode growth investing.

ABSTRACT
This thesis studies whether portfolios that made up using value investing, growth investing, and GARP could generate return exceeding those generated by market, as resembled by The Jakarta Composite Index. Further more, this study also trying to find out whether the GARP method is the best in generating return among those three methods being compared. This research find that all of those three portfolios outperform market, in term of returns. And the best method among those three are growth investing not GARP, respectively.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Nur Cahyono
"Penelitian ini bertujuan melihat keberpihakan pertumbuhan ekonomi terhadap kelompok miskin di Provinsi Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat selama 2006-2010. Model regresi spasial dengan maximum likelihood estimation diterapkan untuk data panel dari 40 kabupaten/kota. Penelitian membuktikan keberadaan autokorelasi spasial pada variable pertumbuhan ekonomi, ketimpangan pendapatan dan kemiskinan pada taraf yang signifikan. Perhitungan pro poor growth index menggunakan kriteria poverty severity index menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi telah berpihak kepada kelompok miskin. Meskipun demikian, pengurangan keparahan kemiskinan ditopang seluruhnya oleh pertumbuhan ekonomi, sedangkan perubahan distribusi pendapatan justru memperburuk tingkat keparahan kemiskinan.

This study examines the economic growth bias against the poor in the province of Banten, Jakarta and West Java during 2006-2010. Spatial regression models with maximum likelihood estimation is applied to panel data from 40 districts / cities. Research proves the existence of spatial autocorrelation on the variable of economic growth, income inequality and poverty on a significant level. Pro-poor growth index calculation using the poverty severity index criterion shows that economic growth has been pro-poor. Nevertheless, the severity of poverty reduction is sustained entirely by economic growth, while changes in income distribution has worsened the severity of poverty.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T35810
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library