Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 82 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Aprizal
"Sejak krisis moneter pertengahan 1997 Indonesia menghadapi krisis moneter yang meluas menjadi krisis ekonomi yang sampai sekarang belum memberikan tanda-tanda perbaikan ekonomi untuk rakyat. Permasalahan tersebut telah menyebabkan kemunduran dan kebangkrutan dari berbagai kegiatan ekonomi, Hantaman badai krisis ini juga sangat dirasakan oleh masyarakat Kecamatan Lubuk Sikaping khususnya pada masyarakat Jorong Ambacang Anggang Kenagarian Air Manggis, dimana sebagaian besar penduduk Jorong Ambacang Anggang hidup sebagai petani buruh tani subsistem. Keadaan tersebut menyebabkan sebagian warganya mencari usaha alternatif sebagai lapangan kerja baru yang bisa memberikan peluang kerja bagi warga Jorong Ambacang Anggang lainnya. Usaha tersebut adalah membudidayakan ikan dengan mengunakan keramba yang diletakkan di sepanjang pinggiran sungai aliran sungan ?Batang Sumpu" yang melintasi daerah ini.
Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah memperoleh gambaran tentang peran usaha keramba ikan sebagai kegiatan ekonomi rakyat dalam mengatasi krisis ekonomi di daerah pedesaan, khususnya di Jorong Ambacang Anggang Nagari Airmanggis Kecamatan Lubuk Sikaping Kabupaten Pasaman Propinsi Sumatera Barat. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan memperoleh data tentang : Siapa yang memiliki inisiatif awal dalam memanfaatkan sumber alam tersedia yaitu sungai untuk lain serta bagaimana proses ketenagakerjaan dalam usaha keramba ikan; Apakah terjadi polarisasi kepemilikan usaha keramba ikan antara pemilik dan pekerja; Bagaimanakan status ekonomi dan sosial sebelum dan sesudah menjadi pengusaha/pekerja keramba ikan; .Apa peran Pemda atau Dinas Perikanan dalam usaha keramba ikan itu; Bagaimana reaksi/tanggapan petani terhadap peran pemda?.
Studi ini mengunakan gabungan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Metoda penelitian yang digunakan dalam penelitian kuantitatif adalah survey dengan instrumen penelitian kuisioner. Populasi adalah semua petani ikan yang membudidayakan ikan dengan mengunakan keramba di Jorong Ambacang Anggang Kriteria populasi adalah petani keramba yang berkeluarga. Proses dan analisa data penelitian kuantitatif yang sudah terkumpul akan diproses atau diolah secara manual. Dari proses pengolahan data tersebut dibuat tabel-tabel yaitu tab& tabel silang 2 (dua) variabel. Dalam penelitian kualitatif yang digunakan adalah wawancara mendalam dan observasi tidak terlibat. Data deskriptif yang berupa traskrip wawancara diproses dan dianalisis melalui open coding dan focused coding. Instrumen dalam penelitian kualitatif adalah pedoman wawancara dan pedomen observasi.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa; Pengembangan usaha budidaya ikan dalam keramba di Jorong Ambacang Anggang, merupakan pengembangan usaha keramba yang diawali oleh kejelian dari sebagian masyarakatnya (7 orang sebagai pelopor usaha ini), yang dapat menangkap peluang untuk mencari alternatif usaha lain, yang dapat membuka peluang kerja dan mendapatkan penghasilan bagi mereka. usaha keramba ikan yang dilakukan oleh masyarakat di Jorong ini adalah usaha budidaya keramba ikan yang dilakukan secara swadaya (mandiri), dan telah berhasil membantu mereka sendiri dalam upaya bertahan menghadapi badai krisis dan juga telah dapat meningkatkan keadaan ekonomi dan sosiai mereka, karena mendapatkan peluang usaha untuk memperoleh penghasilan keluarga sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan rumah tangganya; Dari usaha ini juga memunculkan kearifan lokal untuk menjaga kelestrarian lingkungan serta menjaga tradisi-tradisi lokal yang ada dengan, pengaturan pembuatan keramba harus melalui izin dari ninik mamak (pemuka masyarakat) setempat; Pengembangan usaha ini lebih didasarkan kepada pengembangan usaha secara kekerabatan dimana antara pemilik dan pekerja sudah sating mengenal dan mempunyal hububungan kekerabatan, sehingga polarisasi antara pemilik dan pekerja tidak terjadi; Kelompok sangat berperan dalam membantu mereka mengatasi kendala-kendala dalam berusaha; Peran Pemda dalam usaha budidaya ini hampir tidak ada, dan usaha ini murni usaha rakyat secara mandiri.
Agar usaha ini lebih berkembanglagi maka Pemerintah Daerah diharapkan untuk dapat ikut berperan membantu pengembangan usaha ini dengan memberikan bantuan teknis maupun modal yang sangat dibutuhkan oleh petani. Kemudia petani diharapkan berusaha untuk mengembangkan diri dengan mencari akses langsung ke pemasaran dan melakukan pengembangan teknologi yang tepat guna untuk meningkatkan produksi mereka."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T11564
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Waluyo Subagyo
"Ikan tuna segar dalam klasifikasi produk hasil perikanan adalah ikan tuna yang didinginkan dengan suhu dibawah 0 ° C sampai - 2,5 ° C selama kurang lebih 14 (empat belas hari) dari penangkapan ikan di laut sampai ke konsumen. Sedangkan jenis ikan tuna yang dapat diolah menjadi ikan tuna segar adalah ikan mandidihang (yellowfin tuna), ikan mata besar (bigeye tuna) dan ikan tuna sirip biru (bluefin tuna).
Kegiatan penangkapan ikan tuna di Perairan Samudera Hindia semakin meningkat dan mengakibatkan semakin luas dan jauhnya daerah operasi penangkapan di laut, terutama di perairan bagian barat yang daerah operasi penangkapannya sampai ke perairan sebelah selatan Negara India. Situasi ini mengakibatkan waktu operasinya .semakin lama dan ukuran kapal ikan juga semakin besar, sebagaimana kapal ikan long iner yang berpangkalan di Jakarta dengan ukuran 60 - 100 GT dan 100 - 200 GT dibandingkan di Benoa-Bali dengan ukuran 30 - 60 GT, 60 - 100 GT dan 100 - 200 GT.
Penentuan pelabuhan pangkalan bagi perusahaan perikanan tuna segar ini mengakibatkan perbedaan besamya biaya kegiatan perusahaan dan pada akhimya akan mempengaruhi pendapatan perusahaan. Sedangkan untuk optimasi pendapatan perusahaan perikanan tuna segar melalui penentuan pelabuhan pangkalan tersebut dengan menggunakan Metoda Perbandingan Eksponensial yang hasilnya sebagai berikut :
- Untuk pelabuhan pangkalan di Jakarta dengan menggunakan kapal ikan long liner yang berukuran 100 - 200 GT.
- Untuk pelabuhan pangkalan di Benoa-Bali dengan menggunakan kapal ikan long liner yang berukuran 100 - 200 GT.
- Untuk Perairan Samudera Hindia dengan menggunakan kapal ikan long-liner yang berukuran 100 - 200 GT dan dengan pelabuhan pangkalan di Jakarta.
Di dalam penentuan pelabuhan pangkaian juga diperhatikan negara-negara yang terlibat di dalam pemanfaatannya karena masing-masing negara akan mengutamakan kepentingan nasionalnya. Sehubungan jumlah negara yang terlibat dalam pemanfaatan ikan tuna di perairan bagian Timur lebih sedikit dibandingkan di perairan bagian Barest, maka untuk mengoptimasikan pendapatan perusahaan dapat dipilih di Perairan Samudera Hindia bagian timur dengan kapal ikan long liner berukuran 100 - 200 GT dan dengan pelabuhan pangkalan di Benoa-Bali."
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Anief Zainuddin
"Jumlah penduduk JABOTABEK dari tahun ke tahun terus meningkat. Pada tahun 1984 penduduk JABOTABEK berjumlah 11.925.985 jiwa dengan kepadatan 1 .751 Jiwa/km2 dan pada tahun 1994 meningkat menjadi 17.710.988 jiwa dengan kepadatan 2.532 Jiwa/km2. Kenaikan jumlah penduduk juga diikuti dengan meningkatnya Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita. Pada tahun 1984 Produk Domestik Regional Bruto per Kapita JABOTABEK adalah Rp. 984.960.93 dan pada tahun 1994 menirlgkat menjadi kp. 4.394.168.85. Meningkatnya Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita (PDRD Per Kapita) adalah indicator meningkatnya pendapatan per kapita penduduk JABOTABEK. Meningkatnya Jumlah penduduk juga diikuti dengan meningkatnya Jumlah sampah dan volume limbah cair tahun 1984 produksi sampah di JABOTABEK berjumlah 8.622.395 m3 dari pada tahun 1994 naik menjadi 14.720.815 m3. Pada tahun 1984 volume limbah cair berjumlah 870.863.910 ribu m3 dari pada tahun 1994 meningkat men jadi 1 .366 .252.445 ribu m3. Kenaikan jumlah penduduk dan PDRB Per Kapita JABOTAbEK memperlihatkan pengaruh yang sangat kuat pada kenaikan produksi sampah per tahun dengan nilai korelasi positif sebesar 0,99591. Uji hipotesis P-test sebesar 485.83732 yang signifikan pada tingkat kepercayaan 99 %. Kenaikan jumlah penduduk dan PDRB Per Kapita JABOTABEK memperlihatkan pengaruh yang sangat kuat pada kenaikan volume limbah cair per tahun dengan nilai korelasi sebesar 0, 99657 . Uji hipotesis P test sebesar 580,4638 adalah signifikan dengan tingkat kepercayaan sebesar 99 %. Sampah dan limbah cair yang terlepas ke tanah atau masuk ke sungai dapat mencemari air sungai di JABOTABEK dan akhirnya juga air laut Teluk Jakarta. RPPL uhi Jakarta yang melakukun pemantauan kualitas air sungai di Jakarta untuk parameter COD, BOD Ammonia, Besi, Tembaga, Timah Hitam, Chromium, Nikel, Seng dan Mangan, mendapatkan baku mutu air sungai berdasarkan peraturan yang ada untuk hampir semua pareimeter telah melebihi baku mutu yang ditentukan. Kenaikan produksi sampah dan limbah cair berpengaruh pada parameter kualitas air sungai di muara sungai di Jakarta dari tahun 1984 hingga 1994 yang memperlihatkan nilai korelasi positif untuk COD sebesar 0,99234, Besi sebesar 0,58449, Seng sebesar 0,31116 dan Mandan sebesar 0,55982. Uji hipotesis Ptest memberikan nilai yang signifikan untuk COD pada tingkat kepercayaan 99%?

The number of Jabodetabek population keeps on increasing as year went by. In 1984 JABODETABEK population was 11.925.985 tirh a density or 1.751 people/km. in 1994 is increased to 17.710.988 with a sensity or 2.532 people/km. The increase in population was followed by an increase in groos regional domestic product per capita. which in 1984 was Rp 984.960,93. In 1994 it increased to become Rp. 4.894.168,65. This increace in gross regional domestic product per capita (GRDP per kapita) is indicator 01 per capita income elevation or JABOTABEK population. The increase in the number or population was also followed by an increase in the volume of both solid and liquid wastes in JABOTABEK. In 1964, the waste produced was 8.022.395 m3 and in 1994, it increades to become 14.720.813 m3. In 1984 the volume or liquid waste wa 870.883.910 m3 and in 1994 it increased to become 1.366.252.445 thousand m3. The Influence of population number increase and per capita gross regional domestic product in JABOTABEK towards the increase in solid waste produstion per year is very strong with a positive correlation value or u. 99591. Hypothesis test with Ftest was 580.4638 and significant at the level of confidence of 99%. Whereas, the influece or population increase and per capita gross regional domestic product in JABODETABEK towards an increase in liquid wast volume per year has very strong influence also with the positive correlation value of 0.99657. Hypothesis test with ftest was 485.9373 that which is significant at the level of confidence of 99%.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukirno
"Pranata bagi hasil yang lazim terdapat pada bidang pertanian sawah, juga ditemukan pada bidang-bidang kehidupan lain termasuk juga pada bidang budidaya tambak. Berbagai studi menunjukkan telah terjadi perubahan pada pranata bagi hasil pertanian sawah, bahkan semakin langka adanya. Penelitian ini bertujuan ingin memahami proses perubahan pranata bagi hasil pada budidaya tambak.
Berkenaan dengan itu, maka dipilihlah desa Hulumanis Kidul sebagai lokasi penelitian. Kendatipun agak belakangan dibandingkan dengan pertanian sawah, budidaya tambak juga tersentuh pengaruh komersialisasi, yakni dengan dibudidayakan udang windu untuk eksport, menggantikan atau mendampingi budidaya bandeng yang sudah turun-temurun dilakukan.
Penerapan teknologi "baru" budidaya udang windu, ternyata berpengaruh pula terhadap pranata bagi hasil yang telah ada. Sekalipun dengan teknologi yang beragam, dari alami plus hingga semi intensif, budidaya udang windu mengandung biaya dan risiko tinggi, suatu hal yang tidak pernah terjadi pada budidaya bandeng.
Demi untuk mengejar keuntungan maksimal, petambak memberi masukan-masukan non alami (pakan dan pupuk buatan, pestisida, pengaturan air dengan pompa mesin, dll) dan mengatur waktu sehingga dalam setahun diharapkan bisa panen 3 kali udang windu (bandeng 2 kali setahun). Langkah demikian, disatu sisi pada awalnya mampu meningkatkan produktivitas tambak, namun disisi lain dampaknya terasa dalam - tahun terakhir dimana panen seringkali gagal.
Teknologi "baru" berbiaya dan berisiko tinggi ini, berpengaruh terhadap aspek-aspek pranata bagi hasil, yaitu pada perbandingan, hak dan kewajiban, pola hubungan pemilik-penggarap. Dengan berlandaskan pada jenis penguasaan tambak, yaitu pemilik tambak dalam desa bermodal kecil, pemilik dalam desa bermodal besar, penyewa dalam desa bermodal kecil, penyewa dalam desa bermodal besar, pemilik tambak luar desa, dan penyewa tambak luar desa, menunjukkan bahwa ada variasi pada proses perubahan pranata bagi hasil yang disebabkan oleh kadar hubungan patron-klien antara pemilik dengan penggarap.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pemilik dan penyewa dalam desa bermodal besar masih memperlihatkan pola hubungan patron-klien pada alternatif kedua (Scott, 1977:125). Pola demikian ini berpengaruh terhadap perbandingan bagian ikan ingon dan ikan regedan (rucah), hak dan kewajiban serta hubungan diantara mereka, yang cenderung mengikuti perbandingan khusus yang "menguntungkan" penggarap.
Sedangkan pada penyewa dalam desa bermodal kecil, pemilik dalam desa bermodal kecil pemilik dan penyewa luar desa menunjukan pola hubungan yang lebih menekankan hubungan kerja bagi hasil saja. Oleh karena itu mereka ini dalam bagi hasilnya cenderung mengikuti perbandingan umum, terkecuali pada pemilik dan penyewa luar desa untuk ikan regedan mengikuti perbandingan khusus, dengan alasan keamanan dan keselamatan tambaknya.
Secara umum, pranata bagi hasil budidaya tambak di desa Hulumanis Kidul telah mengalami proses perubahan konsep dari yang menekankan harmoni, saling ketergantungan, saling membutuhkan menjadi cenderung rasional-ekonomis."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Lena
"Salah satu cara untuk mengembangkan sumber daya manusia adalah melalui jalur pendidikan. Pendidikan merupakan upaya sistematis untuk pembebasan yang permanen dan bermacam-macam keterbelengguan (terbelengguan oleh kemiskinan, keterbelakangan, kebodohan, kesengsaraan, dan lain-lain).
Sumber daya manusia yang dihasilkan oleh suatu lembaga pendidikan sangat dipengaruhi oleh sumber daya pendidikan (instrumental input) yang terdiri atas kurikulum, guru, admisistrasi, laboratorium, perpustakaan dan saranalpras.arana, dan masukan lingkungan (inveromental input) seperti potensi alam yang ada.
Kita ketahui bahwa 213 wilayah Indonesia adalah laut. Dengan kekayaan sumber daya laut yang beraneka ragam dan melimpah memungkinkan Negara kita menjadi Negara yang makmur, bila laut ini dikelola oleh sumber daya manusia yang berkuatitas. Potensi kelautan dan perkanan yang ada di Negara kita dapat dikembangkan melalui jalur pendidikan, dengan didirikannya SMK Perikanan dan Kelautan yang dapat menghasilkan sumber daya manusia kelautan dan perikanan yang diharapkan mampu bersaing di pasar global pada level menengah. Pembangunan SMK Kelautan dan Perikanan ini sebagai salah satu upaya meningkatkan kemampuan masyarakat di bidang pengelolaan sumber daya kelautan dengan harapan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yang dapat menjadi tumpuan bagi ketahanan pribadi/keluarga khususnya ketahanan keluarga di bidang ekonomi.
Mengacu pada kenyataan diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan SMK Kelautan dan Perikanan dalam meningkatkan Sumber daya manusia dalam kaitannya dengan ketahanan keluarga. (studi kasus SMKN 36 Jakarta) Untuk memperoleh informasi tentang peranan SMK Kelautan dan Perikanan dalam meningkatkan sumber daya manusia bidang kelautan, dilakukan penelitian dengan metode analisis deskriptif analitik kualitatif terhadap tamatan SMKN 36 Jakarta yang bekerja di bidang kelautan dan perikanan.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa lulusan SMK Kelautan dan Perikanan Studi kasus SMKN 36 Jakarta) dapat diterima dengan mudah dan mampu bekerja dibidang tersebut, karena hasil dari instrumental input dan inviromental input yang mendukung. Kualitas lulusan yang cukup baik sangat mempengaruhi keberadaan mereka pada saat mereka bekerja. Hal ini dapat meningkatkan kesejahteraan yang pada akhirnya dapat meningkatkan ketahanan pribadi/keluarga para lulusannya yang pada akhirnya dapat menuju ke ketahanan wilayah dan ketahanan nasional.

One of many ways to develop human resources is through education. Education is a systematic way to permanently release human from barriers such as poverty, stupidity, misery and many others.
Human resources created by an educational institution is affected by educational resources called instrumental input which consists of curriculum, teacher, administration, laboratory, library and facility/infrastructure and environmental input such as the existing natural resources.
We are already known that 2/3 (two third) of Indonesian region is covered by waters. With our richness in various and abundant marine resources, it makes the country possible to become a prosperous country, if only it is managed by qualified human resources. The marine and fishery potential in our country may be developed through educational effort, by the establishment of SMK Perikanan dan Kelautan (Marine and Fishery Vocational School) that this kind of school is expected to be able to compete in global market in medium level. The establishment of this Marine and Fishery Vocational School is one of the efforts to improve people's ability in marine resources management with an expectation to improve people's welfare, that can be a corner stone for private/family resilience particularly family's defense in economy field.
Referring to the above fact, this research has a purpose to know the role of Marine and Fishery Vocational School in improving the human resources in relation with family resilience, a case study of SMKN 36 Jakarta. In order to get information on the school's role in improving the human resources in marine field, a research with analysis of analytical descriptive qualitative method was performed to the graduates of SMKN 36 Jakarta who are working in marine and fishery industry.
From the research, it is known that the graduates of Marine and Fishery Vocational School, a case study of SMKN 36 Jakarta, are easily recruited and able to work in the industry since as viewed from instrumental input and environmental input it s supporting. The quality of graduates that is considered good affect their existence in the field when they work. This may improve their welfare and eventually will enhance the graduate's private/family resilience and then moving toward the regional and national resilience.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T17605
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This paper uses a gender conceptual framework of the determinants of food security. Using three indicators, the paper tries to demonstrate the considerable influence of the status of woman relative to men to households food security in two different economic base groups of households. This research was conducted in the District of Mukomuko in Bengkulu Province. As many as 219 respondents were divided into two groups of households, namely 110 fishery and 109 paddy farmers, and were selected using simple random sampling. Multiple regression model was used to determine significant factors of households food security. Among the two different household groups and using a diet diversity as the household food security indicator, the fishery households group exposed relatively better food security status than that of paddy farmer households. The econometric analysis also showed that status of women relative to men was not significant to food security.Meanwhile, household economic base are important factors in determining households food security."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Suyogi Imam Fauzi
"ABSTRAK
Indonesia has a potential fishery resources around 6.4 million tons per year. Nonetheless, fishery resources that can be caught are limited in the amount of 5.2 million tons per year, because the rest of it still have to be maintained at the sea for continuous proliferation and scarcity prevention. In fact, fishery production is only collecting 4.7 million tons per year. Consequently, it remains 0.5 million tons per year, which is a good potential. This condition indicates that fishery resources have not been used optimally. Facing this challenges, government try to create regulations and policies. One of those things is blue revolution which is implemented by running Minapolitan policy, that is based on blue economy principle. The thing that has to be emphasized about this policy iscentral and local government are suggested to build synergy between each other to make the realization of this policy is successful. Actually, there is a region that has applied the Minapolitan policy, namely Cilacap Regency (Kabupaten Cilacap). Unfortunately, the fishery resources have not been used maximally as if it has become an old problem waiting for being solved. Based on the problem, this writing attempt to explain the implementation of Minapolitan policy and obstacles that may be faced during theprocess, in particular at Cilacap Regency, as a result of comprehensive research and study. The research method used is Sosio-Legal with qualitative approach and presented descriptively."
Jakarta: Universitas Indonesia, 2016
340 UI-JURIS 6:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Allen, Robin
Ames: Wiley-Blackwell, 2010
338.3 ALL c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Ratna Puji Rahayu
"Investasi perikanan untuk mendapatkan fasilitas penanaman modal dilakukan melalui usaha perikanan tangkap terpadu atau usaha perikanan budidaya. Realisasi investasi perikanan tersebut memperlihatkan dinamika investasi terhadap jumlah investasi, lokasi investasi dan wilayah tangkapan di WPP-NRI. Hasil analisis Tabel IO Tahun 2010 memperlihatkan sektor industri pengolahan dan pengawetan ikan merupakan sektor yang memiliki keterkaitan ke belakang dan pengganda output terbesar. Sedangkan sektor udang merupakan sektor yang memiliki keterkaitan ke depan serta pengganda pendapatan dan tenaga kerja terbesar. Adapun dampak peningkatan investasi perikanan terhadap pembentukan output, pendapatan, tenaga kerja dan NTB dengan menggunakan analisis Tabel Input Output Tahun 2010 masih relatif kecil.

Investments in fisheries to get investment facilities are done through the business an integrated fisheries or aquaculture business. The realization investments in fisheries show the investment dynamics to the total investments, location and fishing area in the WPP-NRI. The results analysis of Input Output Tables in 2010 show the industrial sector of processing and preserving fish is the sector that have backward linkages and the largest output multipliers. While the sector of shrimp is the sector that have forward linkages as well as the largest income and employment multipliers. The impact of increase investments in fisheries towards formation of the output, income, employment and value added by using the analysis of Input Output Tables in 2010 is still relatively small."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T41798
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>