Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 91 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sarono
"Indonesia, as the largest palm oil producer in the world, also produces palm oil mill effluent (POME). While the latter is a liquid waste that is hazardous for the environment, with proper processing, it can be a potential energy source. The objective of this study was to study the performance of biogas production from POME at various temperatures. The POME and sludge mixture was fermented, according to the treatment, at 27-28oC, 45oC, and 55oC, with the results showing that methane could thereby be produced by as much as 0,19 m3, 0,25 m3, and 0,28 m3 respectively. For each kilogram of chemical oxygen demand (COD) removal, with POME fermentation at room temperature, 45oC, and 55oC, biogas could be produced with methane content of 65.44%, 62.57%, and 59.15%, respectively."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2016
UI-IJTECH 7:8 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hendri
"Cocopeat (serat kelapa) dan sampah daun kering biasanya tidak mempunyai nilai jual. Kandungan dari kedua biomassa seperti lignin, selulosa, hemiselulosa dan kandungan bisa dimanfaatkan menjadi etanol dengan bantuan  bakteri Zymomonas mobilis untuk proses fermentasi dan selulosa untuk proses hidrolisis. Proses produksi etanol melalui tiga tahap yaitu delignifikas, hidrolisis, dan fermentasi.  Pengukuran absorbansi dilakukan untuk melihat pertumbuhan bakteri Zymomonas mobilis dan selulosa.  Absorbansi tertinggi Zymomonas mobilis pada hari ke 4  yaitu 2.336 dan selulosa pada hari ke 3 sebesar 0.217. Absorbansi yang tinggi menghasilkan kecepatan produksi alkohol yang maksimum. Kadar alkohol yang paling tinggi pada biomassa 15 gram Cocopeat adalah 0.3701%  dan sampah daun kering sebesar 0.2957%.

Cocopeat (coconut fiber) and dry leaf litter usually do not have marketable value . The content of the biomass such as lignin, cellulose, hemicellulose, and the content can be utilized to ethanol by Zymomonas mobilis bacteria for fermentation and hydrolysis of cellulose to process. The ethanol production process through three stages delignification, hydrolysis, and fermentation. Absorbance measurement was conducted to see the growth of bacteria Zymomonas mobilis and cellulose. The highest absorbance Zymomonas mobilis on day 4, namely 2.336 and cellulose on day 3 of 0.217. High absorbance generate maximum speed of alcohol production. The most high alcohol have 15 gram content to Cocopeat is 0.3701% and the dry leaf litter at 0.2957%.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Iqbal Andikoputro
"Indonesia memiliki potensi yang besar dalam memproduksi enzim untuk industri bioteknologi. Sayangnya, dengan sumber daya alam yang melimpah, enzim untuk industri bioteknologi masih diimpor. Perkembangan produksi enzim di Indonesia harus didukung untuk menurunkan tingkat impor enzim. Industri biodiesel merupakan salah satu industri bioteknologi yang memanfaatkan enzim untuk produknya. Lipase adalah enzim utama dan berperan sebagai biokatalis untuk produksi biodiesel. Produksi enzim lipase dari Rhizopus oryzae dikembangkan dengan menggunakan metode fermentasi solid state dan submerged untuk menghasilkan enzim lipase dalam jumlah tinggi dengan limbah pertanian yang dimanfaatkan sebagai substrat untuk produksi lipase.
Kondisi optimum untuk produksi lipase ditemukan dengan berbagai waktu, konsentrasi substrat dan konsentrasi induser dari fermentasi. Waktu fermentasi divariasikan menjadi 1, 3, 5, dan 7 hari dengan variasi konsentrasi substrat 0.5, 1, 1.5, 2, and 2.5, substrat yang digunakan adalah dedak gandum. Dan variasi induser adalah 2, 4, 6, dan 8. Ekstraksi akan dilakukan melalui kain muslin, sentrifugasi dan disaring dengan kertas saring. Lipase yang dihasilkan adalah enzim lipase basah dan kering. Titrasi digunakan sebagai uji enzimatik untuk aktivitas lipase. Dengan kondisi optimum dari konsentrasi inducer 6,9, konsentrasi substrat 1,9 dan 3,5 hari periode fermentasi. Aktivitas unit yang dihasilkan dari lipase 62,67 U/ml dan 50 U/ml untuk Submerged Fermentasi dan Solid-State Fermentation masing-masing. Dengan hasil sintesis biodiesel sebesar 38,11 melalui rute non-alkohol.

Indonesia has huge potentials on producing enzymes for biotechnology industries. Unfortunately, with abundant natural resources, the enzymes for biotechnology industries were still imported. The development of enzyme production in Indonesia should be supported in order to reduce the import level of enzymes. Biodiesel industry is one of the biotechnology industries that utilizes enzyme for their product. Lipase is the main enzyme and act as the biocatalyst for the production of biodiesel. The production of lipase enzyme from Rhizopus oryzae are developed using the Solid State fermentation and Submerged fermentation method in order to yield high amount of lipase enzyme with the agricultural waste is utilize as the substrate for the lipase production.
The optimum condition for the production of lipase is discovered by varying time, substrate concentration and inducer concentration of the fermentation. The time of fermentation is 1, 3, 5, and 7 days with substrate concentration variation of 0.5, 1, 1.5, 2, and 2.5, the substrate used is Wheat Bran. And the variation of the inducer is 2, 4, 6, and 8. The extraction will be done by squeezing the suspension through muslin cloth, centrifugation and filtered by filter paper. Titration is used as the enzymatic assay for the lipase activity. Under optimum condition of 6.9 inducer concentration, 1.9 substrate concentration and 3.5 day of fermentation period. Resulting unit activity of lipase of 62.67 U ml and 50 U ml for Submerged Fermentation and Solid State Fermentation respectively. With biodiesel synthesis yield of 38.11 through non alcohol route.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Iman Santoso
"Among twenty one isolates, obtained from "aren" (Aretga Rinnata) vinegar, 10 isolates were identified as acetic acid bacteria, belong to genus Acetobacter. Isolates no. 12 was used as inoculum for vinegar fermentation. Saccharomyces cerevisiae (Y-17) was provided by University of Indonesia Culture Collection.
Two hundred fifty grams of pineapple (Ananas comosus) peel was boiled for 1.5 hours and then filtered to obtain the extract. Aquadest was added into substrate to obtain 1 litre of extract and then added with 15% or 20% castor sugar. Substrate was sterilised at 121°C for 10 minutes.
Fermentation was carried out in syrup bottle containing 540 ml substrate. Approximately 60 ml of starter containing mix-culture with diffrent ratio of 1 day old S. cer visiae (106 cfu/ml) and 5 days old Acetobacter sp. no.12 {10 cfu/ml) was inoculated into the substrate. The ratio of yeast cells to bacteria were follow: (1:1); (2:1); (3:1} or (4:1). Fermentation was set up in room temperature (3O -- 32°C for 1 month. The concentration of acetic acid was titrated with standarised NaOH.
Result of this study showed that substrate with 15% sugar yielded (1.1 - 1.4)% acetic acid. The average acetic acid concentration from substrate with 20% sugar were (0.44 - 0.89%). It was concluded that substrate with 15% sugar gave higher concentration and the best ratio of starter was (1 : 1)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Hesti Adininggar
"Ruang Lingkup dan Cara penelitian : Kandidosis bukan disebabkan oleh Candida albicans saja, dapat pula disebabkan oleh C. krusei, C. parepsilosis, C. lusitaniae, C. tropicalis, C. glabrata, C. stellatoidea, C. kefyr dan C. guilliermondii. Penentuan spesies Candida penyebab kandidosis di laboratorium umumnya ditegakkan dengan uji germ tube, CMT, EMB dan agar glukosa 0,1 %. Baik uji germ tube, CMT dan EMB maupun agar glukosa 0,1 % tidak dapat membedakan spesies-spesies Candida tersebut. Oleh karena itu diperlukan metode yang mampu mengidentifikasi semua spesies Candida. Untuk penentuan spesies tersebut dilakukan dengan uji fermentasi dan asimilasi deret gula yang merupakan uji Baku. Identifikasi pasti diperoleh bila tidak terdapat kontaminasi baik oleh bakteri maupun spesies Candida lain. Maka kepastian bahwa jamur yang diuji terdiri dari satu spesies saja harus terpenuhi. Selain mencegah kontaminasi, banyaknya macam deret gula yang diujikan juga perlu dipenuhi. Apabila macam deret gula yang diuji kurang dan ditemukan pola yang sama maka identifikasi pasti spesies tidak terpenuhi. Untuk memperoleh basil identifikasi spesies pasti maka dilakukan uji koloni-satu-spora sebelum uji fermentasi dan asimilasi deret gula dilakukan. Uji koloni-satu-spora yaitu pemumian koloni dengan Cara memisahkan spora-spora. Pada penelitian ini 9 isolat yang diperiksa berasal dari penelitian sebelumnya (Mulyati, tesis) dengan hasil "meragukan" dan 6 isolat dengan identifikasi spesies pasti, sebagai kontrol. Semua isolat pada penelitian ini diambil masing-masing 16 spora dengan perincian diambil 4 spora dan dilakukan sebanyak 4 kali. Koloni hasil pemumian yang tumbuh kemudian diidentifikasi dengan uji fisiologis deret gula, yaitu : glukosa, laktosa, maltosa, sukrosa, galaktosa, trehalosa, raffinosa dan cellobiosa.
Hasil dan Kesimpulan : Hasil identifikasi spesies Candida dari 15 isolat dengan uji fermentasi dan asimilasi 5 deret gula saja diperoleh 6 spesies Candida. Sedangkan hasil identifikasi spesies Candida dari isolat yang sama setelah dilakukan uji kolonisatu-spora sebanyak masing-masing 4 X 4 spora dan uji fisiologis 8 macam deret gula diperoleh 9 spesies Candida, 3 spesies tersebut adalah C. lusifaniae, C. kefyr dan C. guilliermondii. Baik pada isolat "meragukan" maupun kontrol ternyata dapat terdiri lebih dari satu spesies Candida. Maka hasil penelitian ini telah membuktikan bahwa penentuan spesies pasti Candida memerlukan uji koloni-satu-spora lalu uji fermentasi dan asimilasi dengan delapan macam deret gula."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Algae are a promising source of biofuel but claims about their lipid content can be ambiguous because extraction methods vary and lipid quantitation often does not distinguish between particular lipid classes. One of algae types that meet this condition is Nannochloropsis sp."
620 SCI 37:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Rhizopus oryzae is known to produce lactic acid, protease and lipase, make it potential as a starter in cheese production. However, R oryzae aplication in the unripened cheese production has not been elucidated. In this research, microbiology and nutritional status of unripened cheese fermented by R. oryzae was analysed and compared to that of the cheese made by rennet as a control. Total Plate Count of bacteria in unripened cheese fermented by R. Oryzae was 8.1 x 10 cfuml in PCA medium and 3.7 x 10 cfu/ml in MRSA. Total Count of fungi group was conducted using PDA, resulting in 1.2 x 10 cfu/ml. Dominant microflora were identified as Eterococcus faecalis and Bacillus subtilis in MRSA and Aspergillus sp. in PDA. HPLC analysis of the unripened cheese fermented by R. oryzae showed that it had higher essential amino acid content than the control. The essential amino acid found were Threonine (1,15 ppm), L-Methionine (0,47 ppm), L-Valine + L-Tryptophan (0,70 ppm), L-Phenylalanine (0,66 ppm), L-Isoleucine (0,48 ppm), L-Leucine (1,28 ppm), and L-Lycine (1,64 ppm)."
JOBIBIO
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kristian Hartono
"Asam fumarat memiliki banyak kegunaan antara lain sebagai anti oksidan, penambah rasa makanan, obat penyakit kulit clan zat anti koagulasi darah. Telah diusahakan suatu cara produksi yang cukup menguntungkan, yaitu dengan cara fermentasi dengan bantuan mikroorganisme.
Rhizo pus arrhizus telah diketahui dapat memproduksi asam fumarat datam jumlah besar. Penelitian mi berusaha mengembangkan suatu cara untuk mengubah permeabilitas membran sel agar asam fumarat lebih banyak diproduksi. Tehnik yang dilakukan adalah dengan penambahan minyak nabati ke dalam media fermentasi.
Minyak kelapa, minyak kacang kedelai clan minyak jagung dengan konsentrasi berbeda ditambahkan ke dalam media fermentasi yang berisi sel. Rhizopus arrhizus. Asam fumarat dipanen setelah fermentasi selama 36 jam dengan memisahkan media fermentasi dari sel. Asam fumarat kemudian diisolasi dengan mempergunakan kromatografi kolom penukar ion. Untuk mengetahui perbandingan kuantitas produk asam fumarat dengan kuantitas glukosa yang dikonsumsi dilakukan uji gula pereduksi dengan metoda Somogyi-Nelson.
Peningkatan produksi asam fumarat paling tinggi diperoleh pada penambahan minyak kacang kedelai dengan konsentrasi 0,6 g/L yaitu 33,8%, lalu dilkuti oleh penambahan minyak jagung dengan konsentrasi 0,7 g/L yaitu 27,7% clan penambahan minyak kelapa dengan konsentrasi 0,6 g/L dengan peningkatan 21,6%. Uji gula pereduksi dengan metode Somogyi-Nelson menunjukkan bahwa penambahan minyak nabati juga meningkatkan perbandingan kuantitas produk asam fumarat dengan kuatitas glukosa yang dikonsumsi, berturut-turut untuk minyak kacang kedelai, minyak jagung clan minyak kelapa: 31%, 8% clan 1%.
Uji KLT memberikan asam fumarat dengan Rf 0,625 clan diketahui bahwa sampel belum murni terlihat dari 2 spot lain yang muncul pada KILT dan daerah lelehan yang agak melebar (270°-300 0 C). S pektrofoto meter IR memperlihatkan daerah serapan pada 3000-1 untuk gugus karboksilat dan 1675 untuk gugus trans-al kena."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadiah Sabila
"Frukto-oligosakarida (FOS) merupakan suatu oligosakarida yang memiliki fungsi prebiotik dan dapat dimanfaatkan dalam bidang kesehatan. Penicillium notatum merupakan mikoorganisme jenis kapang yang diketahui memiliki kemampuan untuk mensintesis senyawa FOS. Dalam penelitian ini dilakukan fermentasi cair dengan menggunakan sukrosa 20% sebagai substrat dalam pembentukan FOS. Fermentasi dilakukan selama 7 hari. Selama fermentasi berlangsung jumlah sukrosa, fruktosa, glukosa, dan FOS diamati dan dianalisis dengan HPLC.
Hasil analisis menunjukkan bahwa jumlah sukrosa menurun seiring berjalannya waktu diikuti dengan meningkatnya jumlah glukosa dan FOS. Jumlah optimum FOS, diperoleh pada waktu fermentasi antara 70-75 jam. Komponen dari FOS dianalisis dengan menghidrolisis FOS murni yang telah diisolasi. Hasil menunjukkan bahwa FOS terdiri dari glukosa dan fruktosa.

Frukto-oligosaccharides (FOS) is an oligosaccharide which has a function as prebiotic and can be used as health food. Penicillium notatum is fungi which is know to have the ability to synthesize FOS. In this study, liquid fermentation of 20% sucrose was used as substrate. Fermentation was carried out for 7 days. During the fermentation, the amount of sucrose, fructose, glucose, and FOS were observed by HPLC analysis.
The analysis showed that the concentration of sucrose reduced where as the concentration of glucose and FOS increased. The optimum amount of FOS was obtained between 70-75 hours. The component of FOS was analyzed by hydrolyzed from isolated FOS with 1M HCl. The results shows that FOS consist of glucose and fructose.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1175
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>