Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1284 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Evenson, Renee, 1951-
New York: Amacom, 2012
658.31245 EVE c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Rendy Willyanto
"Teknologi telah berkembang pesat. Hal ini dapat dibuktikan oleh perkembangan internet dalam beberapa dekade terakhir. Internet kini dapat memfasilitasi kebutuhan manusia akan komunikasi, contohnya adalah melalui media sosial twitter. Kesederhanaan konsep dalam twitter menjadi kelebihan yang membuat media sosial ini ramai digunakan oleh banyak orang dari seluruh penjuru dunia. Twitter sangat efektif untuk menyampaikan informasi dan menjalin hubungan dengan publik. Kelebihan tersebut kini dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan guna meningkatkan kinerja mereka dalam dunia bisnis, khususnya dalam menjalin hubungan dengan customer.
Dalam penelitian ini pengamatan dilakukan terhadap akun twitter resmi klub sepakbola Arsenal selama periode 15 hari. Analisis yang dilakukan akan mengacu pada model praktik humas dari Grunig dan tahapan proses customer engagement dari Dave Evans. Dilihat dari model praktik humas Grunig Arsenal masih dominan menggunakan model press agentry yang merupakan model komunikasi satu arah. Sementara dilihat dari pertahapan customer engagement Dave Evans, tweet-tweet Arsenal masih dominan berada pada tahapan consumption yang merupakan tahapan paling rendah. Kedua hasil tersebut menunjukkan bahwa klub ini belum melakukan customer engagement dengan baik.

Technology has been growing rapidly. It can be seen from the development of internet itself for the las few decades. By using internet, people can connect with each other, Twitter for example. It is nowadays used by almost every body in this world. Twitter is so effective to spread news and make relationship with public. Many companies use Twitter to maintain their business progress, especially to communicate with customers.
In this research, Arsenal FC official Twitter had been observed for 15 days. The analyse will be referred to PR practice model from Grunic and customer engagement level from Dave Evans. Arsenal's account tweets are still dominant in consumption level, which is the lowest. Those two things show that this football club hasn't done the customer engagement well.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Satrio Nugroho
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh appraisal emotion, perceived value, customer satisfaction, dan service quality untuk memicu terjadinya repurchase intention dalam bidang seni pertunjukan. Responden dari penelitian ini adalah penonton dari pertunjukan seni di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki dalam kurun 6 bulan terakhir. Total responden yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 64. Metode analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa service quality memiliki pengaruh signifikan terhadap repurchase intention dan juga berhasil memediasi service quality untuk menjadi signifikan terhadap repatronage intention. Appraisal emotion dan perceived value tidak terbukti memiliki pengaruh terhadap repatronage intention dalam penelitian ini.

This research is aimed to find out the effect of appraisal emotion, service quality, perceived value, and customer satisfaction toward repurchase intention in performing arts case. The respondents that participate in this research are audience of performing arts show performed in Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki within the last 6 months. The total number of respondents used in this research are 64 respondents. This research used multiple regression as analitical method. The outcome shows that service quality has significant influence toward repurchase intention and also be able to create mediating effect for service quality resulting in significant influence to repatronage intention. In this research appraisal emotion and perceived quality are not proven to have significant effect toward repatronage intention"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S57714
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Kamer Putra
"Perubahan strategi pemasaran dari transactional marketing menjadi relationship marketing dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan bisnis yang berkelanjutan (suistanable). Dalam relationship marketing, perusahaan fokus pada pelanggan dengan sasaran untuk memperoleh manfaat jangka panjang. Customer Lifetime Value (CLV) merupakan salah satu metode pengukuran untuk mengetahui manfaat jangka panjang pelanggan. Nilai Seumur Hidup Pelanggan atau lebih dikenal dengan Customer Lifetime Value (CLV) merupakan salah satu pendekatan untuk mengkuantifikasi proyeksi laba (profitabilitas) yang diperoleh perusahaan dari setiap konsumennya. Nilai CLV bisa menjadi justifikasi bagi keputusan investasi perusahaan di bidang pemasaran. Customer lifetime value adalah value pelanggan saat ini dan di masa yang akan datang yang dihasilkan dari hubungan bisnis pelanggan dengan perusahaan. Untuk menghitung CLV dibutuhkan 2 (dua) informasi kunci yaitu customers?profit atau margin dan customer retention rate.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh perceived value dan customer commitment terhadap customer loyalty serta pengaruh customer loyalty terhadap CLV di PTKS, perusahaan baja nasional. Penelitian dimulai dengan menyebarkan kuesioner kepada 39 pelanggan B to B dan mengumpulkan data profit margin serta menghitung CLV. Data dianalisis menggunakan metode Partial Least Square (PLS) dan pengolahannya menggunakan software SmartPLS ver 2.0 M3.
Hasil penelitian mengindikasikan bahwa perceived value dan customer commitment secara signifikan berpengaruh positif terhadap terbentuknya customer loyalty dan customer loyalty memberikan efek yang kuat terhadap peningkatan CLV. Hasil penelitian membuktikan teori bahwa perceived value dan customer commitment mempengaruhi customer loyalty serta customer loyalty berkontribusi terhadap peningkatan CLV.

Changing marketing strategy from transactional marketing to relationship marketing is required by company to maintain its business sustainability. This is because relationship marketing focuses on customer rather than the transaction itself; hence the objective is to get long-term benefits. One of the method used to assess this long-term benefit is Customer Lifetime Value (CLV).
The main objective of this research is to study the contribution of perceived value and customer commitment towards customer loyalty, as well as to see whether customer loyalty affects CLV in PTKS, the national steel company. The research started by sending questionnaires to 39 Business to Business (B-to-B) customers along with collecting profit margin and calculating CLV of them. The collected data then is analyzed by applying Partial Least Square (PLS) method. The software used for calculating PLS is SmartPLS ver 2.0 M3.
The PLS analysis result indicates that perceived value and customer commitment, significantly effects customer loyalty in positive direction, as well as customer loyalty to CLV. This supports the theory which says that customer loyalty is affected by customer perceived value and commitment, and customer loyalty contributes to increasing of CLV.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Velda Amadea
"[ ABSTRAK
Makalah ini fokus terhadap pemahaman integrated marketing communication (IMC) dan customer engagement (CE) dalam pengelolaan brand. Pemahaman ini ditujukan untuk membantu para markerter dalam membangun dan mengatur brand-brand bereputasi yang menarik bagi pasar yang dituju dan agar dapat bertahan dalam perubahan drastis yang terjadi di pasar. Khususnya, makalah ini fokus terhadap peranan subculture dan IMC tools dalam memperkuat customer engagement. Penelitian ini menggunakan brand Fred Perry untuk membahas peranan subculture dalam memperkuat customer engagement. Makalah ini menggunakan pendekatan riset kualitatif. Dari penelitian ini, dapat terlihat bahwa subculture dapat membentuk strategi pemasaran, pembentukan dan pengelolaan brand, pengikatan hubungan antara perusahaan dan target consumer, serta customer engagement. Subculture juga memperkuat konsistensi dari pesan-pesan yang ingin disampaikan suatu brand melalui saluran media tradisional dan modern. Makna dan pengaruh yang diinginkan pun dapat dipertahankan. Makalah ini menghubungkan IMC tools, subculture, dan customer engagement. Penelitian ini terbatas pada peran subculture sebagai contoh dari IMC. Makalah ini memberi kesimpulan dengan membahas implikasi dari hasil yang ditemukan untuk marketers dan menyarankan customer engagement sebagai pertimbangan yang sangat penting dalam pembentukan dan pengelolaan brand.
ABSTRACT This paper is focused on sharing insights regarding integrated marketing communication (IMC) and customer engagement (CE) in brand management. These insights are meant to help marketers in building and managing reputable brands that appeal to the targeted markets and survive the drastic changes in the market. In particular, this paper is focused on the role of subculture and integrated marketing communications tools, in the enhancement of customer engagement. The study uses Fred Perry brand to discuss the role of subcultures in enhancing customer engagement. This paper applies a qualitative research approach. From the study, it was apparent that the subculture tool shapes the marketing strategy, brand creation, brand management, the union between the company and the target consumers, and customer engagement. In addition, subculture tool enhances consistency of brand messages across traditional and the modern promotional channels. The meaning and intended influence is maintained. The paper creates links between IMC tools, subculture, and customer engagement. The study was limited to the subculture tool as an example of IMC. The paper was concluded by discussing the implications of the results for marketers and recommending critical consideration of CE for the brand creation and management., This paper is focused on sharing insights regarding integrated marketing communication (IMC) and customer engagement (CE) in brand management. These insights are meant to help marketers in building and managing reputable brands that appeal to the targeted markets and survive the drastic changes in the market. In particular, this paper is focused on the role of subculture and integrated marketing communications tools, in the enhancement of customer engagement. The study uses Fred Perry brand to discuss the role of subcultures in enhancing customer engagement. This paper applies a qualitative research approach. From the study, it was apparent that the subculture tool shapes the marketing strategy, brand creation, brand management, the union between the company and the target consumers, and customer engagement. In addition, subculture tool enhances consistency of brand messages across traditional and the modern promotional channels. The meaning and intended influence is maintained. The paper creates links between IMC tools, subculture, and customer engagement. The study was limited to the subculture tool as an example of IMC. The paper was concluded by discussing the implications of the results for marketers and recommending critical consideration of CE for the brand creation and management.]"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Juang Prima Negara
"ABSTRAK
Kompetisi meningkatkan keunggulan Teknologi Informasi di industri perbankan sangat kuat guna menjawab kebutuhan nasabah. Hal ini menjadi dasar industri perbankan untuk mengadopsi teknologi informasi yaitu core-banking system. Implementasi core-banking system akan memudahkan dalam memenuhi berbagai kebutuhan pelanggan, memberikan fasilitas yang mereka butuhkan tepat waktu, dan pelayanan 24/7. Rabobank Indonesia sangat memahami kompetisi teknologi perbankan di Indonesia, sehingga pada tahun 2011 Rabobank Indonesia meluncurkan ?Puncak Jaya? salah satu program TI dan Reengineering terbesar dari Rabobank International.
Setiap investasi SI/TI yang dilakukan organisasi memerlukan pengkajian lebih lanjut untuk mengetahui manfaat apa saja yang diberikan bagi organisasi. Dalam penelitian ini dilakukan identifikasi manfaat binis dari investasi implementasi Core-Banking System di Rabobank Indonesia dengan menggunakan Generic IS/IT Business Value. Manfaat bisnis yang telah teridentifikasi dihilangkan duplikasi dengan pemodelan System Dynamics. Hasil penyederhanaan tersebut kemudian dikuantifikasi besaran manfaat ekonomisnya.
Hasil penelitian ini memaparkan manfaat bisnis yang diberikan oleh implementasi core-banking system pada Rabobank Indonesia berdasarkan Generic IS/IT Business Value. Manfaat-manfaat tersebut adalah: pengurangan biaya kesalahan pengelolaan aset, meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan, meningkatkan terbentuknya bisnis baru dengan total nilai manfaat 40 miliar rupiah. Hasil penelitian ini memperkaya penelitian persebaran manfaat yang pernah dilakukan sebelumnya. Pada penelitian ini diketahui bahwa manfaat proses transaksi adalah manfaat yang paling ingin dicapai pada industri finansial dan asuransi.

ABSTRACT
The use of Information Technology in banking industry is increasing rapidly. IT is able to meet the customer?s demand. Competition in adopting IT forces bank to implement a core-banking system. Core-banking System can help Bank to cater various costomer?s needs, provide timely services needed by the customer and 24/7 availability easier. Rabobank Indonesia is well aware of the IT competition in Banking Industry, thus in 2011 Rabobank Indonesia launched the ?Puncak Jaya? one of the largest IT programs and Reengineering of Rabobank International.
Every IS/IT investment performed by an organization will require a further analysis to observe what benefits the organization will get. In this study, benefits generated by implementing core-banking system will be identified using Generic IS/IT Business Value. Benefits that have been identified will be analized further to eliminate duplication. In this study, the duplication elimination process is performed by utilizing System Dynamics techniques. Economic value will be quantified once the duplication is eliminated.
The result of this study concluded benefits provided by core-banking implementation in PT Rabobank Indonesia based on Generic IS/IT Business Value. The benefits are: reduced cost of asset management, increased customer satisfaction, increased new business with a total benefit of IDR 40 Bilions. The study enrich the previous study of a distribution of IT Benefit. It is shown that Transaction Process (APR-07) is the primary benfit to be achieved in the financial and insurance industry."
2015
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Zemke, Ron
"Create a service advantage with the help of customer service guru Ron Zemke. In practical, easy-to-follow steps, learn trusted techniques and positive approaches that will inspire you to believe in the value of customer care and give you the skills and style to deliver it. This book takes these winning concepts to a new level with interactive features that enable you to turn the Knock Your Socks Off Service advantage to a competitive advantage in your own workplace. You will learn how to: ? See things from the customer?s point of view ? Meet customer expectations and satisfy their needs ? Create a memorable experience for the customer ? Become easy to do business with ? Determine the right time to bend or break the rules ? Become a fantastic fixer and powerful problem-solver ? Cope effectively with "customers from hell" ? Avoid the ten deadly sins of customer service ? Formulate smart answers to tough customer questions. This is an ebook version of the AMA Self-Study course. If you want to take the course for credit you need to either purchase a hard copy of the course through amaselfstudy."
New York: American Management Association, 2001
e20449919
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Ronaldo S.
"ABSTRAK
Di dalam persaingan industri telekomunikasi yang demikian pesat khususnya pada industri jasa pelayanan radio trunking yang semakin mengarah kepada persaingan yang lebih ketat, perusahaan tersebut harus dapat memenuhi kebutuhan pelanggannya. Konsep pemasaran harus disesuaikan dengan kondisi tersebut. Maka timbullah suatu konsep pemasaran baru yaitu Customer Driven Company yang dicetuskan oleh Richard C. Whiteley. Konsep tersebut memiliki komponen 4C (Customer Solution, Cosi, Channel, Communication). Komponen komponen konsep tersebut mencakup penawaran suatu produk yang dapat memecahkan permasalahan pelanggan, biaya yang dikeluarkan oleh pelanggan untuk mendapatkan produk sesuai dengan biaya yang seharusnya dibebankan Keunikan konsep ini Iebih menekankan pada kualitas produk dan kualitas pelayanan kepada pelanggan serta berusaha untuk memenuhi keinginan pelanggan berdasarkan kebutuhannya terhadap sistem radio trunking.
Pelanggan tentunya akan mempertimbangkan beberapa hal di dalam memilih produk atau jasa, diantaranya adalah keuntungan-keuntungan atas produk atau jasa yang ditawarkan kepada pelanggan, manfaat, kekuatan dan kelemahannya yang menjadi ciii produk dan jasa yang ditawarkan kepada pelanggan. Produk atau jasa yang ditawarkan juga harus mengkaitkan pelanggan terhadap sasaran dan kebutuhan pelanggan saat ini. Proses penentuan tarif harus memperhitungkan posisi pasar, sasaran usaha, persaingan, dan kondisi pelanggan yang menjadi sasaran pasar. PT. XYZ mempunyai visi bahwa kepuasan pelanggan adalah segalanya. PT. XYZ berupaya untuk meningkatkan pelayanan jaringan komunikasi radio trunking dengan memperluas jaringan tersebut berdasarkan kebutuhan pelanggan.
Dengan mengetahui perbedaan persepsi internal atau pendapat manajemen, dan eksternal atau pendapat pelanggan atas pelayanan PT. XYZ dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada pelanggan. Perbedaan terbesar terdapat pada jangkauan jaringan. Sementara rata-rata perbedaan adalah sebesar 0.44, perbedaan ini menunjukkan kualitas pelayanan menurut pelanggan lebih rendah 11.82% dan persepsi kualitas pelayanan yang dibenikan oleh PT. XYZ. Artinya bahwa PT XYZ masih belum dapat memenuhi sebahagian kecil harapan pelanggan atas kualitas pelayanan yang baik.
Segmentasi dilakukan agar PT. XYZ dapat memanfaatkan kesempatan pasar potensial. Penentuan pasar potensial tersebut berdasarkan kelompok pelanggan, produk at&t jasa yang ditawarkan, cakupan geografinya dan sasaran pasar PT. XYZ yang merupakan hasil penggabungan dari ketiga faktor di atas. Selain itu juga harus mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan internal PT. XYZ.
Berdasarkan faktor internal dan ekstemal maka strategi yang dikembangkan adalah strategi yang bersifat offensive. Strategi ini dapat dilakukan dengan membuat penawaran produk atau jasa baru yang inovatif untuk mendapatkan pelanggan harus, menjangkau daerah atau wilayah baru dengan memperbesar jaringan kornunikasi yang ada berdasarkan kebutuhan pelanggan dan melakukan penawaran produk atau jasa melalui prornosi dan iklan yang lebih gencar dan menarik perhatian.
PT. XYZ di dalam menerapkan konsep Customer Driven Company diharapkan dapat mempertahankan visi dan mengutamakan pelanggan, meningkatkan pelayanan kepada pelanggan dengan melakukan perbaikan terhadap feedback dan keluhan pelanggan, menghilangkan hambatan-hambatan yang ada di dalam pelayanan kepada pelanggannya. Selain itu juga diharapkan agar manajemen dapat memberikan contoh kepada seluruh pegawai untuk memfokuskan pelayanan kepada pelanggan. Dengan demikian setiap orang dalam perusahaan mempunyai visi yang sama cli dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T4789
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herry Mirza Putera; Lukman Ganis
"Dalam menghadapi lingkungan persaingan industri perbankan yang terus berubah dan semakin mengarah ke persaingan yang kompleks dan global, bank yang beroperasi harus dapat memenuhi kebutuhan nasabah. Konsep pemasaran harus disesuaikan dengan kondisi tersebut. Pemasaran dengan konsep klasik 4P (Product, Price, Place, Promotion) mulai mengalami definisi ulang dengan adanya konsep baru Customer Driven
Company yang dicetuskan oleh Richard C. Whiteley. Konsep tersebut memerlukan komponen 4 C (Customer Solution, Cost, Convenient Channel, Communication).
Komponen-komponen konsep lui mencakup penawaran suatu produk yang dapat memecahkan permasalahan nasabah, biaya yang dikeluarkan oleh nasabah untuk mendapatkan produk sesuai dengan biaya yang seharusnya dibebankan atas penciptaan produk saja, nasabah bebas memilili saluran distribusi yang ditawarkan oleh bank dan
perubahan dalam konteks komunikasi antara nasabah dan bank (komunikasi dilakukan dua arab). Keunikan konsep ini lebih menekankan pada kualitas produk dan kualitas pelayan kepada nasabah berusaha untuk memenuhi segala keingnan nasabah. Beberapa hal yang menjauh pertimbangan nasabah dalam memilih produk adalah keuntungan-keuntungan atas produk dan jasa yang ditawarkan, manfaat, kelemahan dan kekuatan yang menjadi ciri produk jasa yang ditawarkan pada nasabah dan produk juga harus mengkaitkan nasabah dengan banknya dalam hal sasaran, kebutuhan dan kedudukan nasabah saat ini. Proses penentuan tarif harus memperhitungkan posisi pasar, sasaran usaha, persaingan dan kondisi nasabah yang menjadi sasaran pasar. Posisi Bank Niaga dalam matrik penetapan tarif berada pada kwadran peluang optimal dimana kondisi persaingan dengan segmen Bank Niaga relatif sedang, mempunyai visi bahwa kepuasan nasabah adalah segalanya dan dan aspek biaya Bank Niaga lebih menekankan memperoleh pendapatan dan fee based Bank Niaga berupaya untuk meningkatkan saluran distribusi dengan menambah cabang-cabang spesialis, cabang-cabang otomatis, perbankan elektronik dengan pertimbangan ketersediaan sumber daya dan teknologi. Komunikasi Bank Niaga dengan nasabah dapat dilihat dan sikius pelayanan nasabah. Sikius pelayanan digunakan untuk menentukan prioritas yang harus dilakukan oleh Bank Niaga yang terdiri dari 3 kelompok. Kelompok pertama adalah prioritas utama pelaksanaan kegiatan yaitu kegiatan melakukan transaksi saja. Kelompok kedua adalah prioritas menengah terdiri dañ kegiatan-kegiatan menanyakan informasi, laporan, masuk bank, kartu kredit, produk dan jasa. Kelompok ketiga adalah terdiri dan kegiatan
pinjaman, organisasi bank, ATM dan pembukaan account. Pembagian kelompok ini memberikan informasi bagi Bank Niaga baliwa kegiatan melakukan transaksi merupakan prioritas utama yang hams dilakukan dalam meningkatkan pelayanan kepada nasabah.
Dengan mengetahui perbedaan persepsi internal (pendapat manajemen) dan eksternal (pendapat nasabah) atas pelayanan Bank Niaga dapat digunakan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasabah. Perbedaan paling besar terdapat pada accesability. Rata-rata perbedaan adalah 0.59, perbedaan ini menunjukkan kualitas pelayanan menurut nasabah lebth rendah 17% dañ persepsi kualitas pelayanan yang
diberikan oleb Bank Niaga. Artinya bahwa Bank Niaga sebeuarnya masih belum dapat memenuhi sebagian kecil harapan nasabah atas kualitas pelayanan yang baik.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
KA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sovi Mutia
"Menciptakan customer loyalty merupakan cara efektif untuk menjaga profitabilitas perusahaan. Salah satu usaha untuk menciptakan customer loyalty adalah dengan mengadakan loyalty program. Loyalty program sendiri merupakan salah satu implementasi dari relationship marketing. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis bagaimana praktek relationship marketing yang dilakukan oleh The Body Shop lewat loyalty program ldquo;Love Your Body Club rdquo; dapat mempengaruhi customer loyalty. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan kuisioner yang disebarkan kepada 100 orang member The Body Shop di Jakarta dan dianalisis menggunakan analisis linear sederhana. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa relationship marketing memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas member The Body Shop di Jakarta.

Creating customer loyalty is the effective way to save profitability of a company. One of the ways to achieve customer loyalty is creating loyalty program. Loyalty program is one of the implementation in relationship marketing. The objective of this research is to analyze how relationship marketing practice conducted by The Body Shop through loyalty program ldquo Love Your Body Club rdquo could affect customer loyalty. This quantitative research was accomplished by collecting questionnaires from 100 members of The Body Shop in Jakarta and analyzed with linear regression. The result of this research indicated that relationship marketing had a significant influence to customer loyalty of The Body Shop members in Jakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S68419
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library