Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hilman Darmawan Chandra Purnama
"Presiden Joko Widodo mengumumkan keputusan untuk memindahkan Ibukota Negara Indonesia dari Jakarta ke Kalimantan Timur melalui media pada 26 Agustus 2019, seminggu setelah peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-74. Akan ada pembangunan bangunan baru secara besar-besaran untuk menjalankan fungsi kepemerintahan di ibukota baru. Maka, terdapat kesempatan bagi perusahaan Indonesia di sektor properti. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kehadiran abnormal return yang positif pada perusahaan di sektor properti yang terdaftar pada bursa saham Indonesia. Terdapat 23 perusahaan yang dievaluasi. Kami menggunakan 26 Agustus 2019 sebagai hari peristiwa dengan periode 10 hari sebelum dan 10 hari sesudah tanggal tersebut. Kami menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test dan Paired-T Test untuk menganalisis data. Secara mengejutkan, kami menemukan abnormal return positif namun insignifikan 1 hari saja setelah pengumuman. Temuan ini mengindikasikan bahwa tidak cukup bukti untuk menyimpulkan bahwa para investor merespon secara positif terhadap pengumuman relokasi ibukota. Selain itu, ditemukan juga indikasi atas dugaan kebocoran informasi mengenai pengumuman pemindahan Ibukota sejak 3 hari sebelum hari pengumuman. Meski begitu, masih diperlukan kejelasan apakah temuan ini disebabkan oleh kota yang dipilih sebagai ibukota baru atau dikarenakan faktor lainnya.

President Joko Widodo announced the decision to relocate the Capital City of Indonesia from Jakarta to Eastern Kalimantan throughout the media on August 26th 2019, a week after the 74th Anniversary of Indonesia's Independence Day. There will be a large construction of new buildings to carry out government functions in the new capital. Thus, there is a new opportunity for Indonesian firms in the property sector. This study aims to analyze whether there is a positive abnormal return on companies in the property sector listed on the Indonesian stock exchange. There are 23 companies evaluated. We use 26th Agustus 2019 as the event day with 10 days window period before and 10 days period after the date. We use the Wilcoxon Signed Rank Test and Paired-T Test method to analyze the data. Surprisingly, we found a insignificantly positve abnormal return just 1 day after the announcement. This finding indicates that there is not sufficient evidence to conclude that investors respond positively to capital city reallocation announcements. Moreover, we also found an indication of information leakage of the announcement 3 days prior to the announcement date. However, there is unclear whether this finding is due to the city chosen as the new capital city or due to other factors."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miftahul Jannah
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat reaksi pasar modal Indonesia terhadap penerbitan Indeks SRI-KEHATI pada tahun 2009 sampai tahun 2016 (enam belas periode). Reaksi pasar dilihat dari variabel abnormal return, trading volume activity, dan proportional bid-ask spread. Hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat reaksi yang positif dan signifikan dari pasar modal Indonesia terhadap penerbitan Indeks SRI-KEHATI jika diukur dengan  variabel trading volume activity dan proportional bid-ask spread. Akan tetapi, reaksi yang terjadi tidak konsisten untuk setiap periode pengamatan. Sedangkan variabel abnormal return menunjukkan reaksi yang tidak signifikan.

This study aims to examine the reaction of Indonesian capital market to the issuance of SRI-KEHATI Index in 2009 until 2016 (sixteen periods). The market reaction is seen from abnormal return, trading volume activity, and proportional bid-ask spread. The results show that there is positive and significant reaction of Indonesian capital market to the issuance of the SRI-KEHATI Index if measured by variables trading volume activity, and proportional bid-ask spread. However, the reaction is inconsistent for each observation period. Variable abnormal return shows insignificant reaction towards the announcement of the index.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michelle Owin
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari pengumuman pembagian dividen tunai pada saat declaration date terhadap harga dan volume perdagangan saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2019. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan pengumpulan data menggunakan metode studi kepustakaan. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu menggunakan 39 perusahaan dengan total 509 observasi selama 10 tahun. Penelitian ini menggunakan event study dengan periode jendela selama 21 hari (t-10, t=0, t+10) dan periode estimasi selama 90 hari (t-100 sampai t-10). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pengumuman pembagian dividen tunai tidak berpengaruh terhadap harga dan volume perdagangan saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2019.

This study aims to see the effect of the announcement of cash dividend distribution on the declaration date on the price and trading volume of shares in companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2010-2019. This study uses a quantitative approach with data collection using library research methods. The number of samples in this study used 39 companies with a total of 509 observations over 10 years. This study used an event study with a window period of 21 days (t-10, t = 0, t + 10) and an estimated period of 90 days (t-100 to t-10). The results show that the announcement of cash dividend distribution has no effect on the price and volume of stock trading in companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2010-2019."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ra Syafi
"ABSTRAK
Tujuan dibuatnya skripsi ini adalah untuk mengetahui efek dari pengumuman transaksi merger dan akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan yang berada di daerah NAFTA ketika perusahaan targetnya berada di negara berkembang. Untuk menjawab pertanyaan ini, penulis menggunakan metode event study, t-test CAAR (Cumulative Average Abnormal Return), dan analisa cross section. Berdasarkan hasil yang diperoleh, CAAR yang berada di durasi 1,3, dan 5 hari jendela acara (event window), yang dihitung menggunakan metode Fama French 3 Factor Model signifikan pada tingkat signifikansi 1%. Tesis ini menemukan adanya efek pengumuman yang positif kepada harga saham yang terletak di daerah NAFTA ketika mereka mengumumkan akuisis perusahaan yang berada di negara berkembang.

ABSTRACT
The purpose of this thesis is to find mergers and acquisitions announcement effects for NAFTA based acquirers when they acquire companies in the emerging markets. To answer this question, an event study, t-test on different CAARs, and cross-section analysis were conducted. Based on the results, the CAAR on the 1, 3, and 5 event windows which are estimated by Fama French 3 Factor is significant at a 1% significance level. In conclusion, there is a positive announcement effect for NAFTA acquirer when they announce an acquisition of a company in the emerging market."
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Falih Aryanto
"ABSTRACT
Penelitian ini merupakan studi empiris untuk menganalisis peristiwa internasional dan dampaknya terhadappasar modal indonesia. peristiwa internasional yang diteliti adalah pengumuman kebijakan moneter ekspansif yang dikeluarkan oleh Bank Sentral amerika Serikat, yaitu quantitative easing yang dilakukan dalam tiga tahapan pengumuman pada tanggal 26 november 2008, 4 november 2010 dan 14 september 2012 (hari perdagangan bursa di Indonesia). Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis abnormal return dan trading volume activity yang terjadi di setiap periode peristiwa. Penelitian menggunakan periode pengamatan yang terdiri dari120 hari periode sesimasi dan 11 hari periode peristiwa disetiap tahapan pengumuman quantitative easing. Analisis studi peristiwa dilakukan pada pasar modal Indonesia yang diwakili oleh 127 saham yang pernah masuk dalam indeks kategori LQ45 dan secara akti diperdagangkan disetiap periode peristiwa. Asumsi bahwa pasar modal Indonesia terkointegrasi dengan pasar modal internasional internasional menyebabkan pengumuman kebijakan quantitative easing dapat menjadi informsai yang positif bagi pemodal di Indonesia. Hasil analisis menunjukkan bahwa terjadi abnormal return positif yang signifikan di sekitar tanggal peristiwa dan peningkatan setelah peristiwa pengumuman kebijakan quantitative easing. HAsil pengujian efesiensi pasar menunjukkan bahwa pasar modal Indonesia efesien secara informasi dalam bentuk setengah kuat sehinnga pemodal tidak dapat menggunakan informasi yang dipublikasikan untuk mendapatkan keuntungan (abnormal return positif) dalam jangka waktu yang lama (hanya di sekitar tanggal peristiwa)."
Direktorat Jenderal Pembendaharaan Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 2016
336 ITR 1:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Azwar Ramadhana Sonjaya
"Pengujian empiris teori pasar efisien (EMH) terus dilakukan oleh banyak peneliti baik yang hasilnya memperkuat maupun yang memperlemah teori tersebut. Salah satu penelitian yang memperlemah teori EMH adalah studi anomali, seperti Ramadan effect. Studi anomali sendiri dibantah oleh penelitian terbaru yang menemukan bukti adanya pelemahan bahkan menghilangnya efek anomali. Penelitian ini mencoba menguji persistensi Ramadan effect pada stock return di 10 negara Muslim. Penulis menemukan bahwa Ramadan effect memang hadir tetapi tidak bersifat persisten. Hal ini konsisten dengan temuan pada uji bentuk pasar efisien, dimana ditemukan bahwa semua pasar di 10 negara Muslim tidak efisien. Ketika dimasukkan faktor krisis, Ramadan effect tetap tidak hadir secara persisten.

Empirical testing of Efficient Market Hypothesis (EMH) theory continues to be done by many researchers which the results strengthen or weakened the theory. One that weaken the EMH theory is the study of anomalies, such as the Ramadan effect. Study of anomalies itself is disputed by a new research that found evidence of weakening and even disappearance of the anomalous effect. This study attempts to examine the persistence of Ramadan effect on stock return in 10 Muslim-majority countries. We find the Ramadan effect is present but is not persistent. This is consistent with the findings of the test of efficient market form, where it was found that market in all 10 countries is not efficient. While the crisis factors is also excluded, the Ramadan effect remains not persistently present.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S55535
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Rahmayanti
"Penelitian ini menguji kinerja jangka panjang saham IPO di Bursa Efek Jakarta antara tahun 1999-2001. Tujuan dari penelitian ini adalah mencari tahu adanya underperformance di Indonesia, apakah ada perbedaan underperformance antara sektor keuangan dan non keuangan, serta jenis informasi apa yang mempengaruhi 3 year holding period return. Untuk mengevaluasi long run underperformance dari saham IPO pengukuran yang digunakan adalah kumulatif average abnormal return yang berasal dari market adjusted abnormal return bulanan saham portfolio, yang menggunakan IHSG sebagai benchmark. Regresi crossection digunakan untuk melihat informasi apa yang berpengaruh terhadap return 3 tahun saham IPO tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam jangka waktu tiga tahun memang terjadi penurunan kinerja dalam jangka panjang. Ini terbukti grafik yang semakin lama semakin menurun baik pada semua sampel maupun dibedakan antara perusahaan keuangan dan non keuangan, serta dari nilai CAAR yang menunjukkan nilai negatif. Penelitian ini juga berhasil membuktikan bahwa penurunan kinerja saham IPO sektor keuangan lebih kecil daripada saham IPO sektor non keuangan. Untuk informasi yang mempengaruhi 3 year holding period return hanya besaran perusahaan saja yang signifikan pada alpha 5%, dan tipe perusahaan signifikan pada alpha 10 %.
Kata Kunci : Return jangka panjang, Average.

Research to test long term productivity of IPO shares in the Jakarta stock exchange during 1999-2001. The objective of this research is to find out if there is underperformance in Indonesia, whether there are underperformance differences between financial and non financial sector. and what sort of information that influence 3 year holding period return. To evaluate the long run performance of initial public offerings, the used measure is cumulatif average abnormal return (CAAR) calculated with monthly portfolio rebalancing, where the adjusted return are computed using IHSG as a benchmarks. To investigate possible information for the three year holding period return of IPOs, cross sectional regression is used.
From the outcome of the research it shows that during the 3 years there are decreasing long term productivities. It is proven from the graphic illustration a decreasing performance in all sample data used including both sectors financial and non financial and also from the CAAR shows a negative value. The research also can proved that underperformance on financial IPOs less than non financial IPOs. For the information that influence 3 year holding period return only large firms that significant on 5% Alpha and type of the firm on 10% Alpha.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T20225
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tuning Indraswari Kusumaningtyas
"ABSTRAK
Karya akhir ini mempunyai tiga tujuan utama yaitu mengetahui keberadaan dan
besarnya initial abnormal return (underpricing) saham perdana dikaitkan dengan kondisi
pasar modal tahun 1998 - 2000, perilaku saham perdana melalul pola cumulative
abnormal return serta menguji signifikansi beberapa variabel kandidat, untuk melihat
pengaruh variabel tersebut terhadap besaran initial abnormal return. Dalam literatur
literatur keuangan disebutkan bahwa harga penawaran saham perdana umumnya lebih
rendah dan nilal wajarnya. Beberapa penelitian seperti penelitian Lee, Taylor dan Walter
(emisi saham baru di Australia), Ibbotson dan Ritter (emisi saham baru di Amerika),
Dimson dan Levis (Inggris) dan Aggarwal, Leal dan Hernandez (Brazil) telah
mengkonfirmasi adanya fenomena underpricing tersebut.
Study karya akhir berdasarkan metodologi event study yang dikombinasikan
dengan metodologi time-series. Metodologi time-series digunakan untuk membersihkan
data dan unsur autokorelasi sebelum dimasukkan sebagai input (model normal return)
dalam metodologi event study dalam rangka memperoleh abnormal return. Gabungan
kedua metodologi ini akan menghasilkan output yang relatif akurat sebagai model
pengukur normal return saham. Pokok penelitian dalam study adalah IPO 1998-2000
dengan tujuan memperoleh gambaran perilaku emisi saham pada kondisi krisis, untuk
mengetahui apakah terdapat perbedaan dengan masa sebelumnya.
Hasil penelitian pada karya akhir ini menunjukkan bahwa selama periode tahun
1998 sampai dengan tahun 2000, emisi saham perdana menghasilkan initial abnormal
return (nderpricing) sebesar 3347% secara rata-rata dan signifikan (pada ? =1%) saat
pertama kah diperdagangkan. Hash penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya
dalam hal besarannya yang sangat signifikan. Penelitian Hanafi (1998) mendapatkan
besaran sebesar 15% untuk emisi saham perdana periode 1989 ? 1990, sedangkan
Hermawan (2000) menemukan underpricing pada hari pertama signifikan sebesar 8,52%
Perbedaan yang jauh atas besaran underpricing tersebut terutama disebabkan
kondisi pasar yang berbeda. Pertama, pada saat krisis, harga-harga saham jatuh ke level
yang paling murah, bahkan untuk beberapa saham, tidak dianggap berharga karena
nilainya jauh dibawah nilai nominalnya. Hal ini menyebabkan harga saat penawaran
saham perdana, ditentukan rendah, relatif bila dibandingkan dengan periode sebelum
krisis. Ketika pada hari pertama, saham perdana dengan harga rendah tersebut, dengan
overreaction pasar yang terjadi ketika dilepas ke pasar sekunder, maka besaran
underpricing menjadi relatif lebih besar dibandingkan jika harga saham ditawarkan pada
harga normal (sebelum krisis).
Kedua, return pasar yang rendah disebabkan minimnya perdagangan (thin
trading) untuk tahun 1998 ?2000 relatif jika dibandingkan periode sebelumnya. Selama
periode krisis dan berikutnya, bursa cenderung bersifat spekulatif dan segala informasi
dianggap kesempatan untuk menghasilkan keuntungan. Hal ini terlihat dari pola
cumulative abnormal return, khususnya pada tahun 1998.
Ketiga, jika dikaitkan dengan faktor risk-return dan saham-saham BEJ dalam
periode krisis, tentunya investor mengharapkan return yang tinggi akibat makin
membengkaknya risk untuk memegang Saham-saham di bursa Indonesia, sehingga pihak
perusahaan atau penjamin emisi menetapkan tingkat underpricing yang besar untuk
menarik minat investor atas sahamnya, dengan menetapkan harga penawaran yang jauh
Iebih rendah dan nilai wajar perusahaan. Selain dari segi harga perdana yang ditawarkan,
tingkat risiko yang diantisipasi investor juga telah tercermin dalam tingkat expected
return saham perdana. Sehingga secara keseluruhan, meningkatnya besaran initial
abnormal return (underpricing) secara signifikan untuk periode krisis merupakan suatu
hal yang wajar.
Perilaku saham perdana yang dilihat dan pergerakan cumulative average
abnormal return menunjukkan bahwa tingkat underpricing yang terbesar hanya terjadi
pada hari pertama. Pada hari kedua, saham perdana mengalami koreksi yang cukup
signifikan. Average abnormal return masih diharapkan positif pada hari-hari berikutnya
nampaknya tidak terjadi. Pada pola cumulative average abnormal return jika pada
penelitian Hermawan (2000) menunjukkan kecenderungan penurunan perlahan pada hari
hari berikutnya, maka yang terjadi pada penelitian ini adalah pola cumulative average
abnormal return mengalami pola yang stabil untuk masa 60 hasil perdagangan, sebagai
penyesuaian atas overreaction di hari pertama, bahkan sedikit terlihat tren yang
meningkat. Akan tetapi periode pengamatan yang hanya 60 hari membatasi untuk
mengambil kesimpulan secara umum untuk periode yang lebih panjang.
Penelitian ini tidak menemukan hubungan yang signitikan antara variabel
variabel kandidat dengan tingkat initial abnormal return kecuali untuk variabel nilai
emisi saham perdana yang menunjukkan hubungan yang negatif dimana nilai emisi yang
lebih rendah akan menyebabkan besaran initial abnormal return yang Iebih tinggi. Hal
ini terkait dengan persepsi investor bahwa perusahaan dengan nilai emisi kecil cenderung
Iebih berisiko dibandingkan dengan perusahaan besar (dilihat dari besarnya nilai emisi).
Temuan ini memberikan beberapa implikasi. Bagi investor, makin menguatkan
kelebihan dan strategi ambil-untung yaitu pembelian saham di pasar perdana untuk dijual
Iangsung di pasar sekunder pada hari pertama perdagangan. Karena besaran underpricing
yang didapatkan jauh lebih besar pada periode setelah krisis jika dibandingkan dengan
penelitian-penelitian sebelumnya. Kemudian bagi peneliti, adalah tantangan untuk
mengetahui bagaimana dan seperti apa structural changes yang dialami Bursa Efek
Jakarta jika dikaitkan dengan indikasi bahwa terjadi perubahan besaran initial abnormal
return yang signifikan. Sedangkan bagi para akademisi, hal ini semakin menguatkan
kesimpulan bahwa Bursa Efek Jakarta memiliki bentuk pasar yang definitely semi-strong
inefficient.
"
2001
T3544
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita
"Tujuan penelitian ini adalah menganalisis penyebab dan konsekuensi perilaku herding oleh investor asing dan domestik di Bursa Efek Indonesia. Faktor-faktor penyebab perilaku herding difokuskan pada karakteristik saham, meliputi ukuran perusahaan, tingkat likuiditas, imbal hasil masa lalu, dan volatilitas imbal hasil. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis data panel, yaitu model fixed effect dan model random effect. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik investor asing maupun investor domestik berperilaku herding, tetapi tingkat herding investor asing lebih tinggi dibandingkan investor domestik. Selain itu, tingkat sell-herding oleh investor asing dan domestik lebih tinggi dibandingkan tingkat buy-herding. Penelitian ini menemukan bukti signifikan bahwa perilaku herding oleh investor asing dan domestik sama-sama termasuk dalam kategori unintentional herding. Investor asing merupakan momentum trader, sedangkan investor domestik merupakan contrarian trader. Portofolio saham yang di-herd buy dan di-herd sell oleh investor asing menghasilkan imbal hasil positif di masa depan, menunjukkan bahwa buy-herding dan sell-herding oleh investor asing, secara terpisah, menguntungkan dan merugikan investor. Di lain pihak, buy-herding dan sell-herding oleh investor domestik merugikan investor. Hal ini ditunjukkan oleh imbal hasil negatif di masa depan untuk portofolio saham yang di-herd buy oleh investor domestik, sedangkan portofolio saham yang di-herd sell mempunyai imbal positif di masa depan. Terakhir, perilaku buy-herding investor asing tidak mendestabilisasi harga saham, tetapi tidak demikian dengan perilaku sell-herding investor asing. Baik perilaku buy-herding maupun sell-herding oleh investor domestik mendestabilisasi harga saham.

This study investigates causes and consequences of foreign and domestic investor herding in Indonesia Stock Exchange. Causes of herding are focused on stock characteristics, such as size, stock liquidity, past returns, and volatility. The analysis technique used in this study is fixed effect and random effect panel regression model. Results show that both foreign and domestic herd, but foreign investors herding level is higher than domestic’s. Furthermore, sell-herding level of both foreign and domestic investors is higher than buy-herding level. This study find significant evidence of foreign and domestic investor herding is driven by past returns. Domestic investors tend to herd more on firms with bigger capitalization. Foreign investors are momentum traders, while domestic investors are contrarian trader. The portfolio that foreign investors herd buy and herd sell produce positive returns in the future, suggest buy-herding and sell-herding by foreign investors have a desirable and adverse effect on investors, respectively. By contrast, buy-herding and sell-herding by domestic investors incur losses. This is indicated by negative returns in the future for the portfolios that domestic investors herd buy, while the portfolios that domestic investors herd sell generate positive returns in the future. Lastly, foreign investors buy-herding behavior does not have potential to destabilize stock prices, but not so with foreign sell-herding behavior. Either domestic buy-herding or sell-herding destabilizes the stock prices.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wilis Windar Astri
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah strategi pemilihan aset
dalam portofolio yang didasarkan pada likuiditas turnover ratio dan Amihud
Illiquidity mampu menghasilkan abnormal return atau tidak. Setiap portofolio
yang dibentuk kemudian di-hold dengan masa kepemilikan selama 6 bulan (6M)
dan 12 bulan (12M). Excess return dari setiap portofolio kemudian dievaluasi
dengan model CAPM, Fama-French Three Factors, dan Carhart Four Factors.
Hasilnya, diperoleh nilai abnormal return yang positif dan signifikan pada
portofolio least ? most liquid strategi 6 ? 6M yang disusun berdasarkan turnover
ratio.

ABSTRACT
This paper aimed to test whether stock selection strategy based on
liquidity namely turnover ratio and Amihud Illiquidity could generate abnormal
return or not. Holding periods for every formed portfolio are 6 months (6M) and
12 month (12M). Each portfolio excess return then evaluated with CAPM, Fama-
French Three Factors Model, and Carhart Four Factors Model. The results show
that positive alpha consistently generated from least ? most liquid portofolio with
formation and holding strategy 6 ? 6M which arranged by turnover ratio."
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   4 5 6 7 8 9 10   >>