Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Harries Hidayat
"Salah satu peran pasar modal adalah sebagai lembaga yang dapat melakukan pemupukan modal dan mobilisasi dana secara produktif. Menurut Fama (1970) dan Ferguson (1983), pasar modal akan mewujudkan hal tersebut dengan efektif apabila pasar modal itu efisien. Makna yang terkandung dalam pasar modal efisien adalah harga-harga sekuritas di pasar modal telah mencerminkan seluruh informasi yang tersebar luas. Dengan demikian dapat lebih mendukung perkembangan ekonomi karena adanya alokasi dana dari sektor yang kurang produktif ke sektor yang lebih produktif dan akan mempermudah para pelaku pasar modal dalam melakukan kebijakan dan pengambilan keputusan.
Tujuan pokok penelitian ini adalah menguji asosiasi laba tahunan dengan harga saham di BEJ. Penelitian ini didasarkan pada pendekatan bahwa pasar modal telah efisien dalam bentuk setengah kuat yang menyatakan dengan tersebarnya informasi baru (informasi earnings, dividend dan lain-lain) maka harga sekuritas seharusnya bereaksi dengan menyesuaikan ke tingkat harga yang baru.
Selain tujuan pokok tersebut, juga diamati asosiasi laba tahunan dengan harga saham berdasarkan ukuran perusahaan dan perubahan Debt Equity Ratio (DER). Ukuran perusahaan didasarkan pada nilai kapitalisasi setiap saham, sedangkan perubahan DER didasarkan pada perbandingan DER tahun ini dengan DER tahun sebelumnya.
Data yang digunakan untuk penelitian ini diperoleh dari BEJ. Data tersebut meliputi harga harian saham dan Index LQ-45 tanggal 9 sampai dengan 29 Desember 1997 untuk perhitungan expected return setiap saham (ERj), laporan keuangan perusahaan tahun 1996 dan 1997 yang telah diaudit untuk perhitungan tingkat perubahan laba (% earnings change) dan perubahan DER, nilai kapitalisasi saham untuk menentukan ukuran perusahaan, serta harga harian saham dan Index LQ-45 selama 15 hari setelah laporan keuangan tahun 1997 dipublikasikan untuk perhitungan cumulative abnormal return (CAR).
Berdasarkan hasil uji statistik, terdapat asosiasi yang signifikan antara laba dengan cumulative abnormal return (CAR). Selanjutnya dilihat seberapa besar variasi perubahan harga saham dipengaruhi oleh variasi perubahan laba, dengan melihat nilai R_ Square. Dan hasil uji statistik terlihat tingkat asosiasi laba dengan harga saham sebesar 18,62%. Koefisien slope (beta) sebesar +0,0041 menunjukkan bahwa setiap perubahan (kenaikanlpenurunan) laba I% maka investor memperoleh kenaikan/penurunan abnormal return sebesar 0,0041%.
Selanjutnya, sampel dibagi menjadi dua kelompok portofolio berdasarkan nilai kapitalisasi saham, yaitu kelompok perusahaan besar dan kelompok perusahan kecil, dengan batas pemisah nilai kapitalisasi saham Rp. 1 Trilyun. Berdasarkan hasil uji statistik, dapat disimpulkan bahwa asosiasi laba tahunan dengan harga saham tidak dipengaruhi secara nyata (signifikan) oleh ukuran perusahaan. Hubungan yang tidak signifikan ini terjadi kemungkinan karena investor BEJ memandang ukuran perusahaan bukanlah informasi lain (second inrformation) yang relevan dalam membaca informasi laba.
Berikutnya, sampel dibagi menjadi dua kelompok portofolio berdasarkan perubahan DER, yaitu kelompok perusahaan dengan DER yang meningkat dan kelompok dengan DER yang menurun. Hasil pengujian menunjukkan asosiasi laba tahunan dengan harga saham tidak dipengaruhi secara nyata (signifikan) oleh perubahan DER perusahaan emiten. Hubungan yang tidak signifikan ini terjadi kemungkinan karena investor BEJ tidak memandang perubahan proporsi hutang sebagai informasi lain (second information) yang relevan ketika mengamati informasi laba tahunan.
Hasil penelitian ini menunjukkan, terdapat asosiasi informasi keuangan dengan harga saham. Hal ini membuktikan bahwa investor pasar modal Indonesia telah memperhatikan faktor fundamental perusahaan emiten. Untuk itu diperlukan regulasi dari Bapepam dan pengelola PT. Bursa Efek Jakarta agar emiten lebih terbuka, murni dan jujur dalam penyampaian informasi keuangan yang merupakan indikator perkembangan perusahaannya. Dengan demikian pasar modal Indonesia dapat lebih sehat, dipercaya oleh investor dan menguntungkan semua pihak.
Untuk penelitian selanjutnya perhitungan expected return dapat dimodifikasi misalnya dengan CAPM. Selain itu dapat dikembangkan parameter yang lain seperti laba triwulanan, laba semesteran ataupun informasi lain misalnya stock dividend, stock split, cash dividend, penjualan saham borongan, dan right issue."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T2368
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky Bay
"Pembelian kembali saham (repurchase stock) merupakan alternatif kebijakan perusahaan dalam mendistribusikan ketebihan kasnya kepada para pemegang saham selain kebijakan kebijakan pembayaran dividend tunai. Pembelian kembali saham oleh manajemen perusahaan dilakukan dengan berbagai tujuan, antara lain untuk menjaga harga saham pada taraf yang normal, memberikan signal mengenai prospek saham di masa datang dan untuk meningkatkan Earning Per Share (EPS).
Penelitian ini memiliki dua tujuan utama. Panama, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengumuman pembelian kembali saham (repurchase stock) terhadap harga saham dimana penelitian ini menggunakan sampel pengumuman pembelian kembali saham yang dilakukan oleh emiten yang listing di Bursa Efek Jakarta selama periode tahun Januari 1999 - Oktober 2006. adapun reaksi harga saham diukur menggunakan metode event study melalui perhitungan average abnormal return dan cumulative average abnormal return pada periode peristiwa Kedua, tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa yang mempengaruhi respan pasar terhadap pengumuman pembelian kembali saham, yang dilakukan dengan menggunakan metode regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa harga saham bereaksi secara positif dan signifikan pada hari t=10 yaitu pada hari dimuatnya pengumuman rencana pembelian kembali saham tersebut di surat kabar nasional dan juga reaksi positif dan signifikan juga terjadi selama periode t=0 sampai dengan t+4. hasil penelitian ini menunjukkan tentang adanya persepsi pasar yang positif terhadap peristiwa pengumuman pembelian kembali saham yang dilakukan perusahaan, serta memberikan dukungan terhadap teori signaling, free cash fowl agency theory, dimana teori-teori tersebut juga memberikan argumen adanya keuntungan yang diperoleh perusahaan jika perusahaan tersebut memberikan sinyal tentang kondisi perusahaan yang relatif baik.
Tingkat perubahan Earning Per Share perusahaan dengan pengujian secara individu terbukti secara signifikan mempengaruhi besaran CAAR yang terjadi, dengan taraf signifikansi secara statistik sebesar I persen, dan tidak terbukti signifikan pads pengujian secara bersama-sama.
Tingkat leverage perusahaan juga terbukti signifikan secara statistik dalam mempengaruhi besaran CAAR tersebut, dimana hash analisis regresi menunjukkan bahwa semakin kecil rasio leverage yang ada di perusahaan akan semakin tinggi besaran CAAR yang terjadi.
Tingkat perubahan Cash Flow terbukti mempengaruhi CAAR secara statistik dengan alpha 5 persen, dimana hash menunjukkan bahwa semakin meningkat perubahan Cash Flow akan semakin tinggi besaran CAAR yang terjadi.

Repurchase stock represents company's alternative policy in distributing its exceeding cash to stakeholders besides cash dividend payment policy. Repurchase share by company management is conducted with various purposes, such as for maintaining share normal level, issuing signal concerning share prospect in the future and for increasing Earning per Share (EPS).
This research has two main objectives. First, the purpose of this research is to recognize the influence of repurchase stock on share price where this research used the announcement of repurchase stock conducted by firms listed in Jakarta Stock Exchange during period January 1999 -- October 2006. Share price reaction was measured with using event study method through the calculation of average abnormal return and cumulative average abnormal return in event period. Second, the objective of this research is to identify what factors influencing market response on the announcement of repurchase stock, conducted with using double regression method.
This research showed that share price reacted positively and significantly in day t = 0, namely in the day of issuing announcement of repurchase stock plan in national newspaper and also positive and significant reactions were happened during period t = 0 up to t+4. The result of this research showed that there is positive market perception on the event of repurchase share announcement conducted by company as well as it gives support on signaling theory, free cash flow /agency theory, where said theories also give argument concerning the existing benefit obtained by company if said company gives signal of relatively good company condition.
Changing level of company earning per share was proved significant influencing the amount of CAAR happening with individual testing, with statistic significance level is 1 percent, and was not proved significant with together testing.
Company leverage level was also proved significant in influencing the amount of said CAAR, where the result of regression analysis showed that the more lower leverage ration existing in company, the more higher CAAR happening.
The level of Cash Flow changing was proved influencing CAAR with alpha 10 percent, where the result showed that the more higher Cash Flow change, the more higher the amount of CAAR happening.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T 17854
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardiansyah Iwan Rahmadi
"Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) menguji reaksi harga saham terhadap pengumuman dividen, (2) menguji pengaruh perubahan dividen, kondisi pasar, hari perdagangan dilakukannya pengumuman dividen terhadap kumulatif abnormal return pada beberapa saham di Indonesia. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah emiten di Bursa Efek Jakarta yang masuk dalam daftar LQ 45 dan melakukan pengumuman pembagian dividen kas pada periode I Januari 2003 sampai dengan 31 Desember 2005. Metode penelitian yang digunakan adalah metode event study yang kemudian dilanjutkan analisa cross-sectional dengan metode regresi linier berganda untuk menguji pengaruh perubahan dividen, kondisi pasar, dan hari pengumuman terhadap kumulatif abnormal return.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pengumuman pembagian dividen naik di hari Senin, Selasa, dan Rabu, terdapat adanya reaksi harga saham yang signifikan terhadap even tersebut. Sedangkan pada pengumuman hari Kamis dan Jumat, tidak terdapat reaksi harga yang signifikan. Sedangkan pola kumulatif abnormal return yang terjadi selama periode even, pada even hari Senin menunjukkan pola yang sesuai dengan information content of dividends hypothesis theory. Pada even hari Rabu polanya cenderung datar, sedang pada even hari Kamis polanya cenderung positif baik untuk pengumuman dividen yang naik maupun yang turun.
Dari hasil analisis regresi linier berganda diketahui bahwa kumulatif abnormal return yang terjadi selama periode even dipengaruhi secara negatif oleh return IHSG dan return kurs. Sedangkan perubahan dividen tidak berpengaruh terhadap kumulatif abnormal return yang terjadi selama periode even. Secara rata-rata, kumulatif abnormal return yang terjadi pada pengumuman yang dilakukan hari Kamis lebih tinggi 8,2 % dibandingkan dengan kumulatif abnormal return pada pengumuman yang dilakukan pada hari Rabu.

The objectives of this study are: (1) examines stock price reactions to dividend announcements, (2) to test the effect of dividend changes, market conditions, and days of the week on cumulative abnormal return of some Indonesians common stock dividend announcements. A sample of dividend is partitioned by dividend changes and days of announcement. The methodology of this study using event study to examines stock price reactions and cross-sectional regressions are estimated using dummy dividend changes, market index, foreign exchange, and dummy days of announcement to explain cumulative abnormal return.
The results indicate that there are stock price reactions to dividend increases announcements on Monday, Tuesday, and Wednesday, but no stock price reactions to dividend increases announcements on Thursday and Friday. The cumulative abnormal return trend of dividend announcements on Monday supporting "the information content of dividend hypothesis", but on Wednesday the trend is relatively flat, and on Thursday is relatively positive, whether on dividend increases or dividend decreases.
The results of cross-sectional regressions indicate that cumulative abnormal return is negatively related to market index and foreign exchange along the event periods. The dividend changes are not related to cumulative abnormal return. On average, cumulative abnormal return of dividend announcements on Thursday have 8, 2% higher than cumulative abnormal return of dividend announcements on Wednesday.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18445
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Waraqah Handayani
"Investasi di pasar memiliki kemungkinan bagi seorang investor yang memperoleh keuntungan ataupun kerugian. seorang investor tentu akan selalu berusaha mendapatkan keuntungan. Keuntungan yang didapat tidak hanya banyak dipengaruhi atas kemampuan investor dalam menilai keadaan suatu perusahaan ataupun saham serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Untuk melakukan penilaian terhadap saham, seorang investor memerlukan informasi. Informasi yang dipakai untuk menilai suatu saham tersedia dari berbagai macam sumber informasi. Informasi tersebut bisa berupa rumor, corporate action, suku bunga, inflasi, kondisi makro ekonomi, laba perusahaan, situasi politik dan sebagainya.
Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi bagi para investor dalam melakukan investasi pada sebuah saham. Dengan merujuk pada laporan keuangan maka para investor dapat menilai kinerja suatu perusahaan, apakah kinerja perusahaan itu baik, sedang ataupun buruk.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya seperti halnya penelitian yang dilakukan oleh Beaver, Morse dan Daniel, pengumuman laba akan menghasilkan abnormal return yang lebih tinggi pada hari sekitarnya. Abnormal return tersebut lerjadi pada harga saham dan jugs volume transaksi.
Karya akhir ini mencoba mereplikasi apa yang telah diteliti oleh Beaver, Morse dan Daniel. Dengan mereplikasi, karya akhir ini ingin melihat bagaimana reaksi pasar di Bursa Efek Jakarta terhadap pengumuman laba. Hal yang akan dilihat adalah abnormal return baik pada harga saham mapupun volume transaksi pada hari sekitar pengumuman laba di Bursa Efek Jakarta selama tahun 2004 , 2005 dan sampai dengan akhir Juni 2006.
Hasil yang didapat dari karya akhir ini adalah lemahnya perubahan harga saham dan juga volume transaksi pada Bursa Efek Jakarta pada hari sekitar pengumuman laba. Lemahnya perubahan harga saham dan volume transaksi ini mengakibatkan tidak adanya lonjakan nilai rata-rata harga abnormal return untuk harga baik yang diabsolutkan dan yang tidak serta abnormal return untuk volume.
Pengujian statistik dengan menggunakan chi square dengan hipothesis nol bahwa tiap-tiap emiten memiliki nilai return yang sama selama periode peristiwa. Sedangkan hipothesis alternatif memiliki anggapan bahwa harga return tidak sama selama 31 hari. (periode peristiwa). Hasil yang didapatkan adalah jumlah emiten dengan hasil hipothesis nol atau yang diterima lebih banyak dari pada yang hipothesis nol ditolak. Artinya sebagian besar emiten tidak memiliki perubahan yang signifikan antara aktual return dengan return yang diharapkan selama periode peristiwa (31 hari).

Investment in stock exchange has two possibilities for an investor, either to get profit / gain or loss. Naturally, an investor is always looking for profit. The profit that investor needed depends on the ability of investor to value the situation. The situation consist of' the company and other factors surrounding the company itself.
To be able to value the stock, an investor needs information. There are some resources as the basis to value the stock. The resources are taken from rumors, corporate action, rate, inflation, macro economic, financial report / profit and loss, political movement, etc.
Financial report is one of valuable information for investor as basis to sell, buy or hold on stocks. Financial report is an indicator to assess wealth of the company, whether the company result is bad, enough or good.
Many journals reported of higher abnormal return surrounding earning announcement. These journal included in the journals which reported by Beaver, Morse and Daniel. The stock price and volume movement impact on the higher abnormal return surrounding earning announcements.
In this thesis, I tried to replicate the journal that reported by Beaver, Morse and Daniel. The purpose of this replication is to analyze the speed reaction of market in Jakarta Stock Exchange surrounding earning announcements. The main point of my thesis is the abnormal return of stock price and volume surrounding earning announcements starting from January 2005 until June 2006.
I found that there was weakness of price movement and volume movement of stock in Jakarta Stock Exchange surrounding earning announcements. The weakness ctrl' price and volume movement of stock price resulted no significant movement of abnormal return.
I used chi square to test significant with two hypotheses on stock price. The null hypothesis states that each stock has the actual return during period report. The alternative hypothesis states that actual return is not the same during report period. The report period consist of 31 days.
I found that the stocks with null hyphothesis are greater than alternative hypothesis. It means most of the stocks have no significant differentiation on actual return and expected return during report period (31 days).
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18499
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Najmudin
"Stock split relatif masih sering dijumpai dalam aktivitas investasi di pasar modal, padahal tindakan ini tidak berpengaruh pada manajemen karena tidak mengubah nilai perusahaan, juga tidak berpengaruh bagi pemegang saham karena kekayaan atau proporsi saham mereka masih tetap. Dalam Iingkup fenomena ini, di pasar modal Indonesia belum dikaji Iuas secara empiris dampaknya terhadap komposisi kepemilikan pemegang saham, likuiditas dan return, secara parsial dan asosiasional.
Liquidity hypothesis dan signaling hypothesis memprediksi bahwa terdapat abnormal return yang positif akibat adanya split dan perusahaan akan memperoleh kenaikan pada likuiditas sahamnya. Liquidity hypothesis juga mernprediksi bahvva proporsi saham yang dimlliki oleh investor institusi akan menurun, sedangkan menurut signaling hypothesis, proporsi kepemilikan mereka tidakiah berubah.
Bukti empiris mengenai abnormal return, sebagian besar relatif mendukung kedua hipotesis tersebut. Berbeda dengan tingkat likuiditas, temuan empirisnya ber ai iasi. Sedangkan proporsi kepemilikan institusi ditemukan tidak mengalami perubahan signifikan dan yang lain menernukan menaik.
Dennis dan Strickland (1998) menyatakan bahwa proporsi kepemilikan ins-Rust sebelum split yang rendah akan meningkat dan karena itu, likuiditas juga meningkat. Dengan kata lain, proporsi kepemilikan institusi sebelum split berhubungan negatif dengan perubahan likuiditas akibat split Bukti empiris lain menyatakan bahwa abnormal etum akibat split, berhubungan terbalik dengan proporsi kepemilikan institusi sebelum split dan manfaat stock split lebih bernilai bagi perusahaan yang sebelum split-nya mempunyai proporsi kepemilikan institusi yang rendah (Srewczyk dan Tsetsekos (2001)).
Penelitian kami mengulas mengenai: (1) dampak stock split terhadap komposisi kepemilikan pernegang saham, likuiditas dan return; (2) hubungan antara ketiga variabei tersebut dengan komposisi kepernilikan pernegang saham sebelum split sebagai variabel kondisioning; dan (3) hubungan antara perubahan likuiditas dengan perubahan komposisi kepemilikan pernegang saham sebagai variabel intervening. Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Jakarta pada perusahaan yang melakukan pemecahan saham selama periode 1997-1998. Sampel dipilih berdasarkan metode purposive sampling dan metode penelitiannya adalah event study.
Hasil penelitian menemukan bahwa: (1) sttocksplittidak berpengaruh terhadap tingkat likuidltas; perusahaan dengan kepernilikan institusi sebelum split yang rendah (tinggi), mengalami kenaikan likuiditas (tidak berubah); proporsi kepernilikan institusi sebelum split berpengaruh negatif terhadap perubahan likuiditas. (2) stock split tidak mengubah proporsi kepernilikan institusi; proporsi kepemilikan institusi sebelum split yang reirdah (tinggi), tidak berubah (menurun); perubahan proporsi kepemilikan institusi berpengaruh positif pada perubahan likuiditas. (3) terdapat abnormal return yang positif pada perusahaan pemecah saham; abnormal return positif yang signifikan hanya terdapat pada perusahaan yang mempunyal proporsi kepemilikan institusi sebelum split yang rendah; secara kausal, abnormal return split tidak dipengaruhi pith proporsi kepemilikan institusi sebelum split.
Temuan ini menunjukkan bahwa terdapat reaksi pasar yang positif terhadap stock split dan terdapat tambahan likuiditas bag] perusahaan yang mernecah sahamnya, tetapi reaksi positif dan tambahan likuiditas tersebut tergantung pada kondisi kepernilikan Institusi sebelum split dan pada perubahan proporsi kepemilikan institusi. Deegan tambahan analisls kondisional, secara keseluruhan tmuan ini mendukung signaling hypothesis dan liquidity hypothesis."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T20348
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Peter Umar
"Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengujian terhadap efisiensi bentuk setengah kuat (semi strong form) pasar saham syariah yang dh akili oleh saham-saham yang tercatat pada Jakarta Islamic Index (JII). Pada suatu pasar modal yang efisien dimana harga yang terbentuk menyesuaikan secara cepat dengan informasi yang diterima merupakan pasar yang ideal yang sesuai dengan syariah Islam. Untuk itu masaiah yang diteliti adalah apakah return harga sahamsaham syariah dipengaruhi oleh informasi yang dipublikasikan oleh emiten berupa pengumuman pembagian dividen yang merupakan salah satu indikasi pasar yang efisien.
Dalam penelitian ini dilakukan dengan tnetode event study dan kejadian atau informasi yang dilakukan pengamatan adalah tanggal pengumuman pembagian dividen oleh emiten yang terdaftar pada JII dan disebut tanggal kejadian (event date). Data yang dipergunakan berupa data harga saham syariah, IHSG dan SWBI untuk periode Januari 2004 sampai denagn Desember 2005.
Basil penelitian menunjukkan adanya pengumuman dividen yang dilakukan oleh emiten saham-saham syariah tidak memberikan pengaruh yang signiftkan terhadap return dari saham-saham syariah yang terdaftar pada HI atau tidak terdapat abnormal return (excess return) yang signifikan. Dari tujuh emiten yang termasuk dalam sampel rata-rata abnormal return tertinggi hanya mencapai 1,01% yang dicapai pada hari ketiga setelah tanggal kejadian dan kerugian terbesar yang terjadi mencapai sebesar 1,16% yang dicapai pada hari kelima sebelum tanggal kejadian. Dari 21 hari pengamatan hanya 10 hari mencatat adanya abnormal return sedangkan 11 hari justru mencatat kerugian. Sedangkan dari perhitungan terhadap cumulative abnormal return tercatat hanya 5 hari yang mencatat cumulative abnormal return positif sedangkan 16 hari lainnya tercatat negatif.
Hal ini menunjukkan salah satu indikasi bahwa pasar saham syariah balm merupakan pasar modal yang efisien dalam bentuk setengah kuat karena adanya informasi pengumuman dividen tidak lercermin dalam harga tnaupun return dari saham-saham yang terdaftar pada JII.

This study aims to rest the efficient of Islamic stock market representative by stocks written at Jakarta Islamic index. In a efficient stock market where price formed fast adjust with excepting information is Islamic ideal market. So, examining problem is whether Islamic stock price returns are influenced by published information by emitter, dividend payout which is one of efficient market indicates.
Research method that used by using method event study and event or examining information are announcement date of dividend payout by emitters written at Islamic Index Jakarta and event date. The using data is Islamic stock price at JII, IHSG and SWBI for period January 2004-December 2005.
The result shows that dividend announcement by Islamic stock emitter doesn't significantly effect to return of Islamic stock written at JII or no excess return significantly. Of 7 emitters which are highs return abnormal average samples reach 1.01% in the third date after event date and the highs losses reach 1.16% in the fifth after event date. From 21 monitoring date, there are abnormal returns for only 10 days meanwhile its written losses for 11 days. From account to cumulative abnormal return recode that only 5 days writing positively cumulative abnormal return meanwhile other 16 days negatively ;mitten
This shows one of indicates that Islamic stock price is not efficiently stock market in semi strong form because information of dividend announcement is not reflected in price and return of written stock at JII .
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T20715
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imraplin
"ABSTRAK
Phenomena Stock split telah menjadi teka-teki dan perdebatan di antara para analisis keuangan sampai saat ini, karena terdapat perbedaan antara teori dan praktek yang terjadi di lapangan. Secara teori, stock split hanya akan menambah jumlah saham yang beredar di pasar, tanpa adanya peningkatan keuntungan bagi investor, dan juga tidak meningkatkan kekayaan dan nilai perusahaan. Tapi pada prakteknya, beberapa bukti empiris menunjukkan pasar cenderung bereaksi terhadap pemecahan saham tersebut. Untuk membuktikan phenomena tersebut, maka dilakukan penelitian ini yang bertujuan untuk, menganalisa dan menguji pengaruh pengumuman stock split terhadap abnormal return harga saham dan likuiditas saham pada beberapa perusahaan yang listing di Bursa Efek Jakarta sehingga dapat memberikan output kepada investor dengan adanya kandungan informasi diseputar tanggal pengumuman stock split. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap 19 perusahaan yang melakukan stock split di BEJ pada periode 2004 dan 2005. pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, dengan kriteria yaitu tetap listing di BEJ selama periode penelitian, memiliki data saham dan pasar harian lengkap, tidak melakukan pembayaran dividen kas selama periode peristiwa (event windows), tidak mengumumkan right issue, bonus saham, ataupun corporate action lainnya selama peride peristiwa. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t (t-test) terhadap abnormal return dan volume perdagangan saham. Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah ada abnormal return dan peningkatan volume perdagangan setelah dilakukannya stock split Berdasarkan pengujian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa adanya reaksi pasar yang ditunjukkan dengan adanya abnormal retun saham yang signifikan pada periode peristiwa pengumuman stock split yaitu pada t-7,t+1 dan t+2, dan juga hasil yang signifikan terhadap volume perdagangan yang dibandingkan pada saat sebelum dan sesudah scock split.

ABSTRACT
Stock split phenomenon has been already riddle and debate between financial analysts until now, since there?s difference between the theory and practice. Theoritically, stock split only adds sum of the stock that?s sold at the market, without increasing gains for the investors, assets and value of the firm. But, in the practice, some empirical evidence shows that market has tedency to react it. To prove these phenomenon, the writer did this research to analyze and test the effect of stock split announcement towards stock abnormal return, and stock liqudity at some companies that are listed at BEJ, so that it could give output to the investor about the information that?s contained around the date of stock split announcement. This research is done by doing observation to 19 companies that were doing stock splits at BEJ during the period 2004 and 2005. sample selection used purposive sampling method, with criteria such as; listing at BEJ around the observation period, have complete daily data stocks, didn?t pay cash dividend event windows, didn?t announce right issue, stocks bonus or any other corporation action during stock splits period. Hypothesis testing is done by using t-test for abnormal return and trade volume activity of stocks. This testing is used to sethere are any abnormal returns and increasinng of trade volume activity after the stock split is done. The results of test above it there is market reaction that was shown by significant abnormal return around the period of stock split announcement, which is at period t-7, t+1, t+2, and also a significant for the trade volume activity between before and after stock split.
"
2007
T 24485
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Safrina
"Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh konsensus rekomendasi dan jumlah analis terhadap abnormal return perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Studi ini menganalisis imbal hasil saham 168 perusahaan dari periode Januari 2007 hingga Desember 2012 yang mendapatkan rekomendasi, yang dikumpulkan dari pusat data Institutional Brokers Estimate System (I/B/E/S). Imbal hasil dihitung menggunakan Buy and Hold Abnormal Return (BHAR) selama 5 hari dan 20 hari.
Hasil analisis menunjukkan terdapat pengaruh signifikan positif konsensus rekomendasi dan signifikan negatif jumlah analis terhadap abnormal return. Nilai negatif dari jumlah analis dapat menjadi indikasi adanya dispersi rekomendasi yang tinggi antar analis dalam konsensus rekomendasi analis. Di saat krisis, konsensus rekomendasi menghasilkan abnormal return yang lebih rendah dibandingkan pada saat stabil. Sementara itu tidak ada perbedaan pengaruh jumlah analis dalam periode krisis dan normal.

The purpose of this study is to analyze the effect of recommendation consensus and number of analyst in abnormal returns of listed firms in Indonesia Stock Exchange. This study analyzes 168 covered firm?s data from the period December 2006 to December 2012, collected from Institutional Brokers Estimate System (I/B/E/S). Abnormal return is calculated with Buy and Hold Abnormal Return (BHAR) for 5 days and 20 days.
Findings shows that there is a significant positive impact from recommendation consensus and significant negative impact from number of analyst to abnormal return. Negative value from number of analyst could indicate a high dispersion of recommendations in analyst recommendation consensus. On crisis period, recommendation consensus has lower abnormal return than on normal period. In addition, there is no difference of number of analyst effect between crisis and normal period.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T38631
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surya Irawan
"Penelitian ini mencoba melihat bagaimana pasar modal di Indonesia memberikan respon terhadap peristiwa politik terkait Pilkada Gubernur DKI Jakarta. Didalam pasar yang efisien, segala informasi termasuk didalamnya peristiwa politik dapat memberikan pengaruh terhadap reaksi pasar modal di suatu negara. Penelitian ini mencoba untuk melihat apakah Pilkada Gubernur di DKI Jakarta juga dapat mempengaruhi respon dari Pasar Modal Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan event study terhadap saham-saham yang terdaftar di indeks LQ 45, dengan melakukan penghitungan terhadap abnormal return, average abnormal return, standardize abnormal return, wilcoxon signed ranks, dan dummy variable. Diperoleh hasil bahwa pada Pilkada Gubernur DKI Jakarta di tahun 2007 terjadi abnormal return yang signifikan pada hari pemilihan dan setelah pengumuman pemenang pilkada. Pasar modal merespon lambat peristiwa pilkada di tahun 2007. Sedangkan untuk Pilkada Gubernur DKI Jakarta tahun 2012 putaran pertama dan kedua menunjukkan adanya abnormal return sebelum hari pemilihan. Pasar modal merespon sangat cepat pada pilkada di tahun 2012. Tidak ada perbedaan yang signifikan saat sebelum dan setelah pilkada gubernur di tahun 2007 dan 2012.

The political events related Jakarta Governor Election. In an efficient market, all information including the political events heve an effect to the reaction of the capital market in the country. This study tried to see if the governor election in Jakarta may also affect the response of Indonesian Capital Market. This study uses event study approach to stocks listed in LQ 45, by calculating the abnormal returns, average abnormal return, standardize abnormal return, wilcoxon signed ranks, and dummy variables. The results indicate that the Jakarta Governor Election in 2007 have a significant abnormal return on the day of the election and after the announcement of the winner of the election. The capital market is slow to respond to election in the 2007. As for Jakarta Governor Election 2012 first and second round showed abnormal return before election day. Capital market responded very quickly on the elections in 2012. There is no significant difference before and after the governor elections in 2007 and 2012.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sipahutar, Andrew Sebastian
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah strategi pemilihan aset dalam portofolio yang didasarkan pada informasi pertumbuhan pendapatan historis (4Q, 8Q, dan 12Q terakhir) mampu menghasilkan abnormal return atau tidak. Setiap portofolio yang dibentuk kemudian di-hold dengan masa kepemilikkan 1M, 3M, 6M, 9M, dan 12M. Gross return dari setiap portofolio kemudian dievaluasi dengan model fama-french three factors, carhart four factors, dan fama-french five factors. Hasilnya, diperoleh nilai abnormal return yang negatif dan konsisten dari saham-saham yang mencatatkan pertumbuhan pendapatan rendah pada ketiga periode pengamatan dan terkoreksi dalam 9M hingga 12M. Sedangkan saham yang mencatatkan pertumbuhan pendapatan tinggi hanya mencatatkan nilai abnormal return yang negatif dari periode pengamatan jangka menengah (8Q) dan terkoreksi dalam 1M hingga 12M.

ABSTRACT
This paper aimed to test whether stock selection strategy based on revenue growth announcement information (last 4Q, 8Q, and 12Q) could generate abnormal return or not. Holding periods for every formed portfolio are 1M, 3M, 6M, 9M, and 12M. Each portfolio gross return then evaluated with fama-french three factors model, carhart four factors model, and fama-french five factors model. Results show that negative alpha consistently generated from stocks with low revenue growth from three observation period then corrected in 9M to 12M holding period. While stocks with high revenue growth had generated same result but only from medium term observation period then corrected in 1M to 12M holding period.;This paper aimed to test whether stock selection strategy based on revenue growth announcement information (last 4Q, 8Q, and 12Q) could generate abnormal return or not. Holding periods for every formed portfolio are 1M, 3M, 6M, 9M, and 12M. Each portfolio gross return then evaluated with fama-french three factors model, carhart four factors model, and fama-french five factors model. Results show that negative alpha consistently generated from stocks with low revenue growth from three observation period then corrected in 9M to 12M holding period. While stocks with high revenue growth had generated same result but only from medium term observation period then corrected in 1M to 12M holding period.;This paper aimed to test whether stock selection strategy based on revenue growth announcement information (last 4Q, 8Q, and 12Q) could generate abnormal return or not. Holding periods for every formed portfolio are 1M, 3M, 6M, 9M, and 12M. Each portfolio gross return then evaluated with fama-french three factors model, carhart four factors model, and fama-french five factors model. Results show that negative alpha consistently generated from stocks with low revenue growth from three observation period then corrected in 9M to 12M holding period. While stocks with high revenue growth had generated same result but only from medium term observation period then corrected in 1M to 12M holding period.;This paper aimed to test whether stock selection strategy based on revenue growth announcement information (last 4Q, 8Q, and 12Q) could generate abnormal return or not. Holding periods for every formed portfolio are 1M, 3M, 6M, 9M, and 12M. Each portfolio gross return then evaluated with fama-french three factors model, carhart four factors model, and fama-french five factors model. Results show that negative alpha consistently generated from stocks with low revenue growth from three observation period then corrected in 9M to 12M holding period. While stocks with high revenue growth had generated same result but only from medium term observation period then corrected in 1M to 12M holding period., This paper aimed to test whether stock selection strategy based on revenue growth announcement information (last 4Q, 8Q, and 12Q) could generate abnormal return or not. Holding periods for every formed portfolio are 1M, 3M, 6M, 9M, and 12M. Each portfolio gross return then evaluated with fama-french three factors model, carhart four factors model, and fama-french five factors model. Results show that negative alpha consistently generated from stocks with low revenue growth from three observation period then corrected in 9M to 12M holding period. While stocks with high revenue growth had generated same result but only from medium term observation period then corrected in 1M to 12M holding period.]"
[, ], 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>