Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 35 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Analysis of birth interval has recently been proved to be a powerful tool for a complete understanding of the process of amily building. In this study an attempt has been made to analyze the birth spacing pattern and its covariates using data from the 2004 Bangladesh Demographic and Health Survey (BDHS). The results suggest that the distribution of first to fifth birth intervals is asymmetric and the curve of the distributions is leptokurtic. The life table analysis indicates thet women taken their first birth with an average of 23 months from marriage and for subsequent births these intervals are about 29 months to 31 months. Cox regression model reveals that child survival status, region of residence and couples' education are important covariates that strongly influence the length of birth interval. Of all the covariates studied other factors such as female's age at first marriage, spousal age difference, contraceptive use and respondenst's work status have also significant effect on birth interval, greater at first birth but at a lesser extent to higher order birth
JOPOPUL
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Suita Kusumawardhani
Abstrak :
Seiring dengan perkembangan zaman, persaingan dalam pemasaran dewasa ini tidak sekedar merupakan persaingan antar produk, tetapi telah menjadi persaingan antar merek. Sehingga dalam implementasinya persaingan tidak sekedar memperebutkan pangsa pasar (market share) tetapi juga memperebutkan pangsa pikiran (mind share) sehingga dibutuhkan strategi pengelolaan merek yang tepat agar produk dapat bertahan di dalam industri. Sehubungan dengan hal di atas, maka ekuitas merek menjadi sangat penting. Ekuitas merek (Brand Equity) yang terdiri dari lima dimensi (kesadaran merek, kesetiaan merek, kesan kualitas, asosiasi terhadap merek dan aset milik merek Iainnya) merupakan aspek penting dalam mengelola merek. Ekuitas merek yang kuat memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan mereknya melalui berbagai cara, salah satunya dengan melakukan perluasan merek (Brand Extension) yaitu menggunakan nama merek yang sudah ada pada produk baru. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, di mana data diperoleh melalui survei. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 150 orang dengan cara quota sampling, dengan kriteria yang telah ditentukan, yaitu warga DKI Jakarta yang berusia 20 tahun atau lebih dengan tingkat pendidikan minimal SMA. Data yang terkumpul kemudian disusun untuk menjawab permasalahan penelitian yang berkaitan dengan ekuitas merek Tempo. Sebagai salah satu perusahaan media terbesar di tanah air, PT. Tempo Inti Media Tbk, (TIM) dewasa ini semakin gencar melakukan pengembangan mereknya. Saat ini tercatat ada lima produk yang menggunakan nama Tempo : Majalah Tempo, Tempo Interaktif, Tempo edisi bahasa Inggris, Koran Tempo dan Kantor Berita Tempo. Semua ini didasari atas keinginan TIM untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap berita yang semakin meningkat dan terns berkembang. Berbagai langkah strategis pun diambil oleh TIM untuk memenuhi ambisinya dengan mengandalkan kekuatan merek. Bahkan, dalam jangka panjang direncanakan, TIM akan masuk dalam industri radio dan televisi. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa bila dilihat dari ekuitas mereknya, posisi Tempo saat ini cukup kuat. Namun ternyata merek yang kuat saja tidak cukup, dibutuhkan sumber daya yang memadai serta waktu persiapan yang cukup panjang agar perluasan merek yang dilakukan dapat berhasil. Keberhasilan maupun kegagalan dari perluasan merek, pada akhirnya tidak hanya terkait dengan produk hasil perluasan namun juga bagi merek secara keseluruhan. Oleh karena itu, disarankan agar TIM lebih fokus untuk mengelola produk yang sudah ada seb
2001
T3589
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hapsari Dwiningtyas Sulistyani
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana teks di dalam suatu media baik itu berupa iklan, berita ataupun bentuk-bentuk lain, menggunakan mitos-mitos tertentu untuk mengarahkan pemaknaan khalayak. Mereka memanfaatkan segmentasi khalayak untuk menentukan preferred reading pada teks. Tetapi terkadang orang-orang yang berada di dalam segmen yang dianggap sama melakukan pemaknaan yang berbeda pada suatu teks. Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin melihat preferred reading yang dilakukan oleh Majalah Tempo pada laporan utama dan prefered reading yang dilakukan produser teks iklan di majalah Tempo. Selanjutnya peneliti akan menganalisis keberagaman resepsi khalayak terhadap teks sekaligus juga berusaha membongkar mengapa mereka melakukan pemaknaan yang berbeda. Peneliti menggunakan analisis teks dari Roland Barthes untuk melihat "preferred reading" pada Iklan, sedangkan pada laporan utama pendekatan analisis teks Teun A. van Dijk yang digunakan. Selanjutnya peneliti melakukan perbandingan antara "preferred reading dari teks dengan resepsi responden terhadap teks tersebut. Temuan penelitian menunjukkan bahwa selain kesamaan, terdapat pula perbedaan antara preferred reading dengan resepsi responden. Tetapi yang perlu dicatat perbedaan pemaknaan responden tidak selalu menentang preferred reading (counter identifikasi) tetapi terdapat pula pemaknaan yang muncul karena responden memandang teks dengan prespektif yang berbeda (dis-identifikasi) meskipun mereka masih berada di dalam ideologi dominan yang bekerja di dalam teks. Keberagaman Cara pemaknaan ini peneliti analisis dari berbagai Cara pandang yaitu; individu, discourse-in-practice, dan discourse/discouses. Analisis tersebut menunjukkan bahwa perbedaan pemaknaan tersebut bukan semata-mata karena kharakteristik individu yang berbeda tetapi sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Foucault relasi kuasa yang ada di dalam discourse yang melingkupi masing-masing khalayak turut berperan terhadap resepsi pembaca. Penelitian ini juga diharapkan bisa memberi informasi terhadap pengiklan dan produser teks mengenai resepsi khalayak yang bisa memberi masukan mengenai strategi kreatif, segmentasi produk, dan juga strategi kreatif yang sudah dilakukan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12435
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulhasril Nasir
Abstrak :
ABSTRAK
Kajian tentang kebebasan pers adalah studi yang tak hentihentinya. Bukan saja disebabkan pemahaman kebebasan pers itu berbeda-beda di tiap-tiap masyarakat, tetapi makna kebebasan pers itu selalu berubah sesuai dengan perkembangan suatu masyarakat. Sementara itu, konsep tentang kebebasan pers lebih statis karena mengikuti struktur sosial dan sistem politik yang sudah ada (structural-functionalism) yang sifatnya impersonal dan terlembaga. Proses interaksi (interactionism) antara perkembangan masyarakat dengan konsep kebebasan pers yang statis itu yang kemudian menghasilkan bentuk "peran pers" dalam kurun waktu tertentu. Jadi, peran pers dapat dikatakan sebagai hasil interaksi yang bersifat impersonal dan sekaligus personal. Disebut personal karena terdapat sifat subyektif di dalamnya, yaitu dari kalangan yang terlibat dalam proses interaksi itu: wartawan (pers), pejabat (pemerintah) dan anggota (masyarakat).

Dengan kata lain, ketiga unsur tadi, pers, pemerintah dan masyarakat selalu mempunyai persepsi masing-masing tentang makna kebebasan pers. Bagaimana mereka memandang, menerjemahkan atau mengartikan peran pars itulah yang dalam konteks ini disebut sebagai "realitas subyektif."

Dalam penelitian kali ini, bukanlah kajian sekali, gus tentang persepsi ketiga kalangan itu, tetapi hanya dari sudut pandang kalangan pers saja. Alasannya adalah, pertama, pers adalah pelaku utama dalam menciptakan kebebasan pers, kedua, pers semakin dibebani peran dan tanggungjawabnya diantara inelemahnya fungsi lembaga penyampai aspirasi masyarakat yang ada, seperti DPR. Ketiga, dalam kondisi dan situasi seperti di atas, pers kadangkala berada pada posisi terpojok yang sebagian disebabkan karena ketidaktahuan kalangan non-pers terhadap realitas yang dihadapi pers, dan sebagian lagi terdapatnya pergeseran persepsi kalangan pers sendiri dalam membawakan peran mereka.

Dengan menggunakan metode wawancara dan pendekatan kualitatif, penulis berusaha mendapatkan persepsi kalangan wartawan terhadap kebebasan pers dewasa ini dengan bertitik tolak pada kasus pembredelan tiga media tahun 1994: Tempo, Detik dan Editor. Mereka yang diwawancarai adalah wartawan senior termasuk wartawan dari ketiga yang dibredel itu.

Dari data yang diperoleh menunjukkan terdapatnya perbedaan persepsi kalangan pers terhadap kebebasan pers, terutama dalam mengaktualisasikan peran mereka dalam masyarakat. Yang menarik adalah, mereka tetap menganggap masih ada kebebasan pers di Indonesia meskipun dengan cara menciptakan "jalan tikus" agar terbebas dari rambu-rambu pembredelan. Mereka pun meyakini, kalau pemerintahan berganti kehidupan pers akan lebih baik dari pada sekarang.

Selain itu, ditemukan pula bahwa kalangan pers sudah cukup siap dan mempunyai kiat sendiri dalam menghadapi tekanan baik dari kalangan pemilik modal(owner) atau dari pemodal besar dalam menjaiankan perannya. Caranya, antara lain, membuat rubrik khusus untuk publikasi bisnis, memperkuat profesionalisme dan solidaritas internal.

Dari penelitian ini pun dapat disimpulkan bahwa pers jauh lebih siap dibandingkan pemerintah (termasuk birokrasi) dalam mengantisipasi perkembangan yang terjadi dalam masyarakat. Tidak transparannya alasan-alasan pembredelan terhadap tiga media di pertengahan 1994 itu salah satu bukti pula bahwa pemerintah telah menempakan dirinya sebagai penguasa yang sesungguhnya.





1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Kusumah Winahyu
Abstrak :
Penelitian ini membahas argumen dalam teks opini Majalah TEMPO tahun 2010 dengan topik Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. Teori argumen Toulmin yang dimodifikasi oleh Ramage dan Bean diterapkan sebagai alat analisis utama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penulis opini menggunakan elemen-elemen argumen dengan lengkap, yaitu claim, ground, warrant, backing, rebuttal, dan qualifier. Elemen-elemen tersebut saling berhubungan dan membentuk pola argumen. Hubungan itu terlihat dari adanya kohesi antartopik-komen dalam elemen-elemen argumen. Dengan demikian, terjadi kesatuan argumen yang menampakkan inti pikiran penulis tentang topik tulisan. Di samping itu, dari hasil penelitian dapat diketahui pula bahwa delapan teks opini Majalah TEMPO yang digunakan sebagai data penelitian ini merupakan teks argumentatif. Hal itu ditunjukkan dengan adanya ciri-ciri teks argumentatif, seperti pembuka, isi, dan penutup; penggunaan penalaran deduktif dan induktif; serta adanya usaha penulis mengarahkan pembaca untuk 'menyetujui' pikirannya tentang topik tulisan melalui argumen-argumen yang disampaikannya itu. ......This study discusses the argument in the opinion texts of TEMPO in 2010 with the topic of the 6th President of the Republic of Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. Toulmin argument theory which are modified by Ramage and Bean is applied as the main analytical tool. The results of this study show that the writers of opinions use complete elements of an argument, which are claim, ground, warrant, backing, qualifier, and rebuttal. These elements are interconnected to form a pattern of an argument. Relationships are seen from the cohesion between topic-comment in the elements of the argumen. Thereby, these elements occurred the unity argument, which reveal the author's core ideas about the topic of writing. In addition, this research can also show that the eight opinion texts of TEMPO which are used as research data are argumentative texts. This was indicated by the characteristics of argumentative texts, such as introduction, contents, and conclusion; the use of deductive and inductive reasoning; and writers effort to influence the reader to 'accept' his thoughts about the subject through the arguments which it conveys.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
T28933
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pahmi Sulaiman
Abstrak :
ABSTRAK
Foto sudah merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kegiatan penerbitan majalah. Pesan-pesan yang sulit disampaikan melalui tulisan dapat diatasi dengan menggunakan foto sebagai mediumnya. Foto yang dimuat dalam majalah dapat pula menjadi daya tarik bagi pembaca untuk membeli majalah. Karena foto yang menjadi ilustrasi majalah dapat mengurangi rasa bosan bagi orang yang membaca majalah. Pentingnya kehadiran foto dalam kegiatan penerbitan majalah mengakibatkan kegiatan pengumpulan dan penanganannya sebagai koleksi menjadi penting pula. Sebagai salah satu kebutuhan pokok, foto harus ditangani secara serius. Setiap foto yang dikumpulkan dan disimpan harus bisa ditemukan kembali apabila suatu saat diperlukan. Untuk itu sarana temu kembali: berupa katalog atau indeks sangat diperlukan. Dalam skripsi ini saya mencoba meninjau pelaksanaan pengindeksan foto yang dilakukan di perpustakaan Majalah Berita Mingguan TEMPO. Hasil penelitian yang saya lakukan dari bulan Mei sampat dengan Juli 1988 menunjukkan bahwa dua perangkat indeks foto yang dimiliki TEMPO: Indeks Foto TIME dan Indeks Foto biasa (baca: foto karya wartawan TEMPO dan foto dari kantor-kantor berita) dapat disatukan. Tidak perlu lagi ada indeks yang manual karena kedua indeks dapat diolah dengan komputer. Pemakaian tajuk subjek yang berbahasa alami pada indeks foto biasa terbukti menimbulkan berbagai istilah yang tidak terkendali. Kesi mpulan lain adalah bahwa majalah TIME diindeks fotonya karena berdasar anggapan bahwa majalah tersebut sudah mapan. Berita atau tulisan yang dimuat TIME sering sama atau diikuti oleh majalah-majalah lain, sehingga pemakai yang mencari foto majalah lain dapat menggunakan indeks foto TIME. Berdasarkan kesimpu1an- kesimpulan tersebut saya menyarankan untuk kedua indeks foto yang dimiliki TEMPO dijadikan satu, sehingga penelusuran foto dapat dilakukan sekali jalan. Pengindeksan foto TIME yang merupakan langkah maju dalam usaha pustakawan TEMPO meningkatkan pelayanan kepada pemakai perpustakaan perlu dilanjutkan. Terhadap pemakaian tajuk subjek yang berbahasa alami, saya menyarankan agar segera disusun tesaurus. Caranya adalah dengan memanfaatkan kosa kata yang sudah ada menjadi tesaurus. Tesaurus tersebut hanya untuk dipakai pada saat penelusuran dilakukan.
1989
S15416
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Subhan Asra
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan sebuah kajian media yang hendak mencari ada-tidaknya imperialisme media pada pemberitaan Intervensi Rusia di Suriah oleh majalah Tempo melalui perbandingan dengan pemberitaan yang dilakukan oleh Time atas peristiwa yang sama. Perbandingan dilakukan dengan menganalisis setiap teks terpilih terlebih dahulu menggunakan metode analisis naratif model aktan dan oposisi segiempat. Setelah perbandingan dilakukan, hasilnya kemudian dipertemukan dengan teori imperialisme media. Penelitian ini ternyata menemukan bahwa Tempo memiliki naratif pemberitaan yang jauh berbeda dari Time berdasarkan sisi logika dan ideologisnya. Hal tersebut dapat dicapai walau dari konsep cultural dependency Tempo memang memiliki ketergantungan pada media asing berkat adanya agensi individu yang berdasarkan pada konsep strukturasi. Dengan demikian pada pewartaan peristiwa ini, imperialisme media tidak terjadi dalam Tempo.
ABSTRACT
This research is a media study who were looking for the presence or absence of media imperialism in the news on Russian intervention of Syria by Tempo magazine via a comparison with news carried by Time on the same event. Comparisons were made by analyzing each of the selected text in advance using the actant model of narrative analysis and semiotic square. Once the comparison is done, the results are then matched with the theory of media imperialism. This study found that Tempo had the news narrative much different from Time based on the logical and ideological ground. This can be achieved despite of cultural dependency that Tempo does have a on foreign media due to their individual agency that based on the concept of structuration. Thus in the news on this event, media imperialism doesn't have its pressence in Tempo.
2016
S63434
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisrina
Abstrak :
Coronavirus Disease 2019 (disingkat COVID-19) ditetapkan sebagai pandemik oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 11 Maret 2020. Pemberitaan tentang pandemik pun menjadi luar biasa banyaknya. Media massa sebagai pemancar informasi yang dapat melewati batas waktu dan geografi sebenarnya memegang peranan penting di masa pandemik COVID-19 ini, yakni untuk memberikan informasi, instruksi dan motivasi perilaku perlindungan diri yang sesuai; menginformasikan perkembangan situasi; membangun kepercayaan pada pejabat/pemerintah; dan menghilangkan rumor. Di sisi lain, media juga memiliki agenda tersendiri dan cara membingkai isu yang sesuai dengan agendanya, yang bisa jadi berlawanan dengan tujuan komunikasi risiko. Salah satu media di Indonesia yang aktif memberitakan situasi terkini terkait pandemik COVID-19, juga aktif melaksanakan fungsi kontrol sosialnya dan lantang menyuarakan kritik adalah majalah Tempo. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah menggambarkan isi publikasi majalah Tempo mengenai pandemik COVID-19 periode Maret-Mei 2020 melalui metode analisis isi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil saja (rentang 4,8%-22,9%) publikasi mengenai pandemik COVID-19 pada majalah Tempo periode Maret-Mei 2020 yang mengandung unsur komunikasi risiko. Aspek data epidemiologi dan sifat alamiah penyakit hanya mendominasi publikasi pada edisi ke satu bulan Marei 2020, namun terus menurun pada edisi-edisi selanjutnya. Framing Peran Pemerintah juga mendominasi publikasi mengenai pandemik COVID-19 pada publikasi majalah Tempo periode Maret-Mei 2020 yakni dengan persentase 93,9 %, disusul Peran Sosial sebesar 73,8 % dan Dampak Pandemik sebesar 34,3 %. Konsistensi majalah Tempo dalam menjalankan peran sosialnya sebagai “anjing penjaga” yang kritis pada pemerintah kali ini berbenturan dengan anjuran WHO mengenai peran penting media di masa pandemik. Meski proporsi penggunaan framing Peran Pemerintah mulai turun pada bulan Mei dan disusul dengan kenaikan proporsi penggunaan framing Peran Sosial, namun kesan negatif yang terus dipublikasi Tempo menggagalkan salah satu tujuan penting komunikasi di masa pandemik: membangun kepercayaan pada pemerintah. Padahal berdasarkan krisis kesehatan masyarakat di masa lampau yang dipaparkan dalam berbagai penelitian, komunikasi yang tidak tepat yang memicu hilangnya kepercayaan masyarakat pada kemampuan pemerintah untuk mengelola krisis, mengakibatkan hasil tidak terduga dan sangat tidak diinginkan dalam penanganan pandemik terutama terhadap populasi rentan. ......Coronavirus Disease 2019 (abbreviated as COVID-19) was declared as a pandemic by the World Health Organization (WHO) on March 11th, 2020. The news about the pandemic thus become overwhelming. The mass media as a transmitter of information that can cross time and geographic boundaries supposedly play an important role in the pandemic, namely to provide information and motivation to the appropriate self-protecting behavior; update risk information; build trust in officials/government; and dispel rumors. On the other hand, the media also have individual agendas and ways of framing issues that fit the agenda, which may go against the objectives of risk communication. One of the media in Indonesia that actively reports on the current situation related to the COVID-19 pandemic, and also active in carrying out its social control function and voices criticism is Tempo magazine. Therefore, the aim of this study is to describe the contents of the Tempo magazine regarding the COVID-19 pandemic for the period March-May 2020 through content analysis. The results of this study indicate that only a small proportion (ranging from 4.8% to 22.9%) of the publications regarding COVID-19 in Tempo magazine in March-May 2020 which contains elements of risk communication. The aspects of epidemiological data and the nature of the disease only dominate the publication in the initial edition of the study, in the first edition of Maret 2020 tp be precise, but continue to decline in the subsequent editions. The ‘Government's Role’ frames (with the proportion of 93.9%) also dominates the publication regarding COVID-19 in Tempo magazine in March-May 2020, followed by ‘Social’s Roles’ by 73.8% and the ‘Impact of the Pandemic’ by 34.3%. Tempo's consistency in carrying out its social role as a critical "guard dog" for the government, collided with WHO's recommendation regarding the important role of the media during the pandemic. Although the use of the ‘Government’s Role’ frames began to decline in May and was followed by the widespread use of the ‘Social’s Role’ frames, the negative impression that was published by Tempo thwarted one of the important goals of communication during the pandemic: building trust in the government. This is very unfortunate, because based on past public health crises described in various studies, inappropriate communication has led to a loss of public trust in the government's ability to manage the crisis, resulting in unexpected and highly undesirable outcomes in handling the pandemics, especially for vulnerable populations.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Villojody Radyasthira
Abstrak :
uperabsorbent polymers (SAP) dapat dihimbau mendapatkan minat yang meningkat dari berbagai industry yang berbeda dalam beberapa tahun terakhir. Namun, mayoritas dari SAP diproduksi menggunakan petroleum sebagai bahan baku yang merupakan sebuah ancaman bagi lingkungan dikarenakan masa degradasi yang panjang. Polimer yang diproduksi dari selulosa merupakan sebuah alternatif yang menjanjikan dikarenakan properti biodegradasi. Efek dari crosslinking untuk biodegradasi SAP diuji terhadap beberapa properti yang berbeda. Literatur yang telah tercetak menunjukkan bahwa dengan crosslinking yang lebih kuat, maka daya tahan biodegradasi akan menjadi lebih tinggi. Namun, eksperimen pendahuluan yang telah dilakukan menunjukkan hasil yang berbeda. Selulase dari Trichoderma reesei di-analisa menggunakan beberapa teknik yang berbeda. Hasil analisis menunjukkan sebuah kecenderungan dimana biodegradasi terjadi lebih cepat di sampel yang telah di-crosslink. Alasan untuk hal tersebut, namun, tidak dapat ditentukan dikarenakan diluar cakupan riset. ......Superabsorbent polymers (SAPs) have seen an increase in interest from various different industries within the past few years. However, a majority of SAPs are produced using petroleum-based polymer which poses as a major environmental threat due to its long degradation period. SAPs produced from cellulose is a promising alternative due to its sustainable characteristics as well as its ease of biodegradation. The effect of crosslinking on the biodegradation of SAPs was tested. Current literature has shown that crosslinking increases stability and resistance to biodegradation. Nanocellulose foams, synthesized through a TEMPO-mediated oxidation process, were crosslinked using Hexamethylenediamine (HMDA) and tested through different analysis methods. UV-Vis spectrophotometry was used to analyse enzymatic activity, gas chromatography was used to test microbial activity, and high-performance liquid chromatography (HPLC) was used to analyse biodegradation testing. Cellulose from Trichoderma reesei was used as the enzyme for an enzymatic biodegradation process. The experimental results showed a trend which sees a higher rate of biodegradation in chemically crosslinked samples. This result may prove to be significant as it contradicts established literature. Experimental results, however, was unable to prove a possible reason relating to enzymatic activity due to unreproducible results. Other possible reasons were explored which includes HMDA crosslinking affecting the crystallinity and hydrophobicity of nanocellulose foam. These reasons have yet to be tested as it is outside the scope of research, however further research might prove beneficial as it may bring significant insight regarding crosslinking.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raap, Olivier Johannes, 1966-
Abstrak :
History of cities and towns in Java during early 20th century in postcards.
Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2017
959.82 RAA k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>