Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 438 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suadi
"ABSTRAK
Pengupasan sabut kelapa dengan cara tradisioanal masih saja dilakukan orang terlebih di daerah-daerah pedesaan. Demikian halnya mesin-mesin pengupas sabut kelapa yang diharapkan akan mampu memberi solusi mengatasi adanya kelemahan pada alat yang digunakan dengan cara tradisional. Namun keberadaan mesin-mesin kian hari kian berkembang. Sehingga dilakukanlah suatu penelitian dengan melakukan rancang bangun terhadap mesin pengupas sabut kelapa yang baru dengan kapasitas besar dan semi kontinu. Mesin ini mengalami perubahan dan inovasi dari mesin-mesin yang sudah ada sebelumnya. Kegiatan penelitian diawali dengan melakukan perancangan terhadap mesin, kemudian hasil perancangan direalisasikan dalam bentuk pembuatan mesin dan akhirnya dilakukan uji kinerja mesin. Pengujian dilakukan terhadap tiga jenis kelapa yang keadaan kulitnya basah, sedang dan kering. Masin-masing buah kelapa yang diuiji sebanyak 10 buah. Pada hasil pengujian Waktu rata-rata pengupasan untuk tiap buah kelapa yang bersabut basah selama 13,1 detik per buah, untuk kelapa sedang 17,2 detik dan untuk kelapa kering selama 22 detik. Sedang kapasitas mesin adalah: untuk pengupasan jenis kelapa basah, kapasitas mesin adalah sebanyak 275 buah/jam, untuk kelapa sedang adalah sebanyak 209 buah/jam dan untuk kelapa kering sebanyak 163 buah/jam. Hasil kesimpulan dari penelitian adalah: analisis secara umum kelapa basah lebih mudah dikupas, sebab kelapa basah seratnya lebih banyak mengandung air sehingga gampang/lebih mudah dipisahkan dari kulitnya dibandingkan dengan kelapa yang lebih kering, seratnya hampir tidak mempunyai kadar air atau kondisi sabut kelapa kering.
"
Medan: Politeknik Negeri Medan, 2019
338 PLMD 22:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Ramza
"Pengukuran dengan menggunakan sensor serar optik (SSO), pada penelitian ini menggunakan konsep Mach Zehnder Interferometer (MZI) Dimana kedua lintasan yang ada digantikan dengan serat optik yang sensitif terhadap perubahan besaran fisis sekitarnya. Lengan pertama sebagai referensi dan lengan kedua sebagai sensing elemen.
Gelombang akustik merupakan gangguan eksternal pada sensing elemen yang akan menimbulkan perubahan fase lintasan relatif terhadap fase lintasan lengan referensi. Perubahan fase lintasan diukur melalui fotodetektor serta hasil yang didapatkan ditampilkan melalui Multi Channel Analyzer (MCA).
Sebagai bahan perbandingan juga diperlihatkan hasil pengukuran dengan osiloskop dengan beberapa variasi frekuensi gangguan yang dibangkitkan oleh generator fungsi pada bagian apendik. Bentuk serat optik yang digunakan sebagai sensor adalah serat optik yang lurus, pola Mandrell dan pola MZI. Fotodetektor bekerja sebagai mengubah besaran optik ke besaran listrik sehingga dapat diproses lebih lanjut."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T6362
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
H. Salim A. Dimyati
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T40028
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suhartono M.Z. Ibrahim
"Telah dilakukan percobaan pendahuluan maserat kayu kasai terhadap kontraksi uterus cavia terisolasi.
Kontraksi yang disebabkan oleh pemberian maserat kayu kasai dibandingkan terhadap kontraksi yang disebabkan oleh injeksi P iton-S.
Untuk penetapan potensi daya kerja oksitosik digunakan metode Sallman dengan modifikasi-modifikasi, dosis yang digunakan
dosis 2/2, sedangkan urutan dosisnya memakai cara standar latin square.
Perhitungan potensi sama dengan cara penetapan potensi berdasarkan efek cara sederhana Farmakope Indonesia Ed II. Pemberian maserat kayu kasai 25% pada uterus cavia terisolasi menunjukkan kontraksi uterus yang jelas.
Potensi daya kerja oksitosik maserat kayu kasai contoh, dapatdibandingkan dengan injeksi P iton-S, hasi1nya kurang lebih 0,6 kali P iton-S."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 1977
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Aestetika
"Seiring dengan berkembangnya dunia telekomunikasi dan pola hidup masyarakat saat ini, dibutuhkan suatu media transmisi dengan bandwidth yang lebar (broadband), sehingga mampu mengirimkan informasi dengan kecepatan tinggi. Pengembangan jaringan akses yang dapat menyediakan layanan pita lebar ini dapat dilakukan dengan mengaplikasikan sistem jaringan terintegrasi yang berisi sejumlah saluran komunikasi point-to-point antara sisi sentral dengan sisi pelanggan melalui sistem transmisi serat optik. Sistem tersebut dapat diterapkan dengan menggunakan perangkat Digital Loop Carrier Multi-Services Optical Access Network (DLC MSOAN).
Kegiatan yang dilakukan dalam penyusunan skripsi ini adalah merancang suatu jaringan telekomunikasi yang menerapkan teknologi DLC MSOAN sebagai penyedia layanan broadband di kota Yogyakarta, khususnya di area layanan Sentral Telepon Otomat (STO) Kotabaru dan STO Pugeran. Perancangan meliputi penempatan perangkat DLC MSOAN dan perhitungan kebutuhan kapasitas transpor sinyal infonnasi yang hams disediakan berdasarkan prediksi demand untuk sepuluh tahun ke depan.
Perencanaan ini menghasilkan jaringan DLC MSOAN yang terdiri dari 2 perangkat Central Terminal (CT) dan 24 perangkat Remote Terminal (RT). Penempatan perangkat CT dan RT disesuaikan dengan densitas demand di wilayah Kotamadya Yogyakarta, misalnya di lokasi pemukunan, pertokoan, perkantoran, tempat penginapan, maupun di kawasan pendidikan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S39961
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuhung Suleman
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S39035
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutapea, Donald
"Penggunaan material komposit serat gelas-poliester dewasa ini sangat banyak dijumpai pada aplikasi perairan disebabkan sifatnya yang menguntungkan yaitu ringan. rasio kekuatan tinggi terhadap berat, pembuatan bentuk yang tidak terbatas dan harga bahan baku yang rendah serta kemudahan memperoleh bahan bakunya. Namun adanya lingkungan pemakaian seperti perendaman dan temperatur tinggi. komposit serat gelas-poliester memiliki keterbatasan seperti menurunnya sifat mekanis komposit serat gelas-poliester. Pada penelitian ini akan dievaluasi pengaruh perendaman dan temperatur terhadap kekuatan komposit serat gelas poliester. Dalam penelitian ini spesimen komposit merupakan kombinasi dari serat gelas jenis E-glass dan resin poliester jenis GP (general purpose). Serat gelas yang digunakan berbentuk CSM (chopped strand mar) dan WR (woven roving) dengan susunan: 3CSM- I WR - 3CSM - 1 WR - 2CSM Sebagian spesimen tidak direndam (pada temperatur ruang) dan sebagian lagi mengalami perendaman pada temperatur 25'C, 60'C dan 90'C selama 23 hari (552 jam). Setelah itu dilakukan uji tarik arah longitudinal terhadap salah satu serat WR Standar uji tarik yang digunakan adalah ASTM D-638M Pengamatan struktur makro dan mikro selanjutnya dilakukan terhadap bentuk kerusakan yang terjadi pada setiap kondisi. Dari hasil penelitian diketahui bahwa pada perendaman di bawah temperatur gelas (73' C) kadar air yang terserap meningkat dengan naiknya temperatur perendaman, sedangkan di alas temperatur gelas, kadar air yang terserap justru mengalami penurunan. Kekuatan tarik spesimen mengalami penurunan dengan naiknya temperatur perendaman. Warna spesimen juga mengalami perubahan dari hijau bening menjadi putih kekuningan dan tekstur permukaan spesimen semakin kasar dengan naiknya temperatus perendaman. Bentuk perpatahan yang terbentuk pada komposit serat gelas-poliester meliputi patah intralaminer, interlaminar dan translaminer."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S47853
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sahara
"Kontaktor membran serat berongga (hollow fiber membrane contactor - HFMC) banyak dipakai karena menawarkan beberapa keuntungan penting dibandingkan kontaktor fasa terdispersi konvensional. Beberapa keuntungannya adalah tidak terbentuk emuisi, tidak terbentuk busa, tidak terjadi flooding (banjir) pada laju alir tinggi, tidak ada unloading (pengosongan) pada laju alir rendah, tidak memerlukan perbedaan densitas diantara fluida dan luas antarmuka yang tinggi, luas area kontak yang besar, dan koefisien perpindahan massa dapat diprediksikan dengan akurat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi seberapa efektif HFMC yang digunakan untuk mengabsorpsi oksigen ke dalam air pada variasi jumlah serat 120, 150, dan 200 melalui studi perpindahan massa dan studi hidrodinamika. Penelitian yang dilakukan menggunakan sistem gas-cair yaitu oksigen-air dengan HFMC dari bahan polipropilen dengan spesifikasi: diameter dalam serat 300 /zm, panjang modul 50 cm. Modul serat dibuat membentuk selongsong dan tabung, dengan diameter dalam selongsong 1,6 cm. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa, proses absorpsi oksigen ke dalam air dengan menggunakan HFMC mencapai jumlah fluks oksigen ke dalam air 11,078 g/m2hr pada jumlah serat 150 dan laju alir 1,5 gpm. Sementara itu, koefisien perpindahan massa yang didapatkan mencapai 0,136 cm/s pada jumlah serat 120 dan laju 1,5 gpm. Dari segi perpindahan massa, didapatkan bahwa koefisien perpindahan massa dan fluks akan naik dengan semakin tingginya dengan laju alir air. Sedangkan, semakin banyak jumlah serat yang digunakan, koefisien perpindahan massa dan jumlah fluks akan semakin kecil, pada laju alir yang sama. Dari segi hidrodinamika, semakin besar laju alir maka aliran semakin turbulen dan penurunan tekanan semakin tinggi. Begitu juga dengan jumlah serat, penurunan tekanan yang terjadi makin besar dengan penambahan jumlah serat pada laju alir dan dimensi selongsong yang tetap. Sedangkan untuk perhitungan faktor friksi, didapat bahwa semakin tinggi laju alir dan jumlah serat maka faktor friksi akan semakin kecil."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49535
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Randi
"Sekarang komposit telah semakin sering digunakan dalam aplikasi maritim, tidak hanya sebagai komponen-komponen dari mesin dan peralatan yang ada di kapal tetapi juga sebagai material yang digunakan dalam pembuatan kapal itu sendiri. Tetapi komposit yang selalu digunakan hanyalah komposit berpenguat serat sintetik saja, serat alam sendiri sangat tidak popular dalam pengaplikasiannya. Padahal serat alam memiliki keunggulan dalam sumbemya yang melimpah dan bahannya yang ramah linkungan.
Dalam penelitian ini ingin dibuktikan apakah serat alam memiliki karakteristik kekuatan yang jauh dibawah serat sintetik sehingga jarang sekali digunakan sebagai penguat pada komposit atau malah sebaliknya. Cara pengevaluasianya dengan membandingkan dengan komposit sejenis tapi menggunakan penguat dari serat sintetik yaitu Glass Reinforcement Cement (GRC). Serat alam yang digunakan adalah serat pohon pisang abaca, dipilihnya serat ini karena serat ini sangat mudah ditemukan didaerah tropis seperti Indonesia dan juga tumbuh tanpa mengenal musim sehingga sumbemya sangat melimpah. Selain itu serat pohon pisang abaca juga kuat dan cukup panjang bila dibandingkan dengan serat alam lainnya, panjangnya sendiri bisa mencapai 2 meter.
Sebagai komposit, serat abaca dengan matriks beton akan dibandingkan dengan rules material pembuat perahu dari biro klasifikasi untuk melihat apakah komposit tersebut telah memenuhi sehingga dapat digunakan sebagai material pembuat kapal. Dipilihnya beton sebagai matriks pada komposit ini karena beton masih jarang digunakan sebagai meteria pembuat kapal di Indonesia karena dianggap masih terlalu kaku dan mudah retak. Tapi dengan menjadikan beton sebagai komposit yang diperkuat dengan serat pohon pisang abaca, sifat kaku dari beton dapat dikurangi.

Now, composite has been often using in maritime applications, not only just use as a components from machine and tool in the ship but composite had been using as a material in ship building itself. Generally, composite that used is just only a composite with synthetic fiber as reinforcement, natural fiber as reinforcement not popular in application. Although natural fiber had advantage in source which is unlimited and the properties that very safe for surrounding because can be recycle.
In this researcher will be prove, what is natural fiber have strength characteristic that far away from synthetic fiber so it very rare using as reinforcement composite or the opposite. The method evaluation by compared with composite with same matrix but used a synthetic fiber as reinforcement, Glass Reinforcement Cement (GRC). Natural fiber that used in this research is fiber from banana abaca tree, choosing it because it very easy to find in tropical area like Indonesia and can be growth all season. Beside that abaca fiber has very strong fiber and also long enough if compared by the other natural fiber, long of abaca fiber can be 2 meter.
As Composite, abaca fiber and concrete matrix will be compared with rules for ship material from biro classification to look if the composite has fulfilled so it can be evidence that composite can be used for ship material. Chosen concrete ac a matrix in this composite because concrete itself not very familiar as a ship material in Indonesia, concrete has very high stiffness and easy to crack. But with made it as composite which reinforcement with abaca fiber, stiffness properties from concrete can be minimally.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S38038
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tommy Saut Hasiholan, Tommy Saut
"Skripsi ini membahas perencanaan SKSO di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu dengan metode FTTH sebagai jenis transmisi hingga kawasan pengguna yang didorong oleh kebutuhan mendapatkan layanan yang dikenal dengan layanan Triple Play Servicesyang mencakup 3 aspek yaitu data, suara, dan gambar bergerak.Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu yang terletak di bagian utara Jakarta dengan luas daratan sekitar 900 Ha memiliki Pulau Pramuka yang menamakan diri sebagai Cyber Island serta Pulau Panggang yang dijadikan acuan aktivitas telekomunikasi memiliki kebutuhan servis yang cukup besar sehingga dapat dibuat perencanaan jaringan FTTH di kedua pulau tersebut.Dari hasil perencanaan tersebut diperoleh link power budget serta kebutuhan perangkat FTTH sejumlah 2 OLT, 2 ODC port 96, 2 buah splitterpasif dengan rasio 1:2, 4 buah ODP port 12, serta 1 buah ONU port 8FE dan 22 buah ONU port 4FE.

This Thesis discusses the FTTH optical fiber communication systems planning in Kepulauan Seribu as the transmission media from the providers to their respective users that is driven by the need to get the service, which also known as Triple Play Services includes three aspects: data, voice, and video.District of Kepulauan Seribu have a total land area about 900 hectares have Pulau Pramuka that calling themselves The Cyber Island and Pulau Panggang defined as the most representative island have a pretty large service needs so that the FTTH network planning can be made in this 2 islands.In the end, from the results we found the needs of FTTH devicesare 2 OLT, 2 ODC 96 ports, 2 passive splitter with a ratio of 1:2, 4 ODP 12 ports, 1 ONU 8Fe ports, and 22 ONU 4Fe ports. In addition to the acquisition of such devices, power link budget analysis also shows that the plan is in compliance with the standard of quality."
2013
S52586
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>