Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 135 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pardede, Kartini
"PD PAL JAYA adalah salah satu kelompok usaha pelayanan umum/utilitas Badan Usaha Milik Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang bertugas memberikan jasa pelayanan penyaluran air limbah dan pengumpulan melalul sistem perpipaan, sistem setempat, serta pengolahannya. Disamping itu, dengan berdirinya PD PAL JAYA diharapkan mampu menggerakkan potensi dan partisipasi masyarakat serta memberikan kontribusi bagian labs sebagai Pendapatan Asli Daerah (PAD) Propinsi Derah Khusus Ibukota Jakarta.
Selama ini pengukuran kinerja PD PAL JAYA mengacu pada Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor 849 tahun 1994 tenting Pedoman Penyusunan dan Penilaian Kinerja Badan Usaha Milik Daerah di Lingkungan Pemerlntah DKI Jakarta. Sistem pengukuran kinerja ini semata-mata hanya mengukur aspek keuangan atau cenderung untuk pemenuhan kepentingan pihak eksternal perusahaan. Untuk mewujudkan sistem pengukuran yang lebih menyeluruh dibutuhkan pengukuran kinerja yang memperhatikan kebutuhan internal PD PAL JAYA, yaltu melalui Metode Balanced Scorecard . Hal Ini yang mendasari penulis untuk mencoba menggunakan pengukuran kinerja Metode Balanced Scorecard pada PD PAL JAYA.
Metode Balanced Scorecard ini menilai aspek keuangan dan aspek non keuangan seperti : aspek pembelajaran/pertumbuhan, aspek proses bisnis internal, serta aspek pelanggan. Dengan kata lain, pengukuran ini lebih menyeluruh.
Populasi penelitian ini adalah 105 orang pegawai PD PAL JAYA dan 1.174 pelanggan PD PAL JAYA. Dari populasi pegawal PD PAL JAYA diambil 100 orang (tidak termasuk 4 orang Direksi) sebagai sampel dan disebarkan kepada mereka kuesioner untuk mengukur aspek pembelajaran/pertumbuhan dan aspek proses bisnis internal, ternyata hanya 70 orang pegawai yang layak menjadi responden penelitian. Kemudian dari populasi pelanggan 1001 pelanggan rumah tanga diambil 228 pelanggan sebagai sampel secara simple proporsionate random sampling, ternyata yang layak menjadi responden sebesar 208 pelanggan rumah tangga, kepada mereka disebarkan kuesioner untuk mengukur indikator dalam aspek pelanggan dan penilaian inovasi perusahaan.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan secara keseluruhan kinerja PD PAL JAYA melalui Metode Balanced Scorecard meliputi keempat aspek yang diukur yaitu : Aspek pembelajaran/pertumbuhan dikriteriakan hampir baik (skor=31), aspek proses bisnis internal dikriteriakan baik (skor=12), aspek pelanggan juga dikriteriakan baik (skor=8), dan aspek keuangan dikriteriakan cukup baik (skor=19). Untuk meningkatkan aspek pembelajaran/pertumbuhan PD PAL JAYA harus meningkatkan kepuasan pegawai, kemampuan sistem informasi perusahaan, melalui penempatan karyawan berdasarkan prinsip kesesuaian dan kelayakan, pembenahan sistem informasi yang terpadu dan menggunakan standar prosedur operasi.
Untuk meningkatkan pelayanan ke pelanggan sebaiknya perusahaan berupaya mengantisipasi meluapnya limbah kala hujan deras dan mengganti tutup main hole di jalan yang banyak hilang.
Untuk meningkatkan kinerja keuangan PD PAL JAYA sebaiknya memperhatikan prinsip ekonomis, efisiensi, dan efektifitas dalam mengelola modal dan aktiva perusahaan.
Penelitian ini merupakan penelitlan awal mengenai implementasi Metode Balanced Scorecard ke dalam PD PAL JAYA. Untuk mendapatkan rancangan sistem pengukuran kinerja yang lebih baik maka perlu melibatkan seluruh komponen perusahaan dan para ahli/konsultan didukung sistem informasi manajemen yang baik."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12112
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanik Karsini
"Melalui uji rata-rata dua sampel (23 responder peneliti dan 30 responden non-peneliti) diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara produktivitas kelompok sampel peneliti dan non-peneliti. Rata-rata produktivitas peneliti lebih besar dibandingkan dengan produktivitas non-peneliti.
Melalui uji chi square diperoleh hasil:
1 . Tidak ada kaitan yang signifikan antara produktivitas dengan perbedaan jabatan pegawai di Balitbang Depdagri,
2. Tidak ada kaitan yang signifikan antara tingkat penghasilan dengan produktivitas pegawai di Balitbang Depdagri, Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa pegawai akan terus bekerja dengan tingkat penghasilan berapa pun, dan pegawai sadar bahwa disamping bekerja sebagai pegawai negeri mereka harus mencari tambahan penghasilan.
3. Terdapat kaitan yang positif dan signifikan (a = 5%) antara ketersediaan fasilitas dengan produktivitas pegawai (koefisien korelasi kontingensi C = 0.45), Kondisi fasilitas penelitian Balitbang Depdagri saat ini relatif masih kurang, khususnya sarana informatika.
4. Terdapat kaitan yang positif dan signifikan (a = 5%) antara keahlian (skill) pegawai dengan produktivitas pegawai (koefisien korelasi kontingensi C = 0.41). Peningkatan keahlian melalui pendidikan merupakan salah satu upaya positif untuk meningkatkan produktivitas pegawai,
5. Terdapat kaitan yang positif dan signifikan (a = 5%) antara kebijakan pimpinan Balitbang Depdagri dengan produktivitas pegawai (koefisien korelasi kontingensi C = 0.385), Pegawai Balitbang Depdagri menghendaki kebijakan pimpinan yang dapat meningkatkan kualifikasi pegawai sehingga dapat menjadi peneliti.
Berdasarkan temuan ini maka peningkatan produktivitas pegawai di Balitbang Depdagri dapat ditempuh dengan peningkatan tiga faktor yaitu fasilitas penelitian, kemampuan atau keahlian pegawai, dan kebijakan pimpinan yang memberi kesempatan seluas-luasnya bagi pegawai untuk mengembangkan diri."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T16733
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adriansyah
"Tujuan utama manajemen perusahaan adalah meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Peningkatan kesejahteraan pemegang saham tersebut meningkat bila nilai perusahaan mereka jugs meningkat. Jika manajemen ingin dianggap berhasil dalam tugasnya maka mereka harus bekerja dengan efisien dan efektif untuk bisa meningkatkan nilai perusahaan PT Asuransi Jasa Indonesia merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang industri asuransi kerugian, selama kurun waktu 2000-2004 perusahaan menunjukkan kinerja yang balk, terlihat dari indikator-indikator pertumbuhan antara lain pertumbuhan asset perusahaan, premi bruto, hasil underwriting maupun laba sebelum pajak semuanya menunjukkan peningkatan yang cukup berarti. Evaluasi kinerja perusahaan untuk periode yang sama dihitung sesuai dengan SK Merited Keuangan No.826IKMK.01311992 tanggal 24 Juli 1992 menunjukkan kondisi perusahaan yang "sehat".
Dalam penelitian ini penulis ingin menerapkan konsep Economic Value Added (EVA) sebagai altematif alat ukur kinerja baru bagi PT.Asuransi Jasindo. Sebuah metode yang mengukur kinerja manajemen dari sisi penciptaan nilai tarnbah Bari suatu perusahaan untuk periode tertentu yang dirumuskan dengan NOPAT (net operating profit after tax) dikurangi dengan total biaya modal. Kelebihan pengukuran ini jika dibandingkan dengan metode pengukuran lain adalah memperhitungkan biaya modal sebagai komponen perhitungan EVA serta dapat menghilangkan distorsi -distorsi dalam penerapan standar akuntansi.
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode EVA untuk mengukur kinerja manajemen Jasindo selama periode 2000-2004 temyata memberikan basil yang berbeda jika dibandingkan dengan menggunakan metode pengukuran kinerja lainnya. Selarna periode 2000-2003 nilai EVA yang dihasilkan negatif, baru pada tahun 2004 perusahaan bisa memperoleh nilai EVA yang positif. Berarti walaupun terdapat pertumbuhan perolehan premi bruto secara significant sclama periode 2000-2004 tetapi manajemen tidak berhasil menciptakan nilai tambah bagi perusahaan. Hal ini disebabkan oleh 2 faktor yaitu faktor internal dan ekstemal. Faktor internal adalah tingginya modal yang diinvesiasikan Asuransi Jasindo yang disebabkan besamya cad angan Maim dan cadangan premi perusahaan. Sedangkan faktor ekstemal yang berada di luar kontrol manajemen adalah tingginya biaya modal yang disebabkan masih tingginya tingkat suku bunga selama periode tersebut.
Dengan adanya metode pengukuran kinerja yang baru diharapkan dapat memberikan perspektif bagi manajemen untuk menilai kondisi dan permasalahan yang dihadapi perusahaan sehingga dapat menyusun perencanaan strategik yang tepat dalam rangka meningkatkan nilai perusahaan.

The main goal of management is to increase the welfare of the stockholders, and this would happen if the company able to increase their value. The management should also perform effectively and efficiently, in order to achieve their goal. PT. Asuransi Jasa Indonesia is a state owned company which line business in general insurance. During the years 2000-2004 the company had perform well, and this can be seen from the growth of the total assets, gross premium, underwriting result, earning before tax. Performance evaluation according to Financial Ministry regulation No.8261KMK.013/1992 dated July 24`h 1992 shows that company in well condition.
In this research the writer would like to apply the concept of Economic Value Added as an alternative measure of performance tool for PT. Asuransi Jasindo. A concept that measure management performance by the value created in certain period, which formulated by NOPAT (Net Operating Profit after Tax) minus Cost of Capital. The difference of this method among other performance measurement tools are the cost of capital is being taken as one of their components for EVA computation and it can eliminate the distortions from the use of accounting method.
The utilize of EVA method is to measure PT.Asuransi Jasindo performance during the period 2000-2004 which generate different results than other tools. In period 2000-2003, it conceded negative value; only in 2004 the company achieved positive value. This means that in spite of the successfulness of management in increasing gross premium during 2000-2004, management are unable to generate an additional value to the company. There are 2 factors causing these problems, and they are internal and external factors. Internal factors were the large amount of capital invested due to the increasing of premium reserve and claim reserved.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T19687
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mursalman Ahadi
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T25094
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricki Surya Chandra
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T26979
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Ningsih
"Kantor Perwakilan Pemerintah Provinsi Jawa Barat adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah yang mempunyai tugas pokok merumuskan dan menetapkan kebijakan teknis dan penyelenggaraan hubungan antar lembaga, promosi dan informasi serta keprotokolan. Pengukuran kinerja yang dilakukan selama ini hanya mengukur kinerja aspek keuangan dan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP). Pengukuran ini tidak mengakomodir output kinerja berupa jasa layanan. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kinerja Kantor Perwakilan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard karena dengan pendekatan ini kinerja Kantor akan diukur melalui 4 perspektif kinerja yaitu perspektif pelanggan, perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, perspektif proses bisnis internal dan perspektif keuangan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan kinerja Kantor Perwakilan termasuk dalam kategori baik dengan hasil pengukuran pembobotan berimbang diperoleh nilai rata-rata kinerja variabel 3,97 dan nilai kinerja akhir 79,35. Untuk mempertahankan kinerja dan meningkatkan aspek kinerja dengan nilai paling rendah maka disarankan kepada Kantor untuk mengupayakan pemberian pendidikan dan pelatihan khususnya kepada pegawai yang bertugas langsung dalam pemberian layanan dan secara umum seluruh pegawai Kantor Perwakilan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Representative office of the West Java provincial government is a regional work units that have a basic task to formulate and define technical policy and the implementation of inter-institutional relation, promotions and information and protocol. Performance measurement that been done only measure the performance of the financial aspects and performance accountability of government agencies (LAKIP). This measurement does not accomodate the output performance of service. This research was conducted to measure the performance of representative office using the balanced scorecard approach because with this approach, performance will be measured through four perspectives which are costumer perspektif, learning and growth perspective, internal business perspective and financial perspective.
The results of this research indicate that overall performance of representative office is good with the measurement after a balanced weighting, obtained average values of performance variables is 3,97 and final performance values is 79,35. To maintain performance and improve aspects of performance with the lowest value, this study gives recomendation to Representative office of the West Java provincial government ti improve education and training to employees who served directly in servise delivery and in general all employees of the representative office of the west java provincial government."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T28331
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alfi Wahyudi
"Sebuah bagian penting dari tata kelola TI melibatkan perancangan dan penerapan struktur dan kontrol untuk mengukur kehandalan kinerja TI dan memberikan value kepada para pemangku kepentingan bisnis baik internal maupun eksternal. Nilai bisnis strategis, seperti yang diharapkan oleh eksekutif, seringkali mencakup pengukuran keuangan dan tindakan lainnya berdasarkan value yang diinginkan stakeholder. Banyak inisiatif tata kelola memanfaatkan teknik balance scorecard, mengukur seluruh kinerja TI pada satu set dimensi yang berbeda seperti pencapaian tujuan bisnis, kepuasan pengguna, keunggulan operasional, dan dukungan untuk pembelajaran dan pertumbuhan.
COBIT 5 menyediakan kerangka kerja yang komprehensif yang membantu perusahaan dalam mencapai tujuan mereka untuk tata kelola dan manajemen perusahaan IT. Secara sederhana, hal ini membantu perusahaan menciptakan nilai yang optimal dari TI dengan menjaga keseimbangan antara menyadari manfaat dan mengoptimalkan tingkat risiko dan penggunaan sumber daya. COBIT 5 memungkinkan TI untuk diatur dan dikelola secara holistik untuk seluruh perusahaan, bertanggung jawab mengatur bisnis secara penuh (end-to-end) termasuk bidang fungsional TI, dan menyadari kepentingan yang berhubungan dengan TI dari pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal. COBIT 5 sangat berguna dan generic bagi perusahaan-perusahaan dari semua ukuran, baik yang komersial maupun non-profit atau di sektor publik.

A critical part of IT governance involves designing and implementing structures and controls for measuring IT performance reliably and in terms that are valueble to the business and external stakeholders. Often, qualitative measurements are easily available, but governance efforts are likely to gain more buy-in f governance costs and benefits can be quantified. Strategic business value, as viewed by executives, often includes financial measurements and other measures of stakeholder value. Many governance initiatives make use of balance scorecard technique, measuring over all IT performance on a set of different dimensions such as achievement of business goals, user satisfactions, operational excellence, and support for learning and growth.
COBIT 5 provides a comprehensive framework that assists enterprises in achieving their objectives for the governance and management of enterprise IT. Simply stated, it helps enterprises create optimal value from IT by maintaining a balance between realising benefits and optimising risk levels and resource use. COBIT 5 enables IT to be governed and managed in a holistic manner for the entire enterprise, taking in the full end-to-end business and IT functional areas of responsibility, considering the IT-related interests of internal and external stakeholders. COBIT 5 is generic and useful for enterprises of all sizes, whether commercial, not-for-profit or in the public sector.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Setriani
"Dalam perkembangan dunia bisnis saat ini, terutama dengan kemajuan teknologi dan informasi yang sangat cepat, tekanan untuk melaksanakan perbaikan terus-menerus sangat besar untuk menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi. Ditinjau dan proses internal, perusahaan harus dapat meningkatkan produktivitasnya dengan menjalankan proses produksi secara efektif, ensien dan dengan biaya yang seminimal mungkin.
Berkalian dengan produktivitas, di sinilah aktivitas pemeliharaan memainkan peranan yang penting. Untuk mencapai produktivitas yang tinggi harus didukung oleh adanya pemeliharaan yang maksimum untuk menjamin mesin/peralatan bersebut tetap berfungsi sesuai kapasitasnya. Apabila ditinjau lebih Ianjut, kegiatan pemeliharaan sebenarnya merupakan kegiatan yang berkaitan erat dengan jaminan penetapan janji yang telah dikeluarkan produsen kepada konsumennya. Di sini dapat kita lihat pentingnya fungsi pemeliharaan dalam proses bisnis perusahaan. Unluk itu pendelinlsian misi dan tujuan-tujuan strategis dari departemen pemeliharaan harus selaras dan mendukung pencapaian tujuan bisnis perusahaan.
Kemudian yang harus diperhatikan adalah bagaimana menerjemahkan misi dan tujuan-tujuan strategis itu ke dalam tujuan-tujuan operasional yang dapat dimengertj oleh orang-orang yang berlanggung jawab untuk melalesanakannya. Kebanyakan strategi hanyalah menjadi sebuah konsep yang sulit untuk diaplikasikan. Strategi bersifat top-down. Tetapi agar dapat benjalan dengan baik harus melibalkan semua tingkatan dalam organisasi.
Disinilah kelebihan dari pendekatan Balanced Scorecard yang diperkenalkan Kaplan dan Norton yang mencoba mengukur kinerja perusahaan dengan mempertimbangkan empat perspektif: Keuangan, Pelanggan, Proses Bisnis Internal serta Pembeiajaran dan Pertumbuhan. Keempat perspektif tersebut merupakan uraian dan upaya penerjemahan misi dan strategi perusahaan dalam terminologi operasional. Sistem ini secara komprehensif menterjemahkan misi dan strategi perusahaan menjadi tujuan-tujuan beserta pengukurannya yang digunakan untuk mengkomunikasikan strategi bisnis perusahaan kepada seluruh level di perusahaan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
Dalam manajemen pemeliharaan, tujuan-tujuan perusahaan secara umum akan dijabarkan secara Iebih spesifik sesuai dengan tugas dan fungsi dari bagian pemeliharaan beserta indikator-indikatornya sehingga dapat dilakukan inisiatif-inisiatif yang dapat menunjang tercapainya tujuan perusahaan tersebut."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S49898
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Rudy Riyanto P.
"Mengukur kinerja perusahaan merupakan sebuah hal yang sangat penting pada era globalisasi ini. Dengan mengukur kinerjanya, maka sebuah perusahaan dapat mengetahui sudah sebaik apa perusahaannya saat ini. Sehingga cara kerja indikator pengukur kinerja perusahaan mungkin mirip dengan cara kerja indikator yang ada pada pesawat teraang.. Banyak cara dan metode yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan. Namun semuanya tetap memakai indikator-indikator pengukur kinerja yang jumlahnya cukup banyak.
Hampir semua pemsahaan di dunia mengukur kinenja perusahaan dengan menggunakan indiaktor-indikator pengukuran kinerja yang ada. Terkadang terdapat kesamaan di da|amnya_ Sedangkan perusahaan Iain sering mengaiami kebingungan untuk menggunakan indiaktor pengukur kinenja yang mana yang tepat dan baik.
Pada penelitian ini penulis merancang database dan software sebagai alat bantu dalam menentukan jumlah indikator dan indikator apa saja yang baik digunakan oleh sebuah perusahaan berdasarkan jenis usahanya. Dasar dari penelitian ini adalah sebenamya Jurusan Teknik lndusiri telah memiliki beberapa penelitian mengenai masalah di atas, namun data tersebut Udak terorganisasi dengan baik dan dtidak dapat dimanfaatkan oieh perusahaan. Pemikirannya adalah sederhana, apabila banyak perusahaan dunia menggunakan sebuah indikator mengapa kita juga tidak menggunakannya. Keuntungan tarnbahannya adalah sebuah perusahaan dapat melakukan benchmarking dengan perusahaan dunia berdasarkan kesamaan indikator pengukurkinerja yang digunakan.
Dengan database dan software ini masatah di atas dijembatani sehingga data penelitian yang ada dapat digunakan menjadi infonnasi yang membantu sebuah perusahaan untuk menentukan indikator yangakan digunakan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S49916
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhyatma S. Baskara
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh rancangan usulan cluster scorecard sebagai kerangka pengukuran kinerja dan perencanaan strategi pengembangan klaster industri baja. Tahapan yang digunakan adalah penerjemahan visi, misi, tujuan dan strategi klaster, penentuan sasaran strategis dan ukuran kinerja, pemilihan perspektif dan indikator cluster scorecard, pembobotan perspektif dan indikator terpilih menggunakan analytical hierarchy process, perencanaan serta penetapan target masing-masing KPI dan menyelaraskan inisiatif-inisiatif strategis. Hasil akhir dari perancangan adalah kerangka cluster scorecard dengan perspektif skill, knowledge, economic dan cluster process yang akan digunakan untuk pengukuran kinerja klaster.

The objective of this research is to obtain the cluster scorecard proposed design as performance measurement framework and strategy development planning of steel industry cluster. Stages of the translation used is the vision, mission, goals and strategy cluster, the determination of strategic goals and measure performance, the selection indicator cluster perspective and scorecard, weighting perspective and using the indicators selected Hierarchy Process analytical, planning and determination of the target each KPI and coordinate initiatives - strategic initiatives. The end result of the design is a cluster framework scorecard perspective with skill, knowledge, economic and cluster process that will be used for measuring the performance cluster."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S52365
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>