Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shoba Dewey Chugani
"Sejauh ini, fokus masalah dari berbagai penelitian mengenai resiliensi adalah pada identifikasi faktor-faktor protektif yang bekerja pada individu. Namun, bagaimana faktor-faktor tersebut mewujudkan resiliensi pada individu belum banyak terungkap. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana mekanisme keterkaitan antara faktor protektif ekstemal (faktor lingkungan) dan aset internal (faktor internal) dalam mewujudkan resiliensi pada individu.
Aset internal mencakup 4 kategori faktor internal yang secara konsisten telah diidentifikasikan dari berbagai penelitian, yaitu: kompetensi sosial (ketrampilan sosial, empati), otonomi (self-esteem, self efficacy, locus of contol), ketrampilan memecahkan masalah (ketrampilan membuat keputusan, berpikir kritis dan kreatif), dan sense of purpose (optimisme, molivasi untuk berprestasi, minat terhadap kegiatan tertentu, keyakinan). Faktor internal yang juga menjadi variabel penelitian adalah temperamen individu. Faktor protektif eksternal mencakup 5 faktor dalam mikrosistem individu (keluarga, sekolah, lingkungan tempat iinggal). Kelima faktor lingkungan tersebut termasuk hubungan yang hangat, peraturan dan batasan, dukungan untuk mandiri, dukungan untuk berprestasi dan role model.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Kerangka teoritis dari penelitian didasarkan pada teori resiliensi dari Benard (2004), yang berlandaskan teori humanistik dari Maslow dan teori ekologi dari Bronfenbrenner.
Subjek penelitian termasuk 10 remaja yang hidup dalam lingkungan beresiko di kelurahan Johar Baru, sebuah linkungan yang tergolong lingkungan miskin (sesuai ketentuan dari BPS, 2000), dan memiliki angka kriminalitas yang tinggi. Kesepuluh subjek tersebut disaring dari 34 remaja yang memenuhi kriteria sebagai subjek penelitian Penyaringan subjek menggunakan alat ukur Slate Resilience Scale (Hiew, et.al, 2000), yang sebelumnya diuji-cobakan oleh peneliti. Subjek penelitian yang dipilih adalah subjek dalam kelompok resiliensi ekstzim tinggi dan ekstrim rendah sesuai skala tersebut. Analisis yang dilakukan mencakup analisis per subjek maupun analisis antar subjek.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam kondisi di mana seluruh aspek dari faktor protektif eksternal aktif bekerja selama perkembangan individu maka individu dapat mengatasi masalah-masalahnya dan aset internal pada individu berkembang dengan baik atau dapat diartikan bahwa tingkat resiliensi individu semakin baik. Sebaliknya, dalam kondisi di mana beberapa aspek dari faktor protektif ekternal kurang berkembang, masalah yang dihadapi oleh individu tidak teratasi. Hal ini mempengaruhi aset internal secara negatif. Dengan beberapa aset internal yang kurang berkembang, individu memiliki beberapa titik lemah yang dapat menjadi resiko dalam perkembangan selanjutnya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18115
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Reno Monalisa
"Pemberian MP-ASI yang berkualitas merupakan salah satu upaya untuk mengatasi masalah stunting. Pemberian MP-ASI yang tidak berkualitas, memiliki efek buruk pada kesehatan dan pertumbuhan anak serta meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas. MAD merupakan salah satu indikator penilaian MP-ASI, namun pada kenyataannya masih banyak anak dengan MAD tercapai yang dengan stunting. Tujuan Penelitian ini untuk mendapatkan gambaran kualitas pemberian MP-ASI pada anak stunting usia 6-23 bulan dengan Minimum Acceptable Diet (MAD) tercapai. Metode penelitian kualitatif dalam bentuk studi kasus, pengumpulan data dengan wawancara mendalam dan observasi, informan utama adalah 6 ibu yang memiliki anak balita stunting usia 6-23 bulan yang MAD tercapai, serta 17 orang informan penting yang terdiri dari anggota keluarga lain, kader Posyandu, penjual bubur MP-ASI/makanan matang dan petugas gizi Puskesmas. Penelitian dilakukan di 4 Kelurahan Jakarta Pusat pada bulan Februari-Maret 2020. Hasil penelitian yaitu MP-ASI dengan indikator MAD tercapai namun kualitasnya belum baik karena tidak memenuhi AKG anak, pengetahuan ibu terkait MP-ASI cukup baik, tidak ada kepercayaan makanan tabu, sebagian besar ibu membeli bubur MP-ASI dan makanan matang untuk MP-ASI anak, sumber rujukan utama ibu dalam praktek pemberian MP-ASI adalah buku KIA, tidak ada hambatan trasnpostasi dalam mendapatkan bahan makanan, penghasilan suami yang tidak tetap menjadi hambatan dalam membeli MP-ASI. Disarankan agar Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Pusat: melakukan Inovasi pembuatan aplikasi mobile, meningkatkan kegiatan penyegaran (refreshing) dan inovasi kegiatan sosialisasi MP-ASI, melakukan kegiatan inovasi dengan membentuk kelompok pendukung MP-ASI berkualitas, melakukan pembinaan, pemantauan, penilaian dan menerbitkan sertifikat laik hygiene sanitasi jasaboga pada penjual bubur MPASI dan makanan matang.

Quality of complementary feeding practices is an effort to overcome the problem of stunting. Giving a poor quality complementary feeding ptactices, have a bad effect on child‟s health and growth and also increasing morbidity and mortality rate. Minimum Acceptable Diet (MAD) is one of the indicators of complementary feeding assessment, but in reality there are still many children with MAD who have achieved is stunting.The purpose of this study was to represent the relationship between complementary feeding practices with stunting using MAD requirements. Qualitative research is conduct with case studies methods, data collection by in-depth interviews, and observations. Six mothers who had stunting toddlers aged 6-23 months are the main respondent with good MAD requirements. Seventeen respondents support qualitative information of the main respondent. Support respondents are consisting of other family members, community healthcare vanguard, the seller of complementary feeding/cooked food, and nutritionist in the Health community center (PUSKESMAS). The study was conducted in 4 Central Jakarta Sub-districts in February-March 2020. The results of the study are complementary feeding practices with poor quality of MAD requirements proven not to comply with the RDA. Maternal knowledge related to complementary feeding practices is quite good, there is no belief in taboo foods, most of the mother buy breastfeeding complementary food such as porridge and cooked food for children. The basic references for mothers in the practice of giving complementary feeding practices are "mother and children healthcare handbook (KIA handbook)". From the results, there are no obstacles to get the food; the husband's income does not an resistance in buying complementary feeding. Recommendation: for Central Jakarta, Health Office initiative for innovating the creation of mobile mother and children healthcare applications; innovate activities in complementary feeding food socialization; conduct innovation activities by forming quality
complementary feeding food support groups; conducting and coaching, monitoring, and evaluating and issuing sanitation hygiene-concern certificates for complementary feeding catering services (MP-ASI Sellers).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Montesqieu
"Berdasarkan Global Burden of Cancer 2012 Globocan 2012 diperkirakan terdapat 14,1 juta kasus kanker baru di seluruh dunia pada tahun 2012, dengan 8 jutakasus di negara-negara berkembang. Data ini diperoleh dari negara-negara yangmemiliki registrasi kanker berbasis populasi. Registrasi kanker bermanfaat dalammengklasifikasi informasi dari seluruh kasus kanker untuk menghasilkan statistikdari kejadian kanker dalam suatu populasi tertentu serta menyediakan kerangkauntuk penafsiran dan pengendalian dampak kanker di komunitas. Saat ini Indonesia belum memiliki registrasi kanker berbasis populasi. Sesuai Keputusan MenteriKesehatan Republik Indonesia, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo ditunjuk sebagai pusat pengendali data kanker di DKI Jakarta untuk membentuk registrasikanker berbasis populasi di DKI Jakarta.
Penelitian ini bersifat deskriptif potonglintang bertujuan untuk menggambarkan profil kanker di Jakarta Pusat tahun2008-2012 berdasarkan data di RSCM sebagai pusat pengendali data kanker DKIJakarta. Didapatkan hasil 1.797 kasus kanker di Jakarta Pusat dari tahun 2008-2012 dengan perbandingan perempuan dan laki-laki adalah 1,9:1, sebagian besarpasein berobat pada stadium lanjut. Lima kanker terbanyak pada laki-laki adalahkanker sistem hematopoetik dan retikuloendotelial, kanker nasofaring, kankerhati, kanker paru dan kanker kelenjar getah bening. Lima kanker terbanyak padaperempuan adalah kanker payudara, kanker serviks, kanker ovarium, kanker sistem hematopoetik dan kanker tiroid.

Global Burden of Cancer 2012 Globocan 2012 estimated 14.1 million new casesof cancer worldwide in 2012, with 8 million cases in developing countries. Thesedata were obtained from countries that have population based cancer registry.Cancer registration is useful in classifying information from all cancer cases togenerate statistics of cancer incidence in a particular population as well asproviding a framework for interpreting and controlling the impact of cancer inthe community. Indonesia does not yet have a population based cancer registrycurrently. The Minister of Health of Indonesia has designated CiptoMangunkusumo Hospital as a control center for cancer registration of DKI Jakarta to establish a population based cancer registry in DKI Jakarta.
This crosssectional descriptive study aimed to describe the cancer profile in Central Jakarta2008 2012 based on data of RSCM as cancer registry control center in DKI Jakarta. The results obtained 1,797 cases of cancer in Central Jakarta from 2008 2012 with male and female ratio of 1 1.9, the majority of patients came to healthproviders with advanced stage. The five most common cancers in male were cancer of the hematopoietic and reticuloendothelial system, nasopharyngeal cancer,liver cancer, lung cancer and lymph node cancer. The five most common cancersin female were breast cancer, cervical cancer, ovarian cancer, haematopoieticsystem cancer and thyroid cancer.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
BRA. Baskoro
"Fokus tesis ini adalah membahas pembangunan kota Jakarta Pusat sebagai kota wisata, dengan strategi memberdayakan komunitas lokal (host) yang tinggal di sekitar Objek dan Daya Tarik Wisata yang tersebar di berbagai wilayah di Jakarta Pusat. Berdasarkan hasil penelitian di Objek dan Daya Tarik Jalan Jaksa, dapat disimpulkan bahwa komunitas mempunyai peranan penting dalam pengembangan objek dan daya tarik wisata. Keberadaan komunitas, jika diberdayakan secara optimal, akan mampu menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Setidaknya ada lima modal sosial yang ditemukan di Komunitas lokal Jalan Jaksa yang berguna bagi pengembangan objek dan daya tarik wisata pada khususnya dan pengembangan kota wisata pada umumnya.
Berdasarkan hasil temuan ada lima modal sosial yang dominan, yakni : 1) Kepercayaan terhadap Figur; 2) Aktivitas Ekonomi; 3) Jaringan Sosial; 4) Penerimaan Masyarakat; dan terakhir 5) Organisasi komunitas. Lima modal sosial tersebut yang kemudian harus dapat dijadikan alat pemersatu dan pemobilisasi anggota-anggota komunitas untuk membentuk sebuah industri pariwisata komunitas skala kecil menengah sebagai pelaku utama aktivitas ekonomi pariwisata. Industri tersebut harus mampu mengoptimalkan produk wisata sebagaimana layaknya unit bisnis. Pengembangan industri pariwisata komunitas yang menyediakan berbagai produk dan jasa wisata di sekitar objek dan daya tarik wisata kepada wisatawan akan mampu meningkatkan taraf kehidupan komunitas di sekitar objek dan daya tarik wisata.
Tujuan ini hanya bisa dicapai apabila kebijakan, program, dan strategi pemerintahan serta dunia usaha mendukung pembangunan pariwisata berbasis komunitas. Sehingga, fungsi pemerintah dan swasta kedepannya lebih diposisikan sebagai pendukung dari keberadaan industri pariwisata komunitas. Dimana, peranan utama akan lebih ditekankan kepada komunitas lokal, agar komunitas tersebut mendapat manfaat langsung dari aktivitas pariwisata yang terjadi antara wisatawan (guest) dengan komunitas lokal (host).
Hasil penelitian juga mengindikasikan bahwa rencana pengembangan kota wisata tersebut tidak bisa terbatas kepada pengembangan spasial tertentu, melainkan harus pengembangan wilayah Jakarta Pusat secara keseluruhan. Proses perencanaan tersebut harus mengabungkan beberapa kawasan wisata yang ada di Jakarta Pusat sebagai sebuah kesatuan untuk mewujudkan Jakarta Pusat sebagai kota wisata. Oleh karena itu berbagai kebijakan dan peraturan baik ditingkat popinsi DKI Jakarta dan kotamadaya Jakarta Pusat haruslah dibenahi dan diselarasakan untuk mendukung tumbuhnya sentral-sentral aktivitas pariwisata yang akan menjadi magnet bagi aktivitas ekonomi masyarakat.
Sebagai kesimpulan dapatlah dikemukakan bahwa secara konseptual dan empirik pendekatan pembangunan kota pariwisata berbasis komunitas perlu dijadikan sebagai mainframe utama dalam pembangunan kota di Indonesia. Karena, secara teoritis, pembangunan kota pariwisata akan mampu meningkatkan taraf kehidupan komunitas di sekitar objek dan daya tarik wisata. Pada akhirnya dampak ekonomi dari pariwisata akan lebih terdistribusikan secara merata di masyarakat dan tidak lagi dimonopoli oleh segelintir orang.

This thesis focuses on the development of a district area in Central Jakarta toward a Tourism City, in which the development strategy is the empowerment of the local community living around the tourism objects and touristical areas throughout the distict. This study finds out that the role of the local community is significant in maintaining the area as a tourism destination. The community themselves, if developed well, will be a distinct asset to the attracti tourists. This study identified that the Jalan Jaksa community possesses at least five social capitals useful to the development of the area as a tourism object and attraction more specifically, and Jakarta as a tourism destinantion in general.
Those five most dominant social capitals identified are: 1) Trust in Indivual Figures, 2) Economic Activites, 3) Social Networks, 4) Community Acceptance of Tourists, and 5) The Local Organizations. Those five social capitals function both to unify the community and to mobilize the community members in establishing a small-to-medium scale, community based, tourism industry. This industry should be able to optimize its tourism products to resemble a normal operation of a business unit. The development of the community-based tourism industry providing diversified products and services in the neighborhood to the visitors will help improve the standards of living of the target community.
This aim can only be achieved if the policies, programs, and strategies made by the government and the business world can hand in hand support this community-based tourism development. Therefore, government and non-government functions in the future should be geared towards assisting this community-based tourism to flourish. The main role is place don the local community so that the local community will take the most benefit out of the engagements between the guests or tourists and the local community."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T 26177
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wiranto Sadono
"ABSTRAK
Jakarta selain sebagai ibu kota negara juga sebagai pusat perdagangan dan kota untuk kunjungan pariwisata sehingga hal tersebut membuat banyak orang baik dari luar Jakarta maupun dari luar negeri untuk datang ke Jakarta dengan banyak kepentingannya.
Aspek terpenting untuk mendukung hal tersebut adalah adanya jalur - jalur transportasi terurama jalur transportasi darat yang mendukung sehingga membuat para pengemudi ataupun para pengguna jalan dapat dengan mudah untuk menjangkau lokasi - lokasi yang dikehendaki.
Jalan - jalan di Jakarta dalam hal teknis terutama untuk konstruksinya umumnya sudah memenuhi standard tetapi untuk hal yang lainnya kurang mendapat perhatian dan divas Lalu lintas jalan raya yaitu mengenai Petunjuk Jalan bagi para pengguna jalan atau yang disebut Rambu rambu lalulintas petunjuk jalan (Possitive Guidance). Rambu- rambu petunjuk jalan adalah terpenting karena jalan tanpa adanya ""Possitive Guidance"" yang benar akan sering membuat para pengguna jalan kebingungan atau bahkan dapat tersesat sehingga pengguna jalan tidak dapat sampai ke tempat yang dituju.
Pada penyusunan tugas akhir ini penulis membahas tentang rambu-rambu petunjuk jalan yang ada pada wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Pusat, sedangkan evaluasi yang penulis gunakan adalah dalam segi teknis yaitu berdasarkan jarak pandangan henti atau ""Stoping Sight Distance"" dan juga berdasarkan desain kriteria. Dari analisa tersebut akan dapat diketahui tentang keadaan rambu tersebut apakah memang tepat dalam penempatannya ataukah tidak.

"
2000
S35627
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martha Yulia W. S.
"ABSTRAK
Keputusan karir remaja merupakan masalah penting dan perlu diperhatikan.
Erikson mengatakan bahwa kemampuan memilih dan menentukan keputusan karir
pada masa remaja merupakan pemecahan masalah identitas remaja sehingga
ketidakmampuan memilih dan menentukan karir dapat menganggu perkembangan diri
remaja (dalam Seligman, 1994). Remaja yang mampu membuat keputusan karir pada
masa ini ternyata cenderung memiliki keberhasilan akademik yang lebih tinggi daripada
remaja yang tidak membuat keputusan karir (Seligman, 1994). Remaja yang tidak
mampu membuat keputusan karir dengan mantap dapat mengalami berbagai kesulitan
pada saat mereka terjun di dunia kerja antara lain: cemas dan tidak yakin menghadapi
dunia kerja, ketidakpuasan kerja bahkan mengalami kegagalan (Mappiare, 1992).
Untuk meningkatkan daya saing angkatan kerja Indonesia dalam menghadapi
era globalisasi, potensi karir individu sebelum masuk ke dunia kerja perlu ditingkatkan
sejak awal antara lain sejak masa remaja. Masa remaja merupakan saat penting dalam
perkembangan karir karena merupakan masa persiapan terakhir individu sebelum
memasuki dunia kerja. Berbeda dengan masa perkembangan sebelumnya, pada masa
ini remaja dituntut untuk membuat keputusan karir yang akan menentukan arah
kehidupan berikutnya. Bila remaja mampu membuat keputusan karir dengan baik, hal
ini dapat meningkatkan keberhasilan mereka dalam menghadapi dunia kerja dan
memperkecil kemungkinan mereka mengalami kegagalan. Penelitian Tumer & Helms
(1995), Zanden (1993), dan Grotevant & Durret (dalam Papalia & Olds, 1993)
menunjukkan gejala-gejala adanya remaja yang mengalami kesulitan dalam
menentukan keputusan karir. Banyak yang mengalami kebimbangan dan tidak mampu
memilih karir kemudian menunda keputusan karir mereka, sampai pada saatnya
mereka harus memilih mereka tidak memiliki cukup waktu untuk memilih dengan baik.
Sampai saat ini tampaknya belum ada data yang sistematis mengenai status
keputusan karir remaja di Indonesia.
Untuk meningkatkan potensi remaja dalam memilih dan menentukan karir,
orangtua perlu meningkatkan keterlibatan mereka dalam perkembangan karir remaja
(Palmer & Cochran, 1991). Walaupun dalam kehidupan remaja orangtua tidak lagi
menjadi tokoh sentral, namun, sehubungan dengan merencanakan karir remaja masih
membutuhkan nasehat dan saran-saran dari orangtua khususnya mengenai masalahmasalah
keuangan, pendidikan, dan rencana karir (Papalia & Olds, 1992) Beberapa
penelitian terdahulu (Palmer & Cochran, 1988; Papalia & Olds 1993; Blustein, 1991)
mengungkapkan pendingnya dukungan orangtua terhadap perkembangan karir remaja
namun ada pula gejala-gejala yang menunjukkan bahwa keterlibatan (dukungan) orangtua dalam karir remaja justru mempersulit posisi remaja dalam menentukan
depan mereka. Berdasarkan hal-hal tersebut, peneliti ingin melihat (a) gambaran status
keputusan karir remaja, (b) gambaran dukungan orangtua terhadap keputusan karir
remaja, (c) apakah ada hubungan antara dukungan orangtua terhadap keputusan karir
dengan status keputusan karir remaja, dan (d) bentuk dukungan yang paling berperan
terhadap status keputusan karir remaja.
Penelitian ini bersifat deskriptif dan dilakukan pada 184 murid kelas III SMUK
III, Jakarta Pusat. Dalam penelitian ini ada dua instrumen yang digunakan untuk
pengumpulan data. Instumen pertama untuk mengukur status keputusan karir remaja
(Skala Keputusan Karir) dan instrumen yang kedua untuk mengukur dukungan
orangtua terhadap keputusan karir remaja (Skala Dukungan Orangtua).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa subyek penelitian ini telah memiliki
keputusan karir dengan taraf keyakinan tergolong cukup yang berarti subyek penelitian
cukup yakin bahwa keputusan karir yang dipilih sesuai dengan keadaan dirinya. Secara
umum subyek menilai orangtua mereka telah memberikan dukungan terhadap
keputusan karir remaja dengan baik. Penelitian ini juga mengungkapkan adanya
hubungan yang signifikan antara dukungan orangtua terhadap keputusan karir dengan
status keputusan karir remaja. Semakin tinggi dukungan orangtua yang diterima
subyek maka semakin tinggi pui a status keputusan karir subyek, sebaliknya semakin
rendah dukungan orangtua yang diterima subyek maka semakin rendah pula status
keputusan karir subyek. Dukungan orangtua terdiri dari 6 bentuk yaitu bimbingan,
bantuan instrumental, keberadaan orangtua sebagai sekutu yang dapat diandalkan,
kelekatan orangtua-anak, pengakuan akan kemampuan subyek dan kesamaan minat
antara orangtua dan remaja. Dari keenam bentuk dukungan tersebut, ternyata
dukungan pengakuan paling berperan terhadap status keputusan karir remaja.
Untuk penelitian lebih lanjut peneliti menyarankan agar pengukuran variabel
dukungan orangtua terhadap keputusan karir remaja juga dilakukan terhadap orangtua
subyek dan difokuskan pada seluruh tahap-tahap perkembangan subyek agar
didapatkan gambaran yang lebih terintegrasi yaitu sejak masa kanak-kanak awal
sampai masa remaja. Selain itu untuk mempertajam hasil penelitian, subyek penelitian
diambil berdasarkan asal sekolah yang lebih beragam (SMU Negeri) dengan jumlah
subyek yang berasal dari jurusan IPA/IPS yang seimbang, suku, pekerjaan dan
penghasilan orangtua yang lebih beragam. Dengan karakteristik responden yang lebih
beragam ini diharapkan hasil penelitian akan lebih kaya dan tajam mengungkapkan
jenis intervensi (dukungan orangtua) yang paling sesuai untuk meningkatkan
perkembangan karir remaja dengan kondisi-kondisi yang lebih beragam."
1998
S2952
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safril Burhan Isnain
"Berdasarkan APBN 2000-2012, kontribusi pajak dalam penerimaan negara meningkat dari 56,5% menjadi 78,8%, sehingga Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dituntut lebih optimal dalam menggali potensi pajak. KPP Madya Jakarta Pusat sebagai unit vertikal DJP berupaya mengoptimalkan penerimaan pajak yaitu dengan meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak, dan meningkatkan produktivitas serta integritas aparat pajak. Modernisasi perpajakan sejak 2002 yaitu berfokus pada pelaksanaan good public governance dalam membangun kepercayaan masyarakat dan meningkatkan citra positif. Salah satu caranya dengan penilaian kinerja berbasis balanced scorecard.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa hampir seluruh aspek penilaian kinerja telah cukup baik dilaksanakan dan sesuai dengan pedoman serta literatur. Upaya perbaikan seperti sarana penilaian kinerja dan penyesuaian standar kinerja merupakan saran yang bisa ditindaklanjuti dalam penilaian kinerja yang lebih baik kedepannya.

Based on the APBN for the 2000-2012 period, the tax contribution to Indonesia revenue had increased from 56,5% to 78,8%. Therefore, the Directorate General of Taxes (DGT) need to explore the potential of taxes revenue more optimally. KPP Madya Jakarta Pusat as the vertical unit of DGT, is trying to increase the tax revenue by improve the compliance of tax payer, increasing the productivity and improving the integrity of the employees. Indonesia tax reform, that was held since 2002, is exclusively aimed on the implementation of Good Public Governance to gain more on public trust and get the public confidence to the institution. One of the strategic to achieve the goal is the balance scorecard-based performance assessment.
The conclusion of this research is that all of the performance assessment aspect mostly has been implemented properly, according to the guidelines and the literature. The author suggests that DGT, need to make some adjustment about the performance assessment tools and standard in order to implement balanced scorecard more effective.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S53884
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chika Biata Malau
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jejak karbon mahasiswa komuter yang melakukan perjalanan terhadap mahasiswa yang berasal dari Kota Tangerang Selatan dan Jakarta Pusat menuju Universitas Indonesia Depok. Jejak karbon merupakan ukuran dari emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh individu atau kegiatan tertentu. Penelitian ini penting untuk menganalisis jejak karbon yang dihasilkan, hotspot dari jejak karbon, dan memberikan rekomendasi dari aktivitas komuter Mahasiswa Universitas Indonesia yang berdomisili di Tangerang Selatan dan Jakarta Pusat. Dalam penelitian ini, metode perhitungan jejak karbon yang digunakan adalah metode fuel-based dari World Resources Institute (WRI), yang mempertimbangkan faktor ekonomi energi dari WRI dan faktor emisi dari UK Department for Business, Energy, & Industrial Strategy (2021). Metode ini dilakukan dengan pengumpulan data tentang pola perjalanan mahasiswa komuter melalui penggunaan survei dan wawancara sebagai instrumen utama, dengan fokus pada mahasiswa Universitas Indonesia yang berdomisili di Tangerang Selatan dan Jakarta Pusat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya korelasi signifikan antara faktor jarak tempuh yang ditempuh oleh responden dan jejak karbon yang dihasilkan, dengan nilai koefisien korelasi Pearson sebesar 0,608. Hal ini menunjukkan bahwa semakin jauh jarak yang ditempuh, jejak karbon yang dihasilkan cenderung lebih tinggi. Selain itu, berdasarkan perhitungan, rata-rata jejak karbon oleh aktivitas komuter mahasiswa dari Kota Tangerang Selatan sebesar 334,196 kgCO2eq/Tahun-orang, sementara mahasiswa komuter dari Jakarta Pusat menghasilkan jejak karbon rata-rata sebesar 171,931 kgCO2eq/Tahun-orang. Penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor yang berkontribusi terhadap jejak karbon yang dihasilkan oleh mahasiswa komuter, serta memberikan rekomendasi terkait aktivitas komuter mahasiswa Universitas Indonesia yang berdomisili di Tangerang Selatan dan Jakarta Pusat. Penelitian ini memiliki implikasi penting dalam upaya pengurangan jejak karbon di kalangan mahasiswa komuter Universitas Indonesia serta masyarakat umum. Rekomendasi yang dihasilkan dari penelitian ini dapat menjadi dasar bagi universitas dan pemerintah terkait perancangan kebijakan dalam mobilitas mahasiswa.

This study aims to analyze the carbon footprint of commuter students traveling from South Tangerang City and Central Jakarta to the University of Indonesia Depok. Carbon footprint is a measure of greenhouse gas emissions produced by individuals or specific activities. The research is important to analyze the generated carbon footprint, identify carbon footprint hotspots, and provide recommendations for the commuting activities of University of Indonesia students residing in South Tangerang City and Central Jakarta. The research utilizes the fuel-based method from the World Resources Institute (WRI) for carbon footprint calculations, considering energy economics factors from WRI and emission factors from the UK Department for Business, Energy, & Industrial Strategy (2021). The data on commuter student travel patterns are collected through surveys and interviews as the primary instruments, focusing on University of Indonesia students residing in South Tangerang City and Central Jakarta. The results of this study indicate a significant correlation between the distance traveled by respondents and the resulting carbon footprint, with a Pearson correlation coefficient of 0.608. This suggests that the greater the distance traveled, the higher the resulting carbon footprint. Furthermore, the calculations reveal that the average carbon footprint from commuting activities for students from South Tangerang City is 334.196 kgCO2eq/person-year, while students from Central Jakarta generate an average carbon footprint of 171.931 kgCO2eq/person-year. This research provides a better understanding of the contributing factors to the carbon footprint generated by commuter students and offers recommendations regarding the commuting activities of University of Indonesia students residing in South Tangerang City and Central Jakarta. The study has significant implications for reducing the carbon footprint among commuter students at the University of Indonesia and the general public. The recommendations derived from this research can serve as a basis for universities and relevant government agencies in designing policies related to student mobility."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Septia Bintang Kinanti
"Praktek Kerja Profesi Apoteker di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Pusat Periode April 2016 bertujuan untuk mengetahui dan melihat langsung kegiatan yang dilakukan oleh bidang Farmasi Makanan dan Minuman, terlibat dalam kegiatan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian Apotek serta memahami tugas Apoteker di Suku Dinas Jakarta Pusat. Sedangkan tujuan dari tugas khusus adalah mengetahui jenis obat terbanyak yang diresepkan di Puskesmas Kecamatan di Jakarta Pusat periode Januari- Februari 2016 dan menganalisis pola penyakit berdasarkan banyaknya peresepan obat.

Apothecary Professional Practice at Health Agency of Central Jakarta Period April 2016 aims to know and see the activities carried out by the field of Pharmaceuticals Food and Beverages, involved in coaching, supervision, and control of pharmacy as well as understand the task of Pharmacists in the Health agency of Central Jakarta. The purpose of the special task was to determine the types of drugs most prescribed in the Central Jakarta District Health Clinics in the period January-February 2016 and analyze the pattern of the disease based on the number of prescription drugs."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dianah Rosikhoh
"Praktek Kerja Profesi Apoteker di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Pusat bertujuan untuk memahami peran dan fungsi apoteker di suku dinas kesehatan. Diharapkan apoteker dapat memahami peran dan fungsiya di seksi sumber daya kesehatan yang meliputi bagian farmasi makanan dan minuman, tenaga kesehatan, serta standarisasi mutu kesehatan. Sedangka tugas khusus yang diberikan adalah merancang suatu media yang memuat informasi hipertensi, yang dapat digunakan untuk memudahkan konseling antara apoteker dengan pasien di Puskesmas Kecamatan Menteng Jakarta Pusat.

Pharmacists Professional Practice (PKPA) in Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Pusat aims to understand the duties and functions pharmacist as a part of health professional. After this practices, pharmacist will expect to understand about duties and functions of the parts of health personnel, parts of standardization and parts of quality health pharmacy, food and beverage included in the resources in the health section (SDK). While the purpose of the special assignment is to make a media about hypertension, which is can help the counseling process between pharmacist and patient in Puskesmas Kecamatan.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>