Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mariana Amiruddin
"ABSTRAK
Tulisan ini menjelaskan bagaimana tindak pidana zina dapat mengkrinalkan perempuan korban kekerasan seksual. Data-data Catatan Tahunan Komnas Perempuan dan pengaduan korban yang dating langsung dapat menggambarkan bahwa relasi-relasi pribadi perempuan sangat rentan kekerasan. Teori-teori feminisme digunakan sebagai alat analisis tentang kehidupan perempuan dan persoalannya di wilayah privat, termasuk dalam hubungan seksual maupun cinta, baik dalam pernikahan maupun di luar pernikahan. Tulisan ini diakhiri dengan tantangan atas stigma gerakan feminis, sebagai gerakan yang dianggap menentang moralitas dan agama, dan hal tersebut tidak hanya terjadi di Indonesia"
Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan, 2018
305 JP 23:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Pramitasari
"ABSTRAK
Simone de Beauvoir dalam bukunya yang berjudul Le Deuxieme Sexe, mengemukakan gagasan-gagasan mengenai feminisme eksistensialis. Gagasan-gagasan tersebut diantaranya adalah subjektivitas perempuan dan kebebasan perempuan. Tidak jarang gagasan-gagasan mengenai feminisme eksistensialis tersebut ditemukan dalam sebuah iklan, dengan menjadikan perempuan sebagai tokoh utama. Salah satunya adalah iklan produk kosmetik Yves Saint Laurent Beaute-Touhe Eclat. Subjektivitas dan kebebasan perempuan dalam iklan tersebut ditampilkan secara implisit pada berbagai aspek, antara lain pada aspek sinematografis, latar musik, dan slogan. Melalui aspek-aspek tersebut, dapat terlihat bahwa perempuan yang digambarkan dalam iklan tersebut adalah perempuan mandiri yang telah mendapatkan kebebasannya dan telah mampu memposisikan dirinya sebagai subjek.

ABSTRACT
In the book The Second Sex (Le Deuxieme Sexe), Simone de Beauvoir expressed her ideas of feminism that is influenced by existentialism. Two of her ideas are about womens subjectivity and womens freedom. Her ideas of feminism are often found in an advertisement and make women as the main character. One of the advertisements which has Simone de Beauoirs ideas of feminism, is an advertisement made by Yves Saint Laurent Beaute about their product that is called Touche Eclat. Womens subjectivity and freedom are shown implicitly in this advertisement on various aspects, such as cinematographic aspect, background music, and slogan. Through these aspects, it can be seen that the women portrayed in that advertisement is an independent woman who has gained her freedom and has been able to position herself as a subject and equal with man."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aghna Honesty Ameera
"Artikel ini meneliti bentuk objektivikasi perempuan dan bagaimana tokoh perempuan yang merepresentasikan jenis kelamin kedua dalam cerpen Mouche terbebas dari objektivikasi dalam perspektif feminisme. Cerpen ini mengisahkan kehidupan Joseph Prunier dan keempat kawan lelakinya, N’a-qu’un-Oeil, Petit Bleu, La Tôque, dan Tomahawk, saat mereka menghabiskan waktu bersama-sama di sebuah kapal yang mereka beli. Kehidupan kelompok pertemanan yang hanya terdiri dari laki-laki itu berubah usai hadirnya seorang perempuan bernama Mouche. Dalam membedah pergeseran interaksi antar tokoh, penelitian ini menggunakan teori naratologi struktural Greimas (1982), konsep objektivikasi Nussbaum (1995), dan konsep feminisme Beauvoir (1949). Struktur naratif teks memperlihatkan alur cerita digerakkan oleh kehadiran Mouche sebagai tokoh perempuan. Kemudian, hasil analisis tematis menunjukkan tokoh perempuan dalam cerpen mengalami objektivikasi berupa instrumentality, denial of autonomy, dan ownership. Penelitian ini menemukan adanya upaya Guy de Maupassant sebagai penulis crepen menampilkan sisi lain perempuan melalui perubahan karakter tokoh perempuan. Tokoh Mouche berhasil membebaskan dirinya dari belenggu objektivikasi dengan perlawanan dan kekuatan yang dimilikinya.

This article examines the forms of objectification of women and the way the female character representing the second sex in the short story Mouche combats objectification from a feminist perspective. The story revolves around Joseph Prunier and his friends, N'a-qu'un-Oeil, Petit Bleu, La Tôque, and Tomahawk, as they spend time together on a boat. Their life changes upon the arrival of a woman named Mouche. In dissecting the shifting interactions between characters, this article uses Greimas' structural narratology theory (1982), Nussbaum’s concept of objectification (1995), and Beauvoir’s concept of existentialist feminism (1949). The narrative structure of the text shows that the storyline is driven by the presence of Mouche as a female character. The results of the thematic analysis show that the female character in this short story experiences objectification practices in the form of instrumentality, denial of autonomy, and ownership. This research found Guy de Maupassant’s attempt to portray another side of the female character, Mouche, through her character development. Mouche managed to free herself from the shackles of objectification with her resistance and power."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Fauzia
"Sejarah organisasi feminis bernama National Organization for Women yang berdiri di Amerika Serikat pada tahun 1967. Organisasi ini berdiri ketika Amerika Serikat sedang berada di dalam atmosfir pergerakan sosial menuntut dihapuskannya rasisme. Ternyata pcrgerakan sosial ini mcmicu pula bangkitnya gerakan feminisme. Dalam kebangkitan ini banyak terungkap kondisi diskriminatif yang dialami oleh perempuan di AS. National Organization for Women didirikan oleh orang-orang yang bertujuan untuk memperbaiki kondisi ini. Isu-isu besar yang diusung oleh organisasi ini amtara lain isu kesetaraan upah, legalisasi aborsi, pengadaan pusat penitipan anak yang diselenggarakan oleh negara dan ratifikasi Equal Rights Amendment. Amandemen ini menuntut kesetaraan hak antara laki-laki dan perempuan di dunia publik. Penulisan dilakukan dengan menelusuri literatur, baik tercetak maupun di layanan internet."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S12345
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rani Ratnasari
"Skripsi ini menganalisis perbedaan representasi Disney Princess yang terjadi pada kedua film animasi Disney, yaitu The Princess and the Frog dan Tangled. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan kecurigaan terhadap Disney Princess versi modern yang terkesan mendekonstruksi bentuk klasiknya. Untuk menganalisis masalah tersebut penulis menggunakan teori dekonstruksi dan feminisme pada bentuk arketipenya. Hasil penelitian membuktikan bahwa untuk beberapa dekade konsep Disney Princess telah mengalami perubahan di beberapa bagiannya. Penulis menganggap perubahan yang parsial tersebut bukanlah sebuah dekonstruksi melainkan sebuah inovasi dalam pembentukan Disney Princess dilihat dari sudut pandang feminisme. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa konsep Disney Princess tidak mengalami dekonstruksi.

This undergraduate thesis focuses on Disney Princess different representation at both Disney animated movies, The Princess and the Frog and Tangled. The aim of this research is to find out the truth about modern Disney Princess which seems to deconstruct the classical form. To analyze the problem, deconstruction and feminism theory are used toward the archetype. The result of this research indicates that in some decades, Disney Princess concept has partially changed. The changes aren’t considered as a deconstruction but an innovation regarding feminism’s point of view. Therefore, it is assumed that deconstruction doesn’t occur toward Disney Princess concept."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S138
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Samosir, James Indra Saputra
"Rasa iri dijelaskan oleh Smith & Kim (2007), merupakan sebuah emosi yang dapat mendorong seseorang menuntut kesetaraan. Studi lainnya dari Harris & Henniger (2013), menemukan hasil bahwa semakin tinggi rasa iri maka semakin liberal seseorang. Berdasarkan dua penelitian tersebut penelitian ini memilih ideologi feminisme yang memperjuangkan isu kesetaraan gender secara global. Feminisme merupakan sebuah ideologi liberal yang memperjuangkan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki. Beberapa ahli menjelaskan bahwa perempuan memiliki status yang lebih rendah dibanding laki-laki. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari rasa iri terhadap status sosial laki-laki pada dukungan feminisme perempuan. Penelitian ini merupakan studi eksperimen online dengan kelompok kontrol dan eksperimen. Pada kelompok eksperimen, partisipan diberikan paparan statistik partisipasi kerja laki-laki dan perempuan kemudian membaca teks skenario di lingkup dunia kerja. Kelompok kontrol hanya membaca teks skenario tanpa diberikan teks statistik. Hasil yang ditemukan rasa iri tidak dapat memprediksi dukungan terhadap nilai feminisme dengan peran mediasi dari psychological entitlement.

Envy explained by Smith & Kim (2007), is an emotion that can drive someone to demand equality. Another study from Harris & Henniger (2013) found that the higher the envy, the more liberal a person was. Based on these two studies, this study chooses feminism ideology which advocates the issue of gender equality globally. Feminism is a liberal ideology that fights for equality between women and men. Some experts explain that women have lower status than men. This study aims to look at the effect of envy on men's social status on the support of women's feminism. This research is an online experimental study with control and experimental groups. In the experimental group, participants were given exposure to statistics of work participation of men and women then read the text of the scenario in the world of work. The control group only reads the scenario text without being given a statistical text. The results found that envy cannot predict support for the value of feminism with the mediating role of psychological entitlement.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nani Nurcahyani
"Di dalam penelitian, penulis menemukan ada anasir-anasir feminisme dalam dua karya Pramoedya yakni, Bumi Manusia dan Anak Semua Bangsa. Dan anasiranasir tersebut akan sangat jelas terlihat apabila menggunakan konsep-konsep mengenai perempuan dan perjuangan perempuan dari de Beauvoir. Konsep itu ialah tentang 'the other'. Penulis menemukan konsep 'The other' de Beauvoir dalam dua Novel Pramoedya, yakni Bumi Manusia dan Anak Semua Bangsa, diantaranya melalui tokoh Surati yang dijual oleh ayahnya untuk dijadikan gundik. Annelies yang menjadi lemah akibat diperkosa oleh kakaknya sendiri, sehingga hidupnya selalu bergantung kepada orang lain terutama laki-laki. Istri Trunodongso yang tidak pernah bersekolah dan menjalani hidupnya sebagai ibu rumah tangga. Menurut penulis, sosok perempuan yang ideal menurut Pramoedya itu ditemukan pada sosok Nyai Ontosoroh yang di ceritakan secara sempurna oleh Pramoedya dalam novelnya 'Bumi Manusia'. Nyai Ontosoroh dianggap bisa mewakili eksistensi perjuangan perempuan dalam keterpurukan dan ketertindasannya dalam dunia laki-laki, berani menolak tradisi yang ada di masyarakat serta bermetamorfosis dari seorang yang biasa-biasa saja hingga menjadi seorang Nyai yang sukses dalam memimpin perusahaannya seorang diri, mandiri secara ekonomi, tidak pasif, berani, mempunyai pemikiran yang maju dan terbuka, kuat dan bijaksana pada anak-anaknya. Melalui tokoh Nyai Ontosoroh dalam cerita Bumi Manusia, kita dapat melihat seperti apa sosok perempuan yang ideal menurut de Beauvoir. Seorang perempuan yang menemukan kebebasan dirinya yang otentik ditengah-tengah tradisi jaman yang mengungkungnya begitu erat. de Beauvoir dengan konsep-konsepnya, dan Pramoedya di dalam dua Novel Tetraloginya, keduanya sama-sama mengusung konsep tentang perjuangan perempuan dalam kungkungan dunia patriarkat. Pramoedya percaya akan ide-ide perjuangan dan perubahan perempuan serta sosok perempuan yang ideal melalui tokoh Nyai Ontosoroh di dalam dua novel Tetraloginya. Ia pun percaya bahwa sosok ideal tersebut bisa direalisasikan dan mendapat tempat setara dengan laki-laki dalam realitasnya. Namun, Pramoedya akhirnya mengakui bahwa realitas yang menang. Karena pada kenyataannya, budaya patriarki ditambah kolonialisme yang terlalu kuat, sehingga menyebabkan perjuangan perempuan dalam kungkungan dunia patriarki itu kalah. Akan tetapi, de Beauvoir optimis konsep-konsepnya bisa menang dalam realitasnya. Menurutnya, perempuan yang ideal dan eksistensial dapat direalisasikan dalam kehidupan nyata. Hal tersebut tentunya tidak sejalan dengan Pramoedya. Karena bagaimana pun realitas yang akan menang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
T24282
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sucahyani Dwi Astuti
"Tesis ini membicarakan gambaran perjuangan seorang wanita imigran Swedia yang bernama Alexandra di wilayah frontir Divide, Nebraska, Amerika Serikat. Sebagai seorang imigran wanita yang hidup di wilayah yang dikenal sebagai ?the wild land? (wilayah yang liar) dan masih menganut budaya patriarki (budaya masyarakat yang masih meletakkan laki-laki pada posisi dan kekuasaan yang dominan dibandingkan wanita), dia harus berjuang keras untuk mencapai impiannya. Dengan kemampuannya dalam beradaptasi dengan lingkungan barunya, Alexandra berhasil menyerap nilai-nilai Amerika, seperti kerja keras, optimis, mandiri dan kapitalistik. Dengan nilai-nilai tersebut dan didukung semangat feminisme yang tinggi, akhirnya Alexandra mampu menunjukkan dirinya sebagai wanita frontir yang berhasil menggapai American Dream (impian Amerika) nya.

The Thesis describes the struggle of a Swedish immigrant woman, Alexandra, in frontier Divide region, Nebraska, United States of America. As a woman immigrant who is living in the region which is called as the wild land and is still believing in patriarchy system (a social system in which the male act as the primary authority figure central to social organization, and where fathers hold authority over women, children, and property), lead to hard working to reach her dream. Her ability to adapt with new environment, Alexandra succeeds to absorb American values such as hard working, optimism, self reliance and capitalism. The values, supported by her feminism motivation, at the end, Alexandra shows the capability as frontier woman who can reach her American Dream."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Delistavia Indiaza Putri
"Konsep pembagian peran antara laki-laki dan perempuan dalam ajaran Konfusianisme menjadi penyebab terjadinya ketidaksetaraan gender di berbagai bidang. Meski zaman telah berubah, perempuan di Korea Selatan masih kerap diasosiasikan dengan peran domestiknya sehingga perempuan tidak mampu memiliki eksistensi dan identitas yang mandiri. Isu mengenai perempuan ini menjadi topik utama dalam novel Kim Ji-young, Born 1982. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana eksistensi tokoh Kim Ji-young dan upayanya dalam mencapai transendensi berdasarkan teori feminisme eksistensialisme Simone de Beauvoir ditampilkan dalam novel Kim Jiyoung, Born 1982. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan korpus yaitu novel Kim Jiyoung, Born 1982 karya Cho Nam-joo dalam bahasa Korea. Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyimpulkan bahwa Kim Ji-young belum mampu bereksistensi dan menjadi “ada untuk dirinya sendiri”. Selanjutnya, Kim Ji-young juga belum mampu menjalankan strategi transendensi, karena faktor eksternal yaitu status sosialnya yang kurang menguntungkan dan lingkungan konservatif yang tidak suportif. Selain itu, kepribadian Kim Ji-young yang tertutup dan pendiam juga menjadi faktor internal yang menjadi tantangan bagi upaya menuju transendensinya.

The existence of division roles between men and women in Confucianism is the cause of gender inequality in various fields. Although times have changed, women in South Korea are still often associated with their domestic roles, resulting in women being unable to have an independent existence and identity. The issue of women is the main topic in Kim Ji-young, Born 1982. This study aims to describe how the existence of Kim Ji-young's character and her efforts to gain transcendence based on Simone de Beauvoir's existential feminism theory are shown in the novel. The method used in this study is a qualitative descriptive method with the novel Kim Jiyoung, Born 1982 by Cho Nam-joo in Korean as the corpus. Based on the results, the author can conclude that Kim Ji-young has not been able to exist and to “be for itself". Kim Ji-young has not been able to transcend her boundaries due to external factors such as weak social status and the unsupportive society towards women's transcendence due to patriarchal culture. Furthermore, Kim Ji-young’s introverted and quite character also appears as a challenge in her own efforts towards transcendence."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Silviani Sabita
"Skripsi ini berisi analisis ketidak berdayaan tokoh Ninka dalam novel Novel Веселые Похороны/veselye poxorony/Pemakaman Ceria karya Lyudmila Evgen'evna Ulitskaya. Ketidak berdayaan Ninka sebagai seorang perempuan membuat suaminya merasa bertanggung awab. Suami Ninka beranggapan bahwa Ninka tidak dapat hidup tanpa dirinya. Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode deskriptif analitis data diperoleh melalui sumber-sumber literature, kemudian dikaitkan dengan teori Kritik sastra feminis dan feminisme eksistensialis.
Melalui penelitian ini penulis ingin memaparkan bagaimana suami Ninka memandang ketidak berdayaan Ninka di dalam kehidupan yang dijalaninya. Skripsi ini menjelaskan bagaimana Ninka dianggap sebagai perempuan yang lemah dan tidak berdaya sebagai pelengkap di dalam kehidupan Alik.

The focus of this study is the helplessness of Ninka, one of female character in the novel Novel Веселые Похороны/veselye poxorony/The Funeral Party by Lyudmila Evgen’evna Ulitskaya. Ninka’s helplessness made her husband felt that she is in his responsible. Ninka's husband feels that Ninka is just can’t live without him.
The purpose of this study is to analyse that how's Ninka's character from the feminism perspective. The feminism theory that I used is feminism existentialist and from that point of view, we can see if this novel is including in feminist literature or not because of Ninka’s character. This research is analytical descriptive.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S53759
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library