Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rieke Saraswati
"Skripsi ini bertujuan untuk mengeksplorasi tema hasrat dan feminisme psikoanalisis dalam karya dua penyair perempuan Rusia, Anna Akhmatova dan Marina Tsvetaeva. Kedua tema tersebut diuraikan oleh kedua penyair itu dari interpretasi unik mereka terhadap drama The Tragedy of Hamlet buah karya William Shakespeare, terutama Ophelia. Saya menggunakan teori feminisme psikoanalisa seperti yang dikemukakan dalam "Understanding Human Nature_ karangan Alfred Adler dan "Feminine Psychology" karangan Karen Horney sebagai alat kritik saya yang menentang kompleks maskulin; dan untuk merumuskan hasrat Ophelia saya menggunakan teori hasrat dari Jacques Lacan_hasrat tidak sadar yang berhubungan dengan hasrat seksual dan hubungan dialektikal Ophelia dengan sesama, terutama Hamlet.

The Study aims to explore the theme of desire and psychoanalytic feminism in the works by two Russian female poets, Anna Akhmatova dan Marina Tsvetaeva. Both themes are dealt with by these two poets by their own unique interpretation of William Shakespeare's The Tragedy of Hamlet, especially Ophelia. I propose to use the theory of the psychoanalytic feminism as presented in Alfred Adler's Understanding Human Nature and Karen Horney's Feminine Psychology as my critical tools that argue the masculinity complex; and to represent the desire of Ophelia I use the theory of desire by Jacques Lacan the unconscious desire which is linked to the sexual desire and dialectical relationship between Ophelia and others, especially Hamlet.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S15083
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mu`jizah
"Surat Melayu beriluminasi dipakai sebagai alat komunikasi untuk diplomasi oleh raja di Nusantara sejak tahun 1615, di antaranya oleh Raja Iskandar Muda, Aceh, kepada Raja James I di Inggris. Persuratan ini terus dipakai dan berkembang di beberapa kerajaan di Nusantara yang memiliki tradisi tulis, yakni Aceh, Riau, Lingga, Johor-Pahang, Trengganu, Palembang, Madura, Surabaya, Batavia, Bogor, Banten, Bima, Pontianak, Mempawah, Banjarmasin, Gorontalo, Buton, dan Tanete. Ada sekitar 125 surat beriluminasi yang saat ini tersimpan di berbagai lembaga, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Surat-surat ini belum banyak diteliti, padahal kekayaan visual sangat tinggi sebab digambar dengan tinta emas dan warna-warna menarik dalam beragam motif. Isinya tidak kalah penting; berbagai masalah disampaikan, seperti ucapan tahun baru, ucapan duka, perdagangan, dan tentang kekuasaan di beberapa kerajaan. Informasi ini penting untuk mcrekonstruksi berbagai peristiwa pada abad yang silam, seperti budaya, ekonomi, sejarah, dan estetika. Selain itu, fisik dan format surat memperlihatkan bahwa surat ini ditulis di atas kertas khusus dengan pola-pola tertentu. Pemakaian bahasanya juga memperlihatkan kekuasaan para pengirimnya, yakni Raja Nusantara dan Pemerintah Hindia-Belanda. Dari iluminasi yang digambar, terlihat bahwa motif-motif dibuat dengan pola_pola khusus sehingga menampilkan kekhasan surat dari Pemerintah Hindia-Belanda dan surat dari Raja-Raja Nusantara. Raja Najamuddin dari Palembang, misalnya, menghias surat-suratnya dengan motif tertentu, seperti pucuk rebung emas dan pada kepada surat dihias dengan gaya kaligrafi berbentuk hati. Surat Banten yang bergaya kertas dinding (wallpaper) juga mempunyai kekhasan, yakni dengan motif tebaran tangkai-tangkai bunga popi. Gaya iluminasi seperti ini hampir sama dengan hiasan surat dari Banjarmasin. Namun, surat dari Banjarmasin sebagian besar bermotif bunga cengkih. Gaya khas surat dari Madura adalah dengan motif bola api dan mahkota. Hiasan dalam surat-surat ini berukuran besar dengan warna-warna yang cerah. Lain dengan surat Raja Nusantara, surat Pemerintah Hindia-Belanda juga mempunyai kekhasan. Surat-surat ini dihias dengan gambar topi, belah ketupat, ros, lili, dan mahkota.Motif-motif yang menghias iluminasi ternyata hukan hanya hiasan, melainkan juga bermakna. Hiasan-hiasan itu merupakan simbol bermakna dan melalui kajian semiotik Pierce dengan proses semiosisnya, makna-makna yang tersemhunyi itu dapat terungkap. Bunga ros misalnya adalah simbol dari kesempurnaan, bunga bermakna raja, dan topi simbol dari pemimpin. Dari Motif-motif itu terlihat bahwa simbol-simbol yang dipakai berkaitan dengan kekuasaan, seperti raja dan pelindung. Dalam surat para penguasa di Nusantara simbolnya juga bernuansa kekuasaan, seperti mahkota simbol penguasa alam. Bola api bermakna kekuasaan dan legitimasi, dan pohon delima simbol dari pelindung atau raja. Simbol-simbol kekuasaan dalam surat Raja Nusantara didukung oleh simbol-simbol lain yang juga hukan hanya bermakna pada kekuasaan raja, tetapi pada penguasa tertinggi, yakni Tuhan. Keterkaitan kekuasaan pada penguasa tertinggi, Tuhan, dalam masyarakat Nusantara adalah wajar sebab dalam masyarakat ini dikenal konsep raja adalah khalit"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
D1830
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendrina Johanna Sylvi Wasuway
"ABSTRAK
Tesis ini membahas sistem pertukaran Kain Timur pada masyarakat Maybrat
dengan memakai perspektif feminisme. Data penelitian didapat dengan observasi,
wawancara mendalam, baik secara formal maupun informal, dan studi
kepustakaan. Kain Timur yang dikenal masyarakat Maybrat sebagai harta yang
paling berharga. Data ? data penelitian menunjukkan bahwa kain ini menentukan
posisi, harga diri dan martabat perempuan dalam keluarga dan klan pada
masyarakat Maybrat. Hasil penelitian menyimpulkan perempuan dalam sistem ini
dapat menjadi obyek maupun subyek dalam sirkulasi artefak budaya tersebut,
Sistem patriarki dan pembagian kelas serta faktor ekonomi merupakan alasan ?
alasan utama keterikatan perempuan dalam kekuasaan tradisi dan tuntutan peran
ganda perempuan dalam masyarakat Maybrat. Teori feminisme mengidentifikasi
dan mengelaborasi bentuk-bentuk opresi terhadap perempuan yang telah
terinternalisasi. Teori-teori feminis juga dipakai untuk menganalisa usaha-usaaha
perlawanan kaum perempuan terhadap wacana dominan patriarki dalam
masyarakat Maybrat.

Abstract
The focus of this study is to discuss the exchange of Kain Timur in Maybrat
society through feminism perspective. The research data were collected by means
of deep interviews, literary studies, and intense observation. Timur cloth in
Maybrat society is considered as the most valuable wealth whereas a family and
clan?s honor is put on it. The purpose of this theses is to describe and explain how
the Maybrat women position is determined by Kain Timur. The result of this
study is Maybrat women?s role in society can be divided into two parts, as object
and as subject, in terms of development and changes in women?s lives; depends
on which clan and social class they come from. Patriachy system, class division
and economy factor are reasons of women?s oppression within Maybrat society.
Feminism approach helps to discover forms of oppression in this society as well
as women?s efforts in share of power."
2012
T31436
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
S8074
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
ATA 16(1-2) 2013
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Pemikiran Murdoch memberikan dobrakan besar dalam etika abad ke-20, bahkan begitu berbeda denganaliran utama filsafat moral selama 4000 tahun terakhir. Tesis Murdoch di dalam karya filosofis utamanya berjudul The Sovererignty of Good. Kita dapat melihat bahwa Murdoch dipengaruhi oleh ide tentang "Yang Baik" (The Good) dari Plato dan konsep " perhatian" (attention) dari Simone Weil. Dengan mengembangkan dua konsep kunci tersebut, Murdoch mengkritik pandangan filsafat analitik dari Ayer dan pandangan eksistensialisme dari Sartre bahwa dunia empiris bebas nilai dan moralitas tidak berkaitan dengan keadaan nyata di luar kita. Dengan mengkritik perkembangan etika pasca Kant, Murdoch semakin menajamkan pula pandangannya tentang " Yang Baik", serta jalan menuju kesana..."
DRI 37:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mardety
"Disertasi ini merupakan studi hermeneutika feminisme bagi penafsiran Alquran, khususnya hermeneutika feminisme dalam pemikiran Amina Wadud. Problem metodologis dalam penafsiran Alquran telah melahirkan penafsiran yang bias gender dan telah membuat perempuan menjadi subordinat dan tertindas. Isu-isu gender telah melahirkan pandangan bahwa kedudukan perempuan lebih rendah dari laki-laki dan kemanusiaan perempuan tidak utuh. Dalam upaya mencapai kesetaraan dan keadilan gender, Wadud membongkar bias gender dalam penafsiran Alquran untuk direinterpretasi dengan pendekatan hermeneutika feminisme.
Tujuan disertasi ini adalah memformulasikan model hermeneutika feminisme dalam pemikiran Wadud, yaitu mengeksplisitkan cara kerja dan asumsi-asumsi metodologis yang terkandung dalam hermeneutika feminisme. Konstribusi penting hermeneutika feminisme adalah memunculkan tafsir feminis, sebuah tafsir yang mengumandang suara perempuan dalam Alquran.

This dissertation is the study of feminist hermeneutics in the Alquran, particularly, implementing feminist hermeneutics in Wadud?s literature/texts. Methodological problems in the interpretation of the Alquran has caused gender bias interpretations and has made women subordinate and oppressed. Gender isues spawned the view that the position of women in society is considered lower than male and female humanity is deemed incomplete. Thus, in order to achieve equality and gender justice, Wadud dismantles gender bias in the interpretation of the Alquran for reinterpretation.
The purpose of this dissertation is to formulate models of feminist hermeneutics used in Wadud?s literature/texts. It shows how feminist hermeneutics works and methodological assumptions in feminist hermeneutics. The important contribution of feminist hermeneutics is to include feminist interpretation, an interpretation which articulates the voice of women in the Alquran."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
D2078
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Aurelia Putri Dehars
"Skripsi ini membahas tentang berbagai bentuk ketidaksetaraan gender di Jepang dengan fokus utama adalah matahara atau maternity harassment yang terjadi di lingkungan kerja Jepang. Penulis menggunakan teori feminisme radikal untuk menganalisa bagaimana budaya masyarakat Jepang terkait dengan matahara. Analisis menunjukkan bahwa sistem patriarki dalam masyarakat Jepang bukan menjadi pemicu utama terjadinya matahara, tetapi faktor ekonomi lah yang menjadi faktor utama terjadinya matahara di perusahaan Jepang. Matahara dan ekonomi saling berhubungan karena matahara menyebabkan penurunan populasi dan menurunnya populasi menyebabkan ekonomi Jepang dalam kondisi stagnan.

This undergraduate thesis examines about forms of gender inequality in Japan and focusing on matahara or maternity harassment that happens on Japanese work environment. The writer uses radical feminism theories to analyze how Japanese culture relates with maternity harassment. The analysis shows that patriarchy in Japanese society is not the main cause of maternity harassment. It is economic factor which becomes the main factor of maternity harassment in Japanese companies. Maternity harassment and economy corresponds to each other because maternity harassment causes the declining of youth population and this declining population causes Japan economy stuck in a stagnant condition.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S62956
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mina Elfira
"This article is a literary analysis on Aleksandra Mikhailovna Kollontai? Vasilisa Maligina (1923) by using a feminist approach. Issues on masculinity are the focus of the analysis. The main argument of this article is that through the main character of this story - Vasilisa Maligina - Kollontai tried to expose the new image of Russian women by reconstructing the concept of Russian traditional masculinity in Russian society under former Uni Soviet communist government based on patriarchal culture."
Depok: Faculty of Humanities University of Indonesia, 2008
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   2 3 4 5 6 7 8 9 10 11   >>