Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Azza Zahra Rafiqah
"Film merupakan salah satu media untuk menyampaikan aspirasi dan ideologi baru kepada masyarakat. Masuknya unsur feminisme ke dalam industri film di dunia termasuk industri film di Uni Emirat Arab membuat dampak yang signifikan terhadap perkembangan sastra feminisme. Penelitian ini membahas tentang cerminan feminisme yang ada di dalam film Qalb Al Adala. Film Qalb Al Adala merupakan film Uni Emirat Arab yang menceritakan tentang kegigihan seorang perempuan bernama Farah dalam menjalankan karirnya. Film ini dibuat pada bulan Januari tahun 2017 dan dirilis pada bulan September tahun 2017. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan makna feminisme dan tanda-tanda feminisme yang ada di film Qalb Al Adala. Untuk mencapai tujuan penelitian, peneliti menggunakan metode kualitatif dengan studi dokumentasi dan studi pustaka. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori feminisme dan teori semiotika milik John Fiske berdasarkan simbol kode-kode televisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa feminisme yang direpresentasikan di dalam film Qalb Al Adala ialah feminisme liberalis dan feminisme eksistensialis. Adapun tanda-tanda feminisme digambarkan melalui level representasi konvensional dengan kode karakter. Pada level ideologi nilai feminisme terwakilkan dengan aliran feminisme liberal dan eksistensial.

The film is one of the media to convey new aspirations and ideologies to the public. The entry of elements of feminism into the film industry in the world including the film industry in the United Arab Emirates made a significant impact on the development of feminism literature. This study discusses the reflection of feminism in the film Qalb Al Adala. The film Qalb Al Adala is a United Arab Emirates film that tells about the persistence of a woman named Farah in running her career. This film was made in January 2017 and released in September 2017. This study aims to explain the meaning of feminism and the signs of feminism in the film Qalb Al Adala. The researcher used qualitative methods with documentation studies and literature studies to achieve the research objectives. The theory used in this research is the theory of feminism and the theory of semiotics belonging to John Fiske based on the symbols of television codes. The results showed that the feminism represented in the film Qalb Al Adala is liberalist feminism and existentialist feminism. The signs of feminism are described through the level of conventional representation with character codes. At the ideological level, feminist values ​​are represented by liberal and existential feminism."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rinovian Fahlevi
"Cinta adalah sebuah konsep yang dapat kita lihat sebagai perasaan antara satu orang terhadap sesuatu. Cinta adalah dasar penting dalam sebuah hubungan. Cinta adalah sesuatu yang indah, membuat suatu hubungan itu nyata dan tumbuh. Karya ilmiah ini akan membahas tentang representasi dalam hubungan Ali dan Emmi pada film Angst Essen Seele Auf (1974) Karya Rainer Werner Fassbinder, tentang bagaimana cinta dalam hubungan mereka tumbuh melawan ekspektasi yang ada pada masyarakat dalam film. Penelitian akan disusun menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil analisis penelitian menunjukan bahwa hubungan Ali dan Emmi merepresentasikan banyak perjuangan terkait feminisme, ageism, dan rasisme dalam hubungan yang mereka jalani bersama. Hubungan itu memperlihatkan bagaimana mereka sebagai pasangan melawan stereotip pada masyarakat yang menyangkut gender, usia, dan bahkan isu mengenai rasisme.

Love is a concept that we see as a feeling between one person towards something. Love is the most important core of every relationship. Love is a beautiful thing, it makes relationships real and bloom. This scientific work will discuss the representation of Ali and Emmi's relationship in the film Angst Essen Seele Auf (1974) by Rainer Werner Fassbinder, about how their relationship goes against society's expectations in the film. The research will be structured using qualitative descriptive methods. The results of the research analysis show that Emmi and Ali's relationship represent many struggles related to feminism, ageism and racism in their relationship. Their relationship shows how they fight stereotypes in society regarding gender, age and even issues about racism."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ninawati Syahrul
"Masalah yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana status dan peran perempuan yang terefleksi dalam novel Belenggu? Apa penyebab permasalahan ? bagaimana cara menyelesaikan permasalahan yang dialami oleh perempuan? Penelitian inibertujuan untuk mendeskripsikan dan menginterpretasikan permasalahan yang dialami oleh perempuan terkait dengan perannya dengan tinjauan feminisme. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif interpretatif dengan pendekatan feminisme.Data analisis berasal dari studi pustaka, yakni berupa teks narasi dan dialog antartokoh dalamnovel Belenggu. Teknik pengumpulan data berupa studi pustaka dengan cara menyimak dan mencatat pokok persoalan yang akan diurai. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis naratif. Hasil penelitian menunjukkan: Pertama, peran perempuan masih sebatas ruang publik dan domestik, seperti sebagai pengurus organisasi perempuan di bidang publik dan sebagai ibu rumah tangga di bidang domestik. Kedua, persoalan konstruksi gender yang merugikan pihak perempuan. Ketiga, permasalahan perempuan sebagai akibat perbedaan budaya patriarki yang menguntungkan laki-laki dan konstruksi gender yang menempatkan perempuan di bawah harkat atau tidak sejajar dengan laki-laki. Keempat, sikap perempuan yang lemah dan takluk terhadap permasalahan yang dihadapi dengan cara melarikan diri dari kemelut kehidupan."
ambon: Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, 2020
400 JIKKT 8:2 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Virinica Christy Santoso
"Kuroshitsuji Black Butler Live action merupakan film alih wahana dari manga Kuroshitsuji Black Butler karya Yana Toboso. Melalui pendekatan feminisme, penelitian ini berusaha menjelaskan mengenai perubahan yang dibuat serta menjelaskan pemikiran feminisme yang tercermin pada tokoh perempuan, dan perubahan latar cerita yang terjadi dalam film ini. Penelitian ini adalah penelitian yang menganalisis penerapan dan kritik nilai-nilai feminisme liberal, feminism psikoanalisis dan feminism marksis/sosialis terhadap sistem ie keluarga Jepang yang terdapat dalam film ini.

Kuroshitsuji Black Butler Live action is an adaptation movie from manga Kuroshitsuji by Toboso Yana. With feminism approach, this research will try to explain the reasons behind changes that were made during the production of this movies and the feminist thought that represented through the female characters and changes at the background story of this movie. This is a research that analyzedthe application and critics of liberal feminism, psychoanalysis feminism, and Marxist socialist feminism towards Japanese family system iein this movie."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Laelasari Yuningsih
"Studi ini dilakukan bertolak dari suatu anggapan bahwa masyarakat termasuk perempuan direpresentasikan dengan menggunakan perspektif patriarkal. Selain itu, untuk menjawab persoalan representasi perempuan yang dilukiskan dalam trilogi karya Y. B. Mangunwijaya, apakah cenderung mengukuhkan, mereinterpretasi, atau bersifat ambivalen terhadap ideologi yang berlaku dalam masyarakat Indonesia pada masa '80-an?
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah reading as a woman ("membaca sebagai perempuan"). Pendekatan ini dipilih untuk membongkar prasangka dan ideologi patriarkal yang sampai sekarang diasumsikan masih mendorninasi penulisan dan pembacaan karya sastra. Selain itu, sosiologi sastra (berperspektif perempuan)' pun digunakan untuk memberi makna terhadap karya sastra, Suatu karya sastra, tentunya tidak bertolak dari kekosongan budaya. Pandangan, sikap, serta nilai yang tertuang dalam karya sastra pada dasarnya ditimba dari tata kemasyarakatan yang berlaku dalam suatu masyarakat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa representasi perempuan yang ditampilkan dalam teks novel Roro Mendut (RM), Genduk Duku (GD), dan Lusi Lindri (LL) mereinterpretasi ideologi jender yang dianut oleh masyarakat Indonesia pada masa '80-an, yang telah merepresentasikan perempuan sebagai yang lain (other). Sementara itu, perempuan dalam ketiga teks novel itu ditampilkan sebagai subjek (self), yang marnpu mengenal dirinya, ikut menamakan, dan menemukan dunia untuk menentukan dirinya sendiri dalam dunianya.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adriana Venny Aryani
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1999
T181
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggie Natalia Paramitha
"Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan unsur feminisme yang terdapat dalam roman Les Merveilleux Nuages, karya Françoise Sagan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan struktural. Teori-teori yang digunakan untuk menunjang pendekatan struktural dalam penelitian ini adalah teori mengenai hubungan sintagmatik dan paradigmatik dari Roland Barthes serta teori mengenai sekuen dari M.P. Schmitt dan A. Viala. Analisis sintagmatik yang terdiri atas dua bagian, yaitu pengaluran dan alur cerita, menunjukkan bahwa unsur feminisme terlihat dalam tindakan-tindakan tokoh Josée. Analisis paradigmatik yang terdiri atas analisis tokoh, hubungan tokoh utama dengan tokoh-tokoh lainnya, dan analisis latar yang terdiri atas dua bagian, yaitu latar ruang dan latar waktu, menunjukkan bahwa unsur feminisme terlihat dalam tindakan¬tindakan para tokoh, khususnya tokoh Josée. Sebagai kesimpulan, seluruh aspek yang dibahas dalam skripsi ini menunjukkan adanya unsur feminisme dalam roman Les Merveilleux Nuages, karya Françoise Sagan. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S14525
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Chandra
"

Fashion saat ini menjadi komoditas yang besar dalam kegiatan perdagangan internasional. Hal ini juga didukung dengan bagaimana fashion saat ini berupaya menjadi pihak yang merefleksikan nilai-niai feminisme dalam kampanyenya. Hal ini menimbulkan banyak pro dan kontra mengingat fashion itu sendiri telah mendapatkan banyak kritik dari gerakan feminisme sejak abad ke-19. Perkembangan isu fashion dan feminisme, memberikan efek kepada hubungan keduanya yang juga bergerak secara dinamis. Hal ini tentuanya juga mendorong perkembangan literatur yang juga semakin kaya dan beragam. Kajian literatur ini bertujuan untuk melakukan pemetaan literatur dan analisis terhadap 22 literatur yang membahas mengenai fashion dan feminisme dalam kerangka bahasan studi hubungan internasinal. Pemetaan dilakukan dengan metode taksonomi, dan menghasilkan tiga tema besar, yaitu: kritik feminisme terhadap fashion, kritik terhadap kelompok feminisme, dan fashion dan feminisme di masa modern. Kajian literatur ini berupaya untuk melakukan analisis terhadap konsensus, perdebatan, dan kesenjangan literatur yang mungkin ada dengan melihat pada persebaran waktu, latar belakang akademisi, dan perbedaan perspektif. Kajian literatur ini menemukan bahwa keterkaitan antara fashion dan feminisme berkembang secara dinamis dengan pola yang saling tarik menarik. Kajian literatur ini juga melihat bahwa terdapat faktor-faktor yang berpengaruh pada substansi, narasi, dan argumentasi dari sebuah tulis

 

 


Fashion is one of the biggest commodities in the international trading sector. The current campaigns trends in fashion industries are supporting feminism values. These trends are receiving both positive and negative feedbacks caused by the fact that fashion itself already being criticized by the feminism campaign since the 19th century. The development regarding the issue of feminism and fashion are affecting the relationship between the two dynamically-changing subjects. These subjects also accelerate the produced researches to be wider and richer. The goals of this literature review are to map and analyze the 22 articles about fashion and feminism within the scope of the international relation. The mapping was using taxonomy methods that produced three major topics, i.e. feminism critics on fashion, critics toward feminism groups as well as fashion and feminism in the modern era. This literature review tried to analyze the consensus, debates, and literature's gap that might exist according to the date of publication distribution,  the educational background of the academics, and the differences in perspective. This literature review found that there is a correlation between fashion and feminism that dynamically-changing with a pattern that attracted each other. This literature review also examined several factors that affected the substance, narrative, and argumentation of the articles.

 

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Maharjanti
"Skripsi ini mengangkat masalah citra perempuan Rusia pada masa paganisme hingga masuknya orthodoksi di Rusia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S15153
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Rafika Dwinanda Kirana
"Skripsi ini membahas kritik dari pemikiran seorang Fatima Mernissi, yang merupakan sosiolog sekaligus Feminis Islam, terhadap tradisi harem. Sejarah harem adalah sejarah kelam perempuan. Tradisi opresif ini terlahir dari rahim sistem masyarakat yang patriarkis, dengan eksistensi perempuan dipandang sebagai pelengkap belaka dari keberadaan laki-laki. Bahkan, secara teologis kaum perempuan dituding sebagai penyebab terusirnya Adam dari surga. Harem juga diartikan sebagai sebuah ruang pribadi, dengan segala aturan di dalamnya. Sekali perempuan diberitahu apa yang dilarang, berarti perempuan tersebut telah memiliki harem di dalam diri. Sebuah hukum yang terpatri di dalam benak itulah yang membuat Fatima Mernissi selalu risau. Eksistensi harem yang sengaja diperuntukkan buat pengekangan perempuan dari aktivitas dengan dunia luar, bagaimanapun juga merupakan sebuah produk institusi budaya patriarkhi yang menindas perempuan. Menurut Fatima Mernissi, dibutuhkan suatu paradigma tradisi baru yang lebih relevan. Untuk merealisasikan tujuan agama yang ada pada suatu tradisi itu sendiri, yakni keadilan. Untuk melaksanakan proyek tersebut, kita memerlukan metodologi baru terhadap tradisi keagamaan yang tidak bias jender. Demi menghadirkan paradigma baru keagamaan, metodologi yang dibutuhkan adalah intelektualisme-kritis untuk menerobos tradisi keagamaan yang menjadi pedoman. Dengan kata lain, diperlukan reinterpretasi dan rekonstruksi terhadap bangunan pemikiran keagamaan dalam konteks sosial kekinian. Telaah terhadap salah satu tema sentral dalam hal ini adalah mengenai penciptaan manusia, karena superioritas laki-laki atas perempuan dibangun di atas kepercayaan bahwa perempuan diciptakan dari dan untuk laki-laki.Oleh karena itu, Fatima Mernissi berharap. teologi Islam rasional dapat mendudukkan perempuan pada posisi yang _ideal_ di antara wilayah publik dan wilayah domestik. Atas dasar kesadaran realitas modernitas, dan perlu ditekankannya prinsip-prinsip kesetaraan.

This bachelor thesis describing critical of Fatima Mernissi as Sosilog and Islamist Feminis, to harem. Hsitorical of harem is historical of women_s darkness. This opresif tradition is appears from system of pathriarchy societies. Women only regarded as a complete of a man. Moreover, as a teology Women supposed as a cause of evicted Adam from heaven. Harem also meant as a privat room, with anykind obligations there. When the women informed what interedicted, means that women must being have harem in their self. The obligation that was planted in mind, and that_s makes Fatima Mernissi restless. He existence of Harem for excluded of women from outside of world, however constitute of product institution from patriarchy culture that oppresses women. Fatima Mernissi said, needed a padigm of _tradition_ that more relevant. To realize the purposed of religion at one tradition , that is justice. To execute that project , we need the new methodology to tradition of religion that no gender refraction. To perform the new paradigm, methodology that nedeen is critical-intelectualism to break through religion tradition that being orientation. The other word, needen the new reinterpretation dan reconstruction to structure of thinking religion in society contextual. Study of the central them is about human creature because the superiority of man upon the women based on beliveness that women created from and to a man. Because of that, Fatima Mernissi expect Islam teology rational able to bethroth women to the ideal position beyond public regional and domestic regional. Based on consciousness to the reality modernity, and need to pressured the principal of equality."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S16141
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>