Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1612 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Herlina Febrianti
"Coronavirus Disease-2019 (COVID-19) merupakan penyakit yang disebabkan oleh coronavirus jenis baru yang menyerang saluran pernapasan. Ketika terkena COVID-19, status pertumbuhan dan perkembangan anak dapat mengalami gangguan dan penyimpangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan status pertumbuhan dan perkembangan anak post COVID-19. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang melibatkan 292 anak balita tiga bulan post COVID-19 dan hasil PCR negatif yang pernah dirawat di salah satu rumah sakit tipe A di Jakarta pada bulan Juli 2021 hingga Desember 2022. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, komorbid, tingkat keparahan, dan lama rawat dengan status pertumbuhan berat badan sesuai usia. Tidak ada hubungan yang signifikan antara usia, jenis kelamin, komorbid, tingkat keparahan, dan lama rawat dengan status pertumbuhan panjang atau tinggi badan sesuai usia. Tidak ada hubungan yang signifikan antara usia, jenis kelamin, komorbid, tingkat keparahan, dan lama rawat dengan status perkembangan. Ada hubungan yang signifikan antara usia dengan status pertumbuhan berat badan sesuai usia dan panjang atau tinggi badan sesuai usia. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan status perkembangan adalah anak laki-laki yang berusia 25 hingga 36 bulan. Ada hubungan yang signifikan antara lama rawat dan komorbid dengan status perkembangan. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan status perkembangan anak yakni komorbid. Oleh karena terdapat faktor yang berhubungan dengan status pertumbuhan dan perkembangan anak post COVID-19 maka dapat dilakukan discharge planning terkait tumbuh kembang yang dapat diberikan kepada keluarga, agar keluarga tetap dapat melakukan stimulasi tumbuh kembang. Peneliti merekomendasikan bagi manajemen rumah sakit untuk melakukan optimalisasi pelaksanaan discharge planning terkait tumbuh kembang anak dan bagi dinas kesehatan untuk melakukan optimalisasi pelayanan kesehatan yang ada di komunitas, sehingga anak tetap dapat mendapatkan layanan stimulasi tumbuh kembang yang berkelanjutan setelah anak keluar dari rumah sakit.

Coronavirus Disease-2019 (COVID-19) is a disease caused by a new type of coronavirus that attacks the respiratory tract. When exposed to COVID-19, the status of a child's growth and development can experience disturbances and irregularities. This study aimed to determine the factors associated with the growth and development status of children post COVID-19. This study used a cross-sectional design involved 292 children under five who had been treated at a type A hospital in Jakarta from July 2021 to December 2022. The sample was taken using a purposive sampling technique. The results showed that there was no significant relationship between gender, comorbidities, severity, and length of stay with weight growth status according to age. There was no significant relationship between age, sex, comorbidities, severity, and length of stay with growth status in length or height according to age. There was no significant relationship between age, sex, comorbidities, severity, and length of stay with developmental status. There is a significant relationship between age and growth status of weight for age and length or height for age. The most dominant factor related to developmental status is boys aged 25 to 36 months. There is a significant relationship between length of stay and comorbidities with developmental status. The most dominant factor related to the child's developmental status is co-morbid. Because there are some factors related to the growth and development status of post-COVID-19 children, discharge planning related to growth and development can be given to families, so that families can continue to stimulate growth and development. Researchers recommend that hospital management optimize the implementation of discharge planning related to children's growth and development and for the health office to optimize health services in the community, so that children can still receive stimulation services for sustainable growth and development after the child is discharged from the hospital."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Winasis
"Latar belakang: Penyakit corona virus disease-19 (COVID-19) yang disebabkan oleh virus severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) dan pasien yang mempunyai komorbid berisiko mengalami keparahan berat.
Tujuan: Mengetahui  hubungan hipertensi dengan tingkat keparahan pada pasien COVID-19 yang dirawat di RSU Kota Tangerang Selatan.
Metode: Data diperoleh dari data sekunder berupa rekam medis pasien COVID-19 yang dirawat di RSU Kota Tangerang Selatan tahun 2021. Desain studi menggunakan cross sectional. Sampel sebanyak 146 pasien diperoleh secara random dan dianalisis menggunakan logistic regression
Hasil: Hipertensi pada pasien COVID-19 sebesar 47,3% (69 pasien). Diperoleh OR 1,6 (95% CI: 0,57-4,88) yang menunjukkan pasien dengan hipertensi mempunyai risiko terjadinya keparahan 1,6 kali dibandingkan dengan yang tidak hipertensi setelah dikontrol oleh variabel diabetes melitus dan penyakit ginjal.
Kesimpulan: Pasien COVID-19 yang menderita hipertensi berisiko 1,6 kali lebih tinggi untuk mengalami keparahan dibandingkan pasien COVID-19 yang tidak hipertensi. Studi ini membuktikan risiko hipertensi terhadap keparahan pada pasien COVID-19.

Background: Corona virus disease-19 (COVID-19) is caused by the severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) virus and patients who have comorbidities are at risk of experiencing severe severity.
Objective: To determine the relationship between hypertension and severity in COVID-19 patients treated at RSU Kota Tangerang Selatan.
Methods: Data were obtained from secondary data in the form of medical records of COVID-19 patients who were treated at RSU Kota Tangerang Selatan in 2021. The study design used a cross sectional. A sample of 146 patients was obtained randomly and analyzed using logistic regression.
Results: Hypertension in COVID-19 patients was 47.3% (69 patients). Obtained OR 1,6 (95% CI: 0,57-4,88) which shows patients with hypertension have a 1,6 times the risk of developing severity compared to those without hypertension after controlling for diabetes mellitus and kidney disease.
Conclusion: COVID-19 patients who suffer from hypertension are at risk of 1,6 times higher for experiencing severity than COVID-19 patients who are not hypertensive. This study proves the risk of hypertension on severity in COVID-19 patients.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elviza Rahmadona
"Salah satu komorbid yang paling banyak menyertai pasien Covid-19 di Indonesia adalah Hipertensi dengan proporsi kasus 52,1% dan proporsi kematian sebanyak 19,2% dan menjadi komorbid paling tinggi pada pasien Covid-19 di Indonesia. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan hipertensi dengan kematian pasien Covid-19 pada April 2020 – Juli 2021 berdasarkan data rekam medik pasien rawat inap di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. Desain studi pada penelitian ini adalah studi kasus kontrol dimana kasus adalah pasien Covid-19 yang meninggal dan kontrol adalah pasien Covid-19 yang tidak meninggal berdasarkan data rekam medik melalui aplikasi SIMRS. Sampel pada penelitian ini adalah yang memenuhi kriteria inklusi yaitu 93 pasien pada kelompok kasus dan 200 pada kelompok kontrol yang telah dilakukan uji pemeriksaan PCR terlebih dahulu. Data dianalisis menggunakan uji chi-square dan regresi logistik. Dari hasil analisis diperoleh hubungan antara hipertensi dengan kematian Covid-19 namun memiliki risiko protektif dengan OR adjusted = 0,0661 (95% CI = 0,026 – 0,171, p value = <0,0001) setelah dikontrol variabel umur, jenis kelamin, diabetes, PPOK, CVD. Hasil penelitian ini masih memiliki kelemahan berupa misklasifikasi non diferensial dan keterbatasan data yang tersedia pada data rekam medik melalui aplikasi SIMRS

One of the most comorbidities to Covid-19 patient in Indonesia is hypertension, which is 52,1% in confirmed cases and 19,2% in mortality cases and be ranked first of comorbidities in Covid-19 patient. This tudy aims to determine association hypertension to Covid-19 patient death for April 2020 – July 2021 based on medical record data of inpatient at RSUD Arifin Achmad – Riau Province. This is a case control study, which is cases were the death patient and controls were non-dead patient based on medical record data through SIMRS app. This study analyze 93 cases and 200 controls include in inclusion criteria which has been tested PCR. The data was analyzes use chi-square test and logistic regression. Based on the result, that was found association between hypertension to mortality of covid-19 but have protective risk to patient in adjusted OR =  0,0661 (95% CI = 0,026 – 0,171, p value <0,0001) after controlled by age, sex, diabetes, COPD and CVD. This study result have limitation yet that is misclassification non differential and available data in medical recor patient through SIMRS app"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Peter Immanuel Novianto Oeiler
"Situasi pandemi Covid-19 ini kian berdampak pada seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk di dunia industri dengan jumlah karyawan yang cukup besar dan harus tetap bekerja secara optimal dan produktif. Program pencegahan penularan di tempat kerja dan perlindungan terhadap pekerja dengan faktor risiko dilakukan untuk mengurangi dampak keparahan penyakit yang dapat terjadi ketika terinfeksi Covid-19. Beberapa studi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa morbiditas dan mortalitas penyakit Covid-19 dipengaruhi oleh multifaktor termasuk penyakit penyerta yang sudah ada sebelumnya.

Penelitian bertujuan untuk melihat hubungan pejamu khususnya penyakit penyerta (Comorbid) dan derajat sakit Covid-19, studi potong lintang dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder evaluasi kesehatan dan monitoring perawatan kasus Covid-19 pekerja tetap perusahaan selama periode Maret 2020 - Mei 2021

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan ada hubungan antara usia, penyakit Jantung, Hipertensi dan derajat sakit Covid-19, sehingga implementasi program pencegahan penularan Covid-19 di tempat kerja dilakukan secara ketat terhadap pekerja dengan penyakit penyerta khususnya penyakit Jantung dan Hipertensi.

Promosi kesehatan di tempat kerja harus ditingkatkan sebagai salah satu pilar pencegahan penyakit kronis dan meningkatkan ketahanan individu (host susceptibility) untuk menuju pekerja yang sehat dan produktif.


The Covid-19 pandemic situation is increasingly and having an impact on all aspects of human life, including in the industrial world with a large number of employees who must continue to work optimally and productively. Programs to prevent transmission in the workplace and protect workers with health risk factors are carried out to reduce the impact of disease severity that can occur when infected with Covid-19. Several studies have shown that the morbidity and mortality of COVID-19 is influenced by multifactor including pre-existing comorbidities.

The research was conducted to see the relationship between individual factors, especially comorbid and sthe everity of Covid-19 disease, a cross-sectional study was carried out by collecting secondary data on health evaluations and monitoring of treatment for Covid-19 cases of permanent employee of the company during the period March 2020 - May 2021.

The results of the research conducted showed that is a relationship between age, heart disease, hypertension and severity of Covid-19 disease, so that the implementation of the Covid-19 transmission prevention program in the workplace was carried out strictly for workers with co-morbidities, especially heart disease and hypertension.

Health promotion should be improved as one of the pillars of chronic disease prevention and increase individual resilience (host susceptibility) towards healthy and productive workers.

 

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Indah Palupi Nugrahari
"COVID-19 telah menginfeksi ratusan juta orang dan menyebabkan kematian jutaan orang di seluruh dunia. Vaksinasi diharapkan dapat mengurangi insiden penyakit, tingkat mortalitas, maupun keparahan penyakit. Sehingga peneliti ingin mengetahui seberapa besar efek vaksinasi dalam melindungi pasien COVID-19 terhadap penyakit COVID-19 yang berat dan kematian COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian kohort retrospektif yang menggunakan data dari database NAR COVID-19 dan Dashboard KPCPEN Dinkes Kota Depok mulai tanggal 8 Mei 2020 hingga 20 Februari 2023 yang dianalisis menggunakan regresi logistik. Peneliti menemukan bahwa kelompok usia terbesar adalah usia 31-45 tahun (26,54%) dan terkecil adalah usia ≥ 60 tahun (10,97%). Populasi perempuan lebih besar dibandingkan laki-laki (53,36% vs 46,64%). Kemudian hanya 6.41% orang bekerja sebagai petugas kesehatan. Jumlah orang yang tidak divaksin lebih banyak dibandingkan orang yang divaksin (52,58% vs. 47,42%). Dibandingkan dengan pasien COVID-19 yang tidak divaksinasi, pasien yang divaksin mengalami penurunan risiko dirawat sebesar 45% (periode 1), 43,3% (periode 2), dan 24% (periode 3). Kemudian pasien COVID-19 yang divaksinasi mengalami penurunan risiko mortalitas sebesar 35% (periode 1), 90% (periode 2), dan 33% (periode 3). Sehingga peneliti menyimpulkan bahwa vaksinasi COVID-19 menurunkan risiko dirawat di RS dan mortalitas pasien COVID-19 pada ketiga periode sakit.

COVID-19 has infected and caused the deaths of millions of people in the world. And vaccination is expected to reduce the incidence, mortality, and severity of the disease. The objective of this research is to discover the effects of COVID-19 vaccination against severe disease and death of COVID-19. This was a retrospective cohort research that utilized data from the COVID-19 NAR database and the Depok City Health Department KPCPEN Dashboard from Mei 8, 2020 to February 20, 2023, and was analysed using logistic regression. We discovered that the largest age group were patients between ages 31-45 years (26.54%) and the smallest was ≥ 60 years (10.97%). There were more female patients than men (53.36% vs. 46.64%). Only 6.41% of patients were healthcare workers, and more patients were unvaccinated than vaccinated (52.58% vs. 47.42%). Compared to the unvaccinated patients, the vaccinated patients experienced a risk reduction of 45% in period 1, 43.3% in period 2, and 24% in period 3. Vaccinated patients also experienced a risk reduction for mortality of 35% in period 1, 90% in period 2, and 33% in period 3. Therefore, we conclude that COVID-19 vaccination reduces the hospitalization and mortality risks for COVID-19 patients in all 3 periods."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lutfiani Fajrin
"Infeksi ulang/reinfeksi COVID-19 didefinisikan sebagai seseorang yang telah sembuh dari infeksi COVID-19 kemudian terinfeksi kembali. Banyaknya laporan kejadian reinfeksi dibeberapa negara seperti Hongkong, Nevada, Amerika Serikat, Belgium, Ekuador, India, dan negara lainnya menunjukkan besaran masalah kejadian reinfeksi. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor apa saja yang beresiko terhadap kejadian reinfeksi COVID-19. Studi ini menggunakan desain studi cross-sectional dalam mengetahui faktor resiko reinfeksi COVID-19. Subjek penelitian ini adalah pasien dengan Riwayat reinfeksi yang memenuhi kriteria inklusi dan eklusi dari data sekunder (data surveilans epidemiologi) di RSDC Wisma Atlet, Jakarta pada bulan Juli – Desember 2021. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 7 variabel yang berhubungan dengan kejadian reinfeksi COVID-19 pada pasien RSDC WAK, diantaranya: variabel usia, usia 30-39 tahun (POR: 0.60, 95% CI: 0.47-0.77), usia ≥40 tahun (POR 0.41, 95%CI: 0.32-0.53), variabel pekerjaan; pekerjaan non-nakes (POR: 0.91, 95% CI: 0.68-1.22), pekerjaan nakes (POR: 1.80, 95% CI: 1.32-2.46), riwayat kontak erat (POR: 0.75, 95% CI: 0.59-0.97), penggunaan transportasi umum (POR: 1.36, 95% CI:1.02-1.79), perjalanan ke luar daerah (POR: 0.69, 95% CI: 0.51-0.96), bepergian ke fasilitas umum (POR: 2.01, 95% CI: 1.45-2.78), status vaksin; vaksin dosis 1 (POR: 0.56, 95% CI: 0.42-0.74), dan belum vaksinasi (POR:0.62, 95% CI: 0.48-0.78). Determinan atau faktor prediktor dominan reinfeksi COVID-19 pada pasien rawat inap RSDC WAK adalah variabel bepergian ke fasilitas umum.

COVID-19 reinfection may be defined as a person who has recovered from infection with COVID-19 and then re-infected. The number of reinfection report in several countries such as Hongkong, Nevada, Amerika Serikat, Belgium, Ekuador, India, and the other country shows the magnitude of the reinfection problem. Therefore, this study was conducted to determine risk factor of COVID-19 reinfection. This study is an analytical study with a cross-sectional to determine the risk factors of COVID-19 reinfection. The subjects of this study were patients with a history of reinfection who met the inclusion and exclusion criteria from secondary data (epidemiological surveillance data) at the RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta (RSDC WAK) in July – December 2021. The results showed that there were 7 variables related to the incidence of reinfection of COVID-19 in RSDC WAK patients, including: age; age 30-39 years old (POR: 0.60, 95% CI: 0.47-0.77), age ≥40 years old (POR 0.41, 95%CI: 0.32-0.53), occupation; non-health workers occupation (POR: 0.91, 95% CI: 0.68-1.22), health worker occupation (POR: 1.80, 95% CI: 1.32-2.46), history of close contact (POR: 0.75, 95% CI: 0.59-0.97), public transportation uses (POR: 1.36, 95% CI: 1.02-1.79), travel outside the region (POR: 0.69, 95% CI: 0.51-0.96), visit public facilities (POR: 2.01, 95% CI: 1.45 -2.78), vaccine status; vaccinated doses 1 (POR: 0.56, 95% CI: 0.42-0.74), and unvaccinated (POR:0.62, 95% CI: 0.48-0.78). Predictor of COVID-19 reinfection in inpatients at RSDC WAK is visit public facilities."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Fidiaji Hiltono Santoso
"Latar Belakang: Angka mortalitas pasien Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) di Indonesia cukup tinggi, salah satu organ yang terlibat dalam memengaruhi tingginya mortalitas ini adalah jantung. Evaluasi ekokardiografi dapat membantu mengidentifikasi secara dini gangguan jantung yang berhubungan dengan mortalitas pasien. Saat ini data kelainan jantung dengan pemeriksaan ekokardiografi pada pasien COVID-19 derajat berat-kritis di Indonesia.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara kelainan ekokardiografi dengan mortalitas pada pasien COVID-19 derajat berat dan kritis.Metode: Data pasien COVID-19 derajat berat dan kritis di RSCM diambil berdasarkan rekam medis lalu dilakukan analisis data dengan menampilkan tabel deskriptif, analisis bivariat dengan chi-square dan multivariat dengan regresi logistik.Hasil: Dari total 83 pasien, sebanyak 48 pasien (57,8%) meninggal. Kelainan fungsional yang paling banyak ditemukan pada ekokardiografi adalah mPAP yaitu sebanyak 51 pasien (68%) dan gangguan struktural terbanyak adalah remodelling konsentrik ventrikel kiri yaitu 48 pasien (58%). Hasil analisis chi-square terhadap variabel ekokardiografi memperlihatkan bahwa Tricuspid Annular Plane Systolic Excursion (TAPSE) dengan RR 7,29 (IK95%; 0,98 - 54,36), Right Ventricular Systolic Pressure (RVSP) dengan RR 10,21 (IK95%; 1,41 - 74,04), mean Pulmonary Artery Pressure (mPAP) dengan RR 1,44 (IK95%; 1,02 - 2,04), Pulmonary Acceleration Time (PAT) dengan RR 2,36 (IK95%; 1,14 - 4,86), dan Right Atrial Pressure (RAP) dengan RR 3,40 (IK95%; 1,06 - 10,95), memiliki hubungan signifikan dengan mortalitas. Sedangkan Left Ventricular Ejection Fraction (LVEF), disfungsi diastolik ventrikel kiri (E/e’) dan cardiac output (CO) tidak terdapat hubungan yang signifikan. Analisis multivariat dengan regresi logistik menunjukan bahwa variabel ekokardiografi yang secara independen berhubungan dengan mortalitas adalah RVSP dan RAP.Simpulan: Kelainan ekokardiografi yang berhubungan dengan mortalitas pasien COVID 19 derajat berat dan kritis adalah TAPSE, RVSP, mPAP, PAT dan estimasi RAP.

Background: The mortality rate of Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) patient in Indonesia is high and one of the organ that may contribute mortality is heart problem. Echocardiography can help clinician to identify early functional abnormalities and structural defect of heart that may correlates to mortality and patient’s prognosis. Currently, there are limited data in Indonesia about cardiac abnormalities in severe-critically ill COVID-19 patients that evaluated with echocardiography.Objective: This study aims to determine the relationship between echocardiography abnormalities and mortality in severe and critically ill COVID-19 patients.Methods: Severe and critically ill COVID-19 patients data taken from medical records and then analyzed by presenting descriptive table, bivariate analysis using chi square and multivariate analysis using logistic regression.Results: Out of total 83 patients, 48 ​​patients (57.8%) died. The most common functional abnormality found on echocardiography was mPAP found in 51 patients (68%) and the most common structural defect was left ventricular concentric remodeling in 48 patients (58%). The results of chi-square analysis of echocardiographic variables are Tricuspid Annular Plane Systolic Excursion (TAPSE) RR 7,29 (95%CI; 0,98 - 54,36), Right Ventricular Systolic Pressure (RVSP) RR 10,21 (95% CI; 1,41 - 74,04), mean Pulmonary Artery Pressure (mPAP) RR 1,44 (95%CI; 1,02 - 2,04), Pulmonary Acceleration Time (PAT) RR 2,36 (95%CI; 1,14 - 4,86), dan Right Atrial Pressure (RAP) RR 3,40 (95% CI; 1,06 - 10,95)had a significant relationship with mortality. Meanwhile, left ventricular ejection fraction (LVEF), left ventricular diastolic dysfunction (E/e') and cardiac output (CO) had no significant relationship. Multivariate analysis using logistic regression showed that RVSP and RAP were independent variables that correlates to mortality.Conclusions: Echocardiography abnormalities that associated with mortality in severe-critically ill patients are TAPSE, RVSP, mPAP, PAT and estimated RAP"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafrida Hanum
"Air Susu Ibu (ASI) merupakan sumber nutrisi utama bagi bayi baru lahir hingga usia minimal enam bulan. Pemberian ASI di awal kehidupan mampu meningkatkan tumbuh kembang, psikologis, dan imunitas bayi. World Health Organization menyatakan bahwa seluruh bayi, termasuk bayi prematur yang dirawat, harus diberikan ASI. Kondisi fisiologis bayi prematur serta lingkungan seringkali menyebabkan kesulitan dalam pemberian ASI dan ditambah dengan masa pandemi COVID-19. Pandemi menyebabkan layanan BFHI terganggu dan terjadi perubahan regulasi sebagai tindakan pencegahan dan perlindungan bagi bayi sakit. Proses pencapaian peran sebagai seorang ibu dikhawatirkan dipengaruhi oleh hal ini. Penting bagi ibu untuk tetap merasa dihargai dan diakui sebagai pengasuh utama dalam kehidupan bayinya. Penelitian ini dilakukan untuk menggali makna yang dalam terhadap pengalaman ibu dalam menyusui bayi prematur saat dirawat di ruang Perinatologi pada masa pandemi COVID-19. Desain kualitatif fenomenologi digunakan pada penelitian ini untuk melihat makna dari pengalaman sebelas ibu sebagai partisipan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan proses perekaman yang dilanjutkan dengan membuat verbatim. Verbatim diolah menggunakan protokol Moustakas hingga dihasilkan tiga tema. Tiga tema tersebut meliputi: (1) Pandemi membuat saya sulit bertemu bayi, (2) Menyusui itu tidak mudah, dan (3) Saya pemerah ASI. Pengalaman menyusui ibu yang memiliki bayi prematur dan harus dirawat di Perinatologi pada masa pandemi penuh dengan tantangan dan keterbatasan dukungan. Hasil penelitian ini merekomendasikan untuk dilakukan telaah ulang terhadap peraturan yang saat ini berlaku kemudian para staf diberikan pendidikan laktasi berkelanjutan agar mampu menyampaikan informasi kepada ibu dengan bayi prematur. Edukasi berbasis teknologi juga disarankan untuk mendukung ketercapaian informasi kepada para ibu.

Mother's Milk is the main source of nutrition for newborns up to six months of age. Breastfeeding in early life can improve the growth, psychology, and immunity of babies. The World Health Organization states that all infants, including premature infants, should be breastfed. The physiological condition of premature babies, the environment, and the COVID-19 pandemic can causes difficulties in breastfeeding. The pandemic caused BFHI to be disrupted and regulatory changes took place as a precaution and protection premature babies. The process of motherhood is influenced by this. It is important for the mother to feel valued and recognized as the primary caregiver in her baby's life. This study was conducted to explore the meaning of mothers’ experience in breastfeeding premature babies while being treated in the Perinatology room during the COVID-19 pandemic. The qualitative phenomenological design used in this study was described the meaning of eleven mothers’ experiences as participants. In-depth interviews were recorded and transcribed verbatim. Verbatim was processed using the Moustakas protocol and three themes were identified. The three themes include: (1) The pandemic has made it difficult for me to meet babies, (2) Breastfeeding is not easy, and (3) I am a milk expressions’ mother The breastfeeding experience of having a premature baby and having to be cared for in a Perinatology during a pandemic is full of challenges and limited support. The results of this study recommend that a review of the current regulations be carried out and then the staff should be given continuing lactation education in order to convey information to mothers with premature babies. Technology-based education is also recommended to support the achievement of information to mothers"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiraga Dimas Tama
"Dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di wilayah hukum Polres Blora, secara faktual telah tercapai sesuai target dan timeline yang telah dirumuskan oleh satgas vaksinasi Kabupaten Blora. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mendeskripsikan dan menganalisis secara objektif kondisi pandemi Covid-19 yang terjadi di wilayah hukum Polres Blora; 2) Mendeskripsikan dan menganalisis hambatan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Wilayah Hukum Polres Blora; 3) Mendeskripsikan dan menganalisis peran Polri untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di wilayah hukum Polres Blora.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Peneliti memilih pendekatan kualitatif karena pendekatan ini dapat menggambarkan secara komprehensif peran polri dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa peran Polri untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan vaksinasi Covid- 19 di wilayah hukum Polres Blora diantaranya; Pertama, memfasilitasi masyarakat untuk terlibat langsung dalam proses perencanaan pelaksanaan vaksinasi di berbagai level, dengan memberikan ruang sebesar-besarnya bagi masyarakat dalam memberikan masukan dan gagasan terkait pelaksanaan vaksinasi. Kedua, pada tahap pelaksanaan vaksinasi perwakilan masyarakat dilibatkan ikut serta menjadi panitia vaksinasi di lokasi yang telah disepakati berdasarkan hasil musyawarah. Masyarakat juga secara sukarela ikut membantu mensosialisasikan informasi pelaksanaan vaksinasi bahkan hingga memberikan bantuan konsumsi secara sukarela saat pelaksanaan vaksinasi yang diinisiasi oleh Polri. Ketiga, Polri melakukan terobosan program inovatif dengan “menyambangi” door to door masyarakat dan mengupayakan kemudahan akses vaksin melalui mobil gerai vaksin.

The research discusses about the roles of Blora Police Resort in handling the pandemic of Covid-19 in Blora Regency. More specifically, the research aims to (1) describe and analyse objectively the condition of Covid-19 pandemic that occurs in the jurisdiction of Blora Police Resort; (2) describe the role of Indonesian National Police in increasing the public participation to make the Covid-19 vaccination successful in the jurisdiction of Blora Police Resort; and (3) describe and analyse the obstacles in the implementation of Covid-19 vaccination in the jurisdiction of Blora Police Resort. The research employs the qualitative approach. The researcher chooses the qualitative approach because it can comprehensively describe the police strategy in increasing the community participation in Covid-19 vaccination programs. The results of the research reveal that the roles of the National Police to encourage the community participation in the implementation of the Covid-19 vaccination programs in the jurisdiction of Blora Police Resort are: first, facilitating the community to be directly involved in the planning process for the implementation of vaccination at various levels by providing as much space as possible for the community to provide inputs and ideas regarding the implementation of vaccination; second, involving community representatives as part of the vaccination succession committees at certain locations, especially in voluntarily helping disseminate information on the implementation of vaccinations as well as providing consumption assistance during the implementation of vaccinations initiated by the police; and third, creating innovative programs by visiting the communities door to door and seeking easy access to vaccines through vaccine booth cars."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik Dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fachry Ganiardi Danuwijaya
"Tesis ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi intensi masyarakat muslim Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi (Jabodetabek) untuk melakukan ibadah umrah di masa pandemi Covid-19. Kerangka penelitian disusun dengan memodifikasi model Theory of Planned Behavior (TPB) dengan menambahkan konstruk Health Belief Model (HBM) yaitu cognitive risk perception dan affective risk perception ke dalam model untuk menyesuaikan konteks pelaksanaan ibadah umrah di masa pandemi. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei melalui kuesioner dan melibatkan 203 responden penelitian. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM) yang sebelumnya telah dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel attitude dan perceived behavioral control berpengaruh signifikan dengan hubungan positif terhadap intensi masyarakat Muslim Jabodetabek untuk melakukan ibadah umrah di masa pandemi Covid-19. Sedangkan variabel affective risk perception dengan mediasi perceived behavioral control berpengaruh signifikan dengan hubungan negatif terhadap intensi masyarakat Muslim Jabodetabek untuk melakukan ibadah umrah di masa pandemi Covid-19.

This study discusses the factors that influence the intention of muslim society in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi (Jabodetabek) to perform umrah during the Covid-19 pandemic. The research framework was prepared by modifying the Theory of Planned Behavior (TPB) model by adding the constructs of the Health Belief Model (HBM) namely cognitive risk perception and affective risk perception into the model to adjust the context of the implementation of umrah during the pandemic. This research was conducted using a survey method through questionnaire and involved 203 research respondents. Data analysis in this study used Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM) which had previously been tested for validity and reliability. The results showed that the attitude variable and perceived behavioral control had a significant effect with positive relation with the intention of Muslim society in Jabodetabek to perform umrah during the Covid-19 pandemic. Meanwhile, the affective risk perception variable with the mediation of perceived behavioral control had a significant and negative relation with the intentions of the Jabodetabek muslim society to perform umrah during the Covid-19 pandemic."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>