Salah satu fungsi bank syariah adalah menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan. Pembiayaan tersebut membutuhkan jaminan guna pemenuhan pembayaran utang nasabah. Seringkali proses pengikatan jaminan membutuhkan waktu yang cukup lama, sementara nasabah membutuhkan dana pembiayaan dari bank sesegera mungkin. Dalam hal ini Notaris mengeluarkan covernote yang menjadi pegangan bagi bank agar dapat segera mencairkan pembiayaan. Tesis ini membahas mengenai dampak covernote bermasalah bagi bank syariah dalam pencairan pembiayaan murabahah serta tanggungjawab Notaris terhadap covernote bermasalah dalam kaitannya dengan pembiayaan murabahah di bank syariah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yuridis normatif. Tipologi penelitian yang digunakan bersifat deskriptif analitis. Data yang digunakan adalah data sekunder melalui studi kepustakaan dan didukung dengan hasil wawancara. Metode analisis data yang digunakan adalah metode kualitatif, yaitu data yang diperoleh, dibaca atau ditafsirkan sendiri oleh penelitinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak covernote bermasalah bagi bank syariah dalam pencairan pembiayaan adalah gagalnya bank mengikat jaminan sehingga jika nasabah wanprestasi, bank dapat mengajukan gugatan perdata untuk sita harta yang lain milik nasabah yang bersangkutan. Covernote bukanlah sebuah akta autentik, maka tanggung jawab covernote hanya mengikat Notaris sebagai pihak yang mengeluarkan covernote tersebut.
One of functions of sharia bank is to distribute financing fund to the public. The financing requires collateral to fulfill customer's debt. The process of guarantee's agreement takes time, while customers need the fund from the bank as soon as possible. In this case, the Notary issues a covernote which become a grip for bank to immediately disburse financing. This thesis discuss the the effect of covernote in the murabahah financing’s agreement in sharia bank and notary’s responsibility for problematic covernote in murabahah agreements in sharia bank. The research method used in this study is normative jurical research. Research typology used is descriptive analytical. The data used is secondary data through the library research. The data analysis method used is a qualitative method, namely data obtained, read or interpreted by the researchers themselves. The results of the study show that the existence of the covernote is as supporting document issued by the notary as bank’s partner in disbursing the contract. And due to the covernote is not an authentic deed, the responsibility is only binds for the Notary as the party who issued it.
"
Bank umum syariah diambil menjadi sampel dalam penelitian ini, karena mempunyai fungsi tambahan yang tidak dimiliki oleh bank umum konvensional, yaitu fungsi sosial. Kinerja sosial dari masing-masing pemangku kepentingan diukur dengan menggunakan rasio keuangan. Analisis data menggunakan regresi data panel pada 8 bank umum syariah menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara penerapan tanggung jawab sosial dengan nilai tambah. Kinerja sosial terhadap pemegang saham yang diproksikan dengan variabel keuntungan berkontribusi besar dalam peningkatan nilai yang didapatkan bank umum syariah.
The reason sharia bank become the research object was because they have social function as one of bank’s main functions. This social function is not owned by conventional bank and can become competitive advantage of sharia bank. Social function is the embodiment of Islamic value and in the same time is the implementation of corporate social responsibilities. Sharia bank’s social performance was measured by financial ratio which reflect bank’s concern to each of stakeholders. Using panel data regression to 8 sharia banks for 5 years (2011 – 2015), the result show that there is significant impact between the implementation of corporate social responsibilities and value added. The large contribution in improving bank’s value is come from shareholders variable which represented by profit before tax."