Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 65 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Faudya Annisa Rahma
"Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan bayi yang lahir dengan berat badan < 2.500 gram. Berdasarkan Laporan Profil Kesehatan Jawa Tengah tahun 2023, BBLR menjadi penyebab terbanyak (38,85%) penyumbang angka kematian neonatal di Jawa Tengah. Faktor risiko penyebab BBLR dapat berasal dari kondisi ibu maupun janinnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor risiko dan kejadian BBLR di Jawa Tengah. Desain penelitian menggunakan studi cross sectional yang dilakukan pada 417 responden berdasarkan ketersediaan dan kelengkapan data. Sumber data penelitian ini menggunakan data sekunder berasal dari Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023. Variabel dependen penelitian ini yaitu kejadian BBLR, sedangkan variabel indepennya yaitu faktor risiko usia ibu, pendidikan, status merokok ibu, paritas, status gizi ibu, komplikasi kehamilan, kunjungan ANC, dan konsumsi TTD. Hasil analisis bivariat menggunakan uji chi-square menunjukkan terdapat hubungan antara faktor risiko paritas 1 atau ≥ 4 (p-value 0,013; OR=3,60), status gizi ibu KEK (p-value 0,030; OR=8,20), dan jumlah kunjungan ANC < 6 (p-value 0,003; OR=4,44). Faktor yang paling berpengaruh pada penelitian ini berdasarkan uji regresi logistik yaitu paritas. Dapat disimpulkan bahwa masih terdapat faktor risiko penyebab kejadian BBLR, dengan demikian perlu dilakukan tindakan pencegahan atau deteksi dini untuk menekan angka kejadian BBLR.

Low Birth Weight Infants (LBW) are babies born with a body weight < 2,500 grams. Based on the Central Java Health Profile Report in 2023, LBW is the most common cause (38.85%) of neonatal mortality in Central Java. Risk factors for LBW can be from the condition of the mother and the fetus. This study aims to determine the relationship between risk factors and the incidence of LBW in Central Java. The research design used a cross sectional study conducted on 417 respondents based on data availability and completeness. The data source of this study used secondary data derived from the Indonesian Health Survey in 2023. The dependent variable of this study was the incidence of LBW, while the independent variables were risk factors of maternal age, education, maternal smoking status, parity, maternal nutritional status, pregnancy complications, ANC visits, and TTD consumption. The results of bivariate analysis using the chi-square test showed that there was an association between the risk factors of parity 1 or ≥ 4 (p-value 0.013; OR=3.60), nutritional status of the mother (p-value 0.030; OR=8.20), and the number of ANC visits < 6 (p-value 0.003; OR=4.44). The most influential factor in this study based on logistic regression test was parity. It can be concluded that there are still risk factors that cause LBW, thus it is necessary to take preventive measures or early detection to reduce the incidence of LBW. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erlia
"Berat badan lahir rendah (BBLR), yaitu berat lahir di bawah 2500 gram, masih menjadi masalah kesehatan masyarakat karena dampaknya yang besar terhadap kematian bayi serta pertumbuhan dan perkembangan jangka panjang. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara pola makan ibu (non vegetarian dan vegetarian) serta faktor maternal lainnya, seperti status gizi sebelum hamil, kenaikan berat badan gestasional, paritas, jarak kehamilan, tingkat pendidikan, frekuensi pemeriksaan kehamilan (ANC), konsumsi suplemen, dan frekuensi konsumsi makanan yang meliputi makanan pokok, protein hewani, protein nabati terhadap kejadian BBLR di Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang melibatkan 122 responden dan pengumpulan data melalui kuesioner serta food frequency questionnaire (FFQ), penelitian ini menunjukkan bagaimana berbagai jenis diet dan kondisi ibu mempengaruhi risiko terjadinya BBLR. Pengambilan data dilakukan pada bulan Maret hingga Mei 2025 dengan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi BBLR di Indonesia sebesar 5,7%, dengan proporsi ibu vegetarian 8,3% dan non vegetarian 5,1%. Hasil analisis bivariat menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara variabel jenis diet (p-value 0,623), frekuensi konsumsi makanan pokok (p-value 0,272), frekuensi konsumsi protein hewani (p-value 0,751), frekuensi konsumsi protein nabati (p-value 0,113), frekuensi konsumsi sayur (p-value 0,468), frekuensi konsumsi buah (p-value 0,086), status gizi pra hamil ibu (p-value 0,941), kenaikan berat badan gestasional (p-value 0,707), jarak kehamilan (p-value 1), paritas (p-value 0,709), frekuensi ANC (p-value 1), pendidikan terakhir ibu (p-value 0,65), dan konsumsi suplemen (p-value 0,555). 1) Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis diet, frekuensi konsumsi makanan pokok per hari, frekuensi konsumsi protein hewani per hari, frekuensi konsumsi protein nabati, frekuensi konsumsi sayur per hari, frekuensi konsumsi buah per hari, status gizi pra hamil ibu, kenaikan berat badan gestasional, jarak kehamilan, paritas, frekuensi ANC, pendidikan terakhir ibu, dan konsumsi suplemen terhadap terjadinya BBLR.Diharapkan peneliti selanjutnya dapat meneliti faktor lain seperti usia, pengetahuan gizi, status ekonomi, stres, kesehatan ibu sebelum dan selama kehamilan, dan aktivitas fisik karena didukung secara teori berhubungan dengan kejadian BBLR. Selain itu dapat meneliti variabel jenis diet dengan kejadian BBLR dengan proposi sampel yang lebih proporsional.

Low birth weight (LBW), defined as a birth weight of less than 2,500 grams, remains a significant public health concern due to its considerable impact on infant mortality and long-term growth dan development outcomes. This study aims to examine the relationship between maternal dietary patterns (non-vegetarian and vegetarian) and other maternal factors on the incidence of LBW in selected areas in Indonesia. This research uses a cross-sectional design involving 122 respondents, data were collected through structured questionnaires and a Food Frequency Questionnaire (FFQ). The study was conducted from March to May 2025 using purposive sampling. The results showed a LBW prevalence of 5.7% in Indonesia, with prevalence rates of 8.3% among vegetarian mothers and 5.1% among non-vegetarian mothers. Bivariate analysis revealed no statistically significant associations between LBW incidence and dietary type (p = 0.623), frequency of staple food consumption (p = 0.272), animal protein intake (p = 0.751), plant-based protein intake (p = 0.113), vegetable intake (p = 0.468), fruit intake (p = 0.086), pre-pregnancy nutritional status (p = 0.941), gestational weight gain (p = 0.707), interpregnancy interval (p = 1), parity (p = 0.709), ANC visit frequency (p = 1), maternal education level (p = 0.650), and supplement consumption (p = 0.555). It can be concluded that there is no significant relationship between all independent variable with the incidence of low birth weight. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erlia
"Berat badan lahir rendah (BBLR), yaitu berat lahir di bawah 2500 gram, masih menjadi masalah kesehatan masyarakat karena dampaknya yang besar terhadap kematian bayi serta pertumbuhan dan perkembangan jangka panjang. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara pola makan ibu (non vegetarian dan vegetarian) serta faktor maternal lainnya, seperti status gizi sebelum hamil, kenaikan berat badan gestasional, paritas, jarak kehamilan, tingkat pendidikan, frekuensi pemeriksaan kehamilan (ANC), konsumsi suplemen, dan frekuensi konsumsi makanan yang meliputi makanan pokok, protein hewani, protein nabati terhadap kejadian BBLR di Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang melibatkan 122 responden dan pengumpulan data melalui kuesioner serta food frequency questionnaire (FFQ), penelitian ini menunjukkan bagaimana berbagai jenis diet dan kondisi ibu mempengaruhi risiko terjadinya BBLR. Pengambilan data dilakukan pada bulan Maret hingga Mei 2025 dengan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi BBLR di Indonesia sebesar 5,7%, dengan proporsi ibu vegetarian 8,3% dan non vegetarian 5,1%. Hasil analisis bivariat menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara variabel jenis diet (p-value 0,623), frekuensi konsumsi makanan pokok (p-value 0,272), frekuensi konsumsi protein hewani (p-value 0,751), frekuensi konsumsi protein nabati (p-value 0,113), frekuensi konsumsi sayur (p-value 0,468), frekuensi konsumsi buah (p-value 0,086), status gizi pra hamil ibu (p-value 0,941), kenaikan berat badan gestasional (p-value 0,707), jarak kehamilan (p-value 1), paritas (p-value 0,709), frekuensi ANC (p-value 1), pendidikan terakhir ibu (p-value 0,65), dan konsumsi suplemen (p-value 0,555). 1) Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis diet, frekuensi konsumsi makanan pokok per hari, frekuensi konsumsi protein hewani per hari, frekuensi konsumsi protein nabati, frekuensi konsumsi sayur per hari, frekuensi konsumsi buah per hari, status gizi pra hamil ibu, kenaikan berat badan gestasional, jarak kehamilan, paritas, frekuensi ANC, pendidikan terakhir ibu, dan konsumsi suplemen terhadap terjadinya BBLR.Diharapkan peneliti selanjutnya dapat meneliti faktor lain seperti usia, pengetahuan gizi, status ekonomi, stres, kesehatan ibu sebelum dan selama kehamilan, dan aktivitas fisik karena didukung secara teori berhubungan dengan kejadian BBLR. Selain itu dapat meneliti variabel jenis diet dengan kejadian BBLR dengan proposi sampel yang lebih proporsional.

Low birth weight (LBW), defined as a birth weight of less than 2,500 grams, remains a significant public health concern due to its considerable impact on infant mortality and long-term growth dan development outcomes. This study aims to examine the relationship between maternal dietary patterns (non-vegetarian and vegetarian) and other maternal factors on the incidence of LBW in selected areas in Indonesia. This research uses a cross-sectional design involving 122 respondents, data were collected through structured questionnaires and a Food Frequency Questionnaire (FFQ). The study was conducted from March to May 2025 using purposive sampling. The results showed a LBW prevalence of 5.7% in Indonesia, with prevalence rates of 8.3% among vegetarian mothers and 5.1% among non-vegetarian mothers. Bivariate analysis revealed no statistically significant associations between LBW incidence and dietary type (p = 0.623), frequency of staple food consumption (p = 0.272), animal protein intake (p = 0.751), plant-based protein intake (p = 0.113), vegetable intake (p = 0.468), fruit intake (p = 0.086), pre-pregnancy nutritional status (p = 0.941), gestational weight gain (p = 0.707), interpregnancy interval (p = 1), parity (p = 0.709), ANC visit frequency (p = 1), maternal education level (p = 0.650), and supplement consumption (p = 0.555). It can be concluded that there is no significant relationship between all independent variable with the incidence of low birth weight. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rizky Ardiansah
"Terbukti bahwa karakteristik ibu berpengaruh secara uji statistik untuk menyebabkan terjadinya BBLR. Dampak yang ditimbulkan sangatlah fatal, BBLR berisiko tinggi mengalami kecacatan organ hingga kematian. Pada masa kehidupan selanjutnya, BBLR berisiko menderita penyakit degeneratif. Penelitian ini bertujuan mendapatkan sistem skoring faktor risiko kejadian BBLR berdasarkan model akhir analisis multivariat penelitian terdahulu. Sistem skoring tersebut digunakan untuk uji skrining kejadian BBLR pada responden penelitian ini sehingga menghasilkan cut off point dengan sensitivitas dan spesifisitasnya. Penelitian ini menggunakan desain studi skrining retrospektif. Penelitian dilakukan dengan mengobservasi data sekunder formulir antenatal care di PKM Jagakarsa Jakarta Selatan tahun 2010. Hasil studi ini mendapatkan sebuah sistem skoring untuk empat faktor risiko kejadian BBLR dengan cut off point 2,0 dan memiliki nilai sensitivitas 60% dan spesifisitas 53%. Dengan demikian studi ini merekomendasikan sistem skoring prediksi BBLR menggunakan karakteristik ibu untuk digunakan sebagai skrining non-invasif.
Proved that maternal characteristics have an effect on the statistic test for the cause of low birthweight. The Impact of low birthweight is fatal, lowbirthweight have a high risk in experiencing disability organ up to death. In the future, low birthweight risk of suffering from degenerative diseases. This research aims to obtain a scoring system of low birthweight risk factors based on Last Model Multivariate Analysis of old research. That scoring system applying for low birthweight screening test to the sample of this research and with that result produce a cut off point with sensitivity and specificity. This research used a retrospective screening study design. This research done by observing the secondary data of antenatal care form at Puskesmas Kecamatan Jagakarsa South Jakarta in 2010. The Result of this research is found out a scoring system for four risk factors of low birthweight with the cut off point 2,0 and have 60% sensitivity and 53% specificity. Thus, this research recommends the scoring system in predicting low birthweight using maternal characteristics to be used as a noninvasive screening test."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasmawati
"Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah berat badan saat lahir kurang dari 2500 gram, merupakan sindrom kompleks yang mencakup kelahiran premature, bayi kecil untuk usia kehamilan, ( Small for gestational age = SGA) atau kombinasi antara keduanya. BBLR dikaitkan dengan kematian janin dan neonatal serta morbiditas, menghambat pertumbuhan dan perkembangan serta meningkatkan risiko penyakit tidak menular di kemudian hari.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh anemia pada ibu hamil terhadap BBLR, dengan desain penelitian case control. Penelitian ini menggunakan data rekam medis RSUD Argamkmur, populasi penelitian ini adalah ibu yang melahirkan bayi di RSUD Arga Makmur, Bengkulu Utara tahun 2017 – 2018. Sampel penelitian terdiri dari 126 ibu yang melahirkan dengan BBLR sebagai kasus dan 126 ibu yang melahirkan dengan BBL normal (> 2500grm) sebagai kontrol.
Hasil penelitian proporsi BBLR dengan ibu hamil anemia trimester III sebesar 46,83%, lebih tinggi di bandingkan dengan proporsi BBL normal dengan ibu hamil anemia trimester III sebesar 34,13%. Nilai OR 1,70 (95% CI: 1,009 – 2.86) Ibu hamil dengan anemia pada trimester III berisiko untuk BBLR 1,70 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu hamil trimester III dengan kadar Hb normal.

Low Birth Weight (LBW) is weight at birth less than 2500 grams, is a complex syndrome that includes premature birth, small babies for gestational age (small for gestational age = SGA) or a combination of the two. LBW is associated with fetal and neonatal death and morbidity, inhibits growth and development and increases the risk of future infectious diseases.
The aim of this study is to see the effect of anemia on pregnant women on LBW, with a case control study design. This study used medical records from the Arga Makmur Regional General Hospital (RSUD), the population of this study is mothers who gave birth to babies in Arga Makmur Regional General Hospital (RSUD), North Bengkulu in 2017 - 2018. The sample of this study consist of 126 mothers gave birth with LBW as a case and 126 mothers gave birth with normal birth weight (> 2500grm) as a control.
The results of the study on the proportion of LBW with pregnant women with anemia in the third trimester is 46.83%, higher than the proportion of normal birth weight with pregnant women with anemia in the third trimester of 34.13%. OR 1.70 (95% CI: 1.009 - 2.86) Pregnant women with anemia in the third trimester are at risk for LBW 1.70 times greater than for third trimester pregnant women with normal Hb levels.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52766
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Nety Rustikayanti
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih rendahnya perilaku baik ibu hal kesehatan neonatal dan bayi. Perilaku ini akan meningkatkan angka kesakitan pada bayi prematur dan BBLR yang berkontribusi terhadap Angka Kematian Bayi.
Fokus penelitian ini membahas pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu post partum di kota Bandung dalam merawat bayi prematur dan BBLR dengan diberikannya informasi melalui pemberian paket pendidikan kesehatan pada perencanaan pulang ibu post partum. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi pengaruh paket 'CINTA IBU' terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu dalam merawat bayi prematur dan BBLR. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan design post-test only with control group.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu post partum pada kelompok intervensi lebih baik bila dibandingkan dengan kelompok non intervensi; dengan nilai p untuk pengetahuan dan sikap yaitu 0.000 sedangkan untuk perilaku yaitu 0.001. Saran dari penelitian yaitu dapat digunakannya paket 'CINTA IBU' pada perencanaan pulang ibu post partum yang memiliki bayi prematur dan BBLR.

The background of this study lies on the fact that the majority of mothers in Bandung lack sufficient behavior on neonatal and baby's health. This condition has lead to increasing illness rate among premature-born babies and low birth weigt (LBW) eventually contributing to baby mortality rate.
The reasearch discusses the post partum mothers' knowledge, skills, and attitude in treating premature-born babies and LBW after being given health education package before they go home.The research aims at identifying the influence of "Cinta Ibu" health education package on mothers' knowledge, skills, and attitude in treating premature-born babies and BBLR. This quantitative research employs post-test with the control group design.
The result shows the intervened post partum mothers perform better on the knowledge, attitude, and behavior than the nonintervened ones. The latter obtains the p value 0.000 for knowledge and attitude, and 0.001 for behavior. Therefore, 'Cinta Ibu' health aducation package is highly recommended for post partum mothers with premature-born babies and LBW in post partum discharge planning.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maisan Zahra
"Latar belakang: Bayi BBLR berisiko lebih tinggi mengalami kematian dan memiliki masalah kesehatan selama periode tumbuh kembangnya, seperti stunting. Tren prevalensi BBLR menunjukkan adanya penurunan, tetapi penurunan rata-rata tahunan prevalensi BBLR di Indonesia baru mencapai 0,73% dan belum memenuhi target global dari WHO. Nusa Tenggara Timur menjadi provinsi yang konsisten mengalami peningkatan persentase anak lahir hidup dengan BBLR sejak tahun 2021. Angka kematian bayi di Nusa Tenggara Timur (25,67 per 1.000 KH) juga masih lebih tinggi dibandingkan rerata nasional pada tahun 2020. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan kejadian bayi BBLR di Nusa Tenggara Timur dengan menekankan pada faktor sosiodemografi ibu dan lingkungan rumah tangga.
Metode: Penelitian ini menggunakan data Susenas tahun 2023 dengan total sampel penelitian sebanyak 1.599 bayi. Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang. Data akan dianalisis secara univariat, bivariat dengan uji chi-square, dan multivariat dengan uji regresi logistik berganda.
Hasil: Berdasarkan analisis multivariat, faktor yang berhubungan dengan kejadian bayi BBLR di Nusa Tenggara Timur adalah usia ibu, status pekerjaan ibu, status pernikahan, tempat persalinan, kepemilikan asuransi, tempat tinggal, dan ketahanan pangan rumah tangga. Adapun faktor yang paling dominan adalah status pernikahan (p-value = 0,001; AOR = 1,476; 95% CI = 1,369 – 1,592).
Kesimpulan: Kelompok ibu yang berstatus tidak menikah perlu menjadi salah satu perhatian utama dalam upaya penurunan prevalensi BBLR di Nusa Tenggara Timur.

Background: LBW infants are at higher risk of death and health problems during their developmental period, such as stunting. The trend of LBW prevalence shows a decrease, but the annual average decrease in LBW prevalence in Indonesia has only reached 0.73% and has not met the global target set by WHO. East Nusa Tenggara is a province that has consistently experienced an increase in the percentage of children born alive with LBW since 2021. The infant mortality rate in East Nusa Tenggara (25.67 per 1,000 KH) is also still higher than the national average in 2020. This study aims to identify the determinants of the incidence of LBW infants in East Nusa Tenggara by highlighting maternal sociodemographic and the household environment factors.
Methods: This study used secondary data (Susenas 2023) with a total study sample of 1,599 infants. Data will be analyzed univariate, bivariate with chi-square test, and multivariate with multiple logistic regression test.
Results: Based on multivariate analysis, factors associated with the incidence of LBW babies in East Nusa Tenggara are maternal age, maternal employment status, marital status, place of childbirth, insurance ownership, place of residence, and household food security. The most dominant factor was marital status (p-value = 0.001; AOR = 1.476; 95% CI = 1.369 - 1.592).
Conclusion: The group of unmarried mothers needs to be one of the main concerns in efforts to reduce the prevalence of LBW in East Nusa Tenggara.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Lidya
"Tesis ini untuk mengtahui hubungan penambahan brat badan hamil (PBBH) dengan kejadian BBLR di Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat pada tahun 2008. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan desain kohort retrospektifif. Hasil penelitian menyarankan ibu hamil perlu dianjurkan untuk meningkatkan asupan makanan selama hamil agar PBBH memenuhi rekomendasi. Perlu juga pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil kurang energi kronis (PMT-Bumil KEK). Ibu hamil perlu secara intensif dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan sesuai ketentuan pelayanan antenatal yang direkomendasikan Depkes RI. Follow-up PBBH ibu terutama pada pertengahan dan akhir kehamilan yang merupakan waktu yang kritikal untuk mengidentifikasi resiko teljadinya BBLR.

The focus of this study is to know relation of pregnancy weight gain and low birth-weight in Kembangan District Community Health Center Jakarta Barat on 2008. This research is an analytic study that use cohort retrospective design. The data were collected by secondary data. The researcher suggest that pregnant women should have adequate dietary intake and a standard prenatal care. For pregnant women with chronic energy deficiency (CED) need supplement dietary intake. Pregnancy weight gain at secondary and third trimester was a critical period to identification of low birth-weight."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T33072
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ernawati
"Bayi-bayi yang lahir dengan berat badan rendah (BBLR) memiliki risiko untuk mengalami hambatan pada tumbuh kembangnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh edukasi developmental care terhadap pengetahuan, motivasi dan kepuasan perawat dalam merawat BBLR. Desain penelitian ini menggunakan eksperimen kuasi dengan pre dan post test tanpa kelompok kontrol, dengan 20 responden perawat anak di Rumah Sakit Husada Jakarta. Hasilnya menunjukkan ada peningkatan yang signifikan pada tingkat pengetahuan dan motivasi perawat (p value = 0,001); sedangkan pada tingkat kepuasan perawat tidak menunjukkan hasil yang bermakna (p value = 0,083). Edukasi developmental care efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan motivasi perawat dalam merawat bayi berat lahir rendah. Peneliti merekomendasikan penelitian selanjutnya untuk menggunakan sampel yang lebih banyak dan menggunakan desain penelitian lainnya seperti eksperimen kuasi pre dan post test dengan kelompok kontrol.

Babies are born with low birth weight (LBW) are at risk for experiencing barriers to growth. This study aimed to identify the influence of education. Developmental care of the knowledge, motivation and satisfaction of nurses in the care of LBW. This design used a quasi-experimental study with pre and post test without a control group, with 20 respondents carers in Husada Hospital Jakarta. The results showed significant increase in the level of knowledge and motivation of nurses (p value = 0.001); whereas the level of satisfaction of nurses did not show significant results (p value = 0,083). Educational developmental care is effective in improving the knowledge and motivation of nurses in caring for low birth weight infants. The researchers recommend further research to use more samples, so they can use other designs such as a quasi-experimental study with pre and post test and control group.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T43379
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilla Atelya
"Status kesehatan, perkembangan kognitif dan produktivitas yang baik tidak dapat tercapai tanpa gizi yang baik. Permasalahan gizi dapat menyerang seluruh kelompok umur, namun bayi dan anak merupakan kelompok usia paling rentan akibat tingginya kebutuhan gizi dalam proses tumbuh kembang yang optimal. Anak dua tahun masuk ke dalam periode 1000 HPK, dimana pemenuhan gizi dan status kesehatan pada masa ini dapat menentukan status kesehatan di periode usia selanjutnya. Sayangnya, permasalahan gizi seperti underweight pada baduta masih terjadi di Indonesia, terlebih hal ini terjadi di ibukota Indonesia yaitu Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan studi cross sectional dengan total 135 sampel baduta pada data Indonesian Family Life Survey (IFLS) 5 tahun 2014. Uji chi square digunakan untuk menemukan faktor faktor yang berhubungan dengan kejadian underweight pada baduta. Hasil menyatakan prevalensi underweight pada baduta di provinsi DKI Jakarta adalah 30,4%. Hasil penelitian menunjukkan faktor karakteristik anak seperti usia kehamilan, BBLR dan frekuensi makan makanan manis berhubungan dengan kejadian underweight pada baduta (p-value< 0,05). Hasil penelitian menyarankan keterlibatan langsung pemerintah dalam upaya meningkatkan peran masyarakat seperti petugas puskesmas dan kader dalam mencegah, mendeteksi dan melakukan penanganan kasus underweight seperti memberikan edukasi dan solusi kepada masyarakat guna mencegah terjadinya underweight.

A good health status, cognitive development, and productivity cannot be achieved without a good nutrition. Nutrition problems can affect all ages group, but infant and children are the most vulnerable among the others due to high nutritional needs for an optimal growth and development process. Two years old children are included in the first 1,000 days of life period, where the nutritional status and its fulfilment will be shaping the health status in the next age period. Unfortunately, underweight still become a serious health problem in Indonesia, especially in the capital of Indonesia, DKI Jakarta province. This study used a cross-sectional study with a total of 135 samples of under two years old children in Indonesian Family Life Survey 5 data in 2014. The chi square test was used to find factors associated with underweight among two years old children. The result stated that the prevalence of underweight among under two years old children in DKI Jakarta province was 30,4%. The result showed that child characteristics such as gestational age, Low Birth Weight (LBW), and frequency of eating sweets were associated with underweight in children under two years old (p-value < 0,05). The result of study suggesting government for taking more involvement in a way to increasing the role of community such as health center staff and cadres on preventing, detecting, and handling underweight cases by providing education and solutions to prevent underweight."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>