Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 209 dokumen yang sesuai dengan query
cover
James
"Perilaku korosi paduan aluminium seri 5xxx dimana aplikasinya banyak digunakkan pada sektor lingkungan aggresive (air laut) diketahui menggunakan metode immersion test pada sampel yang telah dianodisasi berbagai variasi waktu dan tegangan, serta sampel tanpa anodisasi. Proses anodisasi aluminium 5xxx menggunakan medium elektrolit H2SO4 25% dan Pb sebagai logam inert. Variasi tegangan pada proses anodisasi sebesar 10 V, 15 V, 20 V dan waktu selama 5 menit, 10 menit, 15 menit. Hasil XRD menunjukan adanya fasa Al2O3 yang terbentuk hasil anodisasi. Uji korosi dilakukan pada medium NaCl 3.5% selama 6 hari (144 jam) untuk sampel yang dianodisasi maupun tidak. Pada proses anodisasi pemberian tegangan dan waktu yang besar tidak begitu menghasilkan laju korosi yang lamban. Sampel 8 adalah sampel yang mempunyai laju korosi paling kecil. Sampel yang telah direndam mengalami penambahan massa hal ini diakibatkan terbentuknya endapan yang ditunjukkan oleh pengujian SEM dan mikroskop optik.

Corrosion behaviour of aluminium alloy type 5xxx which used in many sector especially marine are measured by using immersion test method. Anodizing process are using H2SO4 25% solutions and Pb as inert metal. Anodizing process voltage variation is 10V, 15 V, and 20 V and time 5 minutes, 10 minutes, and 15 minutes in order to slow the corrosion rate. XRD results show the existence of aluminium oxide (Al2O3) phase after sample anodized. Anodized sample and Un-Anodized sample soaked into a NaCl 3.5%. Sample are measured each 1 day soaked in a solution through 6 day. Anodizing at high voltage and time is not showed that CPR (Corrosion Penetration Rate) linear as function time and voltage. Sample 8 is the most resistance of corrosion. SEM and optical microscope result show there is any sediment and pitting after immersion test soaked after 6 day on a NaCl 3.5% solution."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64066
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Idham Akbar
"Anoda korban merupakan salah satu metode memperlambat laju korosi dengan memberikan arus pada material, seperti pipa penyalur, sehingga memiliki nilai potensial proteksi. Hakikatnya, semakin jauh area material dari anoda korban, semakin berkurang nilai arus proteksi, dan semakin positif nilai potensial (atenuasi). Atenuasi arus dan potensial dapat dihitung dengan menggunakan rumus konservatif dimana dimensi (diameter) anoda dianggap tetap/konstan sejalan dengan bertambahnya waktu. Faktanya, anoda korban bersifat konsumtif dan diganti dalam jangka waktu tertentu. Berkurangnya diameter anoda dapat mempengaruhi nilai hambatan anoda dan nilai potensial. Oleh karena itu, tujuan dari tesis ini adalah mengembangkan rumus konservatif dengan menambahkan perubahan diameter anoda terhadap waktu.

Sacrificial anode is a method to slow the corrosion rate down by giving the current to the protected material, such as pipeline, so that reaching the potential protection. Essentially, the longer material area from the sacrificial anode, the less current protection, the higher potential protection (attenuation). Current and potential attenuation can be determined by using conservative formula having constantly anode dimension (diameter) in line with time increment. In fact, sacrificial anode is consumptive and replaced in certain period. Diameter anode reduction affects anode resistance and potential protection. Therefore, the objective of this thesis is to develop the conservative formula by adding anode diamter reduction in line with time increment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T46378
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Angga Utama
" ABSTRAK
Paduan anoda korban konvensional untuk lingkungan operasi bawah laut adalah paduan Aluminium - Zinc - Indium Al-Zn-In . Anoda korban konvensional ini menawarkan efisiensi yang tinggi, namun pada baja berkekuatan tinggi, paduan anoda korban ini akan menimbulkan fenomena hydrogen embrittlement. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan alternative paduan anoda korban aluminium untuk menghasilkan potensial proteksi ldquo;low voltage rdquo; sehingga dapat mencegah timbulnya hydrogen embrittlement pada baja berkekuatan tinggi. Unsur Si ditambahkan untuk menaikan potensial proteksi dari paduan anoda koban aluminium ini. Berdasarkan hasil polarisasi, penambahan unsur Si akan menurunkan ketahanan korosi dari paduan anoda korban aluminium dengan meningkatkan rapat arus dari paduan anoda korban ini. Pengujian metalografi juga dilakukan untuk membandingkan mikrostruktur sebelum dan setelah dicelupkan pada larutan NaCl 3.5 . Kandungan unsur Si yang tinggi akan meningkatkan laju korosi-nya. Korosi terjadi pada ?-phase Zn dan disekitar fasa eutektik Si. Unsur Zn dapat membentuk second phase yang berfungsi untuk merusak lapisan pasif dari aluminium, oleh sebab itu maka akan meningkatkan efisiensi arus dan laju korosi dari paduan anoda korban aluminium. Dengan demikian, paduan anoda korban Aluminium - Zinc - Silikon Al-Zn-Si dapat menjadi kandidat sebagai alternatif paduan anoda korban low voltage.
ABSTRACT Conventional Aluminum Anode for seawater service is Aluminum Zinc Indium Alloy Al Zn In . Although it offers high efficiency and high potential protection, in high strength steel it can also increases possibility for hydrogen embrittlement and stress corrosion cracking. Purpose of this research is to develop new Aluminum alloy to produce a low voltage Aluminum Anode to prevent the hydrogen embrittlement in high strength steel. Silicon is added as an alloying element to reduces the potential protection of Aluminum anode. Based on polarization result, silicone addition could reduce corrosion resistance of aluminum by reducing corrosion current density of Aluminum alloy. Optical Metallography is also conducted to compare microstructure before and after immersion in NaCl 3.5 . Higher silicon content showed more severe in corrosion rate. Corrosion occurs on phase Zinc and around the eutectic Si phase. Zinc can make a second phase which can breakdown alumina passive film, thus increasing anode efficiency and corrosion rate of aluminium anode alloy. Therefore, sacrificial anode Aluminium Zinc Silicone Al Zn Si alloy could be new low voltage sacrificial anode candidates"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66641
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prayitno
"REDUKSI AKTIVITAS URANIUM DALAM LIMBAH RADIOAKTIF CAIR MENGGUNAKAN PROSES ELEKTROKOAGULASI. Limbah yang dihasilkan dari proses pengembangan bahan industri bersifat radioaktif yang mengandung uranium yang dapat menimbulkan dampak negatif pada manusia dan lingkungan. Pengolahan limbah radioaktif pada saat ini masih banyak menggunakan bahan-bahan kimia.Penambahanbahan kimiauntuk mereduksi bahan pencemar dinilai kurang efisien karena kurang ramah lingkungan, memerlukan waktu yang lama, dan biaya yang mahal. Untuk itu akan diterapkan metode proses elektrokoagulasi untuk menurunkan aktivitas uranium dari larutan limbah cair. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efisiensi penurunan aktivitas uranium dalam limbah radioaktif cair yang dihasilkan pada proses elektrokoagulasi dengan variasi tegangan, waktu tinggal, jarak elektroda dan pH inlet limbah. Limbah simulasi yang digunakan memiliki kadar kontaminan uranium sebesar 500 mg/L. Percobaan ini dilakukan dengan metode batch dengan elektroda aluminium. Hasil penelitian diperoleh parameter optimal pada tegangan 12,50 V, jarak 1 cm, pH 7, dan waktu proses selama 60 menit diperoleh efisiensi penurunan limbah uranium sebesar 97,20 %.
REDUCTION OF URANIUM ACTIVITIES IN LIQUID WASTE RADIOACTIVE BY USING OF ELCTROCOAGULATION PROCESS. Waste generated from the process of the industrial material development one of which waste containing uranium radioactive, can have negative impact on humans and the environment. In the present time, chemicals are still mostly use in radioactive waste treatment. To reduce pollutants with the use of chemicals is less efficient, because less environmentally friendly, take long time and costly. Therefore, a system of electrocoagulation process will be applied to decrease the activity of uranium from waste solution. The purpose of this study is to determine the efficiency of uranium activity decrease in waste water which is produced in the electrolysis process is conducted with voltage variations, the dwelling time, electrode spacing, and the waste inlet pH. The waste that will be treated has uranium contaminant levels of 500 mg/L. The experiment was conducted by a batch system with aluminum electrodes. Parameters affecting electrocoagulation process, such as voltage, time, distance electrode, and the pH have been studied and the best voltage optimization condition has been obtained of 12.50 V, a distance of 1 cm, pH 7, and in the processing time of 60 minutes efficiency of 97.20 % was obtained."
Pusat Sains Teknologi Akselerator BATAN, 2016
621 URANIA 22:3 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lalita Padma Puspita
"Pembuatan material komposit pada penelitian ini menggunakan matriks ADC12 Al-Si-Cu dengan penambahan partikel nano Al2O3 sebesar 0,5 Vf sebagai penguat dan juga penambahan modifier Sr sebagai variabel sebanyak 0 ; 0,017 ; 0,024 ; 0,033 ; 0,045 wt. difabrikasi dengan menggunakan metode pengecoran aduk. Untuk mengkarakterisasi hasil pengecoran dilakukan beberapa pengujian, yaitu pengujian komposisi kimia, pengujian tarik, pengujian kekerasan, pengujian aus, pengujian impak, pengujian SEM-EDS, dan pengujian XRD.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa penambahan unsur Sr sebesar 0,017 wt. akan menghasilkan kekuatan tarik yang tinggi yaitu sebesar 137 MPa dengan elongasi sebesar 5,2 dan akan menghasilkan kekuatan impak yang tinggi juga yaitu sebesar 0,025 J/mm2. Kemudian, nilai kekerasan tertinggi dan laju aus terendah dicapai pada penambahan Sr sebesar 0,045 wt. dimana nilai kekerasannya sebesar 45,5 HRB dan nilai laju ausnya 1,04 10-5. Adanya peningkatan terhadap sifat mekanis ini disebabkan karena adanya mekanisme modifikasi fasa oleh unsur Sr yang ditambahkan. Namun, penambahan modifier Sr akan berakibat pada meningkatnya porositas yang terbentuk pada material komposit.

The making of composite material in this with ADC12 Al Si Cu as matrix with the addition 0,5 Vf of nano Al2O3 particulate as reinforcement and addition of modifier Sr as variable as much as 0 0,017 0,024 0,033 0,045 wt. fabricated using stir casting method. Material characterization consisted of chemical composition testing, tensile testing, hardness testing, wear testing, impact testing, SEM EDS and XRD.
The test results showed the addition of 0,017 wt Sr can produce higher tensile strength as much as 137 MPa with the elongation 5,2 and can produce higher impact strength too with value 0,025 J mm2. Then, higher hardness and low wear rate be attained with the Sr addition of 0,045 wt which the hardness as much as 45,5 HRB and the wear rate 1,04 10 5 mm3 s. Increasing of mechanical properties due to the mechanism of modification of modifier Sr. However, the addition of modifier Sr can increase porosity in the composite material.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67291
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fara Dewi Syamdri
"Fabrikasi templet Anodic aluminium Oxide AAO sebagai nanoporous dilakukan dengan proses anodisasi dengan metode two-step anodization menggunakan alumunium dengan kemurnian 99,98 dengan variasi larutan elektrolit yaitu, larutan asam oksalat dan asam sulfat dengan variasi konsentrasi 0,3 M untuk asam oksalat dan 0,1 M, 0,3 M dan 0,5 M untuk asam sulfat, serta waktu anodisasi kedua sebesar 360 menit. Waktu anodisasi, larutan dan konsentrasi elektrolit, serta arus yang digunakan menjadi faktor utama dalam pembentukan ketebalan lapisan oksida dan diameter pori yang dihasilkan. Selain itu, voltase sangat berpengaruh dalam pembentukan jumlah pori pada templet AAO. Untuk melihat stuktur pori yang terbentuk, templet AAO dikarakterisasi dengan Scanning Electron Microscopy SEM . Diperoleh kondisi optimum dari penggunaan asam sulfat konsentrasi 0,3 M pada voltase 25 V menghasilkan diameter pori sebesar 57,72 nm serta jarak antar pori 30,52 nm. Untuk penggunaan asam oksalat 0,3 M pada voltase 45 V menghasilkan pori 97,37 nm dan jarak antar pori 31,97 nm.

Fabrication of Anodic Aluminium Oxide AAO template as nanoporous were studied by a two step anodization process using aluminum with 99.98 purity in 0,3 M oxalic acid and a variation of 0,1 M, 0,3 M and 0,5 M sulfuric acid solution with 360 minutes of second anodization time. Time for anodizing process, electrolyte solution and concentration, and current become the main factors in the formation of the oxide layer thickness and the pore diameter. Then, the effect of a voltage affects the number of pores on the AAO template. The structural features of nanoporous were examined by Scanning Electron Microscopy SEM The optimum condition was obtained from the use of 0.3 M sulfuric acid at 25 V with pore diameter 57,72 nm and pore distance 30,52 nm. For the use of 0.3 M oxalic acid at 45 V with pore diameter 97,37 nm and pore distance 31,97 nm."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S69435
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfa Sarah Dina
"ABSTRAK
Pada Maret 2018, Presiden Donald Trump memberlakukan tarif impor baja dan aluminium dengan alasan bahwa itu akan membantu industri baja dan aluminium domestik untuk meningkatkan produksi domestik dan melindungi keterampilan yang diperlukan sehingga produsen domestik dapat memenuhi permintaan nasional dan dapat meminimalkan ketergantungan pada produsen asing. Namun, kekhawatiran penting mengenai perubahan kebijakan ini adalah dampak ekonomi, distribusi, dan kesejahteraan, terutama pada ekonomi US. Maka dari itu esai ini mencoba untuk mengkaji secara teoritis dan empiris dampak yang mungkin terjadi dari tarif tersebut pada kesejahteraan ekonomi US dalam konteks konsumen, perusahaan domestik, pemerintah, dan perusahaan berorientasi ekspor dalam negeri.
ABSTRACT
On March 2018, President Donald Trump imposed tariff on foreign imports of steel and aluminium with the reasons that it will help domestic steel and aluminium industries to raise domestic productions and protect necessary skills so domestic producers can meet the national demand and hence reliance on foreign producers can be minimized. However, the important concerns regarding this policy change are its economic, distributional, and welfare impacts, particularly on US economy. This essay therefore attempts to theoretically and empirically examine the probable impacts of such tariffs on the welfare of US economy in context of consumers, protected firms, government, and domestic export oriented firms. "
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Anthony Ryan
"ABSTRAK
Lampu LED berbasis air garam merupakan alternatif sumber energi listrik untuk penerangan yang ramah lingkungan. Aluminium mempunyai potensi sebagai pengganti elektroda yang lebih murah dan tetap memiliki performa yang baik sebagai elektroda. Batang elektroda aluminium yang dirangkai dengan seri dapat menghasilkan listrik menggunakan elektrolit larutan garam. Pengujian dengan elektrolit air garam dilakukan dengan menggunakan pelarut 380 ml air. Pada jumlah garam 18 gr dihasilkan tegangan 4,12 Volt dan arus listrik 0,19 Ampere, sementara pada garam 28 gr dihasilkan tegangan 4,49 Volt dan arus listrik 0,21 Ampere. Pada pengujian waktu operasi, pada elektrolit air garam dengan garam 18 gr menghasilkan waktu maksimum operasi ± 88 jam pemakaian. Kemudian, kedua macam pengujian dilakukan kembali menggunakan elektrolit air laut guna mengetahui kelayakan kedua jenis karakteristik elektroda aluminium pada air laut. Pengujian tersebut menghasilkan tegangan maksimum 3,98 Volt dan arus listrik maksimum 0,22 Ampere dan menghasilkan waktu maksimum operasi ± 80 jam. Dibandingkan dengan penelitian sebelumnya menggunakan elektroda magnesium, disimpulkan bahwa elektroda aluminium dapat dirangkai sedemikian rupa untuk mendapatkan hasil karakter kelistrikan yang mendekati magnesium, namun secara keseluruhan elektroda aluminium perlu diuji campuran logam (alloy) untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

ABSTRACT
Salt-water based LED light is an alernative source of electrical energy for environmentally-friendly lighting. Aluminum has the potential as a substitute for cheaper electrodes and still has good performance as an electrode. Alumunium electrode rods that has been arranged in series electrical circruits can produce electricity using the electrolyte saline solution. The study that is done with brine electrolyte was carried out using 380 ml of water solvent. At the amount of 18 gr salt, it produced a max voltage of 4,12 Volt and a max electric current of 0,19 Ampere, while the 28 gr of salt produced a max voltage of 4,49 Volt and a max electric current of 0,21 Ampere. In testing the operating time, the salt electrolyte with 18 gr salt produces a max operating time of ± 88 hours of use. Then, the two types of tests were carried out again using seawater electrolyte to determine the feasibility of the two types of characteristics of aliminum electrodes in seawater. The test produces a max voltage of 3,98 Volt and a max electric current of 0,22 Ampere and produces a max operating time of ± 80 hours. Compared with previous studies using magnesium electrodes, it is concluded that aluminum electrodes can be arranged in such a way as to obtain electrical characteristics that are close to magnesiums results, but overall aluminum electrodes need to be tested by a mixture of metals (alloy) to get better testing results."
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanuna Haritsa
"Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variasi partikel penguat Nano-Al2O3 pada komposit dengan matriks ADC12. Variasi Fraksi Volume yang digunakan yaitu 0,25 vf%; 0,3 vf%; 0,35 vf%; 0,4 vf%; dan 0,5 vf% . Komposit ADC12/Nano-Al2O3 dibuat melalui pengecoran aduk. Dilakukan penambahan magnesium sebanyak 10 wt% untuk meningkatkan kemampubasahan antara partikel Nano-Al2O3 dengan  matriks ADC12, Al-5Ti-B  sebanyak 0,15 wt% sebagai penghalus butir, dan stronsium sebanyak 0,04 wt% sebagai pemodifikasi butir. Karakterisasi komposit ADC12/Nano-Al2O3  dilakukan dengan pengujian tarik, pengujian impak, pengujian kekerasan, pengujian aus,  pengujian densitas dan porositas, pengujian komposisi kimia, pengujian metalografi, pengujian SEM-EDS, dan pengujian XRD. Hasil pengujian menunjukkan adanya peningkatan karakteristik mekanis material komposit ADC12/Nano-Al2O3 pada fraksi volum 0,35 vf%. Penambahan partikel penguat Nano-Al2O3 berlebih akan meningkatkan terjadinya aglomerasi dan porositas.

This study conducted to know the effect of volume fraction variation reinforced particle Nano-Al2O3 of composite made with matrix of ADC12 done by Stir Casting Method. The addition 10 wt% of Magnesium as wetting agent, addition 0,15 Al-5Ti-B as grain refiner, and addition 0,04 wt% of Stronsium as modifier. The characterize of composite ADC12/Nano-Al2O3 done with several testing, which tensile testing, impact testing, hardness testing, wear testing, density and porosity testing, chemical composition characterization, metallographic observation, SEM-EDS characterization, and XRD characterization.  The results showed increasing in mechanical properties of composite ADC12/Nano-Al2O3 at volume fraction 0,35 vf%. However, excess addition of reinforced Nano-Al2O3 increases agglomeration and porosity.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heza Yusriyyah
"Penggunaan aluminium dan logam paduannya di dunia industri terus mengalami peningkatan pada era modernisasi saat ini. Dengan penggunaan aluminium dan paduannya yang meningkat, menuntut manusia untuk mempelajari dan melaksanakan rekayasa guna memenuhi kebutuhan hidup terutama dalam hal teknologi. Namun dalam paduan Al-Si terbentuk fasa intermetalik β-Al5FeSi yang berdampak buruk terhadap sifat mekanik paduan dan belum bisa dihilangkan. Penggunaan modifier dan peningkatan laju pendinginan merupakan cara untuk mengurangi dampak fasa tersebut. Logam tanah jarang merupakan logam yang efektif dalam modifikasi fasa β-Al5FeSi. Sedangkan logam Dysprosium sampai sekarang belum digunakan sebagai modifier β- Al5FeSi. Penelitian ini akan diamati pengaruh penambahan logam tanah jarang Dysprosium (0,3%, 0,6% dan 1%) dan laju pendinginan 10 oC/menit juga 30 oC/menit terhadap morfologi fasa intermetalik beta pada paduan AlFe7Si. Kemudian dilakukan karakterisasi dengan pengontrolan laju pendinginan Simultaneous Thermal Analysis dan pengamatan mikrostruktur Optical Microscope. Hasil penelitian menunjukkan penambahan logam Dy optimum pada kosentrasi 1%Dy mampu mengurangi ukuran SDAS, mampu untuk mengurangi fasa β-Al5FeSi, dan merubah morfologi fasa silikon eutektik. Sehingga dapat disimpulkan penambahan Dy dapat menyebabkan pengurangan ukuran fasa intermetalik β dan silikon eutektik.

Nowadays the usage of aluminium and it alloys in industrial continues to increase in the modern era. Along the use of aluminum and its alloys is increased, it requires humans to learn and implement techniques to meet the needs, especially in terms of technology. However, in the Al-Si alloy, intermetallic phase of β-Al5FeSi is formed which has a disadvantages on mechanical porperties of the alloys also cannot be removed. The used of modifier and increased the cooling rate are ways to reduce the impact of the intermetallic. Rare earth metals are effective in the β-Al5FeSi phase modification. Whereas Dysprosium has not been used as a modifier of β-Al5FeSi. This research will observe the effect of the rate earth metal addition especially Dysprosium (0.3%, 0.6% and 1%) and the cooling rate of 10 oC / min also 30 oC / min on the morphology of the beta intermetallic phase on AlFe7Si alloys. The caracterization is done by controlling the cooling rate with Simultaneous Thermal Analysis and Optical Microscope to observe the microstructure. The results showed the addition of the optimum Dy metal at a concentration of 1 %Dy was able to reduce the size of the SDAS, able to reduce the size of β-Al5FeSi phase, and change the morphology of the eutectic silicon phase. It can be concluded that the addition of Dy can cause a reduction in the size of intermetallic phase β and eutectic silicon."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   2 3 4 5 6 7 8 9 10 11   >>