Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 209 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Riza Raihan Satrio
"Rasio kekuatan dan densitas aluminium yang tinggi serta ketahanan aluminium yang tinggi terhadap korosi membuat aluminium menjadi material yang populer digunakan oleh industri aviasi. Sebagai salah satu aplikasinya, aluminium kerap digunaakn sebagai komponen pada helikopter. Menurut Rashid, dkk rotor adalah komponen yang paling rentan pada helikopter. Lalu Weber, dkk mengatakan bahwa 65% pilot pernah menerbangkan helikopter dengan kondisi rotor yang rusak. Banyaknya faktor yang dapat menyebabkan kerusakan pada rotor mempersulit penemuan solusi untuk kegagalan komponen. Ketangguhan patah adalah ketahanan suatu material akan perambatan retak. Penambahan laju retak dapat terjadi karena beberapa mekanisme seperti fatigue, creep, kesalahan pemilihan material, SCC, dan lainnya. Karena itu, rekayasa material mengenai ketangguhan patah menarik sangat menarik untuk dipelajari. Metode eksperimental trial and error untuk rekayasa material memerlukan banyak waktu panjang, biaya tinggi, dan akurasi penelitian yang sangat ditentukan oleh kemampuan peneliti. Metode pembelajaran mesin regresi menggunakan data dokumentasi terdahulu sehingga dapat memangkas waktu dan biaya untuk rekayasa material. Pada penelitian ini berhasil dikembangkan model pembelajaran mesin dengan menggunakan algoritma XGBoost. Kemampuan prediksi cukup baik, dibuktikan dari perbandingan nilai aktual dan prediksi serta nilai metrik model sebesar 0,906.

The high strength-to-density ratio and corrosion resistance of aluminum have made it a popular material in the aviation industry. One of its applications is in helicopter components. According to Rashid et al., the rotor is the most vulnerable component in a helicopter. Furthermore, Weber et al. stated that 65% of pilots have flown helicopters with damaged rotors. The numerous factors that can cause rotor damage make finding solutions to component failures challenging. Fracture toughness is the resistance of a material to crack propagation. Increased crack propagation can occur due to various mechanisms such as fatigue, creep, material selection errors, SCC (Stress Corrosion Cracking), and others. Therefore, studying fracture toughness in materials engineering is highly interesting. Traditional trial-and-error experimental methods for materials engineering require extensive time, high costs, and research accuracy heavily dependent on the abilities of the researchers. Regression machine learning methods using past documentation data can help reduce time and costs in materials engineering. In this study, a machine learning model using the XGBoost algorithm was successfully developed. The predictive capability was quite good, as evidenced by the comparison between actual and predicted values, as well as a model metric value of 0.906. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Nagieb Alaydrus
"Metode umum untuk menghasilkan produk aluminium merupakan metode pengecoran. Pada metode pengecoran, aluminium cair dapat dengan mudah bereaksi dengan oksigen serta membentuk inklusi oksida. Pemberian fluks merupakan metode umum yang digunakan untuk menghilangkan inklusi dari lelehan logam serta untuk memastikan kemurnian dari aluminium cair. Sebagian besar fluks garam dibuat berdasarkan komposisi ekuimolar antara NaCl dan KCl. Namun, sangat disayangkan fluks yang terdapat di pasaran merupakan produk impor. Maka pada penilitian ini akan dilakukan pembuatan fluks berbahan dasar garam lokal yakni Na2SO4 dan Nacl. Hasil dari penelitian ini adalah untuk fluiditas dari recovered aluminium dengan fluks pada temperatur 660oC dan 620oC berturut turut adalah 1 Kg dan 0,87 Kg, sementara untuk fluiditas aluminium tanpa fluks pada temperatur 660oC dan 620oC berturut turut adalah 0,34 Kg dan 0,18 Kg. Hasil uji tarik menunjukkan bahwa untuk recovered aluminium dengan fluks pada temperatur 660oC dan 620oC berturut turut memiliki kekuatan tarik rata rata sebesar 174,45 MPa dan 176,77 MPa, sementara untuk aluminium tanpa fluks pada temperatur 660oC dan 620oC berturut turut memiliki kekuatan tarik rata rata sebesar 148,4 MPa dan 157,2 MPa. Untuk data hasil uji impak menunjukkan aluminium dengan fluks pada temperatur 660oC dan 620oC berturut turut memiliki kekuatan impak rata rata sebesar 13 J dan 18 J, sementara untuk aluminium tanpa fluks pada temperatur 660oC dan 620oC berturut turut memiliki kekuatan tarik rata rata sebesar 8 J dan 12 J. Sehinga, dapat disimpulkan bahwa penggunaan cleaning flux pada aluminium dapat mengurangi inklusi oksida dan meningkatkan sifat mekanik dari aluminium AC3A.

A common method for producing aluminum products is the casting method. In the casting method, molten aluminum can easily react with oxygen and form oxide inclusions. Fluxing is a common method used to remove inclusions from molten metal and to ensure the purity of molten aluminum. Most of the salt fluxes are made based on the equimolar composition between NaCl and KCl. However, it is unfortunate that the flux on the market is an imported product. So in this research, a flux based on local salts will be made, with Na2SO4 and Nacl. The result of this research is that the fluidity of recovered aluminum with flux at temperatures of 660oC and 620oC is 1 Kg and 0.87 Kg, respectively, while the fluidity of aluminum without flux at temperatures of 660oC and 620oC is 0.34 Kg and 0.18, respectively. kg. The tensile test results show that recovered aluminum with flux at temperatures of 660oC and 620oC has an average tensile strength of 174.45 MPa and 176.77 MPa, respectively, while aluminum without flux at a temperature of 660oC and 620oC has an average tensile strength, respectively, of 148.4 MPa and 157.2 MPa. The impact test data shows that aluminum with flux at a temperature of 660oC and 620oC has an average impact strength of 13 J and 18 J, respectively, while aluminum without flux at a temperature of 660oC and 620oC has an average impact strength of 8 J and 12 J, respectively. Thus, it can be concluded that the use of cleaning flux on aluminum can reduce oxide inclusions and improve the mechanical properties of AC3A aluminum."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuma Fahmi Alam
"Pada penelitian ini, pelapisan nikel dilakukan dengan menggunakan metode elektrodeposisi di atas substrat aluminium. Proses elektrodeposisi dilakukan di dalam medium elektrolit nikel sulfat dengan penambahan medan magnet eksternal diintensitas sebesar 0, 800, 1400, dan 1800 Gauss. Banyak penelitian menunjukan adanya peningkatan sifat tahan korosi dari pelapis yang diakibatkan oleh penambahan medan magnet ini. Struktur kristal dan pengaruh medan magnet terhadap preferensi bidang pertumbuhan kristal dari sampel diamati dengan menggunakan pengukuran difraksi sinar-X/ X-ray diffraction (XRD). Polarisasi potensiodinamik linear sweap voltametry (LSV) digunakan untuk mengetahui arus dan potensial korosi yang merepresentasikan perilaku korosi dari sampel. Perubahan morfologi dan tekstur kristal diobservasi menggunakan pengamatan optik. Hasil karakterisasi sampel menunjukan kalau medan magnet membuat ukuran kristal deposit mengecil, mengurangi efek preferensi orientasi kearah bidang tertentu, dan membuat lapisan menjadi lebih halus. Laju korosi dari sampel nikel dibawah pengaruh medan magnet sebesar 0, 800, 1400, dan 1800 Gauss secara berturut-turut adalah 0,0939, 0,039, 0,032, dan 0,0055 mmpy. Peningkatan ketahanan korosi terkorelasi kuat dengan pengecilan ukuran kristal dan lapisan yang lebih halus.

In this study, Nickel Plating was carried out using the electrodeposition method on an aluminum substrate. The electrodeposition process was carried out in a Nickel Sulfate electrolyte medium and an external magnetic field was applied with intensities of 800 Gauss, 1400 Gauss, and 1800 Gauss. Many studies have shown an increase in corrosion resistance caused by magnetic fields. The crystal structure and the influence of the magnetic field on the crystal growth field preference of the samples were observed using X-ray diffraction (XRD) measurements. Potentiodynamic polarization linear sweap voltametry (LSV) was used to determine the current and corrosion potential that represented the corrosion behavior of the sample. Changes in the morphology and texture of the crystals were also analyzed using optical observations. The magnetic field reduces the deposit crystal size and reduces the effect of orientation preference. The corrosion rates of nickel samples under the influence of magnetic fields were 0, 800, 1400 and 1800 Gauss respectively 0.0939, 0.039, 0.032 and 0.0055 mmpy. Increased corrosion resistance correlated with reduction in crystal size. The results of optical observations show that the addition of a magnetic field makes the surface of the nickel layer rougher which is also the biggest influence in increasing corrosion resistance."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mubiayi, Mukuna Patrick
"This book provides an overview of friction stir welding and friction stir spot welding with a focus on aluminium to aluminium and aluminium to copper. It also discusses experimental results for friction stir spot welding between aluminium and copper, offering a good foundation for researchers wishing to conduct more investigations on FSSW Al/Cu.
Presenting full methodologies for manufacturing and case studies on FSSW Al/Cu, which can be duplicated and used for industrial purposes, it also provides a starting point for researchers and experts in the field to investigate the FSSW process in detail.
A variant of the friction stir welding process (FSW), friction stir spot welding (FSSW) is a relatively new joining technique and has been used in a variety of sectors, such as the automotive and aerospace industries. The book describes the microstructural evolution, chemical and mechanical properties of FSW and FSSW, including a number of case studies."
Switzerland: Springer Cham, 2019
e20501378
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Deswan
"ABSTRAK
Perunggu Aluminium merupakan paduan tembaga yang banyak digunakan dalam bidang industri, karena mempunyai sifat mekanik yang baik. Perunggu Aluminium merupakan paduan tembaga, dengan paduan utama Cu dan Al dengan penambahan unsur lain yaitu besi (Fe). Penambahan unsur Fe dimaksudkan untuk meningkatkan sifat mekanik yang dibutuhkan. Selain itu sifat mekanik dapat ditingkatkan dengan perlakuan panas.
Paduan perunggu Aluminium pada penelitian mempunyai komposisi 85% Cu, 9% Al dan 2% Ni dengan penambahan Fe sebesar 2%, 4% dan 6%. Paduan mendapat perlakuan panas kondisi celup ( oli dan air ) dan proses tempering pada temperatur 200 C, 400 C dan 600 C. Kemudian dilakukan pengujian sifat mekanik dan pengamatan struktur mikro paduan hasil tuang.
Dari hasil pengujian yang dilakukan diketahui bahwa pada kondisi ascast menunjukan nilai kekuatan tarik dan kekerasan tertinggi dibandingkan pada kondisi lainnya seperti proses celup temper, sedangkan nilai regangan dan kekuatan impak rendah.
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari penelitian ini antara lain pada daerah plastis, peningkatan dan penurunan nilai dari tegangan tarik dan regangan tidak sama pada kondisi perlakuan panas yang sama, semakin tinggi temperatur temper akan terjadi peningkatan kekuatan tarik dan peningkatan keuletan (regangan), sedangkan ketangguhan (kekuatan impak) mengalami penurunan."
1998
T 1462
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anne Zulfia
Jakarta: UI-Press, 2008
PGB 0502
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Benito Budidharma S.
"Aluminium had been used as filter inside the X-ray tube, in order to refine low energy photon that will decrease the radiographic quality. The use of this additional aluminium filter is expected to increase the detail in the interdental area, the first area affected in periodontal disease. Periodontal disease is the second most prevalent disease in Indonesia after caries. According to preventive principles, early recognition in periodontal tissue changes is necessary. The lack of modern radiographic equipment in Indonesia has become the major problem of detecting early periodontal disease, especially in the rural area. Therefore, it is important to increase the quality of diagnostic information in conventional radiograph, to detect early changes of periodontal tissue. The aim of this research is to observe the increasing detail in interdental area using additional aluminium filter. This research is held in Department of Dental Radiology, University of Indonesia, within 4 months period, with interdental area between right mandibular first molar and second molar in the radiographic phantom as the subject. The methodology used in this research is laboratoric experimental. The t-test result between filtered radiograph group and non-filtered radiograph group is p = 0,000 (p < 0,025). Therefore it is concluded that the use of additional aluminium filter can increase object detail in the interdental area.

Aluminium telah digunakan sebagai filter di dalam tabung pesawat sinar-X. Filter ini berfungsi untuk menyaring sinar-X berenergi rendah, yang menyebabkan berkurangnya kualitas radiograf. Penggunaan filter aluminium sebagai filter tambahan diharapkan dapat memperjelas detil daerah interdental yang merupakan tempat awal penyakit periodontal. Penyakit periodontal sampai saat ini merupakan penyakit gigi dan mulut yang menduduki peringkat ke dua setelah karies. Sesuai prinsip preventif, maka diperlukan deteksi dini terhadap perubahan jaringan periodonsium. Keterbatasan tersedianya alat radiografi modern di Indonesia merupakan masalah dalam deteksi dini penyakit periodontal, terutama di luar kota besar. Untuk itu diperlukan peningkatan kualitas informasi diagnostik radiograf konvensional dalam mengevaluasi perubahan dini jaringan periodonsium. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan detil gambaran radiografik daerah interdental dengan menggunakan filter aluminium tambahan. Penelitian ini dilakukan di Klinik Radiologi Departemen Radiologi Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, selama 4 bulan, dengan subyek daerah interdental antara gigi molar satu rahang bawah kanan dan gigi molar dua rahang bawah kanan pada phantom radiografik. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratorik. Berdasarkan uji statistik antara kelompok radiograf dengan menggunakan filter dan kelompok radiograf tanpa filter aluminium tambahan, dengan menggunakan uji t tidak berpasangan didapatkan nilai p = 0,000 (p < 0,025). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan filter aluminium tambahan dapat meningkatkan detil obyek daerah interdental."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardi Soesilo Wibowo
"Telah dilakukan pengukuran penumbra berkas radiasi pesawat Cobalt-60 tipe FCC 8000F dengan diameter sumber 2,3 cm menggunakan metoda radiografi dan ionometri untuk berbagai kondisi fantom/material penghambur dan juga variasi luas lapangan. Pengukuran gammagrafi pada dmaks dan lapangan 10,6 x10,6 cm menunjukkan lebar penumbra memiliki rentang 1,4 sampai 1,9 cm. Pengukuran dosis penumbra menggunakan bilik ionisasi berbentuk silinder pada kedalaman 10 cm dengan SSD 80 cm memberikan hasil bahwa dosis penumbra dipengaruhi oleh lapangan radiasi, dan homogenitas medium. Kehadiran aluminium (l=5cm) dengan diameter (1,5, 2,2 dan 2,5 cm) dalam medium air pada umumnya menurunkan dosis penumbra. Medium gabus dengan ketebalan semakin besar akan menghasilkan dosis penumbra semakin rendah sebaliknya untuk lapangan yang semakin besar, dosis penumbra yang dihasilkan semakin tinggi.

Penumbra measurement has been done on Cobalt machine FCC 8000F with 2,3 cm diameter source using both gammagraphy and ionometry on several phantom condition, inserted absorber materials as well as different radiation fields. Gammagraphic measurement at dmax = 0.5 cm and 10.6 x 10.6 cm field showed penumbra in the range 0f 1.4-1.9 cm. Ionometric measurement at 10 cm depth showed strong effect of field size and inhomegeneity. Insertion of aluminum object (l=5 cm) with different diameter (1.5, 2.2 and 2.5 cm) caused decreasing penumbra dose. While on lung equivalent insertion material it tended to increase. Results in general showed the importance of extreme prudence in using such a large size Cobalt source for patient treatment."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
T21307
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Fikri
"Proses shot peening merupakan suatu metode pengerjaan dingin material dengan menumbuhkan permukaan logam menggunakan partikel-partikel bulat (terbuat dari baja tuang) yang berukuran kecil dan berkecepatan tinggi. Metode ini dapat digunakan untuk mengurangi kemungkinan serangan korosi retak tegang.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh proses shot peening dengan intensitas 0.0062 A dan 00091 A (masing-masing dengan coverage 100% dan 200%) terhadap ketahanan Al 7075 T7351 terhadap serangan korosi retak tegang, pengujuan digunakan menggunakan larutan 3,5% NaCl dan 0,5% H2O2 pada pH 3.
Hasil pengujian tegangan sisa dan kekerasan menunjukkan bahwa proses shot peening menyebabkan terjadinya tegangan sisa tekan antara -111,8726 sampai -170,5675 MPa dan terjadinya peningkatan kekerasan pada permukaan Al 7075 T7351. Sedangkan dari hasil pengujian korosi retak tegang sampai dengan 15 hari didapatkan bahwa efek shot peening di atas tidak menampakkan pengaruhnya pada pemberian tegangan 85% dari kekuatan luluh bahan, hal ini disebabkan sampai akhir pengujian belum terjadi serangan korosi retak tegang, jenis serangan yang terjadi adalah korosi pitting."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
S41956
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>