Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 591 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Novita
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh struktur kepemilikan terhadap luas pengungkapan tanggungung jawab sosial perusahaan (CSR dislosure) pada laporan tahunan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2006. Variabel dependen penelitian ini adalah CSDI dengan menggunakan indikator GRI. Selanjutnya, variabel independen terdiri dari struktur kepemilikan asing dan kepemilikan institusi pada perusahaan. Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan dengan proksi asset yang di-Log, tipe industri, serta kategori BUMN dan Non BUMN. Unit analisa dalam penelitian ini adalah perusahaan publik di BEJ, sedangl-can data yang digunakan adalah Iaporan tahunan dan laporan keuangan perusahaan untuk tahun 2006. Sampel yang digunalcan adalah sebanyak 107 perusahaan.
Kepemilikan asing dapat menjadi faktor yang mendorong pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, karena jika perusahaan memiliki kontrak dengan foreign stakeholders baik dalam ownership dan trade, maka perusahaan akan lebih didukung dalam rnelakukan pengungkapan tanggung jawab sosial. Sehingga hipotesis yang digunakan adalah kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam Iaporan tahunan 2006.
Tingkat kepemilikan institusional yang tinggi akan menimbulkan usaha pengawasan yang lebih besar oleh pihak investor institusional sehingga dapat rnenghalangi perilaku opportunistic manager. Kepemilikan institusional umumnya bertindak sebagai pihak yang rnemonitor perusahaan. Sehingga hipotesis yang dapat dibuat dalam penelitian ini adalah kepemilikan institusi berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam laporan tahunan 2006.
Teori yang mendasari dalam menguji pengaruh struktur kepernilikan dengan luas pengungkapan CSR perusahaan yaitu Organizational Legitimacy Theory, terutama untuk struktur kepemilikan asing. Seperti kita ketahui, bahwa negara-negara asing memiliki perhatian yang lebih terhadap isu sosial dan lingkungan, sehingga kepemilikan asing dalam perusahaan Indonesia akan lebih concern terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hal yang sama juga mendasari pentingnya CSR bagi institusi, dimana jika mereka mempertimbangkan kriteria sosial dan lingkungan dalam investasi, maka institusi juga akan memerlukan pengungkapan tanggung jawab sosial.
Hasil pengujian statistik dengan regresi menunjukkan hasil bahwa kepemilikan asing tidak berpengaruh terhadap terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hasil ini konsisten dengan penelitian Marwata (2006). Pengujian statistik juga mernperlihatkan kepemilikan institusi tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Mani (2004) serta penelitian Barnae dan Rubin (2005).
Selanjutnya untuk variabel kontrol, ukuran perusahaan signifikan terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial. Hasil ini mendukung penelitian penelitian-penelitian terdahulu bahwa semakin besar perusahaan maka inisiatif dalam melakukan serta mengungkapkan CSR akan semakin tinggi yaitu penelitian Chow dan Wong-Boren (1987) serta Tanimoto dan Suzuki (2005). Variabel kontrol tipe industri juga menunjukkan signifikan terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam laporan tahunan. Hasil ini konsisten dengan penelitian Hackstone dan Milne (1996) dan penelitian Kasmadi dan Susanto (2006). Kategori BUMN dan Non BUMN sebagai variabel kontrol menunjukkan hasil tidak signifikan terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam laporan tahunan.

The objectives of this research observed the ownership structure that are considered by corporate to disclose social responsibility at annual report 2006. Dependent variable at this research used CSDI that observed six indicators in GRI for corporate social responsibility disclosure. Then I examined the factors that are considered by corporate to disclose social responsibility disclosure. I identified ownership structures that may be considered.
Ownership structure at this study use foreign shareholder (ownership) and institutional ownership. The study hypothesizes that the foreign shareholder and institutional ownership have positive affects to the extent of Corporate Social Responsibility disclosure. This hyphotestees presumes that foreign shareholder more awareness than others ownership Structure abaout CSR disclosure, because foreign country like European Union and United Stated more concern with social and environment issues.
In this research also used three control variable. These are company size that proxy with total assets, type of industry, and categories BUMN or Not. The data used in this research were pooling data for 107 firms.
This study based on Organizational Legitimacy Theory to see impact ownership structure to corporate social responsibility, especially for the structure of foreign to ownership. As we know, that foreign nations have more attention to environmental and social issue, so that foreign ownership in company of Indonesia will be more wide of concern to social responsibility. Same thing also constitute importantly of CSR to institution, where if them consider environmental and social criterion in invesrnent, hence institution also will need social responsibility disclosure.
The test result for the first hyphotesis indicated that the impact of foreign ownership to CSR disclosure was not significant. The test result for the second hyphotesis indicated that the impact of institution ownership to CSR disclosure was not significant too. These means the both of structure ownership in this study haven't concern with CSR disclosure to make investment decision. Thus, all of the test result consistent with the research of Marwata (2006), Mani (2004) and Bamae & Rubin (2005).
While for the variable of control, size that proxy with total assets have significant to CSR disclosure social. This result support research of Chow and Wong-Boren (1987) and also Tanimoto and Suzuki ( 2005) that is ever greater of company hence initiative in doing/ conducting and also lay open CSR disclosure. Variable control industrial type also show significant to CSR disclosure of company in annual report. This result consistence with research of Hackstone and Milne (1996) and research of Kasmadi and Susanto (2006). Category BUMN and Non BUMN as control variable show result not signifikan to social responsibility expression of company in annual report."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25093
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lely Dahlia
"Tujuan penelitian adalah menguji pengaruh corporate social responsibility terhadap kinerja perusahaan, yaitu kinerja keuangan dan kinerja saham. Masih rendahnya perusahaan-perusahaan di Indonesia yang melakukan aktivitas CSR dan pengungkapannya, serta hasil beragam yang diperoleh dalam penelitian sebelumnya melatarbelakanzi pemilihan topik ini.
Penelitian ini menggunakan Corporate Social Disclosure Index (CSDI) sebagai ukuran dari pengungkapan CSR perusahaan, yang dibuat berdasarkan indikator yang dikeluarkan oleh GRI (Global Reporting Initiatives). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 77 perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2005 dan 2006.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa rata-rata nilai CSDI yang sangat rendah menunjukkan masih rendahnya pengungkapan CSR dalam laporan tahunan perusahaan. Hal ini kemungkinan disebabkan belum adanya peraturan yang mengharuskan mengenaj pengungkapan CSR di Indonesia dan masih kurangnya kesadaran perusahaan mengenai pentingnya aktivitas CSR dan pengungkapannya di laporan tahunan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa tingkat pengungkapan CSR dalam laporan tahunan perusahaan berpengaruh positif terhadap ROE satu tahun ke depan (ukuran kinerja keuangan perusahaan). Sedangkan hasil yang diperoleh dari pengujian kinerja saham menunjukkan bahwa tingkat pengungkapan CSR dalam laporan tahunan perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel cumulative abnormal return/CAR (ukuran kinerja saham perusahaan).

The purpose of this research is to test the effect of CSR on firm financial and market performance. This research is motivated by the fact that there is a lower level of activities of CSR and its disclosure and also mixed results from previous research.
This research used Corporate Social Disclosure Index (CSDI) as a measure of CSR disclosure, based on indicators from Global Reporting Initiatives (GRI). The samples of this research are 77 public firms listed in Indonesian Stock Exchange (IDX) year 2005 and 2006
Relatively lower score of CSDI shows that CSR disclosure in firms? annual report is still low. This may due to there is still no mandatory rules regarding CSR disclosure in Indonesia and the lack of firms? awareness of the importance of CSR and its disclosure in annual report. Test results show that CSR disclosure have positive and signyicant effect on Return on Equity as a measure of financial performance, but CSR disclosure do not has significant effect on cumulative abnormal retum (CAR) as a measure of market performance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T24672
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Mefayan
"Corporate Social Responsibility (CSR), dewasa ini dianggap sebagai bagian dari strategi bisnis perusahaan modern. Pelaksanaan CSR adalah tanggung jawab perusahaan sebagai lisence to-operate dalam menjalankan fungsi good corporate citizenship bagi suatu perusahaan yang memposisikan reputasi dan citra perusahaan sebagai intangible assets bernilai strategis dalam meningkatkan daya saing menuju terciptanya keberlanjutan perusahaan (towards a sustainable business).
Penelitian ini dilakukan dengan dua tujuan orientasi penelitian, baik yang tidak berhubungan Iangsung yaitu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi luasnya pengungkapan tanggung j awab sosial perusahaan, maupun orientasi penelitian berhubungan langsung mengenai pengaruh tanggung jawab sosial yang diungkapkan oleh perusahaan terhadap kinerja pasar modal yang diukur dengan earnings response coefficient (ERC) untuk perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tahun 2006.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta tahun 2006, dengan total sampel sebanyak 107 perusahaan. Dengan adanya dua tujuan penelitian, maka penelitian ini dibagi menjadi dua model penelitian yang dilakukan dengan pengujian regresi berganda untuk masing-masing model.
Hasil penelitian untuk model I menunjukkan diantara 4 variabel yang diuji (size, komisaris independen, umur, dan auditor) hanya variabel size yang berpengaruh positif ferhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Sedangkan u ntuk model II, hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial berpengaruh negatif terhadap ERC yang diukur dengan CAR.

Nowadays, CSR is assumed as a part of modem corporate business strategy. Implementation of CSR is a form of corporate responsibility as license-to-operate in running corporate function as good corporate citizenship, to positioning their reputation and image as an intangible assets which is stretegic valued to improve their competitive advantage, toward a suistainable business.
This research has two research study orientations. First, orientation on analysis factors that affecting the width of CSR Disclosure, and the effects of CSR Disclosure on Earnings Response Coefficient (ERC) for companies listed in Jakarta Stock Exchange (JSX) on 2006.
Population in this research is all the companies listed in JSX on 2006, with total sample 107 companies. This research used multiple regression with two models for two research study orientations.
The results f or the first model showed that only one variable (size) from four variables (size, independent commissioner, age and auditor) that has positive significant effect to CSR Disclosure. For the second modet the result showed that CSR Disclosure has negative effect to ERC measured by Cummulative Abnormal Return (CAR).
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T 25272
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Augustina Sutan I.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T25657
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Bar Yusuf
"Sumber dari permasalahan sosial bangsa Indonesia adalah kemiskinan. Dengan keterbatasan yang dimiliki pemerintah saat ini maka diperlukan pelibatan berbagai pihak untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satunya adalah dunia usaha ? dalam hal ini adalah PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang. Sebagai salah satu perusahaan BUMN, diwajibkan untuk menjalankan program PKBL sebagai wujud TSP - selain tugas utamanya mencari keuntungan bagi kelanjutan operasionalisasi perusahaan. Program Kemitraan (PK) merupakan bantuan philantropy bagi pengembangan usaha kecil melalui pemberdayaan agar dapat mandiri sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidup diri dan keluarga - selain mampu menyerap tenaga kerja sehingga diharapkan dapat mengurangi masalah pengangguran dan mengentaskan kemiskinan. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu program adalah pelaksanaan yang cenderung bersifat top down sehingga kurang melibatkan partisipasi masyarakat. Partisipasi di sini merupakan keterlibatan masyarakat dalam suatu program pengembangan masyarakat. Partisipasi ini penting mengingat partisipasi berhubungan dengan keberhasilan suatu program. Untuk itu, tujuan penelitian ini adalah melihat pelaksanaan Program Kemitraan, partisipasi mitra binaan perajin kulit dalam Program Kemitraan tersebut serta faktor-faktor pendorong dan penghambat dalam partisipasi tersebut. Penelitian ini dilakukan terhadap Program Kemitraan di PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang yang mempunyai komitmen untuk mengedepankan kebutuhan masyarakat. Pemilihan pada perajin kulit dan kelurahan Kota Wetan karena perkembangan industri kulit di daerah ini cukup potensial - baik dalam jumlah unit usaha, penyerapan tenaga kerja dan nilai investasinya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang menghasilkan data deskriptif melalui rangkaian studi kepustakaan, wawancara mendalam (in dept interview) tidak terstruktur dengan para informan. Pemilihan informan dilakukan secara purposive sampling dan dipilih sebanyak 9 informan yang terdiri dari: Kepala PKBL/manajer Humas (1 orang), Petugas Program Kemitraan (1 orang), mitra binaan perajin kulit (4 orang), Lurah (1), Dinas Koperasi serta Dinas Industri dan Perdagangan (masing-masing 1 orang). Secara umum, PK telah dilakukan melalui tahapan pengembangan masyarakat yaitu dari tahap persiapan, assessment, perencanaan, pelaksanaan dan monitoring/evaluasi. Dalam pelaksanaan Program Kemitraan ini, partisipasi mitra binaan dilakukan pada tahap pelaksanan dan monitoring/evaluasi program.Dalam tahap tersebut mitra binaan melakukan assessment dan perencanaan usaha (melalui proposal pinjaman), menerima kegiatan pembinaan dan monitoring/evaluasi bersama petugas PK). Pembinaan belum menumbuhkan pemberdayaan mitra binaan dan monitoring/evaluasi belum menjadi bahan untuk feed back bagi perbaikan program. Dengan demikian, PK masih bersifat top-down. Faktor-faktor yang mendorong partisipasi adalah ada keinginan untuk mengembangkan usaha, persyaratan yang mudah dan adanya manfaat dari kegiatan pembinaan yang dilakukan. Selain itu, pendekatan/komunikasi yang baik dari petugas PK. Sedangkan faktor-faktor yang menghambat partisipasi adalah komunikasi yang kurang baik antara mitra binaan - petugas PK, mentalitas mitra binaan. Selain itu, kurangnya tenaga di PK, sifat sentralistis Program Kemitraan dan seringnya pergantian petugas di Program Kemitraan. Saran yang bisa diajukan di sini adalah perlu melakukan koordinasi dengan pemerintahan daerah setempat, mengaktifkan paguyuban sebagai sarana komunikasi, melakukan monitoring/evaluasi sebagaimana fungsinya, dan perlu adanya tenaga profesional yang kompeten di bidang pengembangan masyarakat.

A source of social problem in Indonesia is a poor situation. With the lack of government limitation, need to joint other party to solve the poor problem. One of the party is business people, in this case is PT Pertamina Geothermal Energy Area of Kamojang. As a Government business body, called BUMN, they must be run a partnership program which is called Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) to in-line with Corporate Social Responsibility or it named Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TSP), otherwise as a core benefit business for corporate planning and development. Partnership program (Program kemitraan) is a philanthropy aids to develop and empowerment a small home industry to be an independence business, as far as they can survive to live a family and local worker. The program design to reduce a jobless dan poverty as a core of poor problems A factor effect to the successful program is execution program which it?s tends to the top and down statements however its a less community participation. In this case, participation mean of local community participation in their community development program. The participation is very important cause of its related to successful program. So, the goal of this research is to know an execution of Partnership Program, participation of a leather home industry as a partner in this program and also any factor of accelerate and lack of the program. The research is dedicated to the partnership program at PT Pertamina Geothermal Energy Area of Kamojang, which is commit to focus in local interest. The choice of leather art home industry in Kota Wetan because they have a potential market in quantity of small bussiness, a worker adoption and investation budget. The research use a qualitative method which is produce a descriptive data by doing a literature study, in depth interview with the informant. A choice of informant by doing a purposive sampling from 9 informant as describe as a Head of PKBL/ Humas Manager (1 person), Staff of PKBL (1 person), a leather art home industry (4 persons), Head of Local District or Lurah (1 person), Cooperation Department of Garut/ Dinas Koperasi (1 person), Local Industry and Trade Department/Dinas Industri dan Perdagangan (1 person). In general, Partnership Program executed with a phase of community development as a prepare phase, assessment phase, planning phase, execution phase, monitoring/evaluating phase. The community participation was doing in execution and monitoring phase. In this phase, the partners have been bussiness assessment and planning (especially with fill-in proposal form), accaptance a tutorial and assistance program, and monitoring/evaluating program with the staff. But this assistance program not in growing a empowerment of partner, and the monitoring/ evaluating report are not as a feed back to revision program. Or we can say a partnership program is only top down statement. Any factors that can be accelerating to the partnership program are needed to business growth by the community; low and easy criteria access, the benefit from this program.The other is a nice personal relationship and communication from the staff. Meanwhile, pursuer factors of participation are lack of personal communications between partner and staff, partner mentality, lack of program staff, centrality rule in Partnership Program, and highly staff change in Partnership Program As a suggestion in this case is doing coordination with local government, establish a local organization (paguyuban) as a central of information and communication, and doing monitoring/evaluating program as a rule function repeatedly and also engagement of the professional staff in community development study.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T24645
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aries Jonathan
"Berdasarkan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Persewan Terbatas menyebutkan bahwa perusahaan harus membuat laporan tahunan tentang pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Dengan perkembangan CSR melahirkan United Millennium Declaration yang menghasilkan Millennium Development Goals (MDGs) dengan kesepakatan bahwa hal yang menjadi prioritas adalah menghapuskan kemiskinan dan kelaparan. Kemiskinan bukan saja menjadi tangung jawab pemerintah namun juga merupakan tanggung jawab perusahaan yang diwujudkan dalam kcgiatan CSR. Kegiatan CSR yang dilakukan oleh perusahaan harus dilaporkan setiap tahunya dalam laporan tanggung jawab sosial perusahaan.
Perusahaan yang digunakan dalam pembahasan adalah. Yayasan Danamon Peduli yang merupakan yayasan yang mendukung kegiatan komunitas yang berkelanjutan dan melibatkan sukarelawan. Program yang dijalankan oleh Yayasan Danamon Peduli mencakup Pasarku Bersih, Sehat, Sejahtera; Cepat Tanggap Bencana; Bantuan Beasiswa; Program Pengembangan Ekonomi Berkelanjutan termasuk di dalamnya Pengelolaan Sampah Terpadu; dan sebagainya.
Program yang dijalankan oleh Yayasan Danamon Peduli dapat menanggulangi kemiskinan dan juga memiliki dampak terhadap perubahan social masyarakat dalam hal kepribadian individu seperti kemandirian, kemampuan bersaing, kepemimpinan, kepercayaan diri, dan berkurangnya gaya hidup konsumtif. Selain itu, program juga memiliki dampak terhadap instansi terkait dan cabang Danamon Simpan Pinjam (DSP).
Kegiatan yang-dilakukan oleh Yayasan Danamon Peduli telah diungkapkan sesuai dengan kriteria mandatory bahkan dilengkapi dengan kriteria pengungkapan voluntary. Dari basil analisis dan pembahasan, diperoleh kesimpulan bahwa program yang dijalankan oleh Yayasan Danamon Peduli merupakan program penanggulangan kemiskinan seperti bantuan beasiswa, pengelolaan sampah terpadu yang mampu menyerap tenaga kerja bahkan menciptakan laban pekerjaan baru kaitannya dengan penciptaan kompos. Efektifitas program juga dapat diandalkan karena penerima manfaat Iangsung memperoleh bantuan yang diberikan dan merasakan langsung dampak atas program yang dijalankan Yayasan Danamon Peduli.

Based on Government Rule No. 40 Tahun 2007 about Corporation says that a company has to make annual report about social and environment responsibility activity. Movement about CSR increase rapidly and make United Millennium Declaration to produce Millennium Development Goals with agreement priority is eliminate poverty and famine. Poverty is’nt only government duty but also a company duty that realize in CSR activity. CSR activity achievemenl by a company must be reported yearly in company social responsibility report.
Company used in this thesis is Danamon Peduli Foundation. Danarnon Peduli Foundation is a foundation that support community-driven development and projects that are sustainable and emphasize volunteerism. Program AclJ.vily of Danamon Peduli Foundation are My Clean, Healthy, and Prosperous Market; Relief, Recovery, Rebuild (3R); Scholarship; Program Development include is Danamon Go Green, etc.
Programs Activity that operate by Danamon Peduli Foundation can be poverty alliviation programs and have impact to social community changes in their personality such as independency, competitive capability, leadership fell of confidence, and decrease in consumptive lifestyle. Therefore, programs nave impact to related government institution and DSP units.
Activities that operate by Danamon Peduli Foundation have been disclosed based on mandatory criteria and have been completed by voluntary criteria. From analysis and discussion has conclusion that programs activity by Danamon Peduli Foundation are poverty alliviation program such as scholarship. Danamon Go Green that can create work force for new work field Programs effectivity are reliable because the beneficiary can feel 'directly the impact and the contribution of the programs.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T 27072
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Purnama
"CSR di Indonesia baru mulai berkembang beberapa tahun yang lalu jadi kenyataann.ya masih banyak perusahaan yang hanya melaksanakan CSR secara tidak benar: Dalam hal ini Unilever sebagai salah satu perusahaan besar di Indonesia dan merupakan perusahaan terbuka sudah seharusnya mcmpunyai program CSR yang
Terencana maka dari itu penilitian ini dimaksudkan untuk mengetahui detail pelaksanaan CSR. di Unilever apakah program CSR nya hanya semata mata untuk terlihat baik saja atau mcmang dilaksana.kan secara terencana dan bertanggungjawab. Penelitian ini juga akan melihat pengaruh CSR nya terhadap reputasi Unilever Indonesia di mata para stake holder nya.
Adapun tujuan penelitian terhadap CSR Unilever Indonesia ini adalah untuk mengetahui apakah praktek CSR yang dijalankan oleh Unilever Indonesia ini telah dilaksanakanan sesuai dengan praktik CSR yg benar dan bagaima pengaruh program CSR Unilever Indonesia ini terhadap pembentukan reputasi dimata stakeholder Unilever Indonesia.
Dalam rangka untuk mendap_atkan data primer maka metode penelitian yang adalah menggunakan metode Qualitative research dengan menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur dengan pihak stakeholder Unilever. Sedangkan untuk mendapatkan data sekunder, metode penelitian yang akan dipakai adalah riset melalui internet (world wide web), referensi, jurnal, artikel.
Walaupun berdasarkan temuan bahwa Unilever telah melaksanakan CSR sesuai prinsip dari beberapa teori, namun berdasarkan temuan bahwa dalam pelaksanaan nya masih ada hal hal yang perlu diperbaiki yaitu diantaranya seperti ada nya pro dan kontra di mata para Stakeholders Unilever atas strategi CSR Unilever yang selalu menggandeng merek nya di dalam melakukan CSR, program-program CSR Unilever kegiatannya leoth banyak terfokus di pulau Jawa, kurang ada nya pemerataan program di luar pulau Jawa dan untuk program woman entrepreneur, bantuan Unilever dalam hal akses ke market masih belwn maksimal.
Ada pun saran yang diberikan untuk perkembangan pelaksanaan CSR Unilever di antaranya adalah: (1) Mengadakan dan memperbanyak Program CSR yang membawa nama korporat dan mengkomunikasikan nya pada stakeholder Unilever, (2) Mengembangkan program CSR di kabupaten-kabupaten diluar Pulau Jawa, (3) Membantu pengembangan produk daur ulang.

The development of Corporate Social Responsibility in Indonesia has urged corporations to practice Corporate Social Responsibility. CSR’s implementations in corporations are different one to another. Due to the fact that it is considered a new concept therefore there are so many corporations implementing it the wrong way.
PT Unilever Indonesia tbk, a public listed company and also considered as one of the big corporation in Indonesia is expected to implement a very well plan CSR, therefore the research is held in order to know the detail implementation of Unilever, s CSR program, whether Unilever doing it the right way. and also in order to know how the CSR program influenced it reputation in the eye of it stakebolden. The objectives of the research are:
The objectives of the research are:
1. To find out whether Unilever already practice a good CSR
2. To find out the influence of Unilever, s CSR for the development'of its
reputation in the eye of its stakeholders.
In order to gain primary data, Qualitative research using interview technique to interview the stakeholders of Unilever is used. And in order to gain secondary data, the techniques used are through internet, literatures, and articles.
The finding and analysis shown that Unilever is already implementing the CSR guidelines according to OECD and Prof Alyson Warhurts, yet the researcher/writer found that there are some issues regarding the CSR implementation which are: 1) there are pros-cons from stakeholders due to Unilever's CSR Strategy that almost always tie the CSR with its brands, 2) most of its CSR’s programs focus only in Java island, and 3) the woman entrepreneur program is not maximum in ten of market access. Meanwhile, despite of several issues mentioned above, the Unilever CSR programs already develop good reputation in the eyes of their stakeholders
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T 27217
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wimba Adhirabrata
"Corporate Social Responsibility (CSR) beberapa dekade terakhir mulai menjadi sorotan di berbagai belahan dunia, disebabkan permasalahan lingkungan dan sosial yang semakin komppleks sebagai akibat meningkatnya proses produksi yang dilakukan oleh berbagai perusahaan. Dari hasil penelitian antara tahun 1998 hingga 2006, diketahui bahwa kinerja Program Kemitraan BUMN dalam membina UKM di lingkungan sekitar BUMN menunjukan peningkatan yang cukup signifikan dan memeberikan sumbangan bagi pertumbuhan PDB UKM. Namun, masih terdapat inefisiensi dalam pembinaan UKM karena tidak terjadi transfer informasi teknologi secara langsung dari BUMN pembina yang mampu memanfaatkan UKM binaan sebagai bagian dari faktor produksi dan memberikan nilai tambah nagu output BUMN pembina. Pelaksanaan program kemitraan masih dilakukan sebatas pemberian modal namun belum menyentuh arahan pengembangan usaha dalam jangka panjang. Selain itu juga masih terjadi tumpang tindih dalam implementasi antara alokasi Program Kemitraan (PK) dan Bina Lingkungan (BL) yang perlu diselesaikan dengan optimalisasi penyisihan laba BUMN."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T27708
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adlin Hafidza
"Tesis ini membahas tentang aktivitas dan pelaporan CSR (Corporate Social Responsibility) pada PT. Akzo Nobel Car Refinishes Indonesia (ANCRI). Perlu diketahui bahwa CSR dilakukan sebagai wujud pertanggungjawaban perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan. CSR muncul diiringi dengan adanya kesadaran akan adanya dampak negatif dari usaha yang dilakukan.
ANCRI sebagai bagian dari sebuah perusahaan internasional selama ini menjalankan program CSR dengan berdasarkan pada kesadaran akan adanya tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungannya, baik di dalam maupun di luar perusahaan. Salah satu bentuk CSR yang dilakukan adalah berupa community development yang bertujuan untuk membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat dan memperbaiki kondisi lingkungan dengan berlandaskan pada MDG (Millenium Development Goals). Untuk mencapai hasil yang optimal dari community development yang dilakukan, maka dibutuhkan sustainability di dalam pelaksanaannya.
Pelaporan CSR yang dibuat oleh ANCRI selama ini berbentuk narasi dan belum mengikuti standar yang umum dipakai oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia. Adapun penyebab dari tidak dibuatnya pelaporan yang sesuai dengan standar umum adalah karena masih terkonsentrasinya segala aktivitas, pendanaan, serta pelaporan di Akzo Nobel Global, Belanda. Selain itu, ANCRI sepenuhnya masih dimiliki oleh Akzo Nobel Global yang sahamnya tidak diperjualbelikan dan dimiliki oleh pihak di Indonesia.

This thesis discusses about CSR (Corporate Social Responsibility) activities and reporting in PT. Akzo Nobel Car Refinishes Indonesia (ANCRI). CSR performed as a form of corporate responsibility toward communities and environments.CSR appears accompanied by the awareness of the negative impact cause by the activities in the company.
As part of an international company, ANCRI has done CSR programs based on the awareness of corporate responsibility, inside and outside, towards community and environment. One of CSR?s forms is community development that aims to develop the living standard of a community and improve environmental conditions based on the MDGs (Millenium Development Goals). To reach optimum result, sustainability in the execution of community development is needed.
All these years, ANCRI use narrative form to make CSR reporting and not yet following the standards commonly used by companies in Indonesia. The reason for not make the CSR report as the standard commonly used is because all the activities, funding, and reporting in ANCRI still concentrated in the Akzo Nobel Global in Netherlands. Another reason for not making the report as the standard is because ANCRI's shares are fully owned by Akzo Nobel Global and never been traded in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28272
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Dwi Endah Mira
"Pertumbuhan sektor kelapa sawit telah menghasilkan angka-angka pertumbuhan ekonomi yang sering digunakan pemerintah untuk mendatangkan investor ke Indonesia, namun pengembangan areal perkebunan kelapa sawit ternyata menyebabkan meningkatnya ancaman terhadap keberadaan hutan Indonesia karena pengembangan areal perkebunan kelapa sawit utamanya dibangun pada areal hutan konversi. Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk menggambarkan tentang pemahaman PT. Perkebunan Nusantara IV atas Corporate Social Responsibility dan penerapannya sehingga dapat diketahui aspek-aspek penting terkait baik secara ekonomi, sosial atau lingkungan. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian adalah deksriptif kualitatis yang dilakukan secara objektif yaitu dengan menggambarkan dan menjabarkan secara jelas permasalahan yang ada pada objek yang diteliti dengan menggunakan cara berpikir deduktif yang pada akhirnya akan dilakukan perbandingan dengan teori-teori yang berhubungan. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T31450
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   4 5 6 7 8 9 10 11 12 13   >>